home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Our Destiny

Our Destiny

Share:
Author : drulispan
Published : 18 May 2016, Updated : 26 May 2016
Cast : Kim Soo Min, Kim Soo Jung, Lee Jong Hyun, Lee Jong Sook, Park Nara
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |592 Views |0 Loves
Our Destiny
CHAPTER 3 : The Forgotten Memories

Mobil biru itu berhenti didepan sebuah rumah mewah. “Jadi kau tinggal disini?”

“Ya, lain kali main ke rumahku.” Jong Hyun tersenyum. “Aku menunggumu.”

Soo Min terkekeh. “Aku tau. Kalau begitu, aku permisi dulu Jong Hyun-ssi.”

Jong Hyun tersenyum dan melambaikan tangan padanya. “Terima kasih dan hati-hati.”

 

“Kau sudah pulang? Tidak mampir ke rumah sakit?”

“Aku tadi pergi ke taman dan bertemu seorang laki-laki lalu aku mengajaknya makan siang. Hari ini juga tidak ada pasien, eonni.”

“Kau mengenalnya?”

“Ah… Itu… Aku tidak mengenalnya tapi dia beberapa kali menanyakan apa kami sebelumnya pernah bertemu. Namanya Lee Jong Hyun.”

“Lee Jong Hyun?”

“Ya, apa eonni mengenalnya?”

“Apa kau tidak mengingatnya?”

“Ingat? Apa aku memang pernah bertemu dengannya?”

“Ah, tidak ada. Bergegaslah mandi dan makan malam lalu jangan lupa minum obatmu. Eonni ke kamar dulu.”

“Baiklah.”

 

“Kau sudah 2 kali bertemu dengannya, Min-ie. Pertama saat dia menemukanmu ketika kecelakaan dan 8 tahun yang lalu saat kau baru pulang dari universitas. Kecelakaan itu membuatmu susah untuk mengingat apa yang terjadi di masa lalu. Untuk sementara aku harus pura-pura tidak tahu demi kesehatanmu.” Lirih Soo Jung sambil menatap sang adik dari balik pintu.

***

Langit kembali mendung, seorang gadis tampak bolak-balik didepan pintu rumahnya. Raut wajahnya penuh akan rasa khawatir, sesekali ia menghentakkan kaki melihat layar handphonenya belum ada respon. Seakan ia takut terjadi sesuatu yang menakutkan. Gadis itu menatap langit yang semakin mendung.

“Kau dimana, Soo Min-ah? Ku mohon jangan berada diluar, tidak untuk sekarang. Aku tak ingin terjadi sesuatu lagi padamu. Dulu kau memang menyukai hujan namun setelah kejadian itu kau menjadi trauma dan penyakitmu akan kambuh lagi.” Lirih gadis itu.

Tetes demi tetes air hujan mulai membasahi bumi. Begitu pula dengan cairan bening yang turun dari pelupuk mata Soo Jung. Gadis itu sangat mengkhawatirkan keadaan adiknya saat ini. Beberapa kali ia mengusap air matanya kasar sambil berteriak pada dirinya sendiri. Merutuki kebodohannya yang membiarkan adiknya keluar saat cuaca mendung seperti ini.

Di tempat lain, seorang laki-laki memperhatikan gadis yang berkali-kali menggigit ujung kukunya.

“Bagaimana ini? Hujan akan turun sebentar lagi. Aku takut untuk pulang. Eonni… Kepalaku mulai pusing, bagaimana ini?”

“Gwaenchana?” Seseorang menyentuh bahu gadis itu.

“Oh Jong Hyun-ssi, aku tak apa-apa.”

“Tapi wajahmu pucat, kau sakit?”

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya seketika membuat gadis itu berteriak histeris dan jatuh pingsan.

Jong Hyun lalu membawa Soo Min ke dalam mobilnya. Melaju secepat mungkin dengan kecepatan maksimum, tak diperdulikannya teriakan dan cacian orang disekitarnya. Pikirannya hanya fokus untuk bagaimana sampai secepat mungkin dirumah sakit agar gadis disampingnya bisa sadar. Jari-jarinya menari licah diatas layar handphonenya, menghubungi orang terdekat dari gadis ini.

“Min-ie!” Pintu ruang rawat itu terbuka dengan kasar.

“Soo Jung noona!”

Gadis itu reflex menoleh ke arah sang empu suara. “Kau? Jong Hyun-ah?”

“Ne, noona. Tadi dokter bilang bahwa tekanan darahnya menurun dan dia trauma akan sesuatu. Boleh ku tahu apa itu, noona?”

Soo Jung menghela nafas panjang. “Ya, Soo Min juga menderita anemia dan maagh. Dia trauma tentang kecelakaan saat itu bahkan terkadang berteriak dan menangis lalu menyalahkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, aku sangat khawatir saat hujan turun dan dia ada diluar. Kau harus ingat, jangan sekali-kali memanggilnya dengan Lily saat langit mulai mendung. Jangan menyuruhnya mengingat sesuatu secara paksa, psikologisnya akan terbebani. Biarkan dia mengingat dengan perlahan.”

Jong Hyun mengangguk paham. “Aku mohon jangan sampai ia merasa terbebani sesuatu. Bantu aku untuk menjaganya.”

“Baiklah noona, aku berjanji.”

 

*Jong Hyun POV*

“Min-ie!” Pintu ruang rawat itu terbuka dengan kasar. Ku lihat Soo Jung noona masuk dengan tergesa-gesa.

“Soo Jung noona!”

Teriakanku lantas membuatnya menoleh. “Kau? Jong Hyun-ah?” Aku mengangguk. Nampak jelas bahwa Soo Jung noona sangat menyayangi adiknya, melihat peluh keringat memenuhi wajahnya dan guratan rasa khawatir itu sama sekali enggan menghilang.

“Ne, noona. Tadi dokter bilang bahwa tekanan darahnya menurun dan dia trauma akan sesuatu. Boleh ku tahu apa itu, noona?” Aku mencoba bertanya dengan pelan.

Soo Jung noona menghela nafas panjang. “Ya, Soo Min juga menderita anemia dan maagh. Dia trauma tentang kecelakaan saat itu bahkan terkadang berteriak dan menangis lalu menyalahkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, aku sangat khawatir saat hujan turun dan dia ada diluar. Kau harus ingat, jangan sekali-kali memanggilnya dengan Lily saat langit mulai mendung. Jangan menyuruhnya mengingat sesuatu secara paksa, psikologisnya akan terbebani. Biarkan dia mengingat dengan perlahan.”

Aku mengangguk paham. “Aku mohon jangan sampai ia merasa terbebani sesuatu. Bantu aku untuk menjaganya.”

“Baiklah noona, aku berjanji.” Aku berjanji mulai saat ini tak akan ada yang mengganggunya. Mengganggu Soo Min-ku.

*Jong Hyun POV end*

 

“Eonni? Aku… Dimana ini?”

“Kau sudah sadar? Ini dirumah sakit.”

“Rumah sakit? Aku? Kenapa?”

“Ah… Itu…”

“Tadi kau tiba-tiba jatuh pingsan dan dokter bilang kalau maaghmu kambuh.”

“Jong Hyun-ssi? Kau disini?”

“Dia yang mengantarmu kesini.”

Soo Min mengangguk kecil. “Apa aku bisa keluar untuk berjalan-jalan, eonni?”

“Boleh saja namun kau harus hati-hati. Mau eonni temani?”

“Biar aku saja, noona. Lagipula aku tak ada lagi kerjaan dikantor.”

“Kau serius?” Jong Hyun mengangguk. “Baiklah.”

“Kajja Soo Min-ah.” Jong Hyun mendorong pelan kursi roda Soo Min melewati Soo Jung dengan senyum yang terukir dibibirnya. “Terima kasih Jong Hyun-ah, ku harap kau bisa membahagiakannya…” Batin Soo Jung.

Pemandangan disekitar rumah sakit tak ayal membuat Soo Min bersedih. Gadis itu perlahan menutup mata dan mendongakkan kepalanya.

“Entah kenapa aku selalu takut saat hujan turun padahal dulu aku sangat menyukainya…” Lirih Soo Min. “Rasanya seperti ada sesuatu yang pernah terjadi namun aku terlalu takut untuk mengingat itu.”

“Kau tak perlu berusaha keras mengingat kejadian di masa lalu, Soo Min-ah. Semua yang terjadi…”

“Kau… Sebenarnya apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Soo Min menatap Jong Hyun. “Apa kita pernah bertemu di masa lalu?”

Jong Hyun tersenyum. “Kau tidak merasa lapar?”

“Tidak… Kau lapar?” Tanya Soo Min polos.

Jong Hyun menggeleng. “Soo Min-ah, bagaimana pendapatmu tentang orang yang selama belasan tahun memendam rasa namun tak berani mengungkapkan?”

“Kenapa kau bertanya itu padaku?” Soo Min tertawa kecil. “Aku bahkan sama sekali tak mengerti tentang itu. Hanya saja… Menurutku dia perlu berkata jujur dan mungkin saja orang yang ditaksir juga memiliki rasa. Kenapa?”

“Ah, tidak ada. Aku hanya menceritakan temanku…” Soo Min mengangguk paham. “Aku… Orang itu adalah kau dan aku, Soo Min-ah. Aku mencintaimu…”

“Oppa? Jong Hyun oppa?”

“Kau siapa?”

“Kau bertanya padaku? Aku pacarnya Jong Hyun oppa. Kau siapa?”

Soo Min menatap polos gadis itu. “Aku Soo Min. Jong Hyun-ssi hanya menemaniku sebentar disini… Ah, jangan berprasangka buruk. Kami hanya berteman.”

Hati Jong Hyun serasa ditohok ribuan jarum mendengar tuturan Soo Min. “Apa yang kau lakukan disini, Nara-ssi?”

“Oppa… Tega sekali oppa berkata seperti itu didepanku. Ada apa? Jangan menyembunyikan status kita di depan gadis ini, oppa.”

“Aku pergi sebentar, Soo Min-ah. Jangan pergi kemana-mana. Tetaplah disini…”

Jong Hyun menarik tangan Nara dengan kasar agar menjauh dari Soo Min.

“Kenapa kau berkata seperti itu? Kita tidak ada apa-apa lagi, Nara-ssi.”

“Kenapa oppa? Aku masih mencintaimu. Kau oksigenku, oppa. Bagaimana aku bisa hidup jika oksigenku tak ada disisiku?”

“Berhenti menggangguku, Nara-ssi. Kau terlihat lebih menyedihkan.”

Jong Hyun merasa muak dengan gadis didepannya. “Jangan kembali lagi padaku. Aku tak lagi mencintaimu.”

“Kenapa? Apa gadis itu yang membuatmu meninggalkanku? Gara-gara gadis lemah berkursi roda? Baiklah, aku akan mem—”

Jong Hyun mengepalkan tangannya. “Jangan pernah mengganggu dirinya.”

“Baiklah jika itu mau mu, oppa. Aku benar-benar akan membuatnya menderita.” Batin Nara. “Aku akan melakukan segala cara agar kau kembali padaku.”

Jong Hyun berlalu meninggalkan Nara yang terpaku ditempatnya.

 

- To Be Continued -

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK