Julia memasukkan dokumen penting ke dalam kopernya, di susul dengan baju-baju yang akan ia akan pakai selama di Jakarta. Setelah mengepak bajunya, kini ia memasukan barang-barang yang menurutnya akan di gunakan selama ia di Jakarta. Ia juga memasukan album, dan beberapa barang berbau Infinite kedalam tasnya. Ke inginannya sudah bulat, ia harus ke Jakarta agar terlepas dari Bapak.
‘Jadi beneran mau pergi ke Jakarta?’ ungkap Jilsa saat masuk kedalam kamar Mbak-nya. Gadis berkaca mata itu duduk di pinggir tempat tidur Julia.
‘Aku mau mandiri’ Julia masih sibuk untuk memasukan barang-barangnya kedalam tas dan koper.
‘Mana bisa kamu mandiri. Sebulan lagi pasti balik ke Jogja dan nangis – nangis karena enggak betah hidup di Jakarta’ ledek Jilsa.
‘Diem kamu! Mbak pasti bisa hidup di Jakarta kok’ Ucap Julia dengan penuh keyakinan.
‘Serah kamu. Semenjak kamu pulang dari Bali, kamu jadi aneh. Suka Kpop, suka teriak – teriak sendiri di depan handphone, suka berantem sama Bapak. Kalau demi Uyon kamu ke Jakarta, mending kamu enggak usah pulang ke Jogja lagi’ ucap Jilsa yang langsung keluar dari kamar Julia.
Julia terduduk sejenak di sudut tempat tidurnya, ia terdiam sejenak. Berfikir apa yang akan ia lakukan selama di Jakarta, ia bertanya – tanya lagi kepada hatinya, benarkah ini? Julia melempar pandanganya kepada poster besar yang terpanjang di salah satu sudut kamarnya—poster Woo Hyun.
‘Apakah ini pilihan yang benar?’ tanya Julia kepada poster yang sedang ia pandang.
‘Kalau enggak sekarang, lalu kapan aku bisa mandiri?’ tanya Julia kepada poster tersebut, ia benar – benar mirip seperti orang yang tidak waras. Julia menundukan kepalanya untuk sejenak lalu kembali merapihkan barang – barang yang ingin ia bawa ke Jakarta.
₪
Julia menarik koper miliknya ke depan rumah, ia juga membawa tas – tas berisi barang – barang miliknya.
‘Kamu beneran mau pergi ke Jakarta?’ tanya Bapak saat Julia mengangkat tas terakhirnya.
‘Ia benarlah Pak, masa Julia bohong’
‘Poster yang katamu edisi terbatas udah Bapak belikan, tuh. Kamu tidak perlu pergi ke Jakarta’ ucap Bapak yang berdiri dekat Julia.
‘Aku tuh udah besar loh, Pak. Putri Bapak ini sudah dua puluh dua tahun, sudah lulus S1’ ucap Julia yang menatap kedua bola mata Bapak. Dari kedua bola mata pria berusia 48 itu tampak sebuah kesedihan.
‘Julia hanya ingin tidak merepotkan Bapak. Julia juga ingin menabung untuk masa pensiun Bapak nanti, untuk kuliah Jilsa juga’ Julia mengengam kedua tangan Bapaknya dengan penuh keyakinan, ia yakin kalau pergi ke Jakarta adalah pilihan yang sangat tepat.
‘Kamu kerja apa di sana?’ tanya Ibu yang mengengam kunci mobil.
‘Apa aja Bu, masa aku yang kuliah dengan IPK kumlot dan sudah pernah kerja di hotel bintang lima di Bali bisa tidak dapat kerjaan sama sekali di Jakarta. Apa lagi aku kan bisa lebih dari dua bahasa, jadi Ibu tidak perlu khawatir. Anak mu ini bisa di andalkan’ ucap Julian dengan senyum tipis. Kedua orang tua nya masih menatap Julia dengan sedih. Mereka masih belum rela melepas anak gadisnya mengadu nasib di Jakarta.
‘Bapak biayain kamu liburan ke Korea, tapi jangan tinggal di Jakarta’ Bapak merayu Julia. Anak sulungnya mengelengkan kepala.
‘Aku harus pergi, kalau tidak ketinggalan pesawat’ ucap Julia yang melihat arlogi pada tangannya.
₪
Peluh mengucur deras dari tubuh Julia, ia harus merapihkan barang – barangnya sendiri. Julia menumpang di rumah sepupunya yang tinggal di Jakarta, kebetulan di rumah tersebut ada kamar kosong.
‘Apakah kamu tau kalau aku sangat lelah?’ tanya Julia kepada layar ponselnya yang menampilkan wajah Mi Ra.
‘Kamu pindah ke Jakarta?’ tanya Mi Ra dan di jawab dengan angungkan kepala Julia.
‘Aku ingin kamu nonton konser Infinite nanti!’ ucap Mi Ra dengan wajah yang gusar. Kali ini Julia tidak dapat datang ke Korea untuk nonton konser world tour pertama yang akan di adakan oleh Infinite di Seoul bulan Agustus nanti.
‘Aku juga berharap aku bisa ke Seoul, tapi apa dayaku jika aku harus fokus mencari kerja di Jakarta’ ucap Julia dengan air muka murung. Ia merasa sedih sekali tidak dapat menonton konser pertama Infinite.
‘Bagaimana jika kamu membuat project untuk Infinite?’ usul Mi Ra.
‘Coffee truck? Food truck? Kemarin saat Infinte comeback Man In Love, aku sudah melakukan itu dengan bantuanmu’ ucap Julia, ia memikirkan hal apa yang dapat ia lakukan untuk Infinite.
‘Masih ada waktu lebih dari sebulan sebelum Infinite konser’ ucap Julia yang di akhiri dengan tarikan nafas.
‘Bagaimana dengan Banner dan food support makanan untuk Infinite?’ Julia tersenyum lebar mendengar ide Mi Ra. Ia harus melakukannya.
₪
Ruang rias menjadi sangat riuh seperti pasar sayur di pagi hari. Ada Woo Hyun dan Sung Gyu yang fokus dengan lirik yang sedang mereka nyanyikan, Hoya yang sedang pemanasan sebelum konser di mulai, Myung Soo dan Sung Jong yang sedang make up, Sung Yeol dan Dong Woo yang sedang bercanda dengan dunia mereka yang tak di mengerti oleh orang lain. Seorang staff membawakan trolly berisi makanan ke ruang hias hingga mencuri perhatian seluruh member Infinite.
‘Apa itu?’ tanya Woo Hyun penasaran.
‘Sepertinya ada makanan yang enak’ tukas Sung Yeol yang langsung berlari menuju trolly makanan.
‘Food Support dari Inspirit Indonesia’ ucap staff yang membawa trolly.
‘Indonesia?’ gumam Myung Soo yang merasa lasticg dengan nama Negara itu.
‘Julia?’ ucap Hoya.
‘Julia Julia iyudo moreuneun chae..’ Sung Gyu mulai bernyanyi.
‘Mame dama dueotteon neoeui shigan’ sambung Woohyun.
‘Eojeeui gieogi’ Woo Hyun dan Sung Gyu nyanyi bersama, untuk ke lima temannya yang merasa sudah biasa dengan prilaku Woo Hyun dan Sung Gyu hanya dapat melahap makanan yang di antarkan oleh staff barusan.
‘Ayo kita foto dulu’ ucap Sung Jong yang meminta bantuan staff untuk memfoto mereka yang sedang makan.
‘Ah, untung aku bertemu Julia lebih cepat. Andai aku bertemu Julia setelah kita merilis lagu Julia, mungkin aku akan meledeknya hingga menangis’ ucap Woo Hyun yang mengambil sepotong pizza dan memakannya.
‘Apa ia menonton konser kita?’ tanya Sung Jong.
‘Jika ia tidak menonton konser kita, jangan posting foto kita ke media sosial’ ucap Dong Woo yang diakhir dengan tawa.
‘Kita harus mengunjugi Indonesia di tour kita nanti’ ide Myung Soo yang di setujui dengan member lainnya.
‘Tapi bukannya kita sudah ke Indonesia? Jakarta’ ucapa Hoya yang mengingat-ingat nama Negara yang di kunjunginya pada awal tahun ini.
‘Aku melihat Julia berdiri di bagian paling depan dengan benner, I’m Julia. Saranghae Oppa’ tiru Woo Hyun membuat seluruh member tertawa.
‘Bagaimana kita lupa, ia memberikan banyak kenangan saat ia berlibur ke Korea’ ucap Hoya dengan tawa.
‘Hampir setiap hari kita makan enak tanpa harus membelinya. Masakannya sungguh nikmat’ puji Sung Gyu.
‘Jika ia dengar ini, pasti ia akan besar kepala’ ucap Sung Yeol yang mengelap tanganya dengan tissue dan memastikan make up nya tidak berantakan karena makanan.
‘Ayo kita berikan hal yang terbaik untuk konser pertama kita’ ucap Sung Gyu dengan Semangat.
₪
Julia langsung berlari melihat ponselnya ketika ponselnya berdering. Mi Ra mengirimkan video rekaman dan beberapa foto Infinite sedang makan di backstage. Tidak hanya itu, Mi Ra juga mengirimkan foto – foto banner yang berhasil terangkat saat lagu nothings over di lantunkan.
‘Gila, Aku berhasil!’ ucap Julia dengan hati yang sangat gembira hingga ia loncat – loncat tak jelas dan terjatuh ke lantai karena terpleset.
‘Au…’ ucapnya yang mengelus bokongnya. Bukanya kesakitan karena terjatuh, ia malah tertawa.
Julia mengambil ponselnya untuk mengecek pesan dari Mi Ra.
Mi Ra: Aku akan kirimkan beberapa goodies official untuk mu! Semoga kamu menyukainya!
Julia : Berapa yang harus aku bayar?
Mi Ra: Tidak perlu! Kali ini kamu juga tidak perlu membuka pre-order untuk Goodie Infinite, karena aku akan memberikan dan mengirimkannya secara gratis.
Julia : Saranghae Mi Ra – ya.
Julia mengepalkan tangannya ke udara, seperti anak kecil yang baru dapat mainan baru. Julia tak henti – henti tertawa.
₪
Jarum jam menunjukan pukul tujuh malam, bel rumah tanda ada tamu yang berkunjung menganggu Julia yang sedang merapihkan dokumen untuk interview besok pagi. Julia keluar dari kamar untuk membuka pintu rumah.
‘Siapa?’ tanya Julia ketika membuka pintu rumahnya.
‘Jimelsa Anatasya?’ gumam pria yang ada di ambang pintu dengan suara terkejut. Bunga yang barusan ia pegang mendadak di sebunyikan di belakang. Julia merasa tidak terkejut bertemu dengan Miko, bukankah dunia ini terlalu sempit?
‘Mau ketemu sama Tyas, yah? Bentar di panggilin dulu’ ucap Julia yang langsung berjalan ke kamar Tyas. Miko masih menunggu di ambang pintu.
‘Mbak, ada Miko di depan’ ucap Julia ketika membuka pintu kamar Tyas.
‘Iya, suruh tunggu di ruang tamu aja’ mendengar perkataan Tyas. Julian mempersilahkan Miko untuk duduk ruang tamu.
‘Kamu sekarang tinggal di sini? Tanya Miko.
‘Iya, untuk sementara aja’ ucap Julia. ‘Mik, aku tinggal dulu yah. Bentar lagi Mbak Tyas juga keluar’ lanjut Julia. Ia meninggalkan Miko sendirian di ruang tamu.
Pada masa SMA, Julia sempat dekat dengan Miko. Laki – laki penyuka kucing itu adalah kakak kelas Julia. Saat Julia kelas satu, Miko kelas tiga. Mereka sempat dekat karena sama – sama mengambil eskul yang sama—renang dan paduan suara. Kedekatan itu cukup lama hingga mereka menjadi pasangan kekasih untuk beberapa bulan dan putus karena Miko memutuskan untuk berkuliah di Jakarta. Sejak itu Julia tidak mempunyai komunikasi yang cukup baik dengan Miko, apalagi saat Julia mengetahui kalau Miko sedang berpacaran dengan Tyas; sepupu Julia yang berbeda 4 tahun lebih tua.
‘Julia..’ panggil Tyas saat ia akan pergi. Julia keluar dari kamarnya dan menghampiri Tyas.
‘Mbak pergi dulu, kamu mau di beliin makanan apa?’ tanya Tyas.
‘Gak usah, Mbak. Aku mau tidur habis ini. Happy fun yah, Mbak’ ucap Julia.
Julia menutup pintu rumahnya dan kembali ke dalam kamarnya. Ia mengunci kamarnya. Julia berjalan mengambil ponsel yang ada di atas meja kecil lalu melempar tubuhnya ke kasur empuk yang ada di kamarnya. Julia membuang nafas.
‘Kenapa mesti Miko? Lagi pula kenapa dulu aku bisa pacaran sama si Kucing itu?’ gerutu Julia.
‘Ah, gak tau. Kenapa mikirin pacar orang? Kenapa enggak mikirin pacar sendiri aja?’ gumam Julia kesal.
Julia melihat layar ponselnya yang berdering. Ada sebuah pesan.
Cowok Alay (Uyon) : Kamu tidak datang ke Konser pertama kami? =_= padahal makanan yang kamu kirimkan enak. Sampai bertemu di Jakarta.
Julia terkejut membaca pesan dari Woo Hyun, ia melihat kalender yang ada di kamarnya. Sudah seminggu yang lalu konsernya, kenapa baru sekarang mengucapkan terimakasihnya? Sebuah hal yang tak di mengerti Julia dari Woo Hyun lah yang membuat Julia semakin menyukai Woo Hyun.
Julia : Iya. Sampai bertemu di Jakarta. Aku pasti akan merindukan Sung Yeol Oppa.
Tak lama kemudia Woo Hyun membalas pesan Julia.
Cowok Alay (Uyon) : Kamu adalah fans ku! Jangan melirik ke pria lain.
Julia tertawa membaca pesan yang di kirimkan oleh Woo Hyun. Pantas saja Julia menamakan kontak Woo Hyun dengan sebutan Cowok Alay (Uyon).
₪