home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > You'll Be My Heart

You'll Be My Heart

Share:
Author : detii0730
Published : 09 May 2016, Updated : 10 May 2018
Cast : Miss A Suzy, EXO Baekhyun, EXO Chanyeol, EXO Sehun, Miss A Min, 2PM Wooyoung
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |13133 Views |3 Loves
You'll Be My Heart
CHAPTER 2 : Chapter 2

 

“Apa kau sulit menemukanku?” tanya Suzy malam itu sesaat setelah Baekhyun menemukannya.

Ya, ia sengaja duduk di dalam kafe itu, tepat di depan lampu penerangan jalan yang menerangi pedestrian. Pedestrian itu ditinggalkan orang-orang lebih tertarik dengan pertunjukkan musik jalanan tak jauh dari sana.

Meskipun banyak orang, tetapi ia yakin dengan berada di tempat itu Baekhyun bisa menemukannya. Harapannya tak salah, nyatanya, Baekhyun bisa menemukan dirinya tepat seperti apa yang diharapkan. Cara Baekhyun memanggilnya dengan mengetuk dinding kaca dibelakangnya itu, sangat terkesan dibenaknya.

Baekhyun tersenyum. “Tidak terlalu. Ternyata kau menghindar dari kerumunan orang-orang, kupikir kau ada diantara mereka,” ia menunjuk ke arah orang-orang yang berkumpul di luar sana.

Kali ini giliran Suzy yang tersenyum. “Setidaknya aku bisa menjawab tantanganmu.”

Alis Baekhyun mengombak. “Joha! Hmm... jadi, sebenarnya waktu itu kau kenapa? Kau tidak sedang marahan dengan teman-teman satu grupmu kan?”

“Tidak, tentu tidak! Saat itu, aku hanya sedang mencari udara segar saja. Menukar sedikit pikiranku dari permasalahan pribadi ke pekerjaan,” katanya tak berhenti tersenyum sedari tadi.

“Kau sedang punya masalah?”

“Ya, sedikit!” Suzy membuat jarak antara telunjuk dan ibu jarinya. “Aku sedang tidak ingin membahasnya. Akan kuceritakan nanti, sekarang aku hanya ingin bersenang-senang,” jawabnya.

Baekhyun menghela napas. “Ne, arasseo! Jika kau sudah siap menceritakannya padaku, ceritalah! Aku siap mendengarkan, siapa tahu aku juga bisa membantumu.”

“Ne! Gomawo!” Suzy kembali tersenyum. “Ah, iya! Memangnya, waktu itu kau mau kemana? Kau yang menaiki van hitam itu kan?”

“Iya. Aku ada interview di salah satu radio bersama Chanyeol. Dan, sepertinya, kita juga harus mengantisipasi sesuatu.” Baekhyun melirik ke sekelilingnya, kemudian membetulkan posisi duduknya.

“Oh? Apa itu?” Suzy mengikuti gerakan Baekhyun.

Lelaki itu lantas mengarahkan telunjuknya pada Suzy supaya gadis berambut panjang itu mendekatkan wajah padanya. Tangannya lantas membuat jarak di depan mulut agar suara yang dikeluarkannya tak terdengar oleh orang lain.

“Chanyeol ... sudah mulai mencurigaiku!” bisiknya.

Mata Suzy langsung membelalak tajam. Ia terkejut dengan pernyataan Baekhyun itu. “Benarkah? Lalu, apa yang harus kita lakukan?”

Posisi Baekhyun kembali ke semula seraya menghela napas. “Aku belum siap menyampaikan ini padanya.”

Suzy diam sejenak. “Hmm... bagaimana ya?” ia tampak berpikir. “Ah, apa kau belakangan sudah bertemu Sehun?” tanyanya kemudian.

Baekhyun mengernyitkan dahinya. “Memangnya kenapa? Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengannya. Dia kan sedang ada syuting film.” Ia mulai menaruh curiga pada Suzy.

“Ehm, Sehun, kau mempercayai dia kan?” Suzy balik bertanya.

Pertanyaan Suzy ini semakin membuat tanda tanya di otak Baekhyun menggemuk. Ia mengharapkan jawaban, tetapi gadis itu malah balik bertanya. Bahkan kali ini ada nama kawannya yang lain yang meluncur dari mulutnya.

“Ah, jjamkamman! Jangan bilang kalau Sehun sudah tahu soal ...”

Suzy membenamkan bibir atasnya dan menatap Baekhyun dengan takut serta penuh penyesalan. Ekspresi Baekhyun berubah seketika. Mulutnya menganga, matanya membelalak. Ia menghela napas dan langsung menutup mukanya. Ia menatap Suzy kecewa, napasnya tersengal-sengal seperti orang habis lari marathon.

“Bagaimana bisa? Ya Tuhan!” Baekhyun tampak kecewa dan tak habis pikir.

“Mianhae! Aku tidak sengaja melakukannya. Jeongmal mianhae, Oppa!” Suzy begitu menyesal.Tapi, aku yakin Sehun bisa dipercaya. Selama aku mengenalnya di sekolah dulu, dia baik dan bisa menyimpan rahasia. Aku mengenalnya sudah lama, jadi aku yakin dia bisa dipercaya. Kau juga kan? Dia rekan satu grupmu!” lanjutnya.

Baekhyun tak berkomentar. Ia hanya menatap Suzy dengan sedikit ekspresi pedih sambil memangku kedua tangannya.

***

Dua minggu sebelumnya. Siang itu, tanpa ditemani sang manajer, Suzy datang ke almamaternya, School Of Performing Arts (SOPA) Seoul untuk menghadiri reuni angkatannya. Ia banyak bertemu dengan teman-temannya semasa sekolah menengah atas di sana, termasuk mereka yang saat ini juga sudah populer sebagai idol seperti dirinya maupun publik figur lainnya.

Kendati didatangi banyak artis lulusan sekolah itu, tetapi acara reuni tersebut dihelat dengan sederhana. Suzy pun sempat didaulat menyanyikan sebuah lagu dari grupnya, Miss A dihadapan para undangan di sekolah tersebut secara akustik bersama seorang murid berprestasi. Penampilan Suzy ini memukau semua orang yang hadir, termasuk para murid yang juga menyaksikan acara reuni itu.

Tidak hanya Suzy, alumni lainnya yang memiliki bintang bersinar, yakni Sehun EXO juga tampak hadir di sana. Sayangnya, rekan satu grup Sehun, yakni Kai yang juga alumni SOPA tidak dapat hadir. Saat itu, Sehun didapuk untuk mempersembahkan penampilan berupa tarian bersama seorang murid perempuan.

“Suzy, aku senang bisa setiap hari melihatmu di televisi. Apalah dayaku yang malah jadi pegawai kantoran,” ujar Nam Ah, salah satu teman sekelasnya dulu.

“Ah, jangan begitu! Meskipun kau bekerja di kantor, kau masih bisa tetap bernyanyi dengan mengunggah video ke Youtube. Sekarang untuk menyalurkan bakat apa saja gampang, apalagi kita masih muda!” katanya sambil menepuk bahu Nam Ah.

Nam Ah hanya mengangguk. “Ya benar! Ah, apa Sehun datang seorang diri sepertimu?” ia mengubah topik pembicaraan ketika melihat Sehun muncul dari arah pintu restroom di ballroom tempat acara reuni ini digelar.

“Hmm? Mengapa kau menanyakan itu padaku? Tanyakan saja padanya,” Suzy tertawa.

“Ah, adikku sangat mengidolakannya,” ujar Nam Ah sambil terus menatap Sehun dari kejauhan.

“Benarkah? Kalau begitu, minta tanda tangannya untuk adikmu.”

“Apa dia mau memberikan tanda tangannya?”

Suzy menghela napas, “Apa adikmu tidak tahu kalau kau teman idolanya? Lalu kau tidak mau memberi tanda tangan idolanya yang temanmu itu? Ah, jahat sekali kau!”

Ekspresi Nam Ah berubah. “Arasseo! Sehun-ah!” serunya kemudian. Saat Sehun menoleh, ia langsung melambaikan tangan pada lelaki itu. Dari kejauhan, Sehun tersenyum dan juga melambaikan tangannya. Tampaknya, dia masih mengingat Nam Ah yang sebenarnya sangat pandai menyanyi itu.

Nam Ah tiba-tiba membuat gerakan tangan supaya Sehun mendekatinya yang tengah bersama Suzy itu. Tindakan Nam Ah itu tentu saja langsung ditegur oleh Suzy.

“Ya, Jung Nam Ah! Mengapa kau memintanya kemari? Kau sangat tidak sopan kepada seorang bintang!” tegurnya.

“Ah, tidak apa-apa. Dia kan teman kita, sesama teman apapun profesinya, tidak ada batas dan tidak ada tingkatan. Aku masih menganggap kau dan dia seperti saat di sekolah dulu,” Nam Ah membela diri. “Ah, lihat, buktinya dia mendekat ke sini. Berarti dia punya pemikiran sama sepertiku,” katanya seolah menang.

Suzy mendesis.

Tak lama, Sehun pun sudah berada di dekat mereka. Mereka bertiga lantas saling sapa.

“Ah, Sehun-ah, sudah lama tidak berjumpa. Kau semakin lama semakin keren saja!” Nam Ah beberapa kali menepuk bahu Sehun. Mendapati respons seperti itu, Sehun hanya tersenyum.

“Ya, Jung Nam Ah! Kau jangan memukulnya! Kau harus tahu berapa harga tangan ini bagi seorang artis!” tegur Suzy lagi.

“Ah, iya, kalian kan artis. Memangnya aku, artis gagal!” keluhnya.

Suzy dan Sehun tanpa dikomando lantas saling pandang setelah mendengar pernyataan Nam Ah.

Ya, apa yang kau katakan? Jangan seperti itu!” Sehun merasa tak nyaman.

“Nam Ah, maksudku bukan begitu. Maksudku, kau harus lebih bersikap sedikit lebih tenang. Kita bukan anak sekolah lagi,” Suzy meralat kalimatnya dan mencoba membuat Nam Ah lebih kalem. “Ah, Sehun-ssi, Nam Ah sebetulnya ingin meminta tanda tanganmu untuk adiknya,” lanjut Suzy.

“Oh? Haruskah?” tanya Sehun seperti tak enak.

“Tentu saja! Untuk adikku, bukan untukku. Lagipula, aku merasa kita masih tetap sama seperti saat sekolah kok! Hanya saja, kau dan Suzy lebih dikenal banyak orang saja,” kata Nam Ah.

“Ah, Nam Ah-ssi, jangan begitu! Kalau kau begitu, aku tak mau memberi adikmu tanda tangan,” ujar Sehun.

“Jangan-jangan! Tentu saja kau harus memberikannya. Baiklah! Aku kan hanya bercanda, jangan dimasukkan hati, Sehun-ah!” Nam Ah lantas tersenyum sambil membuka tasnya mencari kertas dan pulpen.

Suzy dan Sehun pun lantas tertawa.

“Nam Ah, kau tidak berubah!” ujar Suzy.

“Hmm... Suzy-ssi, kau datang sendiri?” tanya Sehun kemudian selagi menunggu Nam Ah mencari kertas dan pulpennya.

“Iya. Hari ini kebetulan aku sedang tidak ada jadwal. Bagaimana dengan kau Sehun-ssi?”

“Aku ...”

Ya, jjamkamman! Mengapa kalian mengobrol seperti bukan dengan teman? Sehun-ssi? Suzy-ssi? Ya ampun, kalian ini!” protes Nam Ah kemudian.

Suzy dan Sehun kembali kompak tertawa.

“Kami beda perusahaan yang menggaji, jadi ya, begini,” canda Sehun kemudian yang diikuti tawa keras Suzy sembari refleks memukul Sehun pelan.

Tingkah mereka justru membuat Nam Ah curiga. Ia menyerahkan kertas dan pulpen kepada Sehun. Lelaki itu pun lantas membubuhkan tanda tangannya.

“Kalian … ah, apa kalian tidak berpikir untuk menjadi idol couple saja? Kurasa kalian cocok secara visual!” Nam Ah membentuk kotak dari kedua telunjuk dan ibu jari tangannya yang diarahkan kepada Suzy yang berdiri disamping Sehun.

“Kau ini, apa-apaan sih?” Suzy langsung menepis tangan Nam Ah.

Nam Ah tersenyum. “Tapi kalian cocok!” ia menegaskan penglihatannya kepada dua makhluk cantik dan tampan yang ada dihadapannya itu.

“Kau ini berisik sekali. Aku menyesal telah menandatangani ini,” ujar Sehun sambil menyerahkan kertas yang sudah ditandatanganinya kepada Nam Ah.

“Hahahaha... Terima kasih Sehun-ah! Aah, kau baik sekali! Izinkan aku memelukmu, ya!” tanpa pikir panjang Nam Ah langsung memeluk Sehun dan membuat lelaki itu terkejut.

Ya, Jung Nam Ah, lepaskan! Ya!” Suzy kembali menegur sambil menarik tubuh Nam Ah supaya melepas pelukannya dari Sehun.

Tak lama kemudian, Nam Ah pun benar-benar melepas pelukannya dari Sehun. “Aigo Sehun-ah, kau sekarang begitu wangi! Ya ampun, pantas banyak wanita yang tergila-gila padamu!” katanya.

“Jung Nam Ah!” tegur Suzy lagi. “Kau akan diserang oleh fans-nya jika mereka tahu!”

Sehun tersenyum. “Gwaenchana! Nam Ah, sepertinya kau memang merindukanku.”

“Tentu saja!” katanya sambil menaikkan jempol.

Suzy mendesis.

***

Hari semakin siang, acara reuni pun semakin meriah. Namun Suzy dan Sehun yang dipertemukan di tengah acara justru mulai merasakan hal yang sama. Perut mereka mulai keroncongan mengingat sudah masuk jam makan siang, tetapi makanan di acara belum bisa dinikmati. Mereka kali ini duduk di barisan paling belakang tanpa Nam Ah.

“Mengapa mereka belum membuka makanannya, ya?” keluh Sehun kemudian sambil melihat keadaan sekitar.

“Ah, apa kau menunggu hal itu juga?” tanya Suzy antusias. Sehun hanya mengangguk. “Sama. Hmm... apa kita minta panitianya saja untuk segera membuka makanannya? Lama sekali!” kali ini giliran Suzy mengeluh sambil menepuk-nepuk perutnya yang sudah protes.

Sedang begitu, tiba-tiba ponsel Suzy berbunyi. Ada satu pesan masuk ke ponselnya.

From: EXO Baekhyun Oppa

Sudah jam makan siang. Apa kau sudah makan?

Membaca pesan itu, seulas senyum langsung terbingkai di bibir Suzy. Entah mengapa, hatinya selalu berbunga-bunga setiap mendapat pesan dari lelaki itu. Burung-burung yang bersarang di jantungnya langsung beterbangan membuat degupannya semakin kencang, tapi membahagiakan.

To: EXO Baekhyun Oppa

Belum. Aku sedang menghadiri reuni sekolahku, tapi mereka belum membuka makanannya. Aku sangat kelaparan. :'(

Sedang begitu, tanpa sengaja mata Sehun yang tepat duduk disamping Suzy berbelanja ke monitor ponsel yang sedang diulik gadis itu. Ia terkejut kalau teman seangkatannya ini tengah berkirim pesan dengan Hyung-nya di grup. Bahkan ia sempat membaca isi pesan yang menurutnya sedikit mencurigakan.

“Ya! Kau saling berkirim pesan dengan Baekhyun Hyung?” tanyanya kemudian tanpa tedeng aling-aling membuat Suzy terkejut.

Suzy membelalakan matanya tajam, ponsel yang sedari tadi dimainkannya langsung digenggam erat dan disembunyikan dari hadapan Sehun. Ia merasa bahwa tindakannya membuka ponsel di depan Sehun dan berkirim pesan kepada Baekhyun adalah suatu kecerobohan.

“Kau mengintip ponselku?” tanyanya panik.

“Geugae anira! Aku tidak sengaja melihat nama Baekhyun Hyung di situ. Aku tidak bermaksud sengaja melihatnya,” elak Sehun sambil menunjuk ponsel Suzy yang sudah berusaha disembunyikan. “Itu, Baekhyun kami kan?” ia mencoba memastikan.

Suzy tidak menjawab. Ia hanya menatap Sehun dengan ekspresi ketakutan sambil terus mencoba menutupi ponselnya. Ia juga tak habis pikir bagaimana bisa Sehun membelanjakan mata sampai ke ponsel yang tengah digunakannya? Pasalnya selama ini ia mengira jika hal terseebut hanya berlaku ketika orang-orang tengah berada di angkutan umum seperti bus atau subway.

“Benar ya?” Sehun kembali memastikan.

Gadis itu langsung menghela napas dengan sangat panjang. “Kau jangan terlalu keras menyebut namanya di depanku, di tengah banyak orang seperti ini!” tegurnya kemudian dengan mulut tertahan.

Kali ini giliran Sehun yang membelalak. “Jadi benar?” ia nyaris setengah berteriak.

“Jangan teriak!” tegur Suzy lagi.

Sehun refleks menutup mulutnya, “Ah, mianhae! Tunggu, apa kau bisa jelaskan kepadaku? Karena, pikiranku mulai menduga-duga setelah melihat sedikit isi pesan kalian,” katanya.

“OMO! Bahkan kau melihat isi pesannya? Ya ampun!” Suzy langsung menutup wajah dan meremas rambutnya. “Sehun-ah, apa yang kau lakukan? Kau tidak boleh begitu!” Suzy mulai kesal.

“Mianhae! Makanya, jelaskan padaku. Siapa tahu dugaanku salah. Jadi, bisakah kau jelaskan?” pinta Sehun.

Suzy menatap Sehun sambil menata napasnya. Ia benar-benar shock.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK