Suzy dan Wooyoung sudah berada di sebuah kafe tak jauh dari kantor agensi mereka malam itu. Mereka mengobrol tampak serius sambil menunggu kedatangan Min. Suzy meminta Min datang untuk memastikan bahwa teman satu grupnya itu tidak akan menyebarkan perihal hubungannya dengan Baekhyun.
“Oppa, kenapa sih kau harus mengatakan hal ini pada Min Eonni? Kalau kau tahu, lebih baik kau simpan sendiri saja atau kau langsung konfirmasikan padaku,” protes Suzy saat itu.
Wooyoung menghela napas. “Maafkan aku, tapi saat itu aku butuh teman berbagi. Hehe...” katanya tanpa merasa bersalah.
Suzy mendelik. “Pokoknya, malam ini juga aku ingin kalian berjanji dihadapanku tidak akan menyebarkan hal ini dan cukup diri kalian saja yang tahu. Kalau perlu, kalian harus menandatangani dokumen perjanjian tentang ini di atas materai!”
“Apa? Aigoo, apa itu tidak berlebihan? Mengapa harus melakukan itu segala?” kali ini Wooyoung yang protes.
“Aku harus memastikan kalian menutup mulut dengan rapat!”
“Suzy-ah, nanti juga orang-orang akan tahu! Percuma kau melakukan itu,” sergah Wooyoung.
“Aku tahu, tapi itu kan masih nanti. Kalau mereka tahu sekarang-sekarang ini, aku bisa pastikan kalau awalnya datang dari kalian! Lagipula aku sudah menyiapkan jika hubunganku benar-benar sudah terendus publik, tapi aku tidak mau mereka tahu secepat ini!” Suzy sangat serius.
Mata Wooyoung hanya bisa menatap gadis itu dengan perasaan yang mulai tidak enak. “Ya, ya, aku mengerti, maafkan aku Suzy-ah! Tapi, apakah kau berhubungan dengannya masih baru sehingga...” Wooyoung memelankan suara dan tak meneruskan kalimatnya. Ucapannya memudar setelah melihat tatapan Suzy yang tampak emosional itu. “Arasseo! Aku tidak akan meneruskannya lagi,” ujar Wooyoung kemudian sambil mengangkat tangannya.
Tak lama kemudian, Min datang tergopoh-gopoh. Tangannya penuh dengan barang belanjaan. Ia langsung menaruh beberapa paper bag di tangannya itu di meja tempat Suzy dan Wooyoung melangsungkan percakapan.
“Maaf aku terlambat!” katanya kemudian sambil duduk dan mengipas-ngipas tangan ke arah wajahnya. Kacamata hitam di kepalanya tampak miring karena ketergesaan yang diciptakannya sendiri.
Wooyoung dan Suzy hanya melihat tingkah Min itu tanpa merespons apapun. “Mwoya? Mengapa kalian diam begitu?” tanyanya setelah menyadari kedua rekannya itu bersikap demikian.
“Aku mau kau tetap tutup mulut dan jangan beritahukan soal hubunganku dengan Baekhyun Oppa pada siapapun!” ujar Suzy langsung.
Min melongo. “Begitu? Jadi itu benar? Mengapa kau tidak bilang padaku? Masa aku tahu hal ini dari orang lain?” kali ini Min tampak terima.
“Mwo? Orang lain? Kau anggap aku orang lain?” Wooyoung juga tersinggung.
“Maksudku, karena aku lebih dekat dengannya daripada kau, Oppa!” ralat Min sambil melihat Wooyoung kesal karena memotong kalimatnya. Pandangannya kembali ke arah Suzy yang juga tak kalah kesalnya.
Suzy menghela napas, “Aku kan sudah bicara padamu sebelumnya kalau aku akan mengatakannya jika waktunya sudah tepat. Kau tahu sendiri kan bagaimana bisa Wooyoung Oppa mengetahuinya? Aku tak memberitahunya. Kau bahkan yang lebih tahu, yah begitulah, aku bingung jadinya!” Suzy mengusap-usap kepalanya. “Intinya, kalian harus tetap diam! Aku mohon! Bersikaplah seolah tak tahu apapun soal kami, kalaupun ada yang tahu lagi selain kalian, biarlah mereka tahu sendiri tapi jangan tahu dari kalian! Aku sangat memohon!” kali ini Suzy benar-benar menghiba.
Wooyoung dan Min saling pandang. Mereka mengerti perasaan Suzy. Walaupun mereka tidak akan melakukan hal yang gadis itu takutkan, tapi wajar jika dia merasa sangat khawatir. Statusnya yang berbeda menjadi beban tersendiri untuk hal-hal yang bersifat pribadi. Tidak hanya bagi Suzy, tapi mereka berdua pun pasti akan melakukan apa yang Suzy lakukan jika hal yang sama terjadi.
“Jangan khawatir! Kau bisa percaya aku!” lanjut Min serius.
“Aku juga!” sambung Wooyoung. “Anggaplah, apa yang kulakukan pada Min sebelumnya adalah kekhilafan semata. Aku berjanji demi dirimu Suzy-ah! Aku tak akan melakukan hal yang aneh-aneh lagi,” katanya.
“Benar ya? Aku sangat mempercayai kalian!”
Min tersenyum dan menepuk pundak Suzy.
“Tapi, bisakah kau ceritakan, bagaimana bisa kau berhubungan dengan anak itu?” sela Wooyoung lagi.
Namun bukannya jawaban yang diterima, Wooyoung malah mendapat pukulan bertubi-tubi dari Min. “Mengapa kau menanyakan hal seperti itu? Apa kau tidak merasa bersalah karena sudah membocorkan rahasia Suzy padaku, hah? Kau ini!”
“Ya! Berhenti memukulku!” seru Wooyoung seraya menghindar.
Min tampak ngos-ngosan setelah memukul Wooyoung berkali-kali. “Huh, aku lelah!” katanya. “Tapi, aku juga penasaran dengan itu Suzy-ah, bagaimana bisa?” kali ini Min setengah berbisik sambil mendekatkan wajahnya ke arah Suzy.
Suzy menyunggingkan bibirnya.
***
Dorm EXO masih tampak sepi sejak siang. Sebagian besar member memang sedang menjalankan aktivitas individunya. Hanya Baekhyun, Chanyeol, dan Sehun yang setia berada di sana. Pasca rahasia Baekhyun yang akhirnya diketahui Chanyeol, suasana dorm sedikit lebih canggung. Ketiganya lebih banyak diam. Bahkan tak ada sedikit pun bunyi sesuatu di sana. Televisi yang biasanya menyala hampir seharian pun membisu. Play Station yang juga selalu standby kali ini diistirahatkan cukup lama.
Sehun lebih banyak memainkan ponselnya di pojok ruangan. Di tengah ruangan, tampak Baekhyun duduk di sofa sambil memijat-mijat kepalanya. Sementara Chanyeol sedari tadi hanya mondar-mandir tak karuan seolah apa yang baru diketahuinya itu adalah malapetaka baginya.
“Sudahlah Hyung! Apakah kau merasa dirugikan dengan hubungan Baekhyun Hyung? Manusia mempunyai hubungan dengan seseorang itu wajar. Kau cemburu atau bagaimana?” sela Sehun kemudian yang merasa terganggu dengan sikap Chanyeol itu.
“Untuk apa aku cemburu? Aku hanya merasa dibohongi!” ujar Chanyeol cepat sambil terus mondar-mandir.
“Siapa yang membohongimu? Baekhyun Hyung? Dia tidak berbohong, dia hanya diam dan belum mengungkapkannya kepada kita!”
Chanyeol langsung menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan berjalan cepat ke arah Sehun. “Kita? Kau sudah mengetahuinya duluan, apa itu artinya?”
“Aku tahu juga tidak sengaja dan aku bukan diberitahu oleh Baekhyun Hyung. Aku tahu sendiri,” Sehun membela diri.
“Bagaimana bisa?”
“YA! Hentikan! Kalian ini kenapa sih?” Baekhyun yang sedari tadi diam mulai angkat bicara. “Chanyeol-ah, aku punya alasan melakukannya. Apa yang dikatakan Sehun benar. Aku tidak memberitahunya, tapi dia tahu sendiri. Aku berencana memberitahunya, padamu dan pada semua orang tapi memang bukan sekarang. Tapi kalau sudah seperti ini, ya sudah. Diantara kita, hanya kau dan Sehun yang tahu. Jadi aku mohon kau tetap diam sebagaimana Sehun selama ini. Apalagi soal pemberitaan Sehun waktu itu, masih belum bisa hilang dan masih diperbincangkan publik. Aku ingin menjaga sampai persoalan ini mereda dulu, kasihan gadis itu!”
Chanyeol menghela napas. Ia melihat ke arah Baekhyun. “Huft! Aku tidak marah, sama sekali tidak marah. Kesal juga sebenarnya tidak. Kecewa juga tidak! Tapii... Ya ampuun, aku hanya menyesalkan mengapa aku tidak tahu. Ah, benar-benar!” katanya lebih tenang.
Sehun memperhatikan Chanyeol yang masih berdiri dihadapannya itu sambil menyunggingkan bibirnya. “Aku rasa kau hanya cemburu karena sampai saat ini kau belum juga mendapatkan kekasih. Kau kalah saing dengan Baekhyun Hyung!” lanjutnya.
“Mwo? Apa kau bilang? Enak saja!” Chanyeol membantah cepat.
“Apa kau tak rela Baekhyun punya pasangan? Kalian kan terkenal sebagai ChanBaek couple di kalangan penggemar,” Sehun terus berbicara. Tiba-tiba sebuah bantal mendarat di wajahnya dari arah Baekhyun. “OMO! Waeee??” protesnya.
“Kau jangan bicara yang bukan-bukan. Tapi, ya, mungkin saja dia begitu!” ujar Baekhyun.
Sehun langsung tertawa terbahak. Kali ini tangan Chanyeol langsung mendarat di pipi mulusnya. “Haisshh!” katanya sambil mengelus pipi.
“Ya sudah, kau jangan katakan apapun! Diamlah seperti Sehun selama ini! Sekarang belum saatnya hubunganku dengannya diketahui keluar!” lanjut Baekhyun kepada Chanyeol.
Chanyeol tersenyum. Kali ini ia mendekat ke arah Baekhyun yang masih duduk di sofa. “Kau mau memberi apa padaku sebagai penutup mulut?” katanya.
Kali ini Baekhyun menyunggingkan mulutnya. “Kau perhitungan ya, ternyata? Aku lebih suka dengan Sehun kalau begini caranya.”
“Ya! Kau harus lakukan itu kalau kau tak mau rahasiamu terbongkar ke publik. Ini penting kan?”
“Tidak! Pokoknya jika dalam waktu dekat hal ini bocor ke publik, aku tak akan menyalahkan siapapun!” Baekhyun bangkit dari duduknya dan bertolak dari sofa menuju pintu keluar dorm.
Sehun tertawa melihat tingkah kedua Hyung-nya itu.
“Ya! Kau mau kemana?!” teriak Chanyeol ketika melihat Baekhyun pergi.
“Kau tanya dia kemana? Tentu saja dia mau berkencan. Memangnya kau!” celetuk Sehun.
“Haissshhh!” Chanyeol mendesis ke arah Sehun. “Ya, Baekhyun-ah! Kenapa kau bisa berhubungan dengan gadis itu? Ceritakan padaku!” teriaknya kemudian. Namun tak ada jawaban dari Baekhyun yang sudah terlanjur pergi. Chanyeol langsung menghela napas. “Ya, Sehun-ah, kalau begitu kau saja yang menceritakannya padaku! Mengapa dia bisa berhubungan dengan gadis itu dan mengapa gadis itu malah digosipkan berkencan denganmu! Ayo ceritakan padaku!” paksanya kemudian pada Sehun.
“MWO? Mengapa aku harus?” Sehun tampak enggan.
“Kau harus menjelaskannya padaku supaya aku tak salah paham!” paksa Chanyeol terus.
“Salah paham apa? Apa yang dikatakan Baekhyun Hyung tadi sudah kebenarannya. Tak akan ada salah paham!” katanya.
“Aku masih penasaran bagaimana bisa mereka berhubungan seperti itu,” Chanyeol masih tak habis pikir.
“Aku tidak tahu itu. Aku juga tidak menanyakannya. Sudahlah biarkan saja!” Sehun seolah meminta Chanyeol untuk tidak terlalu kepo atas hubungan Baekhyun dan Suzy.
Chanyeol lantas mendesis. Matanya juga mendelik kepada Sehun. Dipikirannya, masih ada sesuatu yang disembunyikan Sehun tentang Baekhyun dan Suzy. Ia bertekad untuk memaksa hingga sang maknae mau berbicara.
***
Suzy baru saja tiba di rumah usai memastikan Wooyoung dan Min tentang hubungannya dengan Baekhyun. Napas dihelanya begitu panjang ketika tubuhnya direbahkan di tempat tidur. Di kegelapan ruang pribadinya, ia merasa hal yang sedang dihadapinya begitu sulit, padahal dirinya sangat sadar hal ini pun tidak akan berlangsung lama. Sudah terlalu banyak pepatah yang menggambarkan itu, tapi ia tak pantang menyerah untuk menyembunyikan hubungannya dengan Baekhyun.
Sejauh ini, ia tak pernah menyebutkan hubungan apa sebenarnya yang dijalinnya dengan Baekhyun. Baik kepada Min, Wooyoung, maupun Sehun, ia belum pernah menyebutkan hubungan apa itu. Namun tanpa harus mendeskripsikannya mereka sudah mengetahui dengan sangat jelas apakah yang keduanya jalin.
Suzy memeriksa ponselnya. Ia membuka log kontak. Ada nama Baekhyun di sana. Terakhir menghubunginya tiga hari yang lalu, pukul sebelas malam. Itu pun hanya satu menit saja. Saat itu, Baekhyun hanya menyampaikan supaya Suzy menjaga kesehatannya dan tetap bersemangat.
Meskipun begitu, Suzy tahu ada hal yang sebenarnya ingin Baekhyun sampaikan. Begitupun dirinya, seolah tak ada kesempatan untuk berbicara banyak dengan lelaki itu. Padahal dirinya juga ingin sekali berbicara panjang lebar dengannya.
Namun saat ia hendak menekan gambar telefon di bawah nama Baekhyun, ponselnya terlanjur bergetar. Orang yang tengah dirindukannya itu akhirnya menelefon. Suzy membelalakan mata dan langsung terbangun dengan cepat. Tanpa pikir panjang ia menekan tombol jawab dan menyimpan ponselnya di telinga sebelah kiri.
“Oppa!” panggilnya lirih.
“Apa kau sudah tidur?” tanya Baekhyun dari seberang sana.
“Belum. Aku baru sampai rumah. Oppa, aku ingin bicara banyak padamu. Sudah lama sekali kita tidak bertemu,” Suzy dengan cepat berbicara sebelum Baekhyun menutup telefonnya lagi. Ini dianggapnya sebagai kesempatan emas.
Terdengar Baekhyun terkekeh. “Kalau kau keluar rumah lagi tidak apa-apa? Aku juga ingin bicara padamu. Aku hanya bisa hari ini, besok siang aku pergi ke luar kota untuk fan meeting,” katanya.
Suzy diam sejenak. “Ah, iya, Oppa. Aku tidak apa-apa. Kita bertemu dimana?”
“Keluar saja dulu, aku di depan rumahmu.”
Lagi-lagi mata Suzy membelalak. Buru-buru ia melangkah ke dekat jendela kamarnya dan mengintip ke arah luar dari sana mencari keberadaan Baekhyun. “Kau dimana? Aku tidak melihatmu dari jendela kamar.”
“Memangnya kamarmu yang mana? Yang masih menyala di lantai dua itu kan?”
“Mwo? Oppa, kau melihat rumah yang mana? Kamarku ada di bawah.”
“Oh? Jinjja?! Ah, rumahmu bukan yang bercat pink ini?”
Suzy terkekeh. “Bukan! Rumahku ada di sebelah kanan rumah yang bercat pink, kamarku di bawah dan paling kanan, bukan yang dekat garasi. Bergeserlah! Aku akan segera keluar. Tunggu aku, ya!”
Suzy langsung melompat dari tempat tidurnya sambil menahan senyum. Ia buru-buru keluar kamar dengan perasaan berbunga. Namun perasaan berbunga itu langsung hilang ketika ia melihat Han Lu Bi sudah berdiri di depan pintu kamarnya dalam ruangan yang temaram itu.
Ia terkejut bukan main melihat keberadaan orang itu. “Sedang apa kau di sini? Ini sudah malam. Apa kau tidak tidur?” tanyanya langsung.
“Kau bukannya baru datang? Lalu kau mau kemana lagi sambil senyum-senyum seperti itu?” seperti tokoh antagonis dalam sebuah film, Lu Bi balik bertanya.
“Memangnya kenapa? Ini rumahku! Aku bisa bebas datang dan pergi kapanpun.”
Lu Bi menyeringai. Ekspresinya begitu dingin dan menyeramkan. “Ada seseorang di luar yang menunggumu ya?”
Mata Suzy menyipit.
“Jadi berita yang selama ini beredar salah? Bukan dia orangnya? Tapi orang yang sedang ada di luar ya?”
“Apa maksudmu?” tanya Suzy cepat. Emosinya mulai tersulut.
Lu Bi terkekeh. “Aku tahu sekarang siapa sebenarnya yang berhubungan denganmu. Kata ibumu, kau ingin aku keluar dari sini kan? Kalau sudah seperti ini, apa kau masih mau aku pergi dari sini? Atau apa yang kau sembunyikan itu kusiarkan pada orang lain?” ancamnya.
“Kau mengancamku?”
Lagi-lagi Lu Bi tersenyum sinis. “Kau tidak takut, ya?”
“Aku benar-benar harus mengusirmu dari sini. Besok, aku tak mau melihatmu masih berada di sini! Aku berikan kau waktu 24 jam dari sekarang untuk pergi dari sini!” Suzy tak peduli. Ia lantas segera meninggalkan Lu Bi. Ia paham, orang itu pasti akan mengikutinya. Namun ia tak bisa membiarkan Baekhyun yang sedang menunggunya di luar.
To be continued ...