home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Am I Stupid ? I Need You Now

Am I Stupid ? I Need You Now

Share:
Author : nanda18
Published : 15 Feb 2016, Updated : 14 Apr 2017
Cast : You , Bts Suga, Hoshi seventeen, Bts Rapmonster, Mingyu seventeen, Bang Shin Hyuk, Yul Hee laboum, B
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |5930 Views |1 Loves
Am I Stupid ? I need You now
CHAPTER 10 : Flies

Sampai dibandara, Suga menutupi wajahnya dengan topi dan juga masker begitu pula denganmu serta Leo. Kau menggendong Leo berjlan terlebih dahulu di depan 10 menit kemudian Suga mengikuti dibelakang. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, ada banyak sekali pertanyaan yang inin kau ajukan namun kau hanya bisa bungkam dan menurutinya. Pasti ada sesuatu, pasti ada sesuatu batinmu. Didaalam pesawat kau duduk disebelah Suga serta Leo. Sesekali Suga memberikan sebuah makanan pada Leo, mengurusnya sedikit lebih banyak darimu. Lalu Leo tertidur di pangkuan Suga. Kau hanya bisa diam melihat keuanya, sekali lagi bersama. Ada perasaan yang sakit, tapi juga kau masih tidak bisa menerima kenyataan dengan apa yang terjadi sebelumnya. Terlebih keduanya adalah seorang artis. Ya, mungkin kau sudah lama menghilang di entertaimnet indonseia tapi kau masih tetap sama seperti yang dulu, kau masih ingin bernyanyi. Apakah akan ada Happy ending ? masih atau tidak ? itulah yang ingin kau tanyakan pada waktu.  Kau mengulurkan tanganmu, mencoba menyentuh Suga. Kau mencoba menyentuh dahinya tetapi berhenti ketika tangan Suga terlebih dahulu memegangimu lalu menaruh tanganmu di dadanya. Kau semakin tidak mengerti, kau mencoba menarik tanganmu tapi Suga menahannya wlaupun matanya masih terpejam. “Kau ingin menyentuhku bukan?” Suga berbicara, wlaupun matanya masih tertutup.

                “Aku bahagia kau disini dengan leo.” Membuka matanya, melihat Leo yang tertidur didekap pelukannya. “Kau tidak berusaha untuk pergi melariakn diri bukan?”

“Aku hanya ingin berjalan-jalan denganmu dan Leo. Apa kau salah?”

“Aku sudah berjanji jalan-jalan dengan Hoshi minggu ini.” Kau tidak sengaja mengucapkannya dan tanpa kau sadari pula. Kau baru sadar ketika Suga melirik dirimu sinis. Kau diam, melihat keluar jendela. Kau memang benar, janji adalah janji. Suga menghelah nafas menahan amarahnya. Lalu mengusap telapak tangan kecil milik Leo. Memadukannya dengan tangannya. “Ini menakjubkan.” Gumamnya tersebyum perih. Suga tidak tau dengan apa yang dia lakukan. Kenapa ada rasa mahar, senang sedih yang campur aduk dalam hatinya. Kau melihat suga yang memadukan tangannya. “Bentuk kukunya seperti kau, jelek sekali. Kenapa kau memberi genetik yang jelek.”

“Seperti kau adalah yang sempurna saja.”

“Harusnya Leo lebih putih dari ini. Ini semua karena kau sedikit coklat.”  Lanjut Suga berbicara, kau tau karakter Suga yang blak-blakan ketika berkomentar. Kau hanya bisa diam mengernyitkan dahimu dan berharap jika anakmu tidak memiliki lidah sepedas Suga. “Ya, rambutnya tidak hitam ternyata.” Suga melanjutkan ucapannya. “Ne, rambutnya kecoklatan.”

“Kenapa bisa?” tanyanya. “Ayahku, keturunana belanda. Matanya masih biru juga, tapi Ramon lah yang paling mirip dengan ayah. Aku tidak mirip dengan ayah. Jadi itu rambut kakek dariku.”

“Aku seperti melihat diriku yang berambut kecoklatan.” Tertawa dicampur dengan air mata yang mengalir. “Sudah hentikan. Kau selalu membanding-bandingkannya dengan dirimu. Leo lebih tmapan darimu. Kau mengalihkan pandanganmu ke jendela. “Gomawo.” Kau mendengar selentingan suara Suga. Kau pura-pura tidak mendengarkan. Kau harap jika apa yang baru saja kau dengar tadi khanyalah khayalanmu saja. Suga menyenggol tanganmu. Untuk membuatmu aman, kau pura-pra tertidur. Kau tidak ingin jika tembok yang kau bangun sejak lama, runtuh karena Suga lagi, kau berjanji jika akan melupakannya bukan ?

***

Finland, udaranya benar-benar segar.  Suga menggeret tasnya ditangan kanan lalu menggendong Leo ditangan kirinya. Leo masih bergelantungan tangannya melingkar memeluk leher Suga. Sepertinya Leo sudah langsung nyaman dengan adanya Suga. Meskipun kau tau jika Leo tidak bisa berbahasa Korea tapi suga tetap saja mengajaknya memakai bahasa korea. Mungkin sedikit-demi sedikit jika Leo tinggal bersama dengan Suga dia akan mengerti. Kau dan Suga serta Leo masuk kedalam sebuah bus yang akan mengantarkanmu menujuh sebuah hotel. Untuk hari pertama Suga merencanakan untuk istirahat, terlebih karena Leo baru saja pulih. Didalam bus, kau hanya diam  tidak bertannya apa-apa. Sesekali ingin mengajak Leo menujuh pangkuanmu. Tetapi Leo sepertinya hanya peduli pada Suga. Dia tidak mau duduk dipangkuanmu. Dia memilih duduk dipangkuan suga. Menyebalkan, batinmu. Baru hari ini Leo tidak mau duduk bersama dengannya. Biasanya meskipun neneknya ada disana dan kau juga disana. Dia akan tetap memilih kau. Tetapi kali in berbeda, leo memilih Suga.

                Masuk kedalam hotel ada dua kamar, satu kamar untukmu dan Leo. Satu kamar lagi untuk Suga. “Ayo, makan.” Ajak Suga. Kau melihat berbagai hidangan yang sudah disiapkan oleh pelayan sebelum kau datang. Leo duduk disamping suga. Lagi-lagi bersama dengan suga. Mungkin hatinya juga tau jika Suga adalah ayahnya. Kau duduk diseberang meja Suga. “Leo, kemari . makan bersama bunda.” Ajakmu. Membujuk Leo untuk duduk didekatmu tapi Leo malah menggeleng.

                “Leo-ya, setelah makan kau mau bermain bola ? aku melihatmu bermain bola dengan tembok. Kelihatannya tidak menyenangkan.” Suga berbicara sambil memasukkan daging ke dalam mulutnya. Leo menoleh kearahmu. Memberi kode agar dijelaskan. “Kau mau bermain bola dengan Uncle Suga?”

                “Kenapa kau memengajarkan dia memanggilku uncle?” Suga mengernyitkan dahinya. “memang benar kau uncle.”

“Anniya, appa.” Ucapnya sambil mengatakannya kepada Leo. “Appa Yoongi, Follow me.” Suga mengatakan kepada Leo. Leo menirukan apa yang dikatakan oleh Suga. Sekarang ganti kau yang mengernyitkan dahimu sebal. Apakah kali ni dia harus bermain rumah-rumahan dengan suga? “Leo harus istirahat dulu, baru bermain. Kau tau bukan Leo baru saja keluar hari ini” Timpalmu. “Ne, kalau begitu istirahat dulu. Oh ya, jangan panggil dia Leo, panggil eunwoo. Untuk saat ini.”

“Mwo ?” kau terkejut. “Neo! Eunwoo-ya.” Suga menunjuk dada Leo. “Your name now is eunwoo.”

“Eunwoo?” Leo memiringkan kepalanya lucu. Dia tidak mengerti kenapa dia harus dipanggil eunwoo. “Apa kita akan bermain rumah-rumahan ?”  tanyamu sinis. “Itu ide yang bagus, tapi kenyataan mengatakan jika Eunwoo juga anakku.”

                “Itu sebabnya kau mendaftarkan namanya dirumah sakit dengan Nama eunwoo, kau tau jantungku berdebar setengahmati karena tidak ada nama Leo disana.”

“Ya! Kenapa kau baru bilang sekarang? Aku kan sudah mengatakan kepadamu jika namanya adalah Leo jauh dari hibungan kita sebelumnya.”

“Tapi itu hanyalah rencana awal.” Sangakalmu.

“Kenapa kau tidak pernah menerima kenyataan ini? Eunwoo anakmu dan juga anakku juga. Kenyataan adalah kenyataan, kau tidak perlu khawatir akan diriku.” Suga mulai meninggikan suarannya. Karena perdebataan itu semakin panas. Leo hanya diam menangis. Leo berteriak kencang, karena suasanya benar-benar tidak enak. Mungkin Leo tidak tau apa yang mereka katakan tapi ada perasaan yang menekan dia untuk menangis. Kau dan Suga mulai diam. Kau mengendong Leo dan masuk ke kamar.

                Suga menaruh garpu dan juga pisau yang dia pegang, bukan ini maksudnya tatepi ini yang terjadi. Suasanya sangatlah tidak nyaman. Dia meyesali dengan apa yang dia katakan.

               Kau masuk kedalam kamar dan membuatkan Leo susu untuk menangkan Leo sebentar. Kau menghelah nafas kasar, hatimu terasa berat. Lalu kau membaringkan tubuhmu diatas kasur bersama dengan Leo yang tidur didalam dekapanmu. “Bunda bertengkar dengan that’s uncle?” Leo melepas botol susunya untuk membuka mulutnya. “Tidak, hanya berbicara saja.”

“Kenapa berbicara harus teriak-teriak ?” tanya Leo lagi. “Uncle jahat kah ?” lanjutnya. “Tidak itu hanyalah pembicaraan biasa. Leo mengganti posisinya duduk, lalu dia turun dari ranjang dan membuka pintu. Dia menghampiri, Suga yang masih duduk dimeja makan. Leo menggeret tangan Suga seakan dia ingin Suga mengikutinya. Lalu Leo membawa Suga kedalam kamar. Suga melihatmu berbaring diranjang memejamkan mata. Menjernikan pikiranmu sejenak. “Bunda.” Leo membangunkanmu. Kau membuka mata melihat suga ada didepanmu.  Leo memengangi tangan kananmu dan tangan kanan Suga lalu mempersatukannya. “Sorry.” Leo dengan lembut berkata demikikan. Kau dan suga diam. “Sorry.” Leo berbicara sekali lagi, kali ini dia mengoyak tangan mu dan suga seperti seseorang yang saling meminta maaf. “Arraseo, Sorry.” Suga mulai mengerti jika Leo ingin dia da kau berbaikan. Suga melepar pandangannya kepadamu lalu kau pun tersenyum “Sorry.” Katamu.

                “Ciaaahh.”  Suga menggendong Leo, lalu mulai bermain dengannya. Mungkin Leo masih tidak mengerti dengan bahasa yang dipakai oleh suga tapi dia masih bisa mengerti dari gerak-gerik suga yang mengajaknya bermain kuda-kudaan juga main pesawat-pesawatan atau mengajari Leo bermain.

                Hoshi berjalan menujuh rumahmu kebingungan, apakah kau pergi karena headphonemu tidak bisa dihubungi. Dia dengan gelisah mencari. Tapi selama satu hari ini kau benar-benar tidak ada kabar. Hoshi menghelah nafas kasar . “Ne, dia pasti pergi bersama dengan Suga.” Batinnya. Walau bagaimanapun porsi Suga lebih banyak daripada dirinya terlebih Suga adalah ayah dari Leo. Hoshi berjalan kembali menujuh rumahnya, lalu melihat seseorang dari jauh. Seorang pria tinggi kurus. “Annyeong!” sapanya dengan suaranya yang besar yang biasa dia pakai untuk melakukanan Rap. Itu dia namjoon. Hoshi merasa malas dengan kedatangannya. “Weo?” tanya Hoshi berjalan mendekat kearahnya. “Menjari wanita itu ?” namjoon memiringkan alisnya. “Ini tidak ada urusannya denganmu.”

“Aku memintamu untuk mengambilnya dan bawa anak itu.” Namjoon menambhkan lagi. Hoshi diam, pembicaraan ini akan menjadi membosannkan darena dari awal pembicaraan ini memang membosankan. Hoshi berjalan tidak peduli melewati Namjoon. Yang harusnya dia adalah sunbaenimnya. Harusnya dia bersikap sopan, tapi tidak ada waktu untuk hoshi melakukan kesopanan pada Namjoon. “Ya! Aku berkata serius.” Ulang namjoon. “Hanya mereka yang bisa menyelesaikannya dan jangan pernah mencoba mengontrol diriku.” Hoshi berkata sambil berjalan tanpa melihat pria yang ada dibalik punggungnya.

                Leo sudah tetidur dengan pulas, hanya ada kau dan juga Suga yang sedang menonton Tv diruang tamu. Lalu kau duduk disamping Suga. “Negara apa ini ? kenapa film-film box office lawas mereka tayangkan ?” Suga memencet-pencet remot yang ada. “Ya! Kenapa kau memencetmencet reomot tv-nya kepalaku pusing melihatmu mengganti-ganti chanel.”

“memang tidak ada yang bisa dilihat.”

“Sini kemarikan.” Kau merebut remotnya, mengganti channelnya. “Ya! Ini fil lama. Kau ini kampungan sekali.” Suga merebut kembali. “Memangnya kenapa dengan film lama.?” Kau merebut kembali. “Ya! Kembalikan.” Dalam beberapa menit kedua orang yang sebenarnya sudah menjadi orang tua dari seorang anak ini berebutn remot Tv seperti anak kecil. Lalu keduanya berhenti ketika tangannya saling beremu. Suga diam lalu mengalihkan pandangannya pada matamu. Kau puntak sengaja memepertemukan matam. Semua diam, yanghanya bisa berbicara adalah matamu danjuga jantungmu yang berdegup kencang. Sadar akan pergerakkan jantungmu kau melepaskan genggaman tangan Suga dan pergi dengan wajah memerah. Suga diam, di sofa menarik nafas dalam-dalam. Akan kah ini berhasil membuatnya kembali pada wanita indonesia itu atau hanyalah anagan-angannya semata.

                Kau masuk kedalam kamar, pipimu terasa panas, tapi kenpa waktu ciuman itu kau tidak merasakan sepanas ini. Ini hanya memenang tangan tetapi pipmu sangat panas. “Tok..tok..tok.” kau mendengar ketukan pintu dari luar. “Apa kau sudah tidur ?” suara pria mabuk, ya suara Suga memang seperti pria yang mabuk. “Jika kau belum tidur, maka dengarakanlah ini. Aku mengajakmu kesini untuk melupakan siapa diriku. Aku ingin kau menganggapku sebgaia Min Yoongi bukan Min Suga seorang rapper dan penulis lagu. Aku ingin kau mengganggapku sebagai Min Yoongi.” Ucapan suga tiba-tiba terhenti seperti ada sesuatu yang menahan lehernya untuk berbicara. “Min Yoongi, ayah dari Leo dan Mungkin bagian masa lalumu yang terburuk. Bisakah ?”

                Kau hanya diam dibalik pintu mendengar Suga berbicara. “Soal Yulhee, kau tau jika hal itu tidak benar bukan ? mianhae, melukaimu. Kau tau kadanga ku merasa tidak percaya menyukai orang sepertimu. Pemarah, jelek, pendek yang terlebih kau berasal dari negara lain yang bahasanya tidak aku bisa, ditambah kau mengajarkan anakku bahasa Inggris yang aku benci. Tapi Gomawo, kau menghadirkan Eunwoo lahir kedunia dia tumbuh dengan baik meski tanpa aku. Harusnya, aku mengatakan hal ini ketika Eunwoo lahir tetapi jika posisiku bukan seorang Idol, jika posisiku hanyalah sebagai Min Yoongi.” Lanjut Suga. Sesekali kau berfikir kenapa kau sekaku dan sekeras ini, apa yang terjadi ? kau pun tidak tau. Suga tidak mendengar jika ada jawaban darimu dia mulai berbalik dan menarik satu langkah kakinya. “Mianhae.” Suara dibalik pintu yang membuat langkahnya terhenti. “Mianhae, aku memperlakukanmu dengan tidak baik. Aku memang orang yang keras kepala kaupun mengetahui hal itu. Bahkan aku tidak pernah berfikir jika kita akan bersama. Karena pada dasarnya kita berdua adalah dua orang yang keras kepala. Aku menghindarimu hanya untuk menyelamatkanmu, ke khawatiranku sungguh luar biasa hingga tidak tau apa semua ucapaku ini menyakitkan aku tidak, aku seperti buta dan menjadi orang yang tidak berperasaan.” Kau menjawab suga.  “Arrayo,.” Jawab suga. Keduanya saling memaafkan dan tersenyum meski dibatasi oleh sebuah pintu yang menutupi diri mereka tetapi keduanya merasa legah terutama suga.

 

 

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK