home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Wolf Are Growling

Wolf Are Growling

Share:
Author : kyo_chan0629
Published : 13 Apr 2016, Updated : 03 Aug 2016
Cast : Han Seungrin | Seungrin (OC), Wu Yifan | Kris (Actor/Soloist),, Xi Luhan (Actor/Soloist), EXO member
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |1397 Views |0 Loves
Wolf Are Growling
CHAPTER 4 : Love, Love, Love

Disclaimer

Terinspirasi dari MV EXO Wolf & Growl drama ver. Jadi cerita berdasarkan pada MV tersebut.

Para artis milik Tuhan, keluarganya, diri mereka sendiri dan agensi. OC miik saya pribadi. Cerita murni hasil imaginasi –liar- otak saya. Mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh oc, alur, latar belakang, maupun cerita secara keseluruhan.

Saya tidak mengambil keuntungan komersil apapun dari cerita ini. Semua cerita hanya untuk kesenangan semata. Hak cipta dari cerita ini milik saya pribadi.

 

Mohon maaf untuk segala bentuk kesalahan penulisan (typo), baik dalam segi pemilihan kata, ejaan, maupun tanda baca.

Butuh banyak masukan.

 

Happy reading my beloved readers ^_^

 

 

DON’T BE PLAGIARISM!!!

https://thehouseoffiction.wordpress.com/

 

            Sohee terkejut dan terjajar beberapa langkah saat mendapati Seungrin berada di depan rumahnya, bersandar pada tembok putih pucat pembatas rumahnya dan rumah tetangga. Tumben sekali ia kemari, ada apa? Pikirnya mengingat ia tidak pernah akrab dengan dua murid baru di kelasnya itu.

            “Seungrin?” Seungrin menoleh, seseorang yang ditunggunya sedari tadi akhirnya muncul juga. “Kenapa tidak menekan bel saja?” Sohee tersenyum ramah.

            “Tidak apa-apa. Aku ingin bicara sebentar.” Seungrin maju selangkah, berbalik menghadap Sohee.

            “Masuklah. Lebih baik bicara didalam, ini sudah malam dan cuaca semakin dingin.” Ajak Sohee lembut.

            “Tidak perlu. Hanya sebentar saja. Bisa...” Perkataan Seungrin terpotong saat seseorang menyerukan nama Sohee.

            “Oh, Kai!” Sohee melambai pada seseorang dibelakang Seungrin, yang menyerukan namanya tadi.

            “Nah, kita ke dalam saja bagaimana?” Tawar Sohee –lagi- pada Seungrin, juga Kai.

            “Lain kali saja. Aku permisi.” Seungrin langsung berbalik dan pergi.

            “Kenapa dia?” Sohee bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

            “Jangan dekat-dekat dengannya!” Tersirat ketidak sukaan dalam nada bicara Kai.

            “Kenapa?” Sohee menatap Kai tidak mengerti.

            “Pokonya tidak usah dekat-dekat dengan dua murid baru itu!” Kai tetap menunjukkan ketidak sukaannya dalam wajahnya yang datar.

            “Kau aneh. Apa kau masih marah karena kau tidak bersamaku lagi?” Sohee melipat tangannya.

            “Tidak usah mengungkit yang lalu! Kau tahu aku tidak suka kan?!” Kai melotot ke arah Sohee.

            “Hei! Tenang lah.” Sohee tersenyum lebar. “Ada apa kau kemari?”

            “Aku mau pinjam catatan.” Kai mengerjap, teringat akan tujuan sebenarnya ia kemari.

            “Masuklah dulu.”

 

            Seungrin tidak benar-benar pergi, ia mengamati Kai dan Sohee dari tikungan dibawah jembatan. Ada kilat amarah dalam wajah datarnya yang tersamar bayangan jembatan.

 

*Wolf Are Growling*

 

            Semilir angin musim gugur tak mengusik Seungrin yang sedang duduk di dahan pohon besar yang menghadap langsung ke lapangan sepak bola. Pikirannya masih melayang-layang di pertandingan sepak bola siang tadi. Kris ikut bermain didalamnya, bersama sebelas lelaki yang kata Chanyeol adalah teman-teman satu ‘geng’nya, dan ada Luhan disana.

            Pertandingan berlangsung sangat seru. Mereka hanya mampu mencetak tiga gol –satu gol dari team Kris dan dua gol dari team Luhan- dalam pertandingan yang berlangsung hampir dua jam itu. Seungrin mampu melihat kilat amarah dan rasa ingin mengalahkan yang begitu besar dalam ekspresi datar Kris, hal inilah yang membuatnya tidak bisa fokus untuk mengerjakan tugasnya dan membuatnya berakhir disini, didahan pohon besar didepan lapangan sepak bola itu.

 

            “Mengamati apa?!” Suara sinis seseorang dari bawah menyadaran Seungrin dari lamunannya. Ia melongok kebawah dan mendapati Kai disana.

            Seungrin tak menjawab, ia melempar pandangannya ke arah lain, bangunan depan gedung asrama.

            “Aku tidak tahu ada apa antara kau dan Luhan. Yang jelas, aku juga tidak begitu menyukai lelaki itu.” Pernyataan tiba-tiba dari Kai –yang terkenal irit dalam berkata-kata- menarik perhatian Seungrin.

            “Apa alasannya?” Seungrin berusaha berkata sedatar mungkin, walau dalam hatinya ada rasa penasaran yang begitu besar. Untuk apa dia memberitahuku hal ini?

            “Lihat!” Jari telunjuk Kai mengarah ke sudut lapangan sepak bola, ada sebuah pohon yang sama besarnya dengan yang Seungrin duduki sekarang disana. Tatapan Seungrin beralih pada Kai, lalu mengikuti arah telunjuk lelaki jangkung itu.

            Seungrin terkesiap, Luhan dan Sohee disana... berciuman. Sejak kapan? Ada desir ngilu dalam hatinya.

            “Sohee dulu milikku, lalu dia datang dan Sohee beralih padanya. Aku tahu ada sesuatu yang aneh tentang lelaki itu, tapi aku tak tahu pasti apa itu. Bodohnya Sohee masih saja mau menempel, bahkan menjadi miliknya. Padahal asal-usulnya saja tidak jelas.” Jelas Kai panjang lebar.

            Seungrin menatap Kai cepat dan melompat turun dari dahan yang cukup tinggi itu tanpa kesulitan –padahal ia masih menggunakan seragamnya, setelan kemeja dan rok. Kai menatap Seungrin takjub, walau wajahnya masih datar. “Kau atlet huh?!”

            Seungrin hanya mendelik Kai sekilas.

            Menyebalkan. Batin Kai, walau ia tak ambil pusing soal gadis super dingin disampingnya.

            “Lalu?” Sahut Seungrin masih penasaran.

            “Jika apa yang akan kau lakukan dengan lelaki blasteran yang masuk bersamamu itu mampu mengungkapkan siapa dia, aku akan senang hati membantumu.” Sahut Kai.

            “Lupakan.” Dan dengan cepat Seungrin meninggalkan Kai yang menatapnya bingung dan kesal.

            Kemudian Kai merutuk tidak jelas, yang dijawab semilir angin.

 

*Wolf Are Growling*

 

            Seungrin melangkah buru-buru, menaiki anak tangga digedung asrama dengan cepat. Dengan pengendalian tubuh yang baik ia berhasil menghindar menabrak sesosok jangkung yang berjarak hanya beberapa centi lagi darinya.

            Seungrin menengadah, lalu menghembuskan napas lega. Kris, sosok jangkung yang hampir ditabraknya itu mengerutkan kening.

            “Kenapa?” Tanya Kris datar.

            “Kai juga tidak suka dengan Luhan. Ia berniat membantu dan aku menolak.” Jelas Seungrin singkat.

            Tanpa aba-aba, Kris menyeret Seungrin keluar dari asrama, lalu menuju bagian paling belakang komplek sekolah mereka.

            “Jelaskan!” Pinta Kris tegas dalam bahasa ‘mereka’.

            “Tadi Kai mengatakan padaku, Sohee miliknya dan Luhan merebut gadis itu. Lalu ia akan senang hati membantu kita jika itu bisa membuat Sohee kembali padanya. Lalu aku bilang padanya untuk melupakan hal itu.” Jelas Seungrin sambil menatap Kris dalam, walalu sebenarnya ia tak perlu melakukan itu untuk mendapatkan keyakinan Kris.

            Kris mendesah keras. Batinnya berkata kalau mungkin saja bantuan Kai dapat sangat menolong, tapi disisi lain hal itu justru bisa ‘membunuh’ ia dan Seungrin.

            “Lalu apa rencana mu selanjutnya?” Tanya nya pada Seungrin.

            Seungrin beralih menatap jajaran pohon besar yang menghalangi tembok tinggi pembatas komplek sekolahan itu. “Ku dengar para ‘pemburu’ itu masih suka mengikutinya. Jika mereka menyerang mungkin itu sesuatu yang baik untuk kita memulai.”

            “Tapi kau bisa kelelahan, dan itu berbahaya.” Kris menyangkal ide gila ‘partner’nya itu.

            “Aku bisa menanganinya. Aku bukan Seungrin yang dulu Kris!” Seungrin menunjukkan ketidak sukaannya atas respon Kris.

            “Lakukan perlahan, jangan terburu-buru!” Tegas Kris, ia tahu tak ada gunanya berdebat dengan gadis berwajah kekanakan dihadapannya.

 

~To Be Continued~

 

DON’T BE PLAGIARISM!!!

https://thehouseoffiction.wordpress.com/

 

 

Note’s: Maaf baru sempet update lagi, semoga ga kecewa sama lanjutannya *bow*

 

R&R please ;;)

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK