Suzy dan Baekhyun mengelilingi kawasan Myeongdong yang semakin malam semakin ramai saja. Sejak keluar dari kafe, Baekhyun masih tampak kesal atas kecerobohan Suzy yang telah didengarnya secara jelas. Padahal ia bertekad untuk menyembunyikan itu semua hingga waktu yang tidak ditentukan. Tetapi hal tersebut tak sesuai dengan harapan, karena nyatanya salah satu dari anggota grupnya telah mengetahui itu semua.
“Kau masih marah, ya?” tanya Suzy cemas di tengah perjalanan mereka yang larut dengan para pengunjung lain. “Memangnya kau tidak percaya Sehun? Aku yakin dia bisa merahasiakannya, dari member lain sekalipun. Buktinya sampai saat ini, tak ada yang mengetahuinya selain dia kan?” lanjutnya.
Baekhyun memasukkan kedua tangannya ke saku jaket sembari menghela napas. “Siapa yang tahu! Mereka bisa saja sudah tahu tapi masih bungkam dihadapanku. Siapa yang tahu kan?” katanya sambil mengerling pasrah pada Suzy.
Suzy melipat bibirnya. “Tapi itu masih lebih baik daripada sudah terekspos media kan?”
“Memang. Lalu, apa teman-teman di grupmu sudah ada yang tahu juga?”
“Obsseoyo!” Suzy menggeleng. “Tapi, suatu hari mereka pasti tahu!”
“Aku juga tahu itu! Teman-teman grupku juga suatu hari pasti tahu, tapi tidak secepat ini!”
Dengan cepat Suzy meraih tangan Baekhyun dan mengaitkan kedua tangan mulusnya itu di sana. Ia lantas menyenderkan kepalanya di bahu Baekhyun dengan manja. “Maafkan aku!” sesalnya.
Baekhyun langsung menghentikan langkahnya. Ia menoleh gadis yang telah membuatnya berbunga-bunga belakangan ini. Sedetik kemudian ia tersenyum sambil mendesis. “Haruskah aku memaafkan kecerobohanmu itu?” gumamnya.
“Tentu saja!” kata Suzy dengan ekspresi menghiba dan tetap manja sembari menggoyangkan tangan Baekhyun.
Lelaki itu terkekeh, “Jangan seperti ini! Topimu menghalangi pandanganku!” katanya.
Suzy membelalak. Ia langsung menjauhkan kepalanya dari bahu Baekhyun. Ia membetulkan topi dan lantas menatap Baekhyun. “Oppa, mianhae!” katanya lagi. Gadis itu masih mencoba meluluhkan hati Baekhyun, bahkan kali ini wajah khasnya itu membuat Baekhyun gemas dan membuat hatinya bergetar seakan tak mampu jika mengabaikan permohonannya itu.
“Aish! Jangan pasang wajah seperti itu! Iya, iya! Aku memaafkanmu. Tapi setelah ini, aku punya tugas untuk mengintrogasi Sehun!” Baekhyun lalu memandang ke arah langit seolah merencanakan sesuatu.
“Oppa! Kau mau apakan Sehun?” Suzy kaget.
***
Hiruk pikuk kota Seoul siang itu begitu terasa. Masyarakatnya yang memiliki mobilitas tinggi dan lalu lintas yang begitu ramai membuat Ibu Kota Negeri Ginseng ini terlihat sibuk. Tak heran jika negara yang saat ini dipimpin oleh Presiden perempuan itu menjadi negara yang maju dan berkembang karena aktivitas masyarakat dan kedisiplinannya yang tinggi.
Di tengah itu semua, tampak Suzy turun dari mobil manajernya dengan terburu-buru dan berlari kecil ke sebuah coffee shop di daerah Gangnam. Sepertinya ada seseorang yang sudah menunggunya. Setelannya yang hanya menggunakan jeans biru, sweater abu-abu dengan ukuran lebih besar dari tubuhnya, sepatu keds dan topi baseball putih, serta kacamata hitam, membuatnya terlihat lebih santai dari biasanya.
Ia langsung membuka pintu coffee shop yang dituju, dan naik ke lantai dua melalui tangga. Tepat di sudut beranda lantai dua yang terbuka, seseorang dengan setelan baju dan aksesoris nyaris sama tapi beda warna dan tanpa kacamata sudah menunggunya. Segelas kopi espresso panas tampak mengepul dihadapannya.
“Maaf aku terlambat! Kau sudah lama menunggu ya?” tanya Suzy sambil menarik kursi untuk duduk dihadapan orang itu. Napasnya juga masih terengah-engah.
“Ada yang lebih lambat darimu. Aturlah napasmu dengan baik, lalu minum es kopi itu. Aku sudah membelikan sesuai pesananmu,” katanya sambil menunjuk gelas kopi yang berembun dihadapan Suzy dengan dagu lancipnya.
“Ne, gomawo, Sehun-ah!” Suzy melepas kacamatanya dan langsung menyeruput es kopi itu. “Aaaah! Segar sekali! Fiuh!” helanya usai meminum hampir setengahnya seraya menyenderkan tubuhnya di kursi.
Orang yang ternyata Sehun itu hanya memperhatikan Suzy yang masih tampak kepanasan karena telah berlari untuk bisa sampai di tempat yang sudah didatanginya sejak 15 menit lalu itu. “Memangnya ada apa sih? Sebelumnya kita tidak pernah melakukan hal seperti ini,” katanya.
“Ah tunggu! Kau mengapa memilih tempat duduk ini? Ini terbuka dan terlihat jelas dari jalan,” Suzy menyadari sesuatu setelah matanya sempat menyapu sekelilingnya dan merasakan hembusan angin yang membantu sedikit rasa panasnya.
“Memangnya kenapa? Apa kau tidak lihat kalau kafe ini penuh? Bahkan sejak aku datang,” katanya. “Lagipula orang-orang di bawah tidak akan menengadahkan kepalanya ke atas hanya untuk melihat para pengunjung kafe ini,” lanjutnya sambil melirik ke arah bawah yang hari itu ramai dilalui orang.
Suzy mengikuti lirikan Sehun. Ia lantas menghela napasnya, lalu mengalihkan pandangannya pada lelaki itu dengan cukup tajam. “Apa kau sudah mengatakan sesuatu pada member lain tentangku dan Baekhyun Oppa?” todongnya kemudian.
“Mwoya? Mengapa tatapanmu seperti itu? Menakutkan sekali,” respons Sehun setengah terkejut.
Lagi-lagi Suzy menghela napas, tatapan mata tajamya langsung sirna berganti dengan ekspresi wajah gelisah. “Jawab saja pertanyaanku. Baekhyun Oppa sangat cemas ada orang lain yang tahu soal ini, sekalipun yang tahu itu kau. Lagipula, waktu itu aku terpaksa memberitahukannya padamu. Padahal, aku sudah janji pada Baekhyun Oppa kalau kami akan merahasiakan ini dulu.”
Sehun lantas membetulkan posisi duduknya, “Sesuai janjiku padamu waktu itu, aku tidak mengatakannya kepada siapapun. Member EXO yang lain sekalipun. Biarlah mereka tahu sendiri seperti halnya aku mengetahuinya,” katanya.
Mendengarnya, Suzy tampak lega. Ia kembali menghela napas untuk ke sekian kalinya. “Aku tahu kau tidak akan melakukan itu, Sehun-ah! Gomawo,” ujarnya sembari membingkai senyum.
Seraya memainkan bibir mungilnya, alis tebal Sehun terangkat tanda menerima pernyataan Suzy itu. “Ah, jadi, kau memintaku bertemu di sini untuk menanyakan itu?”
“Iya. Aku merasa bersalah pada Baekhyun Oppa karena telah mengingkari janji kami. Aku memastikan ini padamu, karena belum ada orang lain yang tahu tentang kami selain kau. Kudengar, Chanyeol Oppa juga sudah mulai mencurigai Baekhyun Oppa.”
“Oh? Chanyeoli Hyung?” Suzy mengangguk. “Ah! Aku bahkan sejak bertemu denganmu waktu itu, belum sempat bertemu Baekhyun Hyung lagi dan member lainnya. Aku sedang sibuk syuting film dan sudah cukup lama tidak pulang ke dorm. Selama syuting aku pulang ke rumah orangtuaku.”
“Ya, ya, aku percaya padamu. Sampai sekarang kau belum bertemu Baekhyun Oppa?”
Sehun menggeleng. “Kau harus bangga di tengah kesibukanku aku masih menyempatkan bertemu denganmu, sesama alumni SOPA!”
Suzy mendesis. “Setelah ini kau syuting lagi?”
“Aniya! Aku menunggu Baekhyun Hyung, dia kuminta ke sini.”
“MWO?! Baekhyun Oppa mau ke sini? Lalu, apa dia tahu kau bertemu denganku?” Suzy terkejut.
“Hmm... Aku tidak yakin! Kemarin malam dia menelefonku untuk bertemu di sini, lalu tak lama setelah dia menelefon, kau yang menelefon. Makanya kuminta kita datang di sini supaya aku tidak berpindah tempat.”
Suzy membetulkan topi dan mengubah posisi duduknya. “Tunggu! Ah, ya ampun Sehun!” gadis itu gelisah. “Kau kenapa tidak bilang kalau Baekhyun juga mau datang?”
Alis tebal Sehun kali ini hampir menyatu, “Lho, memangnya kenapa? Aku tadi bilang kok kalau ada yang lebih terlambat datang darimu.”
“Ah! Kau ini!” Suzy mulai kesal. Buru-buru ia mengeluarkan ponselnya dan mengetik dengan cepat.
To: EXO Baekhyun Oppa
Oppa kau dimana? Aku sedang bersama Sehun.
Sehun memangku kedua tangannya sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Apa kau tak bilang Baekhyun Hyung kalau kau bertemu denganku?” tanyanya.
“Sekarang sudah. Baru saja!” jawab Suzy cepat dengan kesal.
Kali ini Sehun terkekeh. “Kau ini! Sepertinya, Baekhyun Hyung akan menanyakan hal yang sama denganmu. Mengapa sebelumnya kalian tidak janjian datang bersama saja sih? Tidak masalah kan? Hanya aku yang tahu!”
Suzy menyunggingkan bibirnya. Belum sempat menjawab pertanyaan Sehun, ponselnya berbunyi.
From: EXO Baekhyun Oppa
Kau menemui Sehun juga? Di coffee shop X?
Ia langsung membalasnya dengan cepat.
To: EXO Baekhyun Oppa
Iya. Aku masih bersamanya. Kudengar kau juga akan datang. Aku tidak tahu kalau kau akan datang.
Tak lama, datang kembali balasan.
From: EXO Baekhyun Oppa
Aku juga tak tahu kalau kau akan datang. Ya sudah tidak apa-apa. Lebih baik ada kita berdua. Tunggulah di situ. Aku sebentar lagi sampai.
***
Matahari semakin meninggi, tetapi angin yang berhembus justru cukup dingin di tengah pergantian musim tahun ini. Masih di coffee shop, kini disamping Suzy sudah ada Baekhyun duduk manis sambil memangku tangannya dan menatap ke arah Sehun. Begitupun Sehun melakukan hal yang sama. Mereka seolah akan berkelahi dengan tensi yang terasa memanas dan gestur tubuh serta ekspresi sangat mendukung untuk itu.
Sementara Suzy menopang dagu di atas meja sambil sesekali menatap Sehun dan melirik Baekhyun yang berada disampingnya. Beberapa kali Suzy melakukan itu, tapi kedua lelaki itu masih melakukan hal yang sama. Ini membuatnya cemas. Pasalnya, hanya untuk hal seperti ini mereka tidak perlu berkelahi karena bisa diselesaikan dengan baik.
“Hei, kalian berdua kenapa?” gumamnya kemudian. Tak ada respons. Mereka masih melakukan hal yang sama. “Kalian tidak akan bertengkar kan?”
Atas pertanyaan Suzy, Sehun-lah yang pertama bereaksi. Ia melepas pangkuan tangan dan menyentuh topi yang dipakai. Ia mengubah letak contong topi ke belakang. “Jadi, kau benar dengannya, Hyung?” tanyanya kemudian sambil menunjuk Baekhyun dan Suzy bergantian.
“Itu sebabnya aku datang menemuimu,” jawab Baekhyun tanpa mengubah posisinya. “Apa yang kau dengar darinya itu benar. Aku memang belum berencana memberitahukannya kepada siapapun, termasuk para member. Tapi sekarang, kau sudah tahu. Apa kau, sudah memberitahukannya kepada yang lain?” Baekhyun langsung mengintrogasi Sehun sesuai niatannya dulu.
Sehun tersenyum. “Pertanyaan kalian sama. Jawabanku pun sama, aku tidak mengatakannya kepada siapapun termasuk member EXO yang lain. Biarlah mereka tahu sendiri seperti halnya aku mengetahuinya,” katanya mengulang.
“Ya, itu jawaban Sehun tadi padaku!” Suzy mencoba meyakinkan Baekhyun. “Aku percaya padanya sejak awal. Kau pun seharusnya begitu, apalagi dia satu grup denganmu.”
Baekhyun melirik Suzy. “Aku menemuimu bukan tidak percaya padamu, Sehun-ah! Aku juga tentu percaya padamu. Jadi, tolong rahasiakan ini dulu, ya dari yang lain!” ujar Baekhyun setengah berbisik di kalimatnya yang terakhir dengan ekspresi sedikit memohon.
Lagi-lagi Sehun tersenyum. “Hmm... sebaiknya, kau menutup mulutku dengan sesuatu. Bisa dengan menraktir makanan, membelikanku sepatu, jaket, dan topi baru, atau …”
“Oke! Aku akan membayar makananmu hari ini di sini. Pesanlah yang banyak!” potong Baekhyun kemudian.
“Jangan di sini! Di sini hanya kue-kue, tidak mahal dan tidak kenyang!” bisik Sehun kemudian sambil menahan tawa.
“Kau ini, apa kau saat ini sedang mengancam dan memeras?” celetuk Suzy.
Sehun terbahak, “Kalau tidak ...”
“Ara-ara! Sebutkan yang kau mau, aku akan membelikannya!” ujar Baekhyun sambil tersenyum.
“Oppa! Kau tidak perlu seperti itu padanya!” tegur Suzy.
“Tenang! Aku bisa mengatasi ini. Lagipula dia hanya bercanda seperti itu,” Baekhyun menenangkan Suzy sembari berbisik.
Sementara Sehun hanya memperhatikan mereka sambil mengulum senyum penuh kemenangan. “Ah, aku tidak percaya kalau kalian … Aigo! Hahahaha...” gumamnya.
“Ya, apa maksudmu?” Baekhyun tampak tak terima. Ia siap memukul Sehun.
“Aniya, Hyung!” Sehun siap melakukan pertahanan sambil terus tertawa.
Suzy hanya mendiamkan mereka dengan ekspresi lega dan tanpa sadar senyumnya juga terbingkai jelas di bibirnya. “Ya, pukul saja dia!” serunya kemudian mendukung Baekhyun sambil tertawa pula.