“Kau bisa menghindariku saat ini tapi kau tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.” Ujar seseorang didalam mobil sedan hitam.
Soo Min berjalan sambil bersenandung kecil. Tak jauh dari sana seorang gadis dengan seringaian dibibirnya memandang Soo Min dengan tatapan kebencian luar biasa. Seakan Soo Min adalah musuh bebuyutannya. Perlahan ia mulai menarik gas dan melaju dengan cepat menuju ke arah Soo Min. Hingga…
*Jong Hyun POV*
Aku melihatnya berjalan sendiri sambil bersenandung kecil. Tak sadar aku terus senyum memandangi dirinya dari jauh. Aku memutuskan untuk mengikuti kemana ia pergi, lagipula tak ada kerjaan di kantor. Aku berpesan pada sekretarisku jika ada urusan penting untuk segera menghubungiku.
Kondisi jalanan memang cukup senggang mengingat ini waktunya kerja. Dari jauh, aku melihat mobil sedan hitam seperti merencanakan sesuatu. Ku percepat langkahku agar tak terjadi sesuatu pada Soo Min. Dan benar saja, mobil itu melenggang cepat ke arah Soo Min.
CKIIIIIIIIIIITTTTT….
Aku segera menarik tangan Soo Min agar terhindar dari tabrakan itu. “Kau tidak apa-apa? Ada yang terluka?”
Ku lihat ia hanya menggeleng. “Syukurlah kalau begitu.”
“Tapi… Soo Min-ah…”
“Kenapa kau berjalan tak melihat disekitarmu?”
“Bagaimana jika ada orang yang ingin mencelakaimu seperti tadi?”
“Seharusnya kau menghubungiku agar aku bisa melindungimu.”
“Kau tak seharusnya pergi sendiri.”
“Kau mau pergi kemana? Biar ku temani.”
“Soo Min-ah, kau mendengarku kan?”
“Soo Min-ah…”
*Jong Hyun POV end*
Jong Hyun berhasil menarik tangan Soo Min sehingga ia bisa selamat dari tabrakan itu. “Kau tidak apa-apa? Ada yang terluka?”
Soo Min hanya menggeleng. “Syukurlah kalau begitu.”
“Tapi… Soo Min-ah…”
“Kenapa kau berjalan tak melihat disekitarmu?”
“Bagaimana jika ada orang yang ingin mencelakaimu seperti tadi?”
“Seharusnya kau menghubungiku agar aku bisa melindungimu.”
“Kau tak seharusnya pergi sendiri.”
“Kau mau pergi kemana? Biar ku temani.”
“Soo Min-ah, kau mendengarku kan?”
“Soo Min-ah…”
Jong Hyun terus saja bertanya pada gadis dihadapannya namun ia tetap menggeleng dan terus menunduk.
“Soo Min-ah… Kau?”
Soo Min terus menggeleng dan perlahan air matanya mengalir. “Aku… Aku… Aku takut sekali, Jong Hyun-ah.” Jong Hyun menatap tajam ke arah mobil sedan hitam tak jauh dari tempat mereka berdiri. Tangannya mengepal kuat. “Sial! Siapapun kau, akan ku buat kau menyesal dengan perbuatanmu.” Batin Jong Hyun.
“Jong Hyun-ah…”
“Tenanglah, aku ada disini. Kau tak perlu takut…”
Jong Hyun memeluk Soo Min erat. “Sekarang ku antar kau ke rumah.”
“Kau bisa selamat hari ini namun tidak untuk lain kali, Soo Min-ssi!” Teriak seorang gadis dari dalam mobil.
Jong Hyun memapahnya dengan hati-hati. Guratan khawatir dan rasa bersalah menghiasi garis wajahnya yang tampan. Sesekali ia melirik gadis disampingnya untuk memastikan tidak terjadi apa-apa.
“Soo Min-ah… Gwaenchana?”
“Ya, Jong Hyun-ah…”
“Maafkan aku, Soo Min-ah… Aku berjanji akan selalu berada disisimu mulai saat ini…”
“Kalau begitu, masuklah… Hubungi aku jika kau merasa takut atau terjadi sesuatu.”
“Eum... Jong Hyun-ah, terima kasih.”
Jong Hyun tersenyum dan menatap punggung sang gadis yang mulai menghilang dengan penuh kasih sayang.
Sementara itu, di lain tempat, Nara baru saja selesai mencari informasi tentang Soo Min.
***
Jong Hyun mondar-mandir di depan meja kerjanya. Berulang kali dia mengetuk-ngetukkan sepatu ke arah dinding bahkan menjambak rambutnya sendiri. Menatap kesal pada layar gelap handphone terbarunya. Dilain tempat, di pinggir sebuah sungai, seorang gadis tengah berbicara dengan seseorang yang berpakaian serba hitam. Misterius…
“Kau tau apa salahmu?”
“Kau siapa? Apa maumu?”
“Soo Min-ssi, kesalahanmu sangat besar. Kaulah penyebab kematian orang tua mu. Kaulah penyebab kecelakaan itu.”
“Apa maksudmu?”
“Kau tidak ingat kecelakaan 15 tahun lalu?” Orang berpakaian serba hitam itu mulai mendorong tubuh Soo Min ke arah sungai.
“Jangan… Jangan kau teruskan… Ku mohon…” Soo Min terlihat memegang kepalanya.
Seringaian muncul dibibir orang itu. “Kau… Kau tak pantas hidup, Soo Min-ssi. Kau tak tahu malu, orang tua mu mati dalam kecelakaan dan kau melupakan semuanya.”
“Hentikan! Jangan berbicara apapun lagi…”
“Kau takut? Kau tak mau menerima kenyataan bila kaulah penyebab kecelakaan yang membuat orang tua mu mati?”
Rasa frustasi kembali menghantui Soo Min. Ingatan tentang kecelakaan 15 tahun yang lalu membuatnya kepalanya terasa sakit. Perlahan Soo Min berjalan mundur dan tanpa sadar telah berada di pinggir sungai sehingga memudahkan orang tersebut mendorong Soo Min masuk ke sungai.
“Selamat tinggal, Soo Min-ssi!”
“Eomma, Appa, maafkan aku… Aku baru ingat tentang kecelakaan itu. Maafkan aku juga, eonni. Sekarang aku sudah ingat semuanya… Selamat tinggal…”
- To Be Continued -