Ruangan di lantai teratas sebuah hotel terlihat senyap, beberapa karyawan di kantor tersebut sudah pulang meninggalkan pekerjaan yang akan mereka kerjakan di rumah. Julia, hanya dia satu dari empat orang yang masih berada di kantor. Sebenarnya pekerjaan Julia telah selesai sejak sejam yang lalu, namun ada sesuatu yang membuatnya kesal. Tahun 2014 bukanlah hal yang mudah untuk Julia, ia harus menyiapkan konsep donasi untuk ulang tahun Woo Hyun, Support donasi untuk konser Infinite, Donasi untuk ulang tahun L dan donasi untuk ulang tahun Hoya. Setiap awal tahun, Julia tidak pernah benar-benar hidup tenang. Apa lagi bulan Maret, ia harus membuka donasi lebih banyak.
‘Ah, bisa gila’ keluh Julia frustasi.
‘Kenapa, Jul?’ tanya teman kantor Julia, yang di tanya langsung membetulkan duduknya dan berusaha terlihat baik-baik saja.
‘Ah, tidak apa-apa Mbak’ ucap Julia yang pura-pura tidak apa-apa. Julia memutuskan untuk beranjak dari meja kerjanya, ia butuh segelas kopi untuk menyusun menemani malam sibuknya. Julia menyeduh segelas kopi lalu kembali lagi ke meja kerjanya.
Pertama yang harus Julia lakukan adalah menyusun beberapa hal yang harus ia lakukan dengan uang yang telah masuk ke dalam rekeningnya. Julia telah membuka Donasi untuk ulang tahun Woo Hyun sejak sebulan yang lalu, sekarang Julia hanya memikirkan berapa uang yang akan ia donasikan ke Panti asuhan dan berapa uang yang akan ia belikan barang-barang untuk Woo Hyun.
‘Kenapa jadi sulit seperti ini?’ keluh Julia frustasi. Julia mengambil ponselnya dan melihat saldo rekening di ponselnya.
‘Astaga, banyak banget’ gumam Julia terkejut. Julia meletakan ponselnya di atas meja lalu menyerumput kopi yang tadi ia seduh, setelah merasa lebih baik, Julia menuliskan beberapa hal yang harus ia lakukan untuk support ulang tahun Woo Hyun. Julia juga memikirkan beberapa ide di mana sebenarnya ia berminat memberikan hadiah untuk kedua orang tua Woo Hyun.
Setelah menyusun untuk ulang tahun Woo Hyun, Julia mulai menyusun untuk ulang tahun Myung Soo dan Hoya.
‘Kalau beli tumblr bentuk lensa kamera mahal gak yah?’ gumam Julia yang memikirkan hadiah apa yang akan dia berikan untuk orang yang telah support donasi ulang tahun Myung Soo.
‘Ah, ribet deh ntar, kalau yang donasi bisa nyampe 250 orang, siapa yang mau bantuin bungkusin?’ gumam Julia, ia harus menemukan sesuatu yang tepat untuk di berikan ke orang yang telah ikut donasi dalam project ulang tahun Myung Soo. Julia mencoba untuk mengotak-atik computer yang ada di depannya untuk mencari ide, namun sia-sia.
‘Ah, baiklah. Aku ketemu idenya’ ucap Julia setelah melihat gantungan kunci yang kamar yang terletak di meja kerjanya.
‘Beruntunglah aku masih punya foto-foto Myung Soo, jadi untuk donasi harga yang rendah aku bisa kasih poster, kipas, dan photo card. Untuk donasi dengan harga yang termahal akan aku kasih gantungan kunci cat black Myung Soo tiga buah, dan di berikan sebuah poster. Setidaknya akalu kayak gitu ngebungkusinnya nanti enggak ribet’ gumam Julia yang sibuk dengan komputernya untuk membuat poster donasi yang akan ia buka.
‘Untuk Hoya?’ ucap Julia yang lupa akalu Hoya juga berulang tahun pada bulan maret dan ulang tahunnya hanya berbeda beberapa hari dari Myung Soo.
‘Baiklah, Boneka aja’ ucap Julia yang berniat ingin membuat poster donasi Hoya, namun ia berfikir sekali lagi.
‘Tapi mahal, bisa habis buat produksi boneka aja tuh uangnya’ gerutu Julia.
‘Okay yang lain’ Julia mulai mencari lagi ide untuk donasi Hoya.
‘Pembatas buku? Kemurahan. Tumbler? Ribet bungkusnya, kalau Mbak Tyas mau bantuin bungkus sih enggak apa-apa. Apa dong?’ keluh Julia frustasi.
‘Ah, aku punya ide! Miniatur Hobaby aja’ ucap Julia.
‘Donasi terendah di kasih photo cart, stiker phone, lalu poster, dan donasi termahalnya kasih miniature Hobaby, stiker phone dan Photo cart. Not bad lah, apa lagi kalau di pasang pakai harga dollar. Beruntunglah aku tinggal di Negara yang mata uangnya rendah dan harga dollar tinggi, bisa pasang harga mahal dalam bentuk dollar’ ucap Julia. Setelah menyelesai poster yang akan ia posting ke Twitter, Julia dapat pulang dengan tenang.
₪
Sore ini Jakarta di selimuti oleh awan abu-abu dan suara gemuruh petir yang seakan saling bersaut-sautan. Dalam berita tadi pagi, BMKG menyebutkan kalau sore ini Jakarta akan di guyur hujan dari potensi ringan hingga sedang. Julia melemparkan pandangannya ke kaca kantor tempat ia bekerja, lalu melihat Jam dinding yang menujukan pukul lima sore. Ini adalah saatnya orang-orang di kantor di perbolehkan pulang. Sebenarnya karyawan hotel di perbolehankan pulang pukul 4 sore, namun karena satu hal dan hal lainnya, mereka cenderung pulang lewat dari pukul empat sore. Julia meregangkan tubuhnya setelah seharian bekerja, hari ini tanggal sebelas februari—Tiga hari setelah ulang tahun Woo Hyun. Julia kini bisa bernafas lega setelah beberapa hadiah yang ia beli di Singapore seminggu yang lalu sampai di rumah Ibu Woo Hyun dengan selamat. Tahun ini Julia hanya memberikan seikat bunga yang ia kirimkan untuk Woo Hyun dan memasang billboard poster ulang tahun Woo Hyun di salah satu stasiun yang ada di dekat Dorm Infinite. Lebih dari 500 paket donasi yang Julia Jual, akhirnya Julia membelikan beberapa hadiah yang di berikan ke Ibu Woo Hyun. Julia mengambil ponselnya, ia lupa kalau ia sama sekali belum memposting hadiah yang ia berikan ke Woo Hyun. Julia mencari foto billboard yang di pasang di stasiun.
‘J.Infinite; Orang-orang merayakan tanggal 8 dengan suka cita’ Julia menyisipkan foto billboard poster Woo Hyun, kemudian Julia kembali memposting sebuah foto yang merupakan bunga yang ia berikan ke Woo Hyun. Berkat bantuan Mi Ra, Julia akhirnya bisa mengirimkan sekotak bunga mawar putih dan terdapat bunga mawar merah yang di susun berbentuk hati. Bunga itu Mi Ra kirimkan ke agensi sebagai hadiah ulang tahun dari Julia untuk Woo Hyun.
‘J.Infinite; Kami hanya dapat memberikan ini untukmu, semoga kamu sehat selalu sepanjang tahun ini’ Postingan Julia mendapatkan banyak respon dari followers yang ada di twitternya. Mereka banyak yang mengatakan kalau tidak mungkin jika uang donasi sebanyak itu Julia hanya gunakan untuk memasang billboard dan memberi sekotak bunga mawar. Julia tidak membalas mention siapapun yang masuk ke dalam twitternya. Julia kembali memposting hadiah-hadiah yang di bungkus dengan kertas dan kotak berwarna pink. Hadiah tersebut tersusun sangat rapih di depan restorant milik keluarga Woo Hyun.
‘J.Infinite; Kamu bukan hanya Ibu untuk Woo Hyun, namun Ibu untuk kami. Aku akan memanggilmu Ibu, sama seperti Woo Hyun memanggimu Ibu. Selamat tanggal 8 untuk yang ke 24 kalinya’ Julia memposting foto Ibu Woo Hyun sedang memerima hadiah yang Julia berikan.
‘J.Infinite; Eommonie, terima kasih telah melahirkan Woo Hyun, terima kasih telah mendukung Woo Hyun dan terima kasih telah mendidik Woo Hyun. Sehat-sehat selalu yah! Saranghae’ posting Julia di media sosialnya, ia juga menyisipkan foto Ibu Woo Hyun yang tersenyum bahagia saat membuka hadiah yang Julia berikan. Setelah mendapatkan banyak sekali kritikan dari netizen yang ada di internet, Julia kini menuai banyak pujian di twitter.
‘Netizen sekarang Cuma bisa mengkritik sebelum mengetahui apa yang terjadi’ keluh Julia melihat mention yang membanjiri twitternya, Julia menarik alisnya ketika membaca sebuah mention dari seorang gadis.
‘Kau hanya memberikan bunga kepada Woo Hyun? Kembalikan uangku, Fansite yang tak benar!’ Julia membaca mention dari gadis itu.
‘Ah, gila ini orang. Bahkan aku sudah merelakan waktu liburku sehari untuk terbang ke Singapore dan membeli hadiah untuk Ibu Woo Hyun, sekarang dia bilang aku fansite yang enggak benar? Block aja orang yang begini’ ucap Julia kesal.
‘Lagi juga siapa yang bilang aku ini fansite? Aku ini hanya fans Infinite, aku layaknya fans pada umumnya yang memberikan hadiah ke idol, lalu mendukung Idol dengan membuka penjualan album Infinite agar dapat menang di music show, aku hanya share foto yang aku dapatkan dari kameraku, apa yang salah?’ gerutu Julia. Sebuah pemberitahuan masuk kedalam ponsel Julia, ia membaca sebuah pesan singkat berisi tentang pertanyaan dari fans Woo Hyun yang berbunyi; ‘Eonnie, Woo Hyun akan debut dengan Key. Apakah kamu akan membuka early order?’ Julia menarik nafas, lalu meletakan kepalanya di atas meja kerjanya.
‘Ah, bisa gila! Baru aja kelar donasi ulang tahun Woo Hyun, lalu mau kasih support project untuk drama terbarunya Myung Soo dan sekarang Woo Hyun mau debut sama sahabatnya? Aku mesti gimana?’ keluh Julia.
‘Baiklah, buat pemberitahuan saja kalau misalnya aku buka early order lbum Woo Hyun sama Key. Nanti minta tolong Mi Ra untuk kirim’ ucap Julia.
₪
Iphone berwarna gold terus bergetar, pemiliknya masih berada di studio rekaman untuk merekam album baru bersama sahabatnya.
‘Woo Hyun-ie, ponselmu bergetar’ ucap Key yang melihat ponsel Woo Hyun bergetar. Woo Hyun berjalan untuk mengambil ponsel miliknya lalu menekan tonol hijau pada layar ponselnya dan menempelkan ponselnya di telinga.
‘Anak ku’ sapa Ibu Woo Hyun.
‘Hallo Nyonya Kim’ ucap Woo Hyun dengan senyum bahagia mendengar suara Ibu nya.
‘Apakah kau merayakan ulang tahunmu dengan teman-temanmu?’ tanya Ibu Woo Hyun.
‘Tentu saja! Mereka memberikan aku kue, hadiah dan bunga. Fans juga memberikan aku banyak hadiah sampai aku bingung ingin meletakannya di mana’ ucap Woo Hyun.
‘Syukurlah kalau seperti itu, Ibu mau cerita suatu hal’ ucap Ibu Woo Hyun.
‘Ceritalah, aku ingin mendengarkannya’ ucap Woo Hyun.
‘Beberapa hari yang lalu Ibu menerima banyak hadiah dari seseorang, di kertasnya tertulis Julia lalu di bawah namanya tertulis J.Infinite. Ibu berniat ingin mengirim hadiah itu kepadamu, namun seseorang yang mengantarkan hadiah itu mengatakan kalau ini untuk Ibu. Seseorang itu juga memfoto Ibu saat membuka hadiah, Ibu sangat suka dengan hadiah yang orang itu berikan. Ia memberikan ibu alat pemijat, lalu tas, beberapa alat komestik, beberapa baju dan tas. Apakah orang itu kau kenal?’ Woo Hyun terdiam mendengar cerita Ibunya, Woo Hyun menarik nafas dan tersenyum.
‘Dia temanku, Julia temanku yang berada sangat jauh. Apakah Ibu benar-benar menyukai semua hadiah yang Julia berikan?’ tanya Woo Hyun.
‘Tentu, Ibu sekarang bisa memijat kaki dan tangan Ibu sendiri. Kosmetik yang ia berikan juga bagus dan cocok di wajah Ibu’ ucap Ibu Woo Hyun dengan antusias. ‘Jika kau benar mengenalnya, ucapkan terima kasih kepada orang itu. Ibu mendoakan semoga ia akan sehat selalu’ ucap Ibu Woo Hyun.
‘Baiklah, aku akan sampaikan’ ucap Woo Hyun yang melirik jam yang tergantung di studio rekaman.
‘Sudah malam, istirahatlah, jangan banyak bekerja’ ucap Woo Hyun yang memutus sambungan teleponnya.
₪
Setelah kebingungan dan kerisauan yang melanda beberapa hari belakangan ini, akhirnya Julia berhasil mengirimlan food truck ke lokasi syuting Myung Soo berkat bantuan Mi Ra dan terpaksa tidak melakukan project apa-apa untuk debut Toheart. Julia mengecek ponselnya, ia baru saja memikirkan untuk membeli posel baru agar urusan K-pop tidak bercampur dengan urusan pribadinya. Project Myung Soo dan Hoya berjalan lebih baik dari Woo Hyun, Julia baru merencanakan untuk mengabung sisa uang donasi Woo Hyun dengan donasi Hoya dan Myung Soo untuk di sumbangkan ke pembangunan jembatan penyerbangan di daerah salah satu daerah terpencil di Indonesia. Melihat besarnya jumlah uang yang masuk ke rekening Julia membuktikan banyaknya orang-orang yang ikut melakukan donasi untuk project ulang tahun Myung Soo dan Hoya. Julia memutuskan untuk memasukan ponselnya ke dalam tas.
‘Julia’ Julia mendongak untuk melihat seseorang yang memanggilnya. Suara yang tak asing di telinga Julia.
‘Miko?’ ucap Julia terkejut akan hadirnya Miko di lobby hotel tempat Julia bekerja, laki – laki yang berdiri di depannya tersenyum, kedua tanganya di umpatkan ke belakang—seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
‘Ngapan ke sini?’ tanya Julia dengan paras terkejut.
‘Aku punya sesuatu untuk kamu’ Miko memberikan sebuah kotak, dengan ragu Julia menerimanya.
‘Kamu suka sama Infinite kan?’ Julia menganguk mendengar perkataan Miko.
‘Aku dengar kalau Samsung lagi kerjasama dengan Infinite sebagai brand ambassador untuk beberapa type handpone Samsung. Ini buat kamu’ ucap Miko, Julia menatap Miko yang berdiri di depannya lalu mengecek barang yang Miko berikan. Ternyata Miko benar-benar memberikan ponsel terbaru dari Samsung. Julia tau kalau ponsel yang Infinite Iklankan bukanlah barang murah.
‘Aku ngucapin terima kasih banget buat kamu, karena kamu sudah mau beliin salah satu Handpone yang Infinite pakai di iklannya. Tapi bukannya ini berlebihan?’ tanya Julia yang menatap Miko. Julia mengalihkan pandangan sejenak lalu menatap kembali Miko.
‘Berlebihan dari mana?’ tanya Miko, Julia menarik nafas lalu membuangnya, Julia mengigit bibir bagian bawahnya dan sedikit berfikir bagaimana cara menolak pemberian Miko.
‘Kamu tau kan kalau ini enggak murah dan aku bukan orang yang tepat untuk menerima kebaikan kamu ini. Lebih baik kamu kasih ini sama Mbak Tyas’ ucap Julia yang kembali menyodorkan kotak yang di berikan oleh Miko, namun Miko tidak mau menerimanya.
‘Hey, Julia’ sapa Alva, Julia melempar senyuman ke Alva dan menghampiri laki – laki itu yang berjalan mendekatinya. Julia langsung merangkul tangan Alva dan melempar sebuah senyuman ke Miko.
‘Yah udah biar aku yang kasih ke Mbak Tyas. Aku duluan yah’ pamit Julia yang melambaikan tangan ke Miko dan berniat untuk mengajak Alva untuk bergegas pergi dari hadapan Miko.
‘Aku sudah putus sama Tyas’ Ucap Miko yang membuat langkah Julia sejenak berhenti, namun Julia kembali melangkah bersama Alva menuju parkiran mobil.
‘Kayaknya ada yang habis dapat kado nih’ ledek Alva ketika mereka berdua sampai di dalam mobil, Julia duduk di jok samping pengemudi dan Alva duduk di jok pengemudi.
‘Galaxy note 3 plus gear, ini adalah salah satu handpone yang di iklanin sama Infinite. Aku sempet nolak tadi’ ucap Julia yang meletakan kota itu di atas dasbor mobil Alva.
‘Kenapa di tolak? Kapan lagi bisa punya ponsel samaan sama Infinite’ tanya Alva yang mulai menyetir mobilnya.
‘Kamu tuh enggak tau!’ ucap Julia dengan sedikit emosi.
‘Memang aku enggak tau, buat aku tau’
‘Miko itu mantan aku, Alvaro. Kamu tahu betapa aku ingin sekali menghindari dia selama ini?’ Ucap Julia dengan emosi yang nyaris meledak.
‘Pantes aja kamu selalu gandeng aku di depan dia. Jadi kamu…’ Julia menatap Alva yang duduk di sampingnya.
‘Manfaatin kamu?’ ucap Julia dengan suara pelan, Alva tidak merespon sedikitpun omongan Julia. Suasana di dalam mobil menjadi canggung, mereka tidak mengatakan apapun sepanjang jalan, radio pun tidak di nyalakan.
‘Aku turun di depan aja’ ucap Julia, Alva menuruti kata Julia. Tanpa ada salam perpisahan, mereka berpisah di depan kedai coffee berwarna hijau. Kedai kopi tempat Alva biasa membeli segelas kopi
₪
Malam semakin larut, dengan langkah gontai Julia berjalan menuju rumah Tyas. Julia membuka pintu rumah dan mengucapkan salam. Malam ini, sesuatu yang membuat dirinya risau bukanlah masalah donasi Infinite, atau project Infinite yang belum ia kerjakan, namun seseorang yang kembali memberikan perhatian kepada dirinya, dan seseorang yang tadi mengantarkannya pulang namun hanya sampai depan kedai kopi. Julia meletakan kotak ponsel yang Miko berikan di atas meja ruang tengah, Mbak Tyas sedang duduk di ruang tengah menonton acara kesukaanya.
‘Ini apa?’ tanya Tyas.
‘Dari Miko buat Mbak’ Julia berniat untuk jalan masuk kedalam kamarnya.
‘Kita udah putus’ ucap Tyas, Julia memejamkan kedua matanya di depan pintu kamarnya. Benarkah yang barusan ia dengar, apakah kupingnya salah mendengar?.
‘Terus kalau udah putus kenapa? Apa urusannya sama aku? Aku udah move on dari Miko beberapa tahun yang lalu, Mbak. Aku baik – baik aja Mbak jalan sama dia, dan aku juga baik – baik aja Mbak gandengan sama dia’ gumam Julia dengan suara yang nyaris bergetar, ia mencoba untuk baik-baik saja. Tyas mematikan tv yang sedang ia tonton lalu mengambil kotak ponsel yang di letakan Julia di atas meja dan berniat memberikannya ke Julia.
‘Kalau dia kasih ini buat kamu, berarti dia masih cinta sama kamu’ ucap Tyas yang menghampiri Julia yang menuduk di depan pintu kamar. Tyas menarik tanagn Julia dan memberikan kotak ponsel itu ke Julia.
‘Stop,Mbak! Aku sudah cukup muak, Bangun tidur tiba – tiba ada Miko lagi makan, pulang kantor ketemu Miko. Bahkan, terkadang aku masih ketemu Miko di rumah ini saat aku pulang’ Gumam Julia, ia tak boleh sampai emosi berbicara dengan Tyas, mengingat Tyas lebih tua dari dirinya. Julia membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam kamarnya, ia menutup pintu kamar. Julia menyandar di pintu kamarnya, tubuhnya merosot kebawah, ia ingin melepaskan semuanya, ia ingin mengiklaskan semua. Move on yang di lakukan oleh Julia selama bertahun – tahun seakan runtuh dengan perkataan ‘Aku udah putus sama Tyas’.
₪
Julia mengigit bibir bagian bawahnya, sebuah surat sedang ia pegang. Julia sedang mempertimbangkan dirinya untuk keluar dari hotel tempat ia bekerja saat ini. Masih ada sebuah keraguan untuk benar-benar hidup sendiri, namun ini mungkin saat yang tepat untuk dirinya keluar dari rumah Tyas dan tinggal sendirian. Julia memberanikan diri mengantarkan surat pengunduran dirinya ke direktur HRD. Setelah mengantarkan surat pengunduran diri, Julia kembali lagi ke meja kerjanya, ia mencari informasi tentang penyewaan apartemen. Setelah mencari beberapa informasi penyewaan apartemen, Julia pulang ke rumah Tyas.
‘Jadi kenapa?’ Julia menatap layar ponselnya, ia sedang melakukan video call dengan Mi Ra di dalam kamar.
‘Entahlah, emosiku sekarang memperburuk suasana. Tidak saling berbicara dengan Mbak Tyas, dengan Alvaro, lalu berniat untuk mencari kerja di hotel lain’ gumam Julia setelah menarik nafas berat. Mi Ra menatap temanya lewat layar ponsel.
‘Kamu Cuma butuh liburan, ayo ke Korea sebelum berhenti bekerja’ ucap Mi Ra dengan senyum semangat, Julia memutar kedua matanya, seperti sedang berfikir tentang ide yang di berikan oleh Mi Ra. Julia menarik nafas, lalu membuangnya perlahan.
‘Aku masih punya sedikit uang, sih. Aku akan pikirkan untuk ke Korea selama beberapa hari. Aku menginap di rumah mu, yah?’ Gumam Julia.
‘Baiklah. Aku sudah mengantuk, di Indonesia masih jam sebelas malam kan? Di Korea sudah jam satu pagi, Jaljayo uri chingu’ Mi Ra melambaikan tangannya di layar ponsel. Sabungan pembicaraan mereka terputus.
Julia meletakan ponselnya di atas ranjang kamarnya, ia berjalan menuju laci—mencari paspor dan buku tabungan. Ia tersenyum melihatnya, sepertinya ia akan ke Korea lagi.
₪
Belakangan ini Mall menjadi lebih ramai saat after office hours, banyak orang yang lebih memilih untuk makan di Mall atau sekedar nonton film di bioskop daripada harus terjebak berjam – jam di jalan karena macetnya kota Jakarta. Sama akan halnya Julia, ia lebih baik nonton sebuah film di Mall daripada terjebak kemacetan selama berjam – jam. Julia merogoh saku blezernya untuk mengambil ponsel. Ia melihat jadwal film yang akan di putar di bioskop hari ini.
‘Nonton apa yah?’ Julia asik memilih film yang sekiranya bagus untuk di tonton. Saat sudah mengetahui film yang akan ia tonton, Julia berjalan ke teater bioskop yang berada di lantai 3. Julia mengantri untuk membeli tiket biskop.
‘Ah, kenapa harus bermesra – mesraan di tempat umum?’ batin Julia ketika melihat seorang laki – laki membelai rambut si wanita di depannya.
‘Okay, aku lagi gagal move on, jadi lebih sensitive’ ucap Julia pada dirinya sendiri. Julia mengendarkan pandangannya ke depan, ia melihat laki – laki bertubuh tinggi yang tak asing untuk nya — Alvaro. Mereka bahkan tak saling menyapa saat pandangan mereka bertemu. Ketika selesai membeli tiket, Julia membeli minum dan pop corn yang rencananya akan ia nikmati saat ada di dalam teater. Setelah membeli pop corn dan minuman, Julia berjalan memasuki teater dan mencari nomor bangku yang harusnya ia duduki.
Julia menengok ke sampingnya, orang yang duduk di sampingnya adalah Alva yang sedang asik memainkan ponselnya saat film belum di mulai. Mereka sama sekali tidak bertegur sapa, mereka berdua bertingkah seperti orang yang tak saling kenal.
₪
Berhubung mau bulan puasa, Author Maisarah minta maaf yah kalau punya salah sama pembaca, xixixi. Dan mohon maaf, karena persiapan bulan puasa Author takut enggak bisa update minggu depan. Oleh karena itu, Author akan update 3 eps minggu ini ^^.
₪
Bagaimana hubungan Alva dan Julia? Bagaimana support project Julia untuk Infinite ke depannya? temukan jawabannya di next chapter!