Kau terbangun dari tidurmu, kepalamu sangatlah pusing. “BUG” sebuh boneka besar milik leo Menghantamu tapi itu bukanlah perbuatan Leo melaikan adikmu Ramon. Dengan mata sedikit terbuka dan cukup berat kau berusaha melihat wajah Ramon yang terlihat marah. Dia menyilakan kedua tangannya didada menyandarkan tubuhnya di kursi dekat ranjangmu.
“Kau ini bukan gadis yang berusia 20 tahunan. Jangan mabuk sembarangan.” Ramon mulai mendekat melihat tampangmu yang lusuh. Mengamati dengan benar. “Kenapa jidatmu ini?” menyadari sebuah bekas luka yang mungkin belum lama ini. Mungkin baru 2 hari ada. Kau menutupinya. “Ini hanya terbentur sedikit saat aku sedang mengajar.” Berbohong. “Cih! Kau benarbenar bersikap seperti gadis berusaia 20tahunan. Ingat kau ini punya anak.” Ramon mendorong kepalamu. “Mari pulang ke australia, kita jalani hidup kita seperti biasa. Kau pasti sangat terkejut dengan berita ini kan?” menyodorkan sebuah artikel diinternet dari ponsel.
“Suga? Akan menikah?” batinmu, kau baru saja tau. “Aku yang akan membiayai hidupmu, leo dan Ibu jadi kau jagan khawatir.” Semua ucapan Ramon terdengar semu. Kau hanya fokus pada artikel yang sedang kau baca. ya, mungkin dengan hal ini semua akan benar. Suga akan jatuh cinta pada orang lain dan tidak mempedulikanmu lagi, tapi kenapa ? ini menyakitkan bagimu. Sembari kau membaca artikel, kau tidak tau jika Ramon baru saja membukan goreden kamarmu dan melihat seorang pria berkebangsaan korea yang ada di depan rumah. “Hei.” Kau tersadar ketika adikmu mengoyahkan pundakmu. “Kau dengar apa yang aku katakan ?” “Hah? Apa “ Ramon menghelah nafas. “Menikahlah.” Ucapnya pelan
Hoshi sudah menunggu di depan pintumu sejak tadi pagi. Dia memasukkan kedua tangannya dikantung sakunya. “Ini dingin, Ini dingin kenapa dia tidak keluar dari rumahnya. Ini menyebalkan.” 45 menit kemudian kau keluar melihat hoshi yang ada didepan rumahmu. Kau tidak terkejut malah menyambutnya dengan baik kali ini. “Apa hari ini ada kelas di universitasku ?” tanya hoshi membuka pembicaraan. Kau dan hoshi berjalan berdampingan. “Aniya.” Jawabmu singkat. “Aish.” Hoshi kecewa. “Kenapa kau suka sekali menunggu didepan pintu?” kau bertanya pada seorang lelaki yang berdiri di sampingmu dengan hidung yang merah.
“Aku hanya sedang melakukan sesuatu yang ingin aku lakukan.”
“Apa kau ingin selalu menunggu orang asing yang memiliki anak Idol ?” sesaat pembicaraan mulai hening langkah Hoshi terhenti tanpa kau sadari. Lalu kau berhenti ketika melihat Hoshi yang sudah agak jauh dari langkahmu. Kau berbalik. “Mau kah kau dan Leo mencoba bersamaku ?” ucap hoshi lembut. Angin musim dingin berhembus, semakin menusuk kulit-kulitmu tapi kau tidak bisa bergerak hanya kaku berdiri di hadapan pria berwarga negaraan korea itu. Kau menghelah nafas, ini tidak akan semudah yang Hoshi bayangkan lagi pula kau hanya berada disini selama 5 bulan ini sudah satu bulan, 4 bulan yang tersisa. “Ini memang tidak akan mudah.” Baru saja kau ingin berbicara tapi hoshi sudah berbicara terlebih dahulu. “Aku akan memikirkannya.” Jawabmu.
Yulhee berada di dorm suga. Dia sudah masuk dan duduk didalam sofa ruang tamu dengan kaki menyilang dan punggung bersandar. “OMO” jhope terkejut melihat kedatangan Yulhee. Dia langsung menutupi dadanya dengan kaos yang dia bawah. “Kau? Apa yang kau lakukan disnin?”
“Kau tidak ingat? Aku kan—“
“Tunangan Suga Hyung. Aku sudah tau.” Jhope menanggapi dengan kesal. “Kau itu seorang wanita. Bagaimana bisa se-agresif ini. Itu hanya setting-an tapi kau ingin disini tanpa persetujuan dari suga Hyung.”
“tapi PD-nim kalian menyetujuinya.”
“Tapi ini benar-benar wilayah privat.” Jhope pergi kedapur meninggalkan gadis yang masih terlihat panas gegara ucapannya. “Aku lebih suka (Menyebutnamamu)”
“Ada apa kau terliaht kesal?” Jin sedang memasak didapur. “Hyung memangnya kau tidak lihat jika ada Yulhee diruang tamu ?”
“Apa? Siapa dia, aku sudah berada di dapur sejak pagi jadi aku tidak tau jika dia ada disana.” Jin masih sibuk memasak. “Hyung, ada Yulhee disana.” Jimin tiba-tiba datang dan menambah kalimat yang sama. “Arrayo”
“Kenapa PD-nim membuat tunangannya adalah Yulhee dia terlihat seperti gadis yang picik?” Jhope mulai membantu memotong sayuran. “Hey, Hyung kau tidak boleh berkata seerti itu. Siapa tau dia bukan orang yang seperti itu.” Jimin duduk dihapan Jhope yang memotong sayuran. “aku benar-benar suka (menyebut namamu) aku harap suga hyung bersama dengannya.”
Suga sudah rapi dia ingin pergi ceat-cept melihat anaknya tapi sebelumnya menyapa teman-temanya dulu didapur. Turun menujuh dapur dan melihat seorang yeoja yang sama dengan Jhope lihat. Dia tidak peduli. “Oppa!” sapanya mengulas senyum. “Oppa, aku membawkan makanan untukmu. “Tidak usah aku tidak sarpan, aku benarbenar terburuh-buruh.” Suga dingin. “Kau tidak perlu datang kesini karna kau tunangan ku yang tidak aku inginkan bukan.”
“Harusnya kau berterima kasih padaku karena aku menutupi kesalahan yang kau buat. Aku juga dalam kondisi tertekan yang sama terutama aku adalah seorang wanita.”
“Good, bilang pada agensimu jika kita hanyalah sebuah settingan untuk menutupi kesalahanku.”
“Tentu saja aku bisa melakukan hal seperti itu, lalu bagaimana dengan kau dan juga teman-temanmu?” Yulhee mulai meninggikan suaranya hingga Jhope, jimin dan Jin yang berada didapur mendengarnya. Suga terdiam, menggelengkan kepala. Melangkah keluar. “Kau mau kemana?” tanya seorang lelaki yang berdiri di depan pintu. “Ganti baju, kau harus melakukan pemotretan dengan Yulhee.” Ucap Shin Hyuk. “Apa pemotretan apa?” suga bingung. “Pemotretan bukti nyata jika kalian berkencan. Kalian harus pergi kesebuah motel kecil bersamaan. “Apa-apaan ini?” Suga mengernyitkan dahinya. “Kau tau ini semua salahmu. Jika semua orang tau apa yang kau lakukan ini akan mencemari image yang kau bangun selama ini. Ganti baju, dan bersikap baiklah pada Yulhee.” Suga menggaruk kepalanya gatal. Sekuat apapun suga mengaruk kepalanya tidak bisa meredahkan kegatalannya dengan semua yang dia hadapi. Amarahnya seperti mengerogoti otak dan fikirannya.
“PD-nim,selama 10 tahun BTS berdiri dan 3 tahun masa training ku. Baru hari ini aku sadari. Kau benar-benar tidak mengenal diriku.” Suga pergi kembali menaiki tangga. Shin hyuk diam, memang baru hari ini Shin Hyuk memaksakan sesuatu pada Suga tapi bagaimanapun jika ingin perusahaan ini berjalan. Dia harus melakukan hal ini.
1jam kemudian,yulhee dan suga telah berada didalam mobil menujuh motel yang diakakan oleh Pd-nim.ternyata sebauh repoter telah disediakan untuk memotret mereka berdua. Diatambah Kim Min suk. “Ini terlihat tidak benar” batin Min suk. Mereka berdu seperti orang asing yang harus berjalan bersama. Tak seperti seorang yang menyembunyika hubunganya. Mereka berjalan dengan santainya tapi ini terlihat nyata. Tapi apa yang aku lihat saat itu lebih nyata.” Minsuk menarik kembali kamerannya. “Ini tidak akan mudah jika tidak banyak yang mau angkat bicara. Tapi hal ini harus aku lakukan.”
“aku meninggalkan merry dalam keadaan hamil” Ramon menutup kembali gorden setelah menjukukan seorang pria yang berdiri kedinginan didepan rumah. “WHAAT?” kau terkejut. Baru hari ini Ramon angkat bicara tentang kisah asmaranya. “Kau apa?” tanyamu mengulang kembali apa yang dikatakan oleh adikmu. “Aku menghamili Merry, aku harus kembali ke australia, aku tidak bisa menginggalkanmu disini dengan keadaan tidak aman. Tapi juga tidak bisa meninggalkan merry dalam keadaan hamil dan membutuhkan pernikahan. Aku tidak mau ada kau yang kedua.”
Pikiranmu kembali pada percakanmu tadi pagi. Kau menyadari jika adikmu tidak akan bersama denganmu selamanya. Pasti ada sebuah kehidupan yang harus dia jalani seperti memilik keluarga sendiri. Sementara diluarsana masih ada banyak sekali embicaraan antara dirinya dan suga atu suga denganpasangannya sekarang. Kau berjalan menujuh koridor universitas dan mulai mengajar kembali. “Kau bilang hari ni kau tidak mengajar?” sapa Hoshi. Kau terkejut ketika melihat lelaki ini kembali. “Yah, ini kelas pengganti mendadak.”
“Kalau begitu aku harus ikut kelasmu.”
“Enak saja, masuklah kelasmu sendiri.”
“Ah, kau jahat sekali kepadaku.”
“Kau kan harus kuliah dengan benar.”
“shireo.”
Kau mengernyitkan dahimu “Yasudah, padahal aku ingin mengajakmu pergi ke kebun binatang bersama Leo akhir pekan.”
“ah benarkah ? kalau begitu aku akan pergi ke kelasku.” Hoshi berlari meninggalkanmu. Kau tersenyum tipis, dia memang masih anak-anak kadang.
Kelas mu telah usai. Seorang mahasiswi dari tadi melihatmu dengan mata yang pilu. Apa dia ingin mengatakan sesuatu? Tapi kau tidak peduli. Sementara gadis itu terus saja membuntutimu. “Sonsaengnim.” Muali membuka pembicaraan. “Ne?” kau menaggapi dengan ramah. “Apa kau dan Hoshi oppa sangatlah akrab?”
“Hoshi? Soonyoung?”
“Ne”
“Kami hanya sering bertemu di bus. Rumah kami dalam area yang sama.”
“Benarkah? Apa aku boleh pergi kerumahmu?”
Kau membulatkan matamu, wow sungguh tiba-tiba sekali anak ini berbicara seperi itu kepadamu. Padahal kalian belum saling mengenal, sungguh korea sangatlah unpredictable. “Ok. Kau boleh.” Gadis itu berbalik dan mengucapkan terima kasih dengan wajah yang sangat amat bahagia seperti keranjingan sebuah produk baru. Tapi apakah yang dia katakan tadi benar memperbolehkan mahasiswai yang baru saja dia ketahui. Bahkan dia tidak tau nama gadis itu.
Ini begitu mudah tapi begitu sulit untuk dilakukan. Sulit karena hati tidak mau berpaling dari wanita asal indonesia yang selama ini mengisi hatinya. Dia hanya ingin menunggu, lalu bertanggung jawab bukan jadi pengecut. Ini menjijikkan. Suga masih dibelakang kemudi memikirkan banyak hal terutama wanita yang mejadi ibu dari anaknya. Pikirannya kembali pada masa dimana dia bersama wanita itu. “Jika kita memiliki anak nama apa yang ingin kau pilih?” tanya wanita berwarga negara indonesia yang duduk disampingnya saat itu. Keduanya menhabiskan waktu bersama mendaki gunung. Sangat sulit untuk mendaki karena keduanya harus memakai masker sepanjang perjalannan. Tapi sedikit legah karena mereka sudah berada dipuncak dan bermalam disana.
“Min Eunwoo? Karena aku sangat suka wajah member astro eunwoo dia sangat tampan aku harap anakku setampan dia.” jawab Suga. “Hey, Itu nama korea kau tidak mau memakai nama yang lain?”
“Leo. Jika dia seorang pria, aku ingin anak pertamaku adalah seorang pria lalu yang kedua adalah permpuan. Agar dia bisa menjaga adik perempuannya. Aku harap dia juga bisa aku ajak untuk melakukan fotografi.”
“Very Nice! Kau sangat mengimajinasikan anak-anakmu. Memangnya siapa yang akan memberikanmu anak. Kau ini sukanya tidur. Kapan kau bisa berjalan jalan fotografi dengan ank-anakmu ?”
“Ya! Aku ingin menjadi ayah yang baik.”
“ “Oppa!” panggil yulhee, tapi sepertinya suga masih larut dalam lamunananya. “Oppa!” mengoyak pundak Suga. Lamunanya buyar. “Singkirkan tanganmu dari pundakku.”
“Arraseo, kau ingin makan?”
“Aku ada pekerjaan distudio jadi jangan ganggu aku.”
“Bukannya kau libur 5 bulan?”
“Itu bukan urusanmu.” Suga mengemudiakan mobil menujuh agency Yulhee saat sampai disana. “Kriiing.” Telepon berbunyi. “Yeoboseeo.” Angkat suga. “Besok ada konfresi pers kau harus bersikap baik pada YULHEE—“ Pembicaraan itu terputus, suga sengaja untuk mematikannya. “Kau! Turun”
“Kau tidak mau membukakan pintu untukku?” tanya Yulhee manja.“Kau tidak punya tangan?” jawab suga. Mobil bmelaju dengan cepat. Dia akan pergi pada tempat yang selalu akan dia tujuh ketika gadis itu berada di korea. Lalu mobil berhenti, cara ini tidak akan berhasil mendatangi wanita yang beberapa tahun membesarkan anaknya sendirian. Apa harus pergi saja? Tapi jika pergi dia tidak rela wanita yang dia cintai bersama dengan Hoshi.
“Aku benar-benar ingin pergi dari negara ini. Aku benerbenar tidak tau jika tempatku bekerja memiliki kerjasama dengan Korea. Jika aku tau hal ini akan terjadi aku tidak akan memilih bekerja disana.” Kau memengangi telpon gengammu berbicara dengan seorang wanita disebrang sana. Dia adalah merry. Dia menghubungimu as soon as setelah Ramon berbicara tentang fakta tentang merry. “Aku sungguh tidak masalah jika Ramon masih ada disana menjagamu.” Balas Merry dari jauh, Merry adalah warga negara Indonesia yang sudah sejak kuliah tinggal di australia. “Hey, aku tidak suka jika kau tinggal sendirian dalam keadaan hamil. Aku tau bagaimana rasanya jika kau sedang hamil dan kesepian. Makan-makanan yang sehat, kau tidak boleh bekerja menggunakan Bus atau berjalan terlalu jauh. Jangan naik bus naiklah taxi.”
“Baiklah kak.”
Tanpa sadar kau sudah berjalan menujuh sebuah restoran dekat kampus tempat hoshi kuliah dan hoshi surah ada disana. “Aigooo, kenapa kau lama sekali datang?”
“Aigoo, kau seperti anak-anak yang menunggu makanan ketika lapar.”
Hoshi tersenyum kecil. “Kau mau pesan apa ?” tanyanya. “Aku pesan sama dengan apa yang kau pesan.” “hmmm? Kenapa kau ini? Biasanya namja yang mengikuti yeoja.”
“Kau sudah sering mengikutiku. Jadi aku ingin mengikutimu.” Tersenyum. Tapna sadar mata hoshi membesar. “sepertinya kau semakin membaik, apa kau sangat puas setelah mabuk kemarin?”
“Aku tetap baik-baik saja seperti ini.”
“Suga berpacaran dengan Yulhee, hal ini dibenarkan dengan adanya foto mereka berdua yang baru saja keluar dari motel bersama” suara televisi yang ada di restoran. Mendengar berita itu sontak wajamu beralih kearah Tv yang arahnya jam 3 dari tempatmu berada. Motel ? apa yang mereka lakukan?
“Ah, Yulhee chinja neomu ya, aku sampai heran kenapa semua ini sangat mendadak. Lihat bahkan dia hanya memaki rok mini? Kalian pikir apa yang akan merka lakukan jika wanita hanya mengenakan rok mini sedarhana lalu pergi ke motel bersama.” Kau mendengar segerombol anak SMA yang duduk disebelahmu. “Yulhee benar-benar kurang ajar. Beraninya mengambil Oppa kita. Ahh ini benar-benar membuatku kesal.”
Negatif, kau hanya mendengar komentar negatif. Apa yang akan terjadi jika mereka semua tau kalau Suga memiliki seorang anak ? fikiranmu semakin mengada-ngada. Tiba-tiba dua buah tangan mengover telingamu dan menghadapkan kepalamu kearah Hoshi. Terlihat pria berwarga negara Korea yang sedang menutupi telingamu lalu tersenyum lebar. “Kau akan baik-baik saja.” Kau masih bisa mendengar apa yang hoshi katakan. Dia sangat Imut untuk ukuran pria yang lebih muda 5 tahun darimu. Lalu jantungmu berdegup kencang, sudah berapa lama kau tidak merasakan hal seperti ini? Kau menghelah nafas. Lalu memengangi tangan Hoshi dan menurunkannya dari telingamu. “Ne, Aku baik-baik saja”
Bagi hoshi, mendapatkan gadis yang lebih cantik danlebih imut dari pada kau adalah hal yang mudah, tapi dia masih bertanya kenapa dia ada disana. Bersama dengan wanita ini. “Kau tidak ada pemotretan, belakangan kau seing pergi bersama denganku tidak sibuk dengan pemotretanmu.”
Flashback
Bighit entertaiment 02:00 p.m
“Ah soal itu.. tidak aku tidak ada masalah.” Hoshi berbohong. Sebenarnya semua tidak berjalan dengan baik. Setelah namjoon datang kerumahmu.
“Kau bertetangga dengan wanita itu?” tanya Namjoon didalam Lift yang kebetulan Hoshi betemu dengannya. “Ne” jawab hoshi singkat. “Kau tau apa yang sedang kau lakukansekarang?”
“Mwo ? apa aku melakuakn hal yang salah.”
“Kau akan sama dengan Suga Hyung, kau pasti akan meninggalkannya demi karirmu. Kau akan sama dengannya. Kau tidak memikirkan hal itu bukan? Kau seorang trainee, kau akan banyak masalah dengan wanita itu terlebih dengan suga Hyung dan Yulhee. Masalah akan menjadi kompleks dan kau akan menemukan banyak hal yang hilang. Jauhi dia! Aku tidak perna ingin mencampuri urusan pribadaimu denganya. Tapi melihat kelakuanmu adaku saat malam itu aku menyadari jika ada seuatau diantara kalian. Ini adalah fakta yang harus kalian terima. Kau juga, Bighit sangatlah baik masih mau memperhatikan pendidikan para trainee yang sudah kuliah.” Pintu lift terbuka, Namjoon melenggang keluar. Hoshi masih didalam terdiam. Memang ada yang harus dia pertimbangkan. Hidup ini penuh dengan reality. Kau tidak bisa menghindari kenyataan itu. Kenyataan bahwa dia anak yang tak dianggap, kenyataan bahwa ibumu meninggal karena ayahnya, kenyataan bahwa dia adalah trainee serta model dari Bighit. Saatnya menentukan.
“Ayo pergi ke sungai han, kau belum pernah jalan-jalan dikorea bukan ? karena banyak hal ini kau harus bersembunyi. Bawalah Leo.”
“Kalau aku harus membawa Leo. Bukan saat ini.”
Suga berhenti didepan rumah dimana wanitanya tinggal lalu keluarlah seorang anak lelaki berusia 1,5 tahu. Dia memakaisyal berwarna biru. Kulitnya sangatlah putih seperti dirinya. Ya, anak itu benar-benar kopian dirinya. Dia bermain didepan rumah dengan bola yang dia tendang dan memantul ke tembok. Tiba-tiba, dia terjatuh pingsan. Suga kaget, langsung berlari keluar dari mobilnya. Mendekati anaknya sendirian tanpa ada seorangpun yang mengetahuinya. Dia melihat darah keluar dari hidungnya. Suga mulai panik. Untuk mencegak kesalah pahaman, suga mengedor rumah yang baru saja Leo keluar. Dia memanggil seseorang yang ada di dalam rumah. Terlihat seorang wanita paruh paya yang keluar. “Omo! Apa yang terjadi?”
“Aku melihatnya bermain bola dan dia tiba-tiba pingsan. Mari kita pergi keruma sakit.” Suga mengajak Bibi kim untuk pergi bersama dengannya.
“Yeobo sseo” kau mengangkat telpon dari bibi Kim yang menjaga Leo. Lalu kau menutupnya, “ayo kita pergi kerumah sakit, leo pingsan.” Katamu pada Hoshi. Kau mulai cemas.
Rumah sakit
Setelah melakukan beraa memeriksaan medis. Dokter mencopot stetoskopnya. Lalu membawa Suga serta Bibi Kim kedalam kantornya. “Kau kelurganya?” tanya dokter. “Mmm—“ Suga tidak bisa menjawab. “Saya pengasuhnya.”
“Ad sesuatu yang aneh pada masa kelahirannya atau saat kehamilannya?”
“Saya tidak tau”
“Aku benar-benar membutuhkan Ibunya. Kapan dia akan datang? Ini gejala Leukimia. Jika aku benar mungkin saat ibunya mengandung banyak sekali dorongan untuk menggugurkanya yang berakibat, salah satu organnya mengalami kerusakan. Jika aku benar, anak ini sudah melawan segalanya sejak dia ada dikandungan. Dia mengalahkan panas juga mengalahkan sakit yang dia derita. Tapi aku masih butuh ibunya.”
Suga keluar dengan hati yang sakit mendengar ucapan dokter itu, apa yang terjadi sebenarnya selamakandungan Leo. Apakah (Namamu) berusaha mengugurkannya? Apa sebenarnya (Namamu) tidak ingin memiliki anak denganmu.
Kua berlari mendapati Suga ada di rumah sakit tapi kau tidak peduli. Hanya mempedulikan anakmu. Sementara Hoshi mengikuti dibelakang.
“Leo, Leo kenpa mana yang sakit ?” tanyamu menggunakan bahasa indonesia tapi leo belum juga sadar. Suga mulai mendekat. “Kita harus bicara.”
“Bicaralah disini saja, ini sama saja.” Hoshi menanggapi. “Aku hanya membutuhkan untuk berbicara dengannya.” Suga menarik tanganmu dengan kasar. “Lepaskan!” menyeretmu keluar ruangan. Mebawamu ketempat dimana kalian bisa berbicara berdua.
“Apa yang kau lakukan saat kau hamil?” tanya Suga pelan. Dia melihat emosimu yang tidak stabil, pertama karena anakmu kedua karena Suga yang menarikmu. “Kau mencoba menggugurkanya? Tapi tidak berhasil?”
Kau menangis tidaklah mungkin jika kau bercerita kalau, ini semua gegara namjoon dan semua orang yang namnjoo suruh. “Kau melakukannya? Karena membenciku? Jawab aku? Kenap kau tidak mau menjawabnya?” Suga menggosok kepalanya frustasi. Kau tidak bisa menjawab. “Kenapa kau melakukan hal itu hanya karena kau membenciku? Kau tau jika ini hanyalah kesalah pahaman bukan? Jika kau melihat dungan wanita lain maka lihat dulu apa yang aku lakukan jang hanya pergi dengan menginggalkan surat, kau pikir ini tahun 80-an?” Nada Suga mulai meninggi. Hoshi membuka pintu. Suga dengan cepat menendang perut Hoshi, sehingga hoshi kembali keluar dari bibir pintu, lalu Suga mengunci pintunya kembali. Kau beranjak dari tenpatmu berdiri dan mengedor pintu. “Apa yang kau lakukan pada hoshi ?” tanyamu.
“Kenapa kau ini? Aku mebicarakan anak kita. Kenapa kau malah peduli pada bocah itu?”
“Itu anakku, bukan anak kita. Kau lakukan apa yang ingin kau lakakan bersama dengan pacar baru mu itu di motel. Buatlah anakmu sendiri dengannya!”
“Braak.” Suara sesuatu yang terjatuh. Kau berbalik, melihat suga sedang berlutut. “Aku mohon, mari pulang bersama denganku. Akan aku buat hidup yang lebih baik setelah ini.” Duaorang ini sama-sama menangis.
“Berhentilah, ini kenyataan, ini bukan sebuah drama yang bisa kau baca skenarionnya.”
“Kau tak mau bersama denganku? Aku hanya meminta ini.”
“Kau hanya meminta ini, tapi itu semua mencangkup seluruh hidupku dan juga Leo.”
“Naega, ottoke? Bagaimana bisa aku melihat wanitaku dan anakku bahagia dengan orang lain?” Suga Bangun. “Katakan padaku.
Suga mulai mendekat. Semakin dekat membuatmu mundur hingga tubuhmu terpojok. “Kau dengan Hoshi? Bagaimana aku bisa melihatmu dengan hoshi, semantara 2 tahun ini aku mencarimu kemana-mana. Tubuhku, batinku, perasaanku campur menjadi satu. Memikirkan bagaimana keadaanmu. Aku benar-benar lelah." Suga berucap, membuat batinmu semakin terasa sakit, apa yang salah dengan kisah cinta ini? kau bertanya pada dirmu tapi mutut ini hanya bisa bungkam dan membiarkan air mata ini menjelaskan segala hal tentang kepedian yang kau rasakan selama ini, lalu mencoba memberanikan diri meraih wajah Suga untuk sekian lama. Menghapus air matanya. Sadar dengan apa yang kau lakukan Tiba-tiba Tangan Suga dengan cepat menarik wajamu dan bibir suga mendarat ke Bibirmu tanpa pergerakan. Dengan meyakinkan dirinya dan lembut Suga mulai melakukan pergerakan pada bibirmu, ciuman pertama setelah sekian lama terpisah.