== Additional Cast: some EXO Members ==
Baekhyun hanya bisa diam melihat Sehun dikerubungi oleh para member EXO lainnya. Si maknae tampak sedang disidang dengan pemberitaan yang baru saja diketahui itu. Ia benar-benar tidak bisa berbicara apapun. Otaknya tiba-tiba saja kosong sehingga diam menjadi pilihan yang tepat.
Foto-foto Sehun bersama Suzy di sebuah kafe itu memang terlihat natural. Cara mereka tersenyum, cara mereka berinteraksi, cara mereka saling pandang. Ya, semua itu tampak mencurigakan dilihat dari foto-foto yang berhasil diambil oleh paparazi itu
Namun Baekhyun tahu, Sehun dan Suzy tidak mungkin melakukan itu. Lagipula foto itu diambil beberapa hari lalu ketika mereka bertiga bertemu di sebuah kafe. Dari pakaian yang mereka kenakan, masih diingatnya bahwa itu adalah hari dimana mereka bertemu. Ia juga sangat yakin jika saat foto itu diambil, dirinya memang belum datang.
“Sebaiknya kau segera memberikan keterangan resmi, Sehun-ah!” usul Chanyeol.
“Keterangan resmi apa? Tentu saja ini tidak benar!” elaknya.
“Kalau tidak benar, mengapa kalian berdua bertemu?” tanya Suho kemudian.
Sehun menghela napas. Ia sempat melirik Baekhyun sejenak yang sedari tadi diam. “Itu bukan apa-apa. Aku dan Suzy adalah teman sekolah, kami satu almamater. Kai, kau tahu itu kan?” Sehun meminta pembelaan dari Kai yang saat itu hadir. Reaksi Kai hanya mengangguk ragu dengan tatapan yang menyimpan curiga juga padanya.
“Kau cukup bilang saja, kau di sana sedang apa!” lanjut Chanyeol lagi.
“Aduh, kalian ini kenapa sih? Apa kalian sedang menyidangku sekarang? Aku memang berada di sana bersama Suzy tapi kami tidak melakukan hal yang dituduhkan itu!” Sehun mulai kesal.
“Lalu kau sedang apa bersamanya?” sahut Chen.
“Kami tidak sengaja bertemu. Saat itu aku, aku memang sedang di situ untuk bersantai. Aku tidak tahu kalau ternyata ada dia jadi kami mengobrol saja. Memangnya itu salah?”
“Kalau sudah menjadi pemberitaan seperti ini, tentu saja salah. Kau harus memberikan klarifikasi, tidak hanya kepada kami tapi juga kepada manajer, dan tentunya semua orang yang membaca artikel ini! Jika ya, katakan ya, jika tidak, katakan tidak!” ujar Suho.
Lagi-lagi Sehun menghela napas. Matanya kembali melirik Baekhyun. Lelaki itupun melihatnya dengan bingung dan pasrah. Sehun tidak bisa berbicara jujur, ia mengerti posisi Baekhyun yang selama ini merahasiakan hubungannya dengan Suzy. Ia bahkan tak tahu hubungan Baekhyun dan Suzy sebenarnya seperti apa, tapi tuduhan atas hubungan berkencan dengan Suzy malah menimpa dirinya.
***
Suzy terkejut ketika di tempatnya latihan ada Wooyoung yang juga tengah berada di sana. Wooyoung tampak serius melihat ponsel hingga tak menyadari keberadaan juniornya itu.
“Oppa, kau sedang apa?” tanyanya kemudian.
Wooyoung tersentak ketika tahu siapa yang menyapanya itu. “Ah, Suzy-ah? Kukira siapa,” katanya agak canggung.
“Kau sedang apa? Mengapa sendirian? Kemana yang lain?” tanyanya.
“Aku memang sedang sendiri. Hmm.. Suzy-ah, apa kau tahu berita hari ini? Yang begitu menggemparkan?” ia balik bertanya.
“Memang ada berita apa?”
Wooyoung melipat bibirnya. “Kau belum tahu, ya?” Suzy mengernyitkan dahi. “Apakah, ini benar?” Wooyoung menyodorkan ponsel yang sedari tadi dipegangnya.
Penasaran, Suzy pun menerima dan melihat isi ponsel yang Wooyoung tunjukkan. Matanya langsung membelalak, mulutnya menganga. Suzy shock melihat foto dan pemberitaan mengenai dirinya.
“Ige mwoya?” gumamnya.
“Justru pertanyaan itu yang ingin aku tujukan padamu. Bagaimana penjelasanmu? Ini akan menggemparkan mengingat kalian... Yah, aku tidak perlu menyebutnya, lah!” ujar Wooyoung.
“Aniya, Oppa! Ini tidak seperti yang ditulis di artikel itu. Aniyo! Geugae anira!” bantah Suzy langsung.
Mata Wooyoung menyipit. “Kau bisa mengatasinya, aku yakin!” ia menepuk pundak Suzy dan lantas pergi.
Sepeninggal Wooyoung, Suzy tampak kebingungan. Rasa terkejut yang mendalam masih terpancar di wajahnya. Ia harus bersiap dengan klarifikasi kepada setiap orang yang bertemu dengannya, termasuk tentu bos besar agensinya sebelum akhirnya akan mengeluarkan pernyataan kepada media.
“Mengapa bisa seperti ini sih? Kok aku dengan Sehun? Aissshhh...” Ia meremas rambutnya. Buru-buru ia mengeluarkan ponselnya dan berniat untuk menghubungi Baekhyun. Mumpung keadaannya masih sepi.
Namun, baru saja ponsel menempel di telinga kirinya. Seseorang memanggilnya tiba-tiba dengan cukup keras. “Suzy-ah!”
Suzy tersentak dan langsung membalikkan badannya. Panggilan telefon yang sudah dilakukannya buru-buru diputus. “Oh, Min eonni?”
Orang yang ternyata Min itu mendekatinya. “Apa kau sudah tahu?” Suzy mengangguk. “Apa itu benar? Kau menyembunyikannya selama ini?”
“Aniyo! Itu tidak benar!” bantahnya langsung.
“Tapi kau memang bertemu dengannya?”
“Iya, tapi kami tidak berkencan!”
“Kalau tidak berkencan lalu apa?”
“Kau tahu aku dan Sehun itu teman satu SMA. Kami bertemu sebagai teman. Apa aku tidak boleh bertemu dengan temanku?”
Min menghela napas. “Sekarang kan keadaannya berbeda! Kau dan dia itu sudah menjadi idol yang populer dimanapun. Kalau sudah begini bagaimana?”
“Memangnya kenapa sih? Aku bisa mengatasinya, karena ini tidak seperti yang diperkirakan banyak orang. Kau tenang saja eonni! Aku akan menjelaskan semuanya pada sajangnim,” katanya.
***
Di tengah sidang kecil yang dilakukan kepada Sehun oleh para member EXO, sebuah panggilan singkat masuk ke ponsel Baekhyun. Namun belum juga ia sempat mengangkatnya, panggilan itu sudah terputus. Benar-benar singkat. Setelah ia mengecek ponselnya, ada nama Suzy yang melakukan panggilan seperti missed call itu.
Baekhyun mengontrol situasi dan kondisi di sekitarnya, takut kalau ada member EXO lain yang melihat gerak-geriknya ketika melihat ponsel. Ia tidak mungkin melakukan panggilan balik kepada Suzy di situasi seperti ini, termasuk mengirimi pesan sekalipun.
“Baekhyun! Kau mengapa dari tadi diam saja? Apa kau tak mengutarakan pendapatmu untuk tindakan Sehun ini?” tanya Suho tiba-tiba membuyarkan konsentrasinya pada ponsel.
“Mwo? Ah, kukira kita tidak perlu melakukan hal seperti ini padanya. Memangnya dia terdakwa atas suatu kasus sampai seperti ini? Memangnya bertemu dengan seseorang salah? Sehun sudah mengatakan alasannya kepada kita, lalu apa lagi? Toh menurutku tindakannya tidak salah. Mereka saja yang menyimpulkan, bagaimana kalau seandainya Sehun dan gadis itu sedang syuting iklan? Tidak ada yang tahu kan?” ujarnya kemudian baru bersuara.
Setelah mendengar pernyataan Baekhyun itu, keadaan sunyi sejenak. Raut wajah Sehun yang semula merasa tertekan dengan tindakan para hyung-nya ini sedikit lebih lega.
“Tunggu, dari kalimatmu, sepertinya kau sudah mengetahuinya sejak lama? Dari tadi juga kau diam saja, apa karena kau sudah tahu sebelumnya dari kami?” tukas Chanyeol.
“Mwo?! Kau ini bicara apa sih? Aku hanya merasa kalau kita berlebihan memperlakukan Sehun seperti itu. Kita seperti menghakiminya. Lagipula, itu bukan kesalahan besar. Kalau memang iya, Sehun juga pasti bilang iya, kalau tidak juga dia pasti bilang tidak. Ini juga bukan aib,” Baekhyun kembali berpanjang lebar.
“Sudah-sudah! Kalian tenang saja, ini semua bukan masalah besar. Aku bisa mengatasinya. Aku bisa menjelaskannya pada manajer dan juga sajangnim. Tenang saja! Ini tidak akan seserius itu, ini bukan apa-apa. Kalau perlu, aku akan menghubungi Suzy dan biar dia sendiri yang mengatakannya pada kalian!” Sehun bersiap-siap mengeluarkan ponselnya.
“Ah, andwae!” Baekhyun langsung sigap melarang dengan mengangkat tangannya. Reaksinya itu mengundang pandangan bertanya-tanya dari para member EXO lain yang berada di sana. “Ah, maksudku, aku rasa itu tidak perlu. Aku sudah mempercayaimu Sehun-ah! Aku yakin ini memang bukan apa-apa. Gwaenchana! Hehehe,” Baekhyun sedikit ngeles lengkap dengan tawa canggungnya.
***
“Menurutmu, apa Suzy dan anak itu benar-benar berpacaran?” tanya Wooyoung malam itu kepada Min. Mereka baru saja keluar dari kantor JYP Entertainment setelah hampir seharian berada di sana untuk berlatih.
“Hmm... menurutmu bagaimana? Aku melihat wajah serius Suzy saat membantahnya. Tapi memang, belakangan ini Suzy seperti menyembunyikan sesuatu dari kami. Ya, belakangan dia memang terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta,” ujar Min.
Wooyoung menghentikan langkahnya. Ia lantas menoleh ke belakang, tepat ke arah pintu utama gedung JYP yang baru saja dilewatinya. Matanya juga sempat menyapu ke sekitar gedung untuk memastikan bahwa keadaan aman.
Min heran melihat tingkah Wooyoung yang tiba-tiba saja berubah seperti itu. Ia juga turut mengikuti gerak-gerik Wooyoung yang bak detektif itu. “Kau kenapa, Oppa?” tanyanya.
“Psstt! Sebenarnya aku punya sebuah rahasia yang tak ada seorang pun yang tahu. Aku belum pernah mengatakan hal ini kepada siapapun dan aku berencana mengatakan ini padamu,” bisiknya kemudian.
“Mwo? Apa maksudmu?”
Wooyoung masih merasa belum aman. Ia harus mengajak Min ke suatu tempat untuk bisa mengatakan hal yang menurutnya merupakan sebuah rahasia ini. “Hmm... apa kau datang ke sini membawa mobil?”
“Tidak! Hari ini aku naik subway. Sudah lama aku tidak naik subway, jadi hari ini aku mencobanya. Kau tidak lihat aku sudah siap dengan masker, topi, dan kacamata hitam ini?” Min menunjuk benda-benda yang sudah siap terpasang di wajahnya kali ini.
“Joha! Kalau begitu, kau ikut saja denganku. Aku akan mengantarmu. Tunggu di sini, aku mengambil mobilku dulu!” Wooyoung langsung menuju garasi untuk mengambil mobilnya. Sementara Min kebingungan dengan tingkah Wooyoung ini.
Sejurus kemudian, mobil Wooyoung berhenti tepat di hadapan Min. Ia lantas meminta Min supaya segera masuk ke dalam mobilnya. Meskipun ragu, tapi akhirnya Min menuruti perintah Wooyoung. “Sebenarnya ada apa sih?” tanyanya sesaat setelah ia masuk ke dalam mobil.
“Pasang seatbelt-mu dulu! Kau mau kemana? Biar ku antar. Selama perjalanan mengantarmu inilah aku akan menyampaikan hal yang belum pernah kusampaikan sebelumnya,” katanya.
Min menghela napas. “Sebenarnya apa maksudmu sih?”
“Sudah, kau akan kemana? Aku akan mengantarmu!”
Min menyunggingkan bibirnya. “Pulang ke apartemenku!”
“Baiklah! Aku tahu alamatmu. Bersiaplah!” Wooyoung langsung tancap gas dan memacu mobilnya dengan cepat.
Namun hingga hampir setengah perjalanan, Wooyoung belum juga menyampaikan apa yang dimaksudnya sejak tadi. Selama setengah perjalanan itu, Wooyoung hanya menghabiskan waktunya dengan menyanyi mengikuti lagu-lagu yang diputar di radio.
“Oppa! Ini sudah hampir sampai, apa yang kau maksud akan menyampaikan hal yang belum pernah disampaikan itu adalah nyanyianmu bersama lagu-lagu di radio ini?” protes Min.
Wooyoung terkekeh, “Maaf! Aku terlalu bersemangat karena lagu-lagu yang diputar di radio lagu kesukaanku. Oke! Begini, ini... soal Suzy!” katanya.
Alis Min langsung terangkat otomatis, “Kenapa? Apa kau sebenarnya sudah tahu kalau dia dan Sehun selama ini memang berkencan?” tanyanya.
“Bukan! Justru, selama ini aku tahu dia berkencan tetapi bukan dengan anak itu!” jawabnya pasti.
“MWO? Kau tahu bahwa Suzy berkencan dengan seseorang?! Woah, daebak! Bahkan aku saja yang satu grup dengannya tidak tahu! Woaaah...” Min tak habis pikir.
“Ah, tidak! Aku mengetahuinya pun belum lama, tapi yang kutahu memang bukan dengan dia.”
“Lalu dengan siapa?” Min terlanjur penasaran.
“Tapi sebelum aku mengatakannya, kau harus berjanji untuk tidak mengatakannya kepada siapapun, termasuk kepada Suzy sendiri. Kau pura-pura saja tidak tahu seperti aku selama ini. Aku mengatakannya padamu karena aku percaya padamu,” terang Wooyoung.
Min terkekeh, “Tentu saja kau bisa percaya aku. Tenang saja!”
“Kau bicara begitu jangan karena ingin tahu supaya aku cepat mengatakannya!” tegur Wooyoung.
“Aigo! Tentu saja tidak! Ya sudah kalau kau tak percaya padaku!”
Kali ini giliran Wooyoung yang mendelik padanya. “Setahuku, Suzy berkencan dengan teman dari anak itu. Masih satu grup juga dengannya!” ujar Wooyoung langsung.
Mata Min langsung membelalak. Ia menatap Wooyoung dengan jutaan rasa terkejut yang tak terhingga. “MWO?! Apa... apa maksudmu?!”
“Ya, aku pernah melihatnya jalan bersama dengan teman satu grup Sehun. Dari gestur tubuhnya, aku sangat yakin mereka berkencan.”
Min tampak shock mendengar pernyataan Wooyoung itu. Ia bimbang antara ingin percaya dan tidak, tetapi ia sudah mengenal Wooyoung dan selama ini seniornya itu tak pernah membual. “Bbbenarkah?” Min menata napasnya, beberapa kali ia memegang kepalanya ingin mempercayai kalimat Wooyoung itu. Tiba-tiba saja wajah para member EXO lainnya berkeliaran dibenaknya dengan berbagai pertanyaan, bagaimana bisa Suzy berhubungan dengan salah satu dari mereka?
“Lalu... Siapa dia, Oppa? Siapa yang sebenarnya berkencan dengan Suzy? Bagaimana kau bisa tahu?”
Wooyoung melirik Min yang setengah mati kaget atas berita yang disampaikannya ini. “Aku bilang kan aku melihatnya tanpa sengaja, ketika aku pergi ke Myeongdeong dan beberapa tempat lainnya. Aku benar-benar tak sengaja melihat mereka dan sudah beberapa kali juga.”
“Iya, tapi... siapa dia? Siapa yang berkencan dengan Suzy kalau memang bukan Sehun?”
“Baekhyun!” jawab Wooyoung cepat.
***
Sehun boleh sedikit lega ketika sebagian besar dari member EXO meninggalkan dorm untuk bekerja dan hanya menyisakan dirinya serta Baekhyun saja, persis seperti sebelumnya. Namun usai sidang singkat itu, selera mereka untuk bermain play station lagi seperti tadi sudah menguap begitu saja.
“Mengapa bisa seperti ini sih?” tanya Baekhyun kemudian memecah keheningan.
Sehun menghela napas, “Kalau aku tahu akan seperti ini, aku tak akan memenuhi permintaan Suzy untuk bertemu saat itu. Kalau kau tidak mau hubunganmu ikut terkuak juga, beri tahu Suzy untuk menyampaikan hal yang sama denganku bahwa kami tidak sengaja bertemu di tempat itu,” katanya.
Baekhyun melipat bibirnya sambil menatap Sehun. “Sebenarnya tadi dia sempat missed call padaku, mungkin dia juga sudah tahu hal ini.”
“Lalu mengapa kau tidak menghubunginya lagi? Katakan padanya untuk menyampaikan alasan yang sama denganku jika orang lain bertanya padanya atau aku yang akan menghubunginya.”
“Jangan! Tenang saja, nanti aku akan menghubunginya. Paling penting sekarang, kau harus berbicara dulu dengan manajer dan sajangnim. Tapi, kau jangan sebut-sebut namaku. Klarifikasi saja dulu fakta bahwa kau tidak berkencan dengan Suzy. Sesungguhnya aku sangat tidak terima dengan rumor ini! Jinjja!” keluh Baekhyun.
“Aku mengerti, itulah mengapa saat aku disidang oleh yang lainnya kau hanya bisa diam saja. Padahal hatimu merasa terbakar kan gara-gara kekasihmu disanding-sandingkan dengan orang lain? Rekan satu grupmu pula!” goda Sehun dengan nada yang serius.
Baekhyun mendesis sambil mengepalkan tangannya dan berlagak hendak meninju Sehun. “Diamlah, aku akan menelefonnya!” Baekhyun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Suzy.
Tak butuh waktu lama, di ujung sana, Suzy langsung mengangkat telefonnya. “Oppa!” serunya.
“Kau dimana?” tanya Baekhyun.
“Aku di kantor agensi,” jawabnya singkat.
“Kau tidak apa-apa? Tenang saja, semua akan baik-baik saja dan kembali seperti semula,” Baekhyun mencoba menenangkan.
“Aku tidak mengerti mengapa bisa seperti ini? Apa Sehun ...”
“Tidak apa-apa. Sehun juga pasti bisa menyelesaikan ini. Hal ini juga tidak akan membuat hubungan kita terkuak dengan cepat. Tenang saja!”
“Sebentar lagi aku akan menghadap manajer dan sajangnim-ku, aku diminta klarifikasi soal pemberitaan itu. Sepertinya sekarang mereka sedang berkomunikasi dengan agensimu terkait pemberitaan ini. Mereka akan mengeluarkan konfirmasi bersama-sama,” terang Suzy.
“Ya, Sehun juga sebentar lagi akan pergi ke kantor agensi untuk melakukan hal yang sama. Katakan saja kau tak sengaja bertemu dengan Sehun di tempat itu, lalu alasanmu berada di sana katakanlah sesuatu yang masuk akal. Misalnya, karena kau memang biasa berada di tempat itu atau kau sedang menunggu temanmu yang lain. Kau mengerti?”
“Ne! Aku memang sudah memikirkan itu.”
“Ya sudah, tenang saja! Semuanya akan baik-baik saja. Nanti kutelefon lagi, ya, kalau sudah selesai. Tenang dan santai saja!”
Klik. Telefon pun diputus. Baekhyun menghela napas dan Sehun menatapnya dengan sedikit memelas, ingin tahu apa yang disampaikan Suzy di ujung telefon tadi. “Dia marah gara-gara ini?” tanyanya.
Mata Baekhyun mendelik, bibirnya menyungging. “Kau kira bagaimana?”
Sehun memasang muka masam. “Jadi kau menyalahkanku?”
“Sudah pergilah ke kantor. Sepertinya manajer dan sajangnim ingin mengklarifikasi ini dengan cepat. Mereka sudah menghubungimu kan?”
Sehun menghela napas. “Aisshh, jinjja! Aku pasti disangka akan menaikkan rating filmku dengan hal seperti ini. Aish! Sungguh aku tidak suka!” gerutunya.
To be continued …