Suzy tidak menyangka rumor tentang hubungannya dengan Sehun dengan sangat cepat menyebar. Meskipun ia dan Sehun sendiri sudah mengklarifikasi hal tersebut melalui agensinya, tetapi spekulasi tentang itu tetap berjalan hingga satu minggu lamanya. Di dunia maya hal itu banyak diperbincangkan oleh para netizen, bahkan sesuatu yang biasa saja dikait-kaitkan oleh mereka supaya terlihat bahwa sebenarnya hubungannya dan Sehun nyata.
Keadaan seperti ini membuatnya tak nyaman, ia merasa sangat bersalah pada Baekhyun. Sejak kejadian itu, ia memang belum bertemu lagi dengan Baekhyun. Mereka sebatas komunikasi melalui ponsel. Dari apa yang diperbincangkan, Baekhyun selalu menenangkan Suzy tapi tetap saja bagi Suzy hal ini seperti melukai Baekhyun. Apalagi, lelaki yang digosipkan itu adalah rekan satu grup Baekhyun sendiri.
“Memangnya, soal itu masih ramai dibicarakan ya?” tanya Wooyoung tiba-tiba sambil duduk di hadapannya sambil menyodorkan segelas kopi di istirahat siang itu.
Hari itu Suzy dan Wooyoung tengah melakukan pemotretan di sebuah studio untuk membintangi iklan suatu produk. Mereka dipercaya pemilik merek produk tersebut untuk menjadi modelnya.
Suzy yang sedari tadi menekuk wajahnya mengubah ekspresinya dengan kedatangan Wooyoung itu. Ia menghela napas cukup panjang dan langsung mengambil serta meneguk kopi yang diberikan Wooyoung.
Wooyoung mendesis, “Itu kopi, bukan soju!” protesnya yang melihat gaya minum Suzy seperti sedang minuman memabukan khas Korea, soju.
“Oppa, memangnya klarifikasi dari agensi kurang untuk menjelaskan itu semua?” tanyanya.
“Hmm... kurasa tidak! Sudahlah jangan dipikirkan, nanti juga berhenti sendiri. Toh, itu sudah jelas tidak benar kan? Para haters itu biarkan saja, semakin dipikirkan mereka semakin senang karena diperhatikan. Jadi biarkan saja!” pesan Wooyoung.
“Masalahnya, aku...” Suzy tidak meneruskan kalimatnya. Padahal Wooyoung sudah menunggu kelanjutan kalimat yang akan Suzy sampaikan. Ia bahkan memberi jeda beberapa detik supaya gadis itu terus bicara.
“Apa? Kau kenapa?” Wooyoung terlanjur penasaran. Suzy kembali menghela napas dan langsung menggeleng cepat. “Hmm... kau, pasti merasa tak enak pada anak itu, ya?” Wooyoung coba memancing.
Ekspresi Suzy berubah cepat. “Anak itu siapa? Sehun? Tentu tidak! Kami berdua korban! Lagipula kami kan dulu satu sekolah!” elaknya langsung.
Wooyoung terkekeh. “Bukan dia! Temannya. Teman satu grupnya Sehun!” lanjutnya pasti sembari membingkai senyum.
Suzy tampak terkejut, ia salah tingkah dan gugup. “O... opp... oppa! Apa... apa maksudmu?” tanyanya gelisah.
Lelaki itu lantas membetulkan posisi duduknya. “Hmm... begini, aku akan jujur padamu! Mungkin, kau juga bisa klarifikasi. Sebenarnya, aku, hmm... sudah melihatmu beberapa kali jalan bersama dengan temannya anak itu. Aku tidak sengaja melihatnya, sungguh! Makanya karena aku melihatnya lebih dari satu kali, aku menyimpulkan bahwa kau sebenarnya memang ada suatu hubungan dengan temannya anak itu. Selama ini aku diam karena itu bukan urusanku, aku sama sekali tak peduli. Tapi setelah ada kejadian ini, aku rasa kau perlu membetulkan alur kebenarannya yang terbentuk diotakku,” ujar Wooyoung panjang lebar.
Suzy tak dapat menutupi rasa terkejutnya. Ia menutup mulut dan membelalakan mata karena ada orang lain selain Sehun yang mengetahui bahwa ia mempunyai hubungan dengan Baekhyun. Bulu kuduknya berdiri seolah ia mendengar suara-suara yang menyeramkan dari mulut Wooyoung. Ia membeku tak dapat berkata-kata lagi. Ia merasa bahwa kedua kalinya ia akan menjumpai bosnya untuk mengklarifikasi hal ini.
“Oppa, kau...”
“Maafkan aku Suzy-ah, kenyataannya memang begitu. Tapi kau jangan khawatir, tidak ada orang lain yang mengetahui hal ini selain aku. Sungguh! Hmm, hanya saja, saat pertama kali ada pemberitaan kau dengan Sehun itu, aku... sempat menyampaikannya pada Min. Hehehe.. Mianhae!”
Tubuh Suzy langsung lemas, “Oppa! Kenapa kau lakukan itu? Aigo, aku rasanya mau mati!” keluhnya kemudian sambil memegang kepala.
“Suzy-ah, aku tidak bermaksud begitu!”
“Sudah cukup kau dan Sehun saja yang tahu, tapi ternyata kau telah menyampaikannya pada Min Eonni juga. Ahh, benar-benar!” Suzy kecewa dan ekspresinya seperti orang akan menangis.
“Tenang saja! Min tidak akan berani mengumbarnya kepada orang lain. Aku sudah mengancamnya dengan sangat keras,” lanjut Wooyoung. “Tapi kurasa, hal ini cepat atau lambat juga akan diketahui oleh semua orang. Kau siap-siap saja! Dan, kau tidak perlu merasa tidak enak padanya gara-gara kejadian dengan Sehun itu. Dia pasti mengerti,” katanya.
Napas Suzy terengah-engah seperti habis lari marathon di kejuaraan dunia. Percakapan yang membuatnya sport jantung itu berakhir ketika sutradara memanggil Wooyoung untuk mulai pemotretan lagi.
“Aku sudah dipanggil. Tak usah khawatir, kau dan dia cocok. Aku suka!” Wooyoung lantas menepuk pundak Suzy dua kali sebelum meninggalkannya disertai senyuman yang begitu tenang.
Lagi-lagi Suzy menghela napas panjang, kali ini ia meremas rambutnya. “Eotteokhae? Ahh.. Baekhyun Oppa, neomu mianhae!” gumamnya.
***
Di lobi salah satu stasiun televisi, Baekhyun bersama manajernya baru saja keluar dari lift. Ia telah merampungkan kegiatannya hari ini sebagai bintang tamu salah satu program di tv tersebut. Manajernya tampak sibuk menelefon meminta supaya mobil yang akan digunakan Baekhyun segera dipersiapkan mengingat dia masih memiliki kegiatan lainnya yang tak boleh dilewatkan.
“Hyung, aku tunggu di sofa saja selagi mobilnya disiapkan,” ujar Baekhyun. Manajernya itu hanya mengangguk sambil terus mengoceh menelefon driver yang membawa mereka. Baekhyun tersenyum, tanpa pikir panjang ia berjalan ke sofa di lobi gedung itu hendak.
Saat ia hendak duduk, ia cukup terkejut karena di sofa tersebut ada Min rekan satu grup Suzy yang juga tengah duduk sambil sibuk memainkan HP-nya. Baekhyun ragu untuk duduk di area yang sama dengannya, tapi ia sudah terlanjur berada di sana. Kendati Min belum melihat keberadaannya, tetapi kepada seniornya di dunia hiburan ia tentu harus sekedar menyapa.
“Annyeonghaseyo!” kata Baekhyun pelan dan sedikit canggung sambil membungkukkan badannya ke arah Min.
Min yang tengah memakai kacamata hitam itu juga sedikit terkejut ketika tiba-tiba ada yang menyapanya di tengah kesibukannya memainkan ponsel. “Oh?” ia langsung berdiri dan membuka kacamatanya ketika tahu siapa orang yang melakukan itu. “Annyeonghaseyo!” ia turut membungkukkan badannya.
Kemudian keduanya saling tersenyum canggung. Baekhyun merasa tak enak, Min juga demikian. “Ah, duduk-duduk!” Min tiba-tiba saja mempersilakan seolah Baekhyun tengah bertamu ke rumahnnya.
“Ah, ne! Gamsahamnida!” respons Baekhyun tak ubahnya seperti tamu sambil duduk. “Ah, aku merasa aku sedang bertamu. Haha...” katanya tertawa canggung.
“Ah, iya ya? Aku juga,” ujar Min senada sambil kembali duduk. “Ah, kau...”
“Aku... sedang menunggu mobilku. Iya, begitu!” jawab Baekhyun cepat.
“Oh... Ya, aku juga. Hehehe...” timpal Min.
Krik... krik... krik... Suasana diantara mereka benar-benar canggung. Baekhyun tampak tak nyaman, begitupun Min. Baekhyun sebenarnya ingin menanyakan keadaan Suzy mengingat Min merupakan sahabat baik Suzy. Gadis itu juga sering menceritakan bahwa Min merupakan member yang paling dekat dengannya. Baekhyun meremas-remas tangannya cemas karena hal tersebut tidak mungkin dilakukannya.
Begitupun Min. Ia ingin sekali menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan Suzy kepada Baekhyun. Terutama tentang kabar yang didengarnya dari Wooyoung beberapa waktu lalu. Setidaknya ia ingin memastikan hal tersebut kepada orang yang bersangkutan. Hanya saja, ia bingung bagaimana cara memulainya.
“Ah, Baekhyun-ssi!” ujar Min kemudian.
“Ne?”
“Hmm... kau.. dengan ssssss...”
Baekhyun merasa tidak enak. Ia mulai merasakan sengatan-sengatan listrik ditubuhnya saat Min mengatakan kalimat yang belum jelas itu. Namun ia sangat yakin huruf S yang disebutkan di kalimat Min yang belum tuntas itu akan mengacu kemana. Persis seperti yang dikhawatirkannya sejak melihat keberadaan orang itu di sini. Ia hanya bisa diam.
“Ah, maksudku, dengan ssssiapa, ke sini? Iya, begitu!” lanjut Min tampak masih canggung.
Mendengarnya Baekhyun merasa lega, tetapi di sisi lain juga ia curiga kalau sikap Min tampak seperti penasaran akan sesuatu dari dirinya.
“Ne? Ah, aku, ke sini dengan manajerku. Iya, manajer!” jawab Baekhyun tak kalah canggungnya. “Lalu kau?”
“Ah, ya, aku juga sama! Hehe..” jawab Min dengan sikap yang sama.
Di tengah kecanggugan yang sungguh tidak nyaman itu, Baekhyun dipanggil sang manajer. Ia menyampaikan bahwa mobil yang akan Baekhyun gunakan sudah siap.
“Kalau begitu, aku pergi duluan! Sampai jumpa!” ujar Baekhyun sembari bangkit dan kemudian membungkukkan badannya.
“Oh, ne, ne, silakan! Eh tapi...” Min menahan langkah Baekhyun sejenak.
“Ne?” tanya Baekhyun lagi.
“Hmm... ya sudah, nanti saja. Sampai jumpa!”
Baekhyun tersenyum, ia mengangguk dan lantas meninggalkan Min dengan perasaan yang begitu lega.
“Ya ampun, kenapa beribu pertanyaan langsung muncul diotakku saat melihat dia? Banyak sekali yang ingin kutanyakan tadi padanya? Aigo!” keluhnya kemudian sembari menatap kepergian Baekhyun ke pintu keluar.
Setelah memastikan Baekhyun benar-benar keluar dari gedung, Min buru-buru memakai kacamatanya lagi dan menelefon seseorang. Tak perlu menunggu lama, telefon Min sudah diangkat seseorang di seberang sana.
“Oppa, kau dimana? Aku barusan bertemu dengan kekasih Suzy!” ujarnya perlahan sambil menutupi mulut supaya gerak bibirnya tak terbaca orang lain yang lalu lalang di sana.
“Sungguh?! Ah, aku baru saja selesai pemotretan di studio B. Lalu kenapa?” tanya suara diseberang sana yang tak lain adalah Wooyoung.
“Ya, tidak kenapa-napa. Aku hanya shock saja, makanya kutelefon kau.”
“Kau bertanya sesuatu padanya?”
“Tentu saja tidak! Mana berani aku menanyakannya, ah, tapi kami tadi sangat canggung. Sebenarnya aku sangat ingin bertanya padanya, banyak sekali pertanyaan yang ingin kuajukan. Tapi itu tidak mungkin!”
“Tentu saja tidak boleh! Kau bukannya bekum mendenagr penjelasan sesungguhnya dari Suzy? Bagaimana bisa kalau kau tanyakan pada anak itu dulu sebelum pada sahabatmu sendiri?” tegur Wooyoung.
“Ada apa? Kenapa kau menyebut-nyebut namaku?” terdengar suara samar-samar di belakang suara Wooyoung.
“OMO! Apa itu Suzy?” tanya Min panik.
“Iya!” jawab Wooyoung tenang.
“Aigo Oppa! Mengapa bisa ada dia disampingmu?”
“Lho, aku memang sedang pemotretan dengannya. Bagaimana kau ini!”
“Siapa? Min Eonni?” tanya Suzy.
“Iya. Katanya dia bertemu kekasihmu barusan!” sahut Wooyoung. Min yang mendengar percakapan mereka sedikit kesal.
“Ya Eonni! Nanti malam kau harus ikut bertemu denganku dan juga Wooyoung Oppa. Aku ingin menyelesaikan ini semua!” ujar Suzy yang merebut ponsel Wooyoung.
“Suzy-ah, lagipula mengapa kau merahasiakannya?”
“Aku akan jelaskan semuanya. Datanglah nanti malam ke kafe tempat kita biasa berkumpul. Di sana juga akan ada Wooyoung Oppa dan … Sudahlah, pokoknya kau datang saja!” klik, telefon pun terputus.
Min menjauhkan ponsel dari telinga sambil menatapnya kesal. “Apa-apaan ini? Apa dia akan menyidangku? Aigo!” keluhnya kemudian.
***
Mobil Baekhyun tiba di depan dorm, ia langsung turun dan berlari masuk ke dalam dorm yang masih tampak sepi itu. Namun pintu tidak dikunci, artinya ada orang di dalam dorm. Setibanya di ruang tengah, ia melihat Sehun tengah asyik memainkan games EXORUN sembari berbaring di sofa. Ia begitu serius memainkannya. Tak heran jika ia mendapat peringkat sepuluh besar bersaing dengan para fans-nya di games tersebut.
Baekhyun tak bersuara apapun. Ia langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa samping Sehun sambil menghela napas cukup panjang.
“Oh, kau sudah pulang?” tanya Sehun kemudian sembari terbangun.
“Ne! Apa seharian ini kau hanya di sini?” kali ini giliran Baekhyun yang bertanya.
“Tidak! Tadi aku sempat ke kantor sebentar, tapi sebagian besar aku memang menghabiskan waktu di sini. Aku tak ingin menyia-nyiakan waktu liburku dengan beristirahat dan seharian di rumah,” katanya sambil menaruh ponsel di meja. Baekhyun tak merespons. Ia tampak lelah dan memijat-mijat kepala dengan tangan kanannya. “Kau kenapa? Sakit?” lanjut Sehun.
Baekhyun menggeleng. “Sejak kabar itu beredar, bagaimana kelanjutan hidupmu?” tanyanya lagi.
Sehun sempat mengernyitkan dahi. “Apa maksudmu?”
“Para netizen, masih membicarakan soal itu?”
Sehun meniup poninya. “Kau masih peduli kepada ocehan mereka? Aku saja yang menjadi objek bahkan tak peduli. Aku sudah memberikan klarifikasi, bebanku sudah hilang! Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja! Kau bisa melanjutkan hubunganmu dengannya.”
“Begitu, ya?”
“Tapi sejak itu aku belum bertemu dengannya lagi. Kami hanya saling telefon dan berkirim pesan. Aku merasakan suasana yang berbeda dari sebelumnya. Seperti ada rasa canggung diantara kami,” katanya.
“Sungguh? Eh Hyung, jangan begitu! Tapi aku bisa mengerti, mungkin dia merasa tak enak padamu gara-gara berita bohong itu. Jangankan dia, aku saja merasa tak enak padamu. Aku tak melakukan apa-apa, tapi aku seolah disudutkan. Dia juga sama. Sebaiknya, kalian bertemu dan berbicara satu sama lain. Sekaligus, mempersiapkan jika hubungan kalian yang sebenarnya terkuak.”
Baekhyun menatap Sehun cukup serius usai mendengarkan celoteh si maknae yang cukup bijak itu. “Aku tadi bertemu dengan Min-ssi, rekan satu grupnya. Dia sepertinya sudah tahu hubunganku dengannya. Dia sangat canggung ketika menyapaku dan aku juga canggung padanya.”
“Memangnya kenapa? Mungkin Min Noona posisinya sama seperti aku, sebagai rekan satu grup yang mengetahui rahasia kalian.”
“Tapi seingatku, Suzy belum menceritakan apapun kepada rekan satu grupnya. Satu-satunya orang yang sudah tahu hubunganku dengannya adalah kau Sehun-ah. Kau yang bisa menjaga rahasia kami!”
“Rahasia apa?!” tiba-tiba Chanyeol muncul dari arah pintu sembari mendekat ke arah Baekhyun dan Sehun. Wajahnya begitu serius saat menanyakan hal itu, seperti ada hal besar yang tak diketahuinya selama ini.
Baekhyun terkejut dengan kemunculan Chanyeol yang begitu tiba-tiba itu. Ia nyaris bangkit dari duduknya tapi tertahan. Namun Sehun, ia sama sekali tak menengok ke arah Chanyeol yang ada di belakangnya dan hanya bisa memejamkan mata sambil melipat bibir pertanda muncul lagi persoalan lainnya.
Tanpa menunggu jawaban, Chanyeol langsung berjalan ke hadapan mereka. Ia duduk disamping Sehun. “Apa diantara kalian memang ada yang berhubungan dengan gadis itu?” tanyanya lagi. Tak ada jawaban. Sehun dan Baekhyun saling pandang. “Bukan Sehun, tapi ternyata kau, Baekhyun?” tegasnya.
“Ah, itu...” Baekhyun salah tingkah.
“Sudah berapa lama? Kau merahasiakannya dari kami? Hanya Sehun yang tahu?” Chanyeol tampak menginterograsi Baekhyun. “Wah, daebak!” katanya tak habis pikir seraya menggelengkan kepala. “Aku tak percaya ini terjadi. Lalu beritanya dengan Sehun itu, apa untuk menutupi ini? Dan kau Sehun-ah, kau tahu dia berhubungan dengannya sudah lama dan merahasiakannya juga dari kami? Waaaahh! Aku tiba-tiba saja merasa panas!” Chanyeol benar-benar emosi.
To be continued ...