“CHANYEOL!”
“CHANYEOL!”
“CHANYEOL!”
“Hey! Hey! Hey!”
Seseorang menggoyangkan tubuhmu dengan sangat kuat dan membangunkanmu dari tidurmu. Kamu langsung terbangun, terbebeas dari rentetan mimpi terburukmu, terduduk di atas ranjang dengan keringat dingin di sekitar tubuhmu. Kamu menoleh dan melihat…
… Chanyeol dengan wajah bingung serta terkejut, sibuk menatapmu.
“Kamu tidak apa-apa?” dia bertanya.
Kamu masih menatapnya, terpaku dengan kehadirannya.
Chanyeol mendekatkan wajahnya padamu sambil mengusap keringat di dahimu. “Gwaenchana?”
Kamu langsung menubruknya dengan pelukan erat di lehernya, membuatnya terkejut hingga terjatuh di atas ranjang dengan kamu ada di atasnya. Kamu terus menerus memeluknya, membuatnya bingung namun kemudian sadar bahwa kamu baru saja mengalami mimpi buruk.
Kamu mulai menangis dan dia memelukmu. “Ssssh…” dia memintamu tenang. “Ceritakan semua.”
“Aku bermimpi tentangmu,” jawabmu terisak.
Chanyeol mengangguk pelan. “Oke, lalu? Apa yang kamu mimpikan?”
Kamu melepas pelukan dan terduduk di depannya. “Kamu meninggalkanku, kamu meninggal karena kecelakaan,” kamu menjawab dan akhirnya menangis tersedu-sedu.
Chanyeol langsung memelukmu, mengusap lembut punggungmu. “Itu hanya mimpi, itu tidak akan terjadi. Anggap saja itu peringatan untukku supaya lebih berhati-hati,” jawab Chanyeol.
“Tapi semua tampak nyata,” kamu masih terisak.
“Tidak akan terjadi apa-apa,” Chanyeol meyakinkan.
Chanyeol melepas pelukan, memegang kedua pipimu, membuatmu menatapnya. Dia mencium kedua matamu bergantian, kemudian pipi dan bibirmu. “Tidak akan terjadi apapun,” dia berbisik sebelum mencium bibirmu lagi.
Kamu merasa sedikit tenang begitu pun dengan dia. “Aku harus pulang,” ucapnya sambil turun dari ranjang tapi kamu memegang lengannya. “Jagiya?”
“Kumohon, jangan pulang,” kamu memohon. “Menginaplah di sini.”
Chanyeol merasa kasihan denganmu, dia kembali duduk dan memegang tanganmu. “Tidak bisa, aku harus pulang, kita masih bisa bertemu besok.”
Kamu terus menggeleng, merasa takut dan khawatir jika Chanyeol meninggalkanmu. “Oppa, jebal! Kumohon! Kumohon!” kamu merengek. “Menginaplah di sini meski hanya sehari! Kumohon!” kamu memeluknya, kembali menangis.
Chanyeol menghembuskan nafas berat, dia selalu luluh jika kamu sudah seperti ini, terlebih mengkhawatirkannya. “Oke, baik, baik,” dia berkata sambil lepas dari pelukanmu. “Aku akan menginap di sini.”
Kamu tersenyum begitu pula dengan dia. Dia memegang bahumu dan kalian berbaring di ranjang. Kamu langsung menyembunyikan wajahmu di dadanya, mencari perlindungan. Chanyeol mencium kepalamu dan mengusap lengan hingga pinggangmu.
“Jalljayeo,” kamu berbisik.
Chanyel tersenyum. “Jalljayeo.”