home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Pretty Little Liars

Pretty Little Liars

Share:
Author : atanasiarefa
Published : 19 May 2016, Updated : 17 Jun 2016
Cast : Kim Taehyung (BTS) - You - Jeon Jungkook (BTS)
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |1547 Views |2 Loves
Pretty Little Liars
CHAPTER 1 : Blush

 

 

“BOO!!!”

“AAAAAAH!!!”

Kamu berteriak kaget sementara Taehyung tertawa terbahak-bahak melihat reaksimu. Kamu mengambil nafas beberapa kali untuk membuatmu tenang kemudian langsung memukul dadanya berkali-kali meskipun kamu tahu bahwa dia tidak akan kesakitan karena tanganmu cukup kecil.

“Sudah berapa kali kubilang, jangan lakukan itu! Aku mudah terkejut!” Kamu memprotes dan dia tetap tertawa. “Kamu rela aku terkena serangan jantung dan mati meninggalkanmu? Kau rela sahabatmu ini meninggalkanmu?”

“Omonaaa…” Taehyung berujar sambil memegang kedua tanganmu. “Maaf, maaf.”

Kamu hanya mengerucutkan bibir sampai dia merangkul bahumu. “Apa kamu lapar?”

“Tidak, aku tidak lapar. aku sudah makan si…” tiba-tiba terdengar suara perut keroncongan, sangat keras sampai kalian berdua mendengarnya dengan jelas.

“Lama-lama kamu berubah menjadi Pinokio jika kamu terus menerus berbohong,” Taehyung menggeram sambil mencubit hidungmu, membuatmu berteriak kesakitan. “Ayo, aku traktir kau makan,” ia berujar.

“Eh! Serius?” seketika kedua matamu menjadi berbinar begitu mendengar kata ‘traktir’ darinya. “Jinjjayeo?

Taehyung mengeluh dan mengangguk. “Iya, Aku mentraktirmu.”

“Yaaay!” kamu melompat kegirangan. “Gomawo! Kajja!

Beberapa saat setelahnya, kalian sampai di salah satu restoran mini di pinggir jalan. Setelah memesan makanan, kalian duduk di tempat yang sudah kalian pilih.

“Oppa?” kamu memanggilnya.

Dia menatapmu sambil meletakkan tasnya di kursi samping. “Ne?

“Bagaimana tadi di sekolah? Ada kejadian menyenangkan? Menyedihkan? Membosankan?”

“Kamu mendapat hukuman gara-gara tertidur di kelas,” dia menjawab. “Kalau kamu?”

“Tidak terjadi apa-apa, hanya…”

“Jangan bohong!” tiba-tiba dia memotongmu dengan meletakkan kedua telapak tangannya di atas meja dengan keras. “Kau tadi dihukum juga, kan? Berdiri di belakang kelas dengan satu kaki, kan?” lanjutnya dengan sebuah cengiran tolol di wajahnya.

Hukuman sekecil apapun adalah hal yang sangat memalukan untukmu. “Bagaimana kamu tahu?”

“Aku tadi berjalan lewat kelasmu dan kamu berdiri seorang diri di belakang kelas dengan satu kaki!” dia tertawa.

“Yah! Oppa! Kkeumanhae!” kamu tertawa malu dibuatnya.

“Ayolah,___-ah,” Taehyung menyentuh rambutmu. “Itu hanya hukuman kecil, setidaknya kamu tidak disuruh membersihkan kamar mandi dan lapangan basket seperti yang pernah aku lakukan, kan?

“Kamu dan aku, kan berbeda. Kamu memang sudah sejak lahir ditakdirkan tidak bisa diam dan selalu mendapat hukuman dalam bentuk apapun,” jawabmu. “Hukuman dalam bentuk apapun memang sudah layak kamu dapatkan.”

Kamu menahan tawa sambil meliriknya yang sudah menatapmu dengan pandangan kosong alias blank, khas dirinya. “Untung kamu sahabatku dan hari ini aku sedang berbaik hati mentraktirmu maknan,” Taehyung bergumam, membuatmu tertawa.

 

Beberapa menit berlalu dan kalian mengisinya dengan obrolan serta candaan. Kim Taehyung memang tidak pernah gagal membuatmu tertawa terpingkal-pingkal sampai kamu terjatuh di atas lantai dan berguling lemas, menahan perutmu yang sakit karena terlalu lama tertawa. Apapun itu, jika dibicarakan dengan Taehyung akan selalu menyenangkan karena dia memang sosok yang ceria dan pintar bicara.

Kalian terus mengobrol sampai seseorang datang berjalan ke arah kalian. Taehyung yang menyadari kehadiran itu menoleh dan melambaikan tangannya. “Hei!” dia berseru.

Kamu menoleh dan seketika dunia berhenti berputar ketika melihat sosoknya. Laki-laki yang memakai seragam sekolah sama seperti kalian itu datang menghampiri kalian dengan sebuah senyuman di wajahnya. Pandanganmu mendadak hanya tertuju pada laki-laki bertubuh tinggi seratus delapan puluh sentimeteri ini.

“Hai, apa kabar?” Taehyung bertanya sambil berdiri dan memeluk namja yang ada di depannya.

“Kabarku baik!” jawabnya.

“____-ah, kau masih ingat dia, kan?” Taehyung bertanya dan kedua laki-laki ini menatapmu.

Kamu diam selama beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk. “I… Iya.”

Jeon Jungkook namanya. Laki-laki yang usianya setahun lebih tua darimu ini adalah sahabat baik Taehyung. Kalian pertama kali berkenalan adalah tahun lalu, di acara ulang tahun Taehyung. Jungkook bisa dikategorikan sebagai Boyfriend Material karena dia terlihat sebagai sosok yang sempurna. Senyum ramah yang selalu mengembang di wajahnya, selera humornya yang tinggi selalu membuatmu tertawa bersama dengan kelima teman mereka yang lain dan bakat menyanyinya yang tidak diragukan lagi.

Kamu dan Taehyung tidak berada di satu sekolah yang sama dengan Jungkook dan jarang berpergian, tapi kamu tahu beberapa hal tentang Jungkook. Jungkook dikenal sebagai murid yang cukup pandai dan termasuk idola di sekolahnya.

And yes… kamu jatuh hati pada Jungkook sejak pertemuan pertama.

“Kau terlihat semakin cantik sejak pertama kali aku melihatmu,” ujar Jungkook dan kamu berusaha sekuat tenaga untuk tidak tersipu malu setelah mendapat pujian yang tak terduga darinya.

“Ah~” hanya itu yang bisa kamu utarakan. “Gomawo.

“Ahaaaa~ pipimu benar-benar merah sekarang,” Taehyung menggodamu.

Mwo? Ani-aniyeoooo~” kamu beralasan dan Taehyung semakin tertawa melihat betapa mudahnya kamu tersipu malu.

“Lihat, siapa yang berbunga-bunga sekarang?” Taehyung semakin menyerangmu.

Kamu tertawa sambil menutup wajahmu dengan jaketmu. “Kim Taehyung, aku bersumpah, jika kamu selalu membuatku malu di hadapan banyak orang, aku tidak akan pernah membantumu membuat PR lagi,” kamu mengancamnya. “Entah itu makalah, presentasi atau PR lainnya!”

“Ah! Jangan!” Taehyung berteriak kemudian menggenggam tanganmu. “Jangan, kamu, kan Mesin Pekerjaan Rumah-ku.”

Babo!” kamu menarik tanganmu dan Jungkook tertawa melihat tingkah kalian.

Eh? Dia tertawa? pikirmu.

 

Beberapa saat setelahnya, makan siang kalian sudah habis dan kamu langsung mengemasi barangmu. Kamu segera ingin pulang ke rumah. “Aku… aku harus pulang.”

“Kenapa terburu-buru?” tanya Taehyung.

“Ada…. Ada banyak pekerjaan rumah yang harus aku kerjakan,” kamu berbohong. Kamu hanya ingin menghindar dari Jungkook sebelum kamu dibuat pingsan olehnya gara-gara pesonanya yang terlalu kuat untukmu. Setiap Jungkook berkata, dan kedua matanya mengarah padamu, jantungmu selalu berdegup lebih kencang daripada biasanya.

“Bohong,” Taehyung langsung menimpali.

“Aku serius,” kamu menjawab.

“Hmmmm…” Taehyung mulai menggodamu lagi dan berusaha membuatmu semakin malu.

“Aku harus pulang sekarang,” kamu memakai tasmu dan tersenyum ke arah Jungkook, melambaikan tangan ke arahanya dan Jungkook membalasnya dengan lambaian tangan yang sama. Ketika kamu melayangkan pandangan pada Taehyung, kamu memukul kepalanya. “Belajar yang giat, Anak Aneh!”

“Awww! Sudah, pergi sana! Dasar, Pendek!”

Kalian berdua tertawa kemudian kamu pergi meninggalkan mereka.

“Kalian biasa melakukan ini?” tanya Jungkook.

Taehyung tersenyum bangga sambil mengangguk. “Jangan diambil pusing, kami biasa saling menyakiti fisik satu sama lain,” ujarnya dan Jungkook terkekeh mendengarnya.

Jungkook tertawa dan sadar sesuatu. “Eh? Notes-nya tertinggal,” ujarnya mengambil notes-mu yang tertinggal.

“Aisssh… bocah itu, selalu saja ceroboh,” Taehyung mengomel. “Sini, biar aku kembalikan.”

Jungkook tersenyum dan tetap memegang notes-mu di genggamannya. “Biar aku saja.”

Taehyung ikut tersenyum, dia bisa membaca pikiran Jungkook. Taehyung merangkul bahu sahabatnya dan berkata, “Kamu suka dia, kan?”

“Ah… tidak,” jawab Jungkook tapi pipinya merah merona.

“Jangan bohong, kamu tidak pandai berbohong,” ujar Taehyung. “Dia gadis yang baik, kok.”

“Lalu?”

“Kamu suka dia, kan?”

Yang bisa Jungkook lakukan hanya tersenyum malu sambil menyembunyikan wajahnya dengan notes-mu. Merasa gemas, Taehyung tertawa dan menonjok pipi Jungkook main-main. “Sudah kuduga,” tawa Taehyung.

“Iya, aku memang menyukainya semenjak pertama kamu memperkenalkan kami setahun yang lalu,” ucap Jungkook. “Tapi, aku tidak pernah mengatakannya pada ___.”

Wae?

“Karena sepertinya dia sangat menyukaimu. Ummm… kamu sangat dekat dengannya, dan aku tidak ingin merusak persahabatan kalian.”

“Astaga, Jungkookie,” Taehyung terbahak. “Kami hanya teman. Well, mungkin kami memang terlalu dekat, tapi satu hal yang kamu harus tahu, kami hanya sahabat dan tidak akan pernah lebih dari itu.”

Jungkook tersenyum menatap sahabatnya. “Jadi, aku boleh menculiknya?”

Taehyung tersenyum sambil mengangguk. “Jaga dia, kamu pantas mendapatkan dia.”

Siapa yang tidak senang ketika sahabat baiknya mendukung apapun keputusannya? “Thanks, Bro!” ucap Jungkook memberikan fist bro pada Taehyung.

“Tapi!” Taehyung berseru, membuat Jungkook sedikit terkejut. “Kamu harus tahu hal lain lagi, dia pandai sekali berbohong, terutama ketika dia ada masalah dan depresi.”

Jungkook tersenyum. “Tenang, aku bisa menanganinya.”

 

 

 

 

 

(Don't be a silent reader, please. Thank you :))

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK