home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Wolf Are Growling

Wolf Are Growling

Share:
Author : kyo_chan0629
Published : 13 Apr 2016, Updated : 03 Aug 2016
Cast : Han Seungrin | Seungrin (OC), Wu Yifan | Kris (Actor/Soloist),, Xi Luhan (Actor/Soloist), EXO member
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |1375 Views |0 Loves
Wolf Are Growling
CHAPTER 3 : Moonlight

Disclaimer

Para artis milik Tuhan, keluarganya, diri mereka sendiri dan agensi. OC miik saya pribadi. Cerita murni hasil imaginasi –liar- otak saya. Mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh oc, alur, latar belakang, maupun cerita secara keseluruhan.

Saya tidak mengambil keuntungan komersil apapun dari cerita ini. Semua cerita hanya untuk kesenangan semata. Hak cipta dari cerita ini milik saya pribadi.

 

Mohon maaf untuk segala bentuk kesalahan penulisan (typo), baik dalam segi pemilihan kata, ejaan, maupun tanda baca.

Butuh banyak masukan.

 

Happy reading my beloved readers ^_^

 

DON’T BE PLAGIARISM!!!

https://thehouseoffiction.wordpress.com/

 

NO BASH!!! NO FAN WAR!!!

 

PLEASE LEAVE SOME COMMENT

DON’T BE SILENT READERS!!!

 

DON’T BE PLAGIARISM!!!

https://thehouseoffiction.wordpress.com/

 

            Malam itu bulan hanya nampak separuhnya, namun sinarnya cukup terang untuk menerangi bumi yang gelap tanpa bintang. Malam itu juga Seungrin dan Luhan bertemu. Pertemuan pertama mereka diluar sekolah. Pertemuan yang amat dinantikan Seungrin sejak kedatangannya di sekolah Luhan satu bulan yang lalu.

            “Jadi... kau mau apa?” Tanya Luhan to the point. Sangat tidak Luhan sekali, batin Seungrin.

            “Aku tahu kau tidak suka akan kedatanganku dan Kris.” Seungrin mulai menggunakan bahasa ‘mereka’ tanpa sadar.

            “Tapi ini kewajiban kami. Karena kami harus membawamu kembali!” Lanjutnya dengan tatapan menyalang. Sekilas, nampak kilat kemerahan dalam mata gadis berwajah kekanakan itu.

            “Aku tidak mengerti. Kembali kemana? Bukankah kita memang seharusnya tinggal disini?! Kau dan Kris seharusnya tinggal di rumah, bukan asrama!” Luhan benar-benar tak paham maksud gadis dihadapannya. Memangnya akan kemana lagi mereka? Pikir Luhan.

            “Sekarang kau tidak akan mengerti, Lu. Tapi saat waktunya tiba kau akan mengerti semuanya!” Seungrin mempertegas akhir kalimatnya, lalu berbalik dan siap meninggalkan Luhan yang masih menampakan ekspresi tak mengetinya. Namun...

            “Apa yang kalian bicarakan hmh?” Gadis itu... Si teman sebangku Luhan.

            Seungrin hanya terdiam, tak tahu harus berkata apa untuk menjelaskan apa yang baru saja terjadi.

            “Bukan masalah besar.” Luhan mengibaskan tangannya sebelum mengambil langkah menghampiri si gadis.

            Seungrin bernapas lega. Segera ia melangkah lebar-lebar, menjauh dari Luhan maupun gadis itu.

 

            “Benarkah? Tapi aku mendengar Seungrin berbicara dengan bahasa yang belum pernah kudengar sebelumnya. Kenapa kau mengerti?” Gadis yang berada dalam rangkulan Luhan menatapnya penuh selidik.

            “Tidak mungkin. Kau mungkin terlalu banyak menonton drama sehingga pendengaran dan otakmu jadi tidak sinkron Sohee-ya.” Canda Luhan, yang sebenarnya juga bingung dengan maksud pertanyaan gadisnya.

            Sohee –si gadis- mendesis, memukul lengan Luhan pelan sambil tertawa ringan, dan keduanya memutuskan meneruskan perjalanan.

 

*Wolf Are Growling*

 

            “Aku tahu kau bertemu dengannya semalam.” Kris berkata pelan pada Seungrin. Saat itu kelas kosong, bel istirahat kedua baru saja berbunyi.

            “Iya. Kenapa?” Seungrin masih asik dengan ponselnya.

            “Apa yang kalian lakukan?” Tanya Kris lagi penuh selidik –masih dengan suara yang pelan.

            Seungrin mengangkat kepalanya, menatap manik Kris dalam. “Hanya mengatakan apa yang seharusnya kita katakan padanya satu bulan lalu.”

            “Lalu?” Kris masih belum puas dengan jawaban ‘partner’nya itu.

            “Sudah.” Seungrin bangkit dari duduknya, “Ah,” lalu terdiam sejenak, “aku bertemu Sohee juga, dan pulang.” Dan kemudian melesat meninggalkan Kris dalam hening.

            Apakah memang sudah seharusnya dimulai? Batin Kris menimbang-nimbang.

 

*Wolf Are Growling*

 

            Dengan napas terengah-engah lelaki jangkung itu terus berlari sambil sesekali menatap langit malam yang segelap mutiara hitam. “Mungkinkah, gerhana?” Bisikinya pada diri sendiri. Segerombolan orang dengan seragam hitam terus mengejarnya.

 

            “Kris!” Seorang gadis menyerukan namanya saat matanya dapat menangkap bangunan tua yang menjulang tak jauh darinya.

            Kris menoleh, “Kita berpencar!” Seungrin –gadis itu- mengangguk, dan mulai mengambil jalan yang berlainan dengan Kris. Benar saja, gerombolan yang mengikuti Kris tadi terpecah dua. Ia berterima kasih dalam hati pada Seungrin, dan berharap semoga gadis itu mampu menangani pengejarnya sendirian.

 

*Wolf Are Growling*

 

            “Lihat Kris! Kita tidak punya banyak waktu!” Seungrin mengerang frustasi. Para pengejar mereka telah ditumpas habis.

            “Purnama masih lama! Tidak bisakah kau tenang sedikit?! Jika terburu-buru, semuanya juga akan sia-sia!” Kris sedikit menyalang dalam bahasa ‘mereka’.

            “Luhan mampu menerimanya!” Seungrin bersikukuh.

            “Tidak! Tidak semudah itu! Aku tahu bagaimana Luhan!” Kris mulai menggeram.

            “Jangan salahkan aku kalau semuanya terlambat!” Dengan langkah kesal Seungrin meninggalkan Kris begitu saja.

            Kris terduduk, ia terlalu lelah menghadapi para pengejar itu seharian ini, ditambah lagi permintaan ‘partner’nya yang –menurutnya- terburu-buru itu.

            Jika terlambat, aku akan mati lebih dulu bodoh! Rutuk Kris, yang ditujukan pada Seungrin.

 

*Wolf Are Growling*

 

            Suara gemerisik dari semak dibelakang kolam air mancur disekolah itu membuat Seungrin waspada. Ia masih diam dalam posisinya yang menatap kosong kolam, seolah tak peduli dengan suara itu.

            “Senang sekali menyendiri?!” Suara yang lembut menyapa pendengarannya.

            Seungrin berbalik dan mendapati Xiumin sedang menatapnya dengan tatapan polos. “Apa?” Tanya nya singkat, sarat dengan nada ketidak sukaan.

            “Aku juga senang jalan-jalan di malam hari.” Bukannya menjawab, Xiumin malah bercerita. “Lain kali, kalau ingin jalan-jalan malam begini ajak aku oke?!”

            Seungrin hanya melirik Xiumin sekilas, lalu kembali fokus pada kolam.

            “Apa yang kau pikirkan?” Xiumin maju selangkah, menatap Seungrin intens.

            “Tidak ada.” Jawab Seungrin singkat.

            “Begitu ya.” Ada kekecewaan dalam nada bicara Xiumin. “Kalau ada sesuatu, kau bisa mengatakannya padaku. Itu pun kalau kau merasa percaya padaku. Aku tahu kau sebenarnya baik. Hanya terlalu canggung karena sebagai murid pindahan.” Lalu ia berbalik.

            Seungrin mendesah. Ia memutar badannya, dan mendapati belakang Xuimin yang kian menjauh.

            “Sebaiknya kau, dan yang lain, tidak perlu tahu apapun. Baik tentang aku, Kris, maupun Luhan.” Gumamnya.

 

~To Be Continued~

 

DON’T BE PLAGIARISM!!!

https://thehouseoffiction.wordpress.com/

 

Glosarium

-ya: Digunakan pada akhiran nama huruf vokal, biasa digunakan pada seseorang yang sudah dekat sekali. (Korea)

 

R&R please ;;)

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK