Annyeonghasseo, apakabar pada semua pembaca fanficku yang baik hatinya. Terima kasih kepada kedua komntar dari berkat kalian aku kembali bangkit menulis lagi. Maaf, karena terlambat beberapa bulan, aku bekerja dipagi hari di sebuah sekolah TK mulai jam setengah 6 pagi harus berangkat lalu kembali jam 2 siang untuk pulang kerumah dan melanjutkan jam 3 untuk kuliah kadang jika beruntung aku pulang jam 10 malam tapi jika tidak beruntung aku pulang jam 11 malam oleh karena itu aku jarang update fanfictionku, tapi mulai desember mendatang aku akan sering update karena aku memutuskan untuk resign, aku pikir yang aku inginkan sebenarnya hanyalah menulis, dan kalian lah pembacaku yang akan menilai apakah tulisan ini kedepannya diterima atau tidak. Terima kasih telah menunggu
The writer
****
Jam menunjukan pukul 9 pagi di finland, udara musim gugur cukup dingin disana, kau membuka gorden jendela kamarmu. Menghirup nafas panjang sebentar, lalu berbalik melihat malaikat kecil yang masih terlelap. Sekali lagi, kau seperti melihat copy-an suga yang tertidur diatas ranjang dengan lucunya. Kau mendekat dan mengelus kepalanya lalu menciumnya, rambutnya beraroma strawberry seperti shampoo yang setiap hari dia kenaka. Kau berjalan kaluar dan masuk ke dapur memasak seperti kegiatan yang sama kau lakukan setiap hari sebelum beraktifitas. Kau mengintip kulkas, mungkin ada beberapa sayran dan lain sebagainya disana. Dan, tebakanmu benar memang ada sayur dan juga bahan masakan yang lengkap disana. Ditambah bonus sebuah note.
“Kau pasti akan memasak untuku jugan kan ? jadi sudah aku siapkan bahannya “ –Min Yoon Gi-
Kau mengernyitkan dahimu, ini menyebalkan tapi lucu. Tanpa sadar kau tersenyum tipis. Kau melihat pintu kamar Suga sepertinya dia masih terlelap. Tidak ada suara yang keluar dari kamarnya. Kau memulai untuk memasak. 45 menit kemudian masakanmu telah usai. Terdengar suara berisik dikamar Suga, apakah dia sudah bangun kau penasaran tetapi, sibuk membersikan alat-alat masakmu. “Kriiikk..” suara pintu terbuka. Terlihat Suga dengan rambut acak-acakan kesana kemari, dari wajahnya dia tertidur dengan pulas. Bukannya menyapamu didapur namun langsung masuk kedalam kamarmu yang masih ada Leo tertidur. Kau mulai menyadari lagi, apapun yang kau lakukan, bagaimanapun perusahaan Suga memisahkan pada dasarnya tidak ada Mantan anak dan mantan ayah. Kau memberanikan diri membuka pintu kamarmu, melihat pemandangan kecil yang menghanyutkan hatimu sesaat. Suga yang memeluk tubuh mungil Leo, terlelap bersama.
“Kau tak mau bangun?”
“Hmm.” Jawab Suga kecil. Dia terlalu malas untuk bangun karena dia tau hari ini hari libur baginya. Kapan lagi dia bisa bangun siang jika tidak sekarang. “Yasudah kalau begitu.” Kau menarik langkah kakimu tibatiba Suga menarik tanganmu hingga jatuh diatas kasur dan berbaring tetap di samping Suga. Matamu terbelalak melihat wajahnya yang sangat dekat denganmu, jantungmu mulai berdebar lagi. Suga yang tadinya memejamkan mata mulai membuka matanya dengan perlahan, walau tidak ada bedanya antara dia membuka mata dengan tidak. Matamu dan suga saling berpandangan. “Sebentar saja.” Suara berat Suga. “Anggap aku Min Yoongi untuk di negara ini saja. Saat kita kembali kekorea, aku akan menjadi Suga a.k.a Agust D lagi.”
Nafasmu terasa berat, kau tidak bisa berkutik mendengar apa yang diakatakan. Kali ini Suga berhasil meluluhkan hatimu. Jantung Suga berdegup lagi untuk kesekian kalinya, ketika melihatmu. Tangannya beralih yang tadinya memeluk Leo menjadi memelukmu. Untuk pertama kali setelah sekian lamanya, kau kembali kedekapan Suga. Tangan Suga mengelus tengkuk dan rambutmu. Ini sangatlah lembut dan hangat perasaan yang selama ini kau rindukan. Tanpa sadar tanganmu melingkar di pinggang Suga. Lalu merapatkan tubuhmu ketubuh Suga. “Aku ingin memukulmu.” Gumammu. “Kau selalu merusak keromantisan dengan ancaman yang sama.” Suga merapatkan pelukannya hingga kau susah bernafas. Kau mencubit punggungnya. “Aw! Appeuda!” dia terbangun kesakitan. Melepaskan pelukannya.
“Beraninya kau menyuruhku memasak.”
“Ya! Apa kau tega Eunwoo memakan masakanmu sementar aku tidak?”
“Kau kan banyak uang kau bisa memesan makananmu sendiri!”
“Aigooo, kau ini adalah wanita paling kejam di Indonesia!”
“Sudah sana! Bangun, cuci mukamu dan sarapan! Aku akan membangunkan Leo!”
Suga bangkit dari tempat tidurnya lalu pergi membersikan diri. Ini menyenangkan baginya ketika melihat wanita yang dia cintai bersama dengan anaknya. Semuanya sarapan bersama. Lalu acara selanjutnya mereka pergi bersama ke taman hiburan dekat area mereka beristirahat. Mereka berjalan bersama menikmati pemandangan finland dan juga menikmati wahana bersama. Berlibur bersama layaknya keluarga. Hingga malam berakhir. Ini liburan yang menyenangkan bukan? Bersama keluarga? Andai saja ini adalah kegiatan setiap hari. Leo tampaknya jugasudah semakin akrab dengan ayah aslinya. Dia seperti bertemu dengan keinginannya.
“Appa!” Leo selalu berteriak dengan panggilan itu. Bermain bersama lagi. Tiba-tiba, sebuah darah keluar dari hidungnya. “Ya! Ya! Ya! Berhenti, Stop! Stop! Stop!” teriak Suga. Melihat Leo mimisan. Mungkin dia kelelahan bermain seharian. Leo berhenti dan duduk didekat Suga. Suga dengan cekatan mengambil tissue mendongakkan kepala Leo keatas. “Eunwoo-ya, neogwencana ?” darahnya keluar dengan derasnya. Kau keluar dari kamarmu melihat Leo dengan tissue dihidung, berlari kecil panik. “Ada apa?” tanyamu. “Mungkin dia kelelahan.” Jawab Suga. “Leo, berhenti dulu ya, kau tidak bisa banyak bermain. Kau baru saja sembuh bukan ? ayo minum obat.” Kau menggendong Leo.
“Menyerah dan pergi, kau tidak mempunyai kesempatan lagi bukan ?”mingu berkali-kali engucapkan kalimat yang sama pada seorang pria yang duduk dihadapannya, yang selalu minum lagi dan lagi karena frustasi. “Ini mengerikan.” Ucap hoshi setenga mabuk. “Apa yang harus aku lakukan?”
“Menyerah! Kau tau kadang apa kata pepatah itu benar jangan pernah menasehati orang yang sedang jatuh cinta, kau tau fikiran mereka sangatlah kacau.”
“Apa aku harus menelponnya, bagaimana kalau mereka berdua bersama-sama melakukan—“ ahhhhhh , Hoshi mengosok kepalanya frustasi. “Sudah tunggu saja dia pulang. kau ini terlihat seperti pria dewasa bersama dengannya tetapi kau tetaplah anak-anak”
“Usiaku memang masih muda.” Tanggap Hoshi lagi.
“Aku ingin membencimu hingga ketulang rusuk-rusukku.” Kali ini seorang lagi yang terlalu berat memikirkan dua orang yang sedang bersama kenegara lain. Wanita itu tidak punya kesempatan bersama. Tetapi dia berusaha keras untuk bersama. Bayangkan betapa dia sangatlah sulit menerima penolakan dari Suga. Jika Suga kembali maka dia akan membuat suatu hal yang mengasikkan.
Suga berjalan menujuh kamar sebelah, dia membuka pintu kamar itu dengan pelan, melihat wanita yang dia cintai dengan anaknya tertidur lelap. Dia masuk mengendap-endap pelan. Duduk disebuah kursi yang ada didekat ranjang tempat mu dan Leo berbaring. Lirih, sesekali dia memandangmu dengan tatapan lirih, tetapi dia menyadari jika hal ini harus dia selesaikan. Suga mendekati wajahmu tangannya ingin membalai rambutmu tetapi seperti dia tidak sanggup untuk menyentuh keindahaan yang ada disetiap lapis dirimu.
Tanpa terasa 5 hari berlalu, dan sekarang waktunya mereka untuk pulang. Suga dan Kau mengemasi barang-barang tak lupa memakai topi hitam masker pada tubuh mu dan Leo serta Suga. Berangkat bersama menujuh bandara. Kau dan Suga masih satu kursi, tetapi suasana menjadi canggung.
“Hariku menjadi Min Yoongi telah usai mungkin setelah 20 jam ini.” Suga membuka percakapannya ketika Leo tertidur. Kau hanya bisa memandangi Suga lirih, tidak bisa dipungkiri kau mulai nyaman dengan Suga kembali, rasanya tidak ada beban ketika Suga ada. Suga menepuk bahunya, “Tidurlah di pundakku, setidaknya kau terlihat lelah.”
“Kau juga sedang lelah.”
“Tapi aku bahagia.” Tersenyum lebar. “Jagoanku.” Menggosok rambut Leo yang tertidur pulas. Kau mencoba menyandarkan keplamu ke bahu suga. Menikmati sebentar. “Kau tau apa yang kau lakukan padaku saat ini, akan membuatku bergantung kepadamu.”
“Aku tidak melihat mu seperti itu, kau orang yang kuat dan mampu membeda-bedakan emosi yang harus kau keluarkan.” Suga menarik tanganmu meletakkanya kedadanya. Hatimu benar-benar hangat dan bahagia saat suga melakukan hal ini kepadamu. Lalu kau menoleh ke Suga yang wajahnya hanya beberapa centi dari wajahmu. Hening sesaat saling memandangi wajah satu sama lain. Nafas suga terasa menyapu wajahmu. Kau memalingkan muka ketika wajah Suga semakin dekat denganmu. Suga menarik wajahnya kembali menghelah nafas kasar. Kau mengulurkan tanganmu, melingkarkan tanganmu ketubuh suga dan Leo. Entah apa yang kau fikirkan tapi saat itu kau merasa ada hal yang sakit bahagia bercampur satu sama lain. Suga membalas pelukkan kecil itu dengan mengenggam tanganmu yang mengover tubuhnya.
“Aku tau kau mencintaikuwalau kau tak pernah mengatakannya.” Gumam Suga. “That’s my woman.” Lanjutnya berkata dengan suara berat khas Suga lalu memjamkan mata menikmati keluarga kecilnya yang kemungkinan kecil bersama kembali.