Disclaimer
Terinspirasi dari MV EXO Wolf & Growl drama ver. Jadi cerita berdasarkan pada MV tersebut.
Para artis milik Tuhan, keluarganya, diri mereka sendiri dan agensi. OC miik saya pribadi. Cerita murni hasil imaginasi –liar- otak saya. Mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh oc, alur, latar belakang, maupun cerita secara keseluruhan.
Saya tidak mengambil keuntungan komersil apapun dari cerita ini. Semua cerita hanya untuk kesenangan semata. Hak cipta dari cerita ini milik saya pribadi.
Mohon maaf untuk segala bentuk kesalahan penulisan (typo), baik dalam segi pemilihan kata, ejaan, maupun tanda baca.
Butuh banyak masukan.
Happy reading my beloved readers ^_^
DON’T BE PLAGIARISM!!!
https://thehouseoffiction.wordpress.com/
Waktu baru menunjukkan pukul tujuh, tapi ruang santai asrama begitu sepi. Seungrin sedang menikmati coklat hangatnya saat seseorang menarik paksa tangannya, membuat mug berisi coklat panas yang baru diletakannya dimeja bergeser dan menumpahkan sedikit isinya.
“Apa?” Seungrin mendelik pada Kai –seseorang yang menarik paksa tangannya.
Kai tidak menjawab, dan terus menarik Seungrin keluar asrama.
“Kau... apa?” Tanya Kai. Seungrin hanya menatap Kai tidak mengerti sekaligus sebal.
“Kau dan Kris itu apa?!” Ulang Kai. “Aku melihat iris Kris berubah merah beberapa kali, dan... kau tidak kedinginan?” Seungrin terkesiap, tapi ia berusaha tetap pada facade dinginnya. Apakah, Kai mulai curiga? Sedangkan Kai menatap gadis itu bingung.
“Tentu saja dingin bodoh!” Seungrin menggosok-gosokkan kedua tangannya, uap putih tipis mengepul dari mulutnya. Sebentar lagi musim dingin, tentu saja dingin, ditambah ia yang keluar tanpa jaket karena ditarik seenaknya oleh Kai. Walaupun sebenarnya ia sudah tidak bisa merasakan panas dan dingin.
Dengan gerakan cepat Kai menarik Seungrin dan menciumnya. Seungrin terbelalak, terdiam sejenak, terlalu terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Kai.
Dalam sekali hentak ia melepaskan diri dari Kai, dan menatap lelaki itu dengan penuh amarah. Lalu bergegas kembali ke asrama. Ada perasaan sesak saat bibir Kai menyentuh bibirnya, sesuatu dari masa lalunya berkelebat dalam otaknya. Sesuatu yang sudah hampir dilupakannya.
*Wolf Are Growling*
“Kau gila sekarang!” Kris membentak Seungrin dalam bahasa ‘mereka’ saat keduanya sedang berada di balkon asrama paling atas, jarang sekali yang menjamah tempat itu, ditambah waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam.
Seungrin menatap Kris dengan tatapan menyalang.
“Aku melihatnya! Tidak usah menutupi apapun dariku!” Kris menggeram. “Kau dan Kai berciuman! Aku tahu!”
Seungrin mendelik. “Dan kau semarah ini hanya karena hal itu?!”
“Hanya?!” Kris mencengkram lengan Seungrin.
“Tidak usah membesar-besarkan Kris! Aku bahkan tidak menganggap kejadian itu!” Seungrin menyentak Kris balik.
“Kalau kau tidak menganggapnya, kau tidak akan menangis saat berjalan kembali!” Seungrin terdiam, mencoba mencari jalan keluar dari situasi ini.
“Jangan pernah berhubungan dengan manusia manapun di sekolah ini!” Kris memperingatkan keras.
“Luhan juga manusia!” Seungrin menggeram.
“Tapi ia masih bagian dari kita!” Kris mencengkram lengan Seungrin semakin erat.
“Tidak jika sampai minggu ini kau belum mau berbuat sesuatu!” Susah payah Seungrin melepaskan cengkraman Kris, dan ia harus mendapatkan luka gores dilengannya, karena Kris tanpa sengaja mengeluarkan ‘kuku’nya.
Kris hanya mampu menatap kepergian Seungrin dan darah yang tertinggal di kukunya bergantian. Kemudian, melolong pelan.
Seungrin berlari keluar asrama. Kemanapun, asalakan menjauh dari Kris. Batinnya.
“Hei!” Xiumin menggenggam lengan Seungrin lembut, namun diluar dugaannya, gadis itu malah mendorongnya hingga membentur pohon besar jauh dibelakangnya. Seungrin terbelalak, begitu bodohnya ia tak bisa mengontrol kekuatannya.
Setetes air mata lolos kemudian, dan ia kembali berlari, lebih cepat.
*Wolf Are Growling*
Keesokannya Seungrin menghilang. Tak ada di kelas ataupun asrama. Dalam hati Kris panik, karena ‘indra’nya pun tidak dapat menemukan dimana gadis itu, tapi ia berusaha tetap dalam facade dinginnya.
Selama pelajaran, Kai terus menatap Kris sengit, Kris mampu merasakan itu, namun ia memilih berpura-pura acuh.
“Apa yang terjadi?!” Serbu Kai begitu bel tanda istirahat berbunyi dan guru yang baru selesai mengajar meninggalkan kelas.
Pandangan satu kelas tertuju padanya, namun Kai hanya memasang wajah datar sembari menatap mejanya.
“Kai?” D.O bergumam tak mengerti.
Kai bangkit, dan menghampiri Kris. “Apa yang terjadi antara kalian?” Kris paham betul maksud Kai, tapi ia sungguh tak suka jika ada yang mencampuri urusannya.
Kai baru menyentuh bahu Kris, namun lelaki itu sudah menepis keras tangannya. Kai yang sudah tersulut emosinya, dapat diredam oeh satu tarikan lembut dari Sohee. Hampir saja ia memukul lelaki yang lebih jangkung darinya itu.
“Tidak usah ikut campur!” Kris lalu bergegas meninggalkan kelas.
Kai hanya mendengus, sedangkan satu kelas masih memandanginya dengan tatapan penuh tanya.
*Wolf Are Growling*
Kris tidak bisa menahan dirinya untuk segera menyeret Seungrin kebagian paling belakang komplek sekolah mereka dan menanyai berbagai macam pertanyaan saat gadis itu baru saja memasuki ruang depan asrama. Dua hari menghilang, tanpa membawa ponselnya dan tak dapat dilacak ‘indra’ Kris sekalipun. Lelaki jangkung itu hampir gila sekarang.
Kris terus menatap Seungrin dengan tatapan menusuknya, namun gadis itu tak menggubrisnya sama sekali, Seungrin terus saja menunduk sejak kedatangannya beberapa menit lalu.
“Maaf.” Satu kata itu membuat Seungrin menarik tangannya dari genggaman Kris.
“Mau menjelaskan sesuatu?” Suara Kris semakin melembut.
Seungrin mendongakkan wajahnya, matanya sedikit berair, dan Kris tidak mengerti.
“Aku mau kembali ke asrama.” Sahut Seungrin singkat, lalu pergi begitu saja.
Kris mengepalkan tangannya erat-erat. Benar-benar tak sanggup menghadapi gadis itu tanpa Luhan disampingnya.
Luhan... Batinnya perih.
*Wolf Are Growling*
Seolah tak ada yang terjadi, Kai tetap pada facade datarnya. Namun sesekali ia menatap Seungrin, dibuat penasaran setengah mati akan gadis itu.
Semenjak kembali setelah menghilang dua hari, gadis itu jauh lebih misterius dari sebelumnya. Otak Kai meneriakkan seribu satu pertanyaan, namun tak ada satu pun yang berhasil diutarakannya.
Kai memang bukan tipe orang yang senang mengobrol dan mudah penasaran, tapi sesuatu pada diri Seungrin membuatnya semakin tak bisa fokus dalam melakukan berbagai hal –seperti di kelas saat ini. Ditambah lagi kedekatan gadis itu dan Kris –yang dianggapnya sebagai ancaman- tak pernah terlihat lagi.
Seungrin menyadari kalau –mungkin- teman sebangkunya sedang mengamatinya. Namun berbagai hal dalam otaknya membuatnya tak perduli sama sekali, walau sebenarnya ia risih akan tatapan Kai. Tatapan itu, mengingatkannya pada sesuatu, yang hanya membuatnya semakin sakit hati. Seumur hidupnya, baru kali ini ia merasakan perasaan yang begitu abstrak itu.
~To Be Continued~
DON’T BE PLAGIARISM!!!
https://thehouseoffiction.wordpress.com/
R&R please ;;)