home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > One Traveler

One Traveler

Share:
Author : sherry
Published : 07 Mar 2016, Updated : 13 Nov 2017
Cast : Kyo Najun (OC), Yoo Shijin, Goo June, Yeon Woojin
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |6421 Views |0 Loves
One Traveler
CHAPTER 4 : CHAPTER 3.1 - THE FIRST ENCOUNTER (4)

Kami duduk di kursi yang ada di atap. Ada banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan dan aku sangat penasaran.

"Sedang apa di sini?"

"Aku tinggal di sini"

"Hah? Mana mungkin. Aku tidak pernah melihatmu"

"Karena kamu tinggal di atas, dan jarang bergabung dengan yang lain di bawah, kan?"

Aku mengangguk.
"Tapi tetap saja, aku sudah tinggal di sini selama 3 bulan dan tidak pernah melihatmu!" yah...maklumlah, aku sedikit keras kepala, dari lahir.

"Kamu yakin? Ah, mungkin kamu pernah melihatku sekilas, atau kita berpapasan tanpa sadar."

Aku mengangguk, lagi.

"Sebenarnya aku sering melihatmu sih. Kamu yakin belum pernah merasa mengenalku?" kudengar rasa penasaran di nada bicaranya.

"Tidak, kapan? Di mana?"

"Sering, di sini, di penginapan pada akhir pekan, kamu sering mengobrol dengan nenek kan, biasanya aku sedang menonton TV di ruang santai"

Oh ok...aku tidak pernah memperhatikan ruang santai.

"Di halte bus", "Di dapur", "Aku bahkan melihatmu kok saat kamu sibuk ikut tur berkeliling kota"
Dia melanjutkan, "Auditorium Parco Della Musica, aku melihatmu duduk di kursi tinggi dan tersenyum padamu, kukira saat itu kamu akan sadar, tapi kamu hanya tersenyum balik lalu membaca bukumu lagi"

Aku mencoba mengingat-ingat saat-saat tersebut, tapi tidak ada yang kuingat, eh, tapi aku ingat sedikit tentang Auditorium.
"Ah, orang itu kamu toh! Aku ingat!"

Dia tersenyum, "Triton Fountain?" dia kembali mengetes ingatanku.

Aku menjentikkan jari dan menjawab dengan penuh semangat, "AH! KAMU! Kamu yang ada di air mancur!"

Dia tertawa melihat reaksiku. "Akhirnya ingat juga" katanya.

Aku tertawa geli, menepuk kepalaku dan merasa sedikit bodoh.
"Jadi itu sebabnya aku selalu merasa akrab saat melihat wajahmu. Mungkin karena tanpa sadar aku terus melihat penampakanmu di sana sini kan?"

"Sepertinya begitu. Susah sekali bicara padamu, jadi aku ambil saja kesempatan itu, saat kita bertemu lagi di Pantheon."

Malam itu, aku tak ingat seperti apa langit di malam itu, karena kami sibuk mengobrolkan banyak hal. Rasanya sangat hangat, mendapatkan teman setelah selama ini sendirian.

***

Hari Sabtu dan aku sudah selesai mengepak tas. Bukan mengepak juga sih, cuma menyiapkan barang-barang yang kubutuhkan untuk tur hari ini.

Tok tok

Terdengar suara pintu diketuk diikuti suara ceria,
"Najun, sudah siap?"

Ah, Shijin sudah datang.
"Yup, aku siap! Ayo!"
Aku membuka pintu dengan tas di punggung.

"Siap mencicipi pizza rossa hari ini?" dia bertanya sambil memegangi perutnya. "Perutku sih sudah siap"

"Yey!" jawabku.

Hari ini kami pergi ke daerah Navona. Tapi kali ini, bukan ke Pantheon. Tur kuliner terdengar lebih menyenangkan, apalagi ditemani seorang teman.

Kami keluar dari kedai pizza itu dengan perut penuh.

"Ke mana lagi?" aku bertanya.

"Portico d'Ottavia terkenal dengan barang-barang uniknya" di menggaruk pipi, terlihat berpikir keras.

"Kalau begitu ayo!" teriakku. Belum pernah kurasa sesenang ini selama tinggal di kota ini. Punya teman memang sangat menyenangkan. Kalau saja Gain mau pergi denganku kemarin, mungkin sekarang dia yang sedang menemaniku, dan kami mungkin sudah gila-gilaan sekarang.

***

Setelah bertemu dengan Shijin, jadwalku jadi sangat berbeda. Aku masih pergi ke berbagai tempat sih di siang hari, tapi ketika dia sedang tidak ada kelas, dia akan menemaniku dan kami akan bersenang-senang bersama.

Shijin orang yang sangat ceria. Tidak banyak bicara, tapi suka berbicara. Belum lagi, dia ternyata sangat pandai. Hal yang paling kusuka dari teman baruku ini adalah karena dia sangat sopan. Bukan hanya saat berbicara, tapi juga perbuatan dan pemikirannya. Cukup mengesankan untuk seorang Seoulite yang tinggal di luar negeri.

Hari Sabtu datang lagi dan kami sudah merencanakan tur lain. Dia mengajakku untuk pergi ke Pantheon lagi "pasti berbeda karena kamu tidak pergi sendiri!" dia berkeras.

Tapi mengingat makam Raphael sangat membuatku tidak nyaman, walaupun bukan secara visual, jadi aku segera memberinya jawaban "Tidak!".

Fountain of the Four Rivers jadi pilihan berikutnya. Aku memberinya "Tidak!" lagi,
"Kamu pikir aku belum ke sana padahal aku sudah mengunjungi Triton Fountain?" kujawab dengan sinis.

Hal lain yang mengagumkan dari teman baruku ini adalah caranya menangani aku yang menyebalkan ini. Dia bisa menghadapi komentar-komentarku yang kadang dingin dan sinis, belum lagi kelakuanku yang sebelas-dua belas dengan caraku bicara. Tapi dia bisa menanganinya dengan baik. Kadang aku merasa bersalah sih padanya tapi sepertinya dia sama sekali tidak terganggu dengan sikapku.

"Temple of Portunus" saranku.

Kudengar jawaban "OK" darinya dan langsung menandainya di buku sakuku sambil menuliskan tanggalnya. Kudengar dia sedikit protes dengan pilihan lokasi turku, dan mempertanyakan usiaku, karena seleraku yang klasik pada bangunan tua dan bersejarah. Lho tapi kita kan di Roma, bukannya itu yang kita lakukan saat berada di Roma?

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK