Hyungwoon adalah bayi pertaman yang lahir di jalan ini, pada tahun yang sama hanya ada Ibu nya Hanbin yang juga sedang mengandung. Selebihnya hanya anak-anak SMA dan Ibu-ibu rumah tangga. Tiga bulan kemudian Hanbin lahir, mereka sudah berteman sejak bayi. Hingga saat mereka berusia lima tahun, seorang musisi besar pindah ke jalan rumah mereka. Rumah musisi itu hanya berjarak dua rumah dari rumah Hanbin. Pada saat awal kepindahan musisi itu tidak menunjukan kalau ia memiliki anak ataupun istri hingga setelah enam bulan musisi itu tinggal disana, Hanbin dan Hyungwon baru mengenal seorang anak laki-laki dengan baju kodok berwarna hijau. Ia bernama Nam Woo Hyun. Hyungwon dulu suka memanggilnya Namtree, namun saat beranjak dewasa Hyungwon memanggilnya dengan sebutan Woohyun.
Woohyun memiliki seorang kakak perempuan, ia enam tahun lebih tua dari Woohyun. Kakaknya Woohyun telah terkenal sebagai penulis saat remaja, hingga lama-lama ia membawa adiknya itu kedalam novel-novel dan cerepnnya. Tak jarang Woohyun mendapatkan kesulitan karena tulisan kakaknya yang lebih banyak merugikan dirinya.
Anak laki-laki terakhir yang mereka jumpai adalah Kwon Soon Young yang membuat nama panggilan sendiri untuk dirinya. Ia menamai dirinya Hoshi. Laki-laki yang senang berbicara itu memiliki kakak kembar yang sungguh menakutkan. Saking menakutkannya saat mereka kecil mereka sering menangis saat bertemu dengan dua kakak kembar Hoshi. Tapi berbeda dengan Hyungwon yang sangat menyukai kedua kakaknya Hoshi. Hyungwon tak sungkan untuk mengatakan ‘Saranghae’ kepada kedua kakak Hoshi, hingga Hyungwon merupakan anak laki-laki kesangan kedua kakak Hoshi.
Tapi kesukaan Hyungwon kepada Kedua kakak Hoshi berakhir disaat Hyungwon masuk ke sekolah menengah. Ia mulai menyukai Wooyeon, ia mengatakan kepada semua orang kalau ia memiliki Noona yang sangat cantik sekali bernama Wooyeon. Sejak saat itu Hyungwon sangat dekat dengan Wooyeon.
₪
Kedua tangan Woohyun memengang kotak makan siangnya, ia mencari bangku yang kosong untuk dirinya dan ketiga temannya duduk. Setelah mengecek setiap meja dengan matanya, akhirnya ia menemuka sebuah tempat yang hanya ada seorang gadis yang duduk disana. Woohyun menghampiri gadis itu dan duduk di depannya, ketiga temanya pun mengikuti Woohyun untuk duduk di meja itu. Seperti biasa, formasi yang tak pernah berubah. Di samping Woohyun duduk Hanbin, di depan Hanbin duduk Hoshi dan Hyungwon.
‘Apa tidak akan ada gossip saat kalian duduk bersama ku?’ tanya Seolhyun.
‘Tidak akan ada’ tungkas Woohyun dengan senyuman.
‘Ah, terimakasih’ tungkas Hyungwon yang mendapatkan susu coklat dari seorang gadis. Tak lama kemudian seorang gadis juga mengantarkan air mineral untuk Hyungwon.
‘Ada pesannya’ tungkas Seolhyun yang melihat ada sebuah kertas yang tertempel di kotak susu dan air mineral.
‘Apa aku boleh membacanya?’ tanya Seolhyun dan Hyungwon hanya menjawabnya dengan anggukan.
‘Aku sangat menyukai lirik Rapp mu, terus berkarya’ Seolhyun membaca kertas yang tertempel di kotak susu coklat.
‘Wah, dia sudah melihat video terbaru kita di Youtube’ tungkas Woohyun sambil menghabiskan makan siangnya.
‘Kamu tau, dalam waktu dua hari saja, kita sudah mendapatkan seratus ribu viewers, aku rasa uangnya akan lebih besar yang masuk ke rekening kita’ tungkas Hoshi yang menhitung-hitung uang yang akan ia dapatkan.
‘Aku ingin membeli lensa baru’ tungkas Hanbin.
‘Aku rasa kalian memang hebat’ puji Seolhyun.
‘Tolong bacakan kertas yang kedua’ pinta Hyungwon.
‘Semoga Noona mu yang di Jepang cepat menyelesaikan kuliahnya’ baca Seolhyun yang membuat ke tiga laki-laki itu menengok kearah Hyungwon dan Seolhyun secara bergantian. Hyungwon hanya santai menghabiskan makan siangnya.
‘Hanya penguntit, tidak ada yang harus di khawatirkan’ tukas Hyungwon dengan santainya.
‘Ah.. jjinja, aku tidak ingin melanjutkan makan siang ku!’ tukas Woohyun yang mengaruk-garuk kepalanya.
‘Ingat lambung dan usus mu, sebentar lagi kamu akan bertanding’ Hanbin mengingatkan. Hoshi hanya mengambil makan siang Woohyun dengan sumpitnya.
‘Aku benci jika orang mulai sok tau tentang kita’ ucap Woohyun dengan sedikit kekesalan.
‘Kenapa harus ngurusin orang yang mengurusi kehidupan kita? mereka hanya kumpulan orang yang penasaran dengan kita dan tidak puas dengan apa yang kita share ke mereka’ tungkas Hyungwon.
‘Ganti pembicaraan lain, aku muak membicarakan orang yang kita tidak tau’ kata Hanbin dengan ketus. Seolhyun hanya menandang ke empat laki-laki itu secara bergantian.
‘Ah, tadi malam aku tidak sengaja ke kamar Noona’ Woohyun membuka pembicaraan ketika Hyungwon selesai makan.
‘Lalu?’ tanya Hoshi.
‘Ada yang aneh, ia menangis’ tukas Woohyun dengan suara pelan.
‘Aku tidak tidur semalaman, aku memikirkan apa yang membuatnya menangis? Saat sarapan tadi juga, ia tidak turun kebawah walau Ibu ku sudah berteriak’ Cerita Woohyun. Hoshi menyodorkan ponselnya ke hadapan Woohyun.
Sebuah pemberitaan online menuliskan rumor bahwa Wooyeon sedang menjalankan hubungan dengan actor yang main di naska drama yang ia tulis. Woohyun membaca infonya dengan sangat serius.
‘Ini gila, Ayah akan marah jika membaca berita ini’ tungkas Woohyun yang mengembalikan ponsel milik Hoshi.
‘Mengapa? Bukannya Noona sudah seharusnya berkencan dengan orang lain’ tanya Hyungwon.
‘Aku tidak tahu, Noona tidak pernah bercerita tentang pacarnya kepada kami’ jelas Woohyun.
‘Ah.. Molla’ Woohyun kesal dengan hari ini.
₪
Hyungwon melihat pantulan bibirnya dari kaca, ia menyukai bibirnya tapi terkadang ia merasa kesal ketika orang-orang bilang kalau ia memakai lipstick. Bibir merah Hyungwon memang sangat mengoda, tapi sering menjadi bahan ledekan teman-temannya.
‘Apakah kamu sudah lama menungguku?’ tanya Bora yang datang menghampiri Hyungwon. Bora melentangakan tanganya untuk memeluk Hyungwon dan Hyungwon menyambutnya. Mereka tidak perduli dengan keadaan sekitar yang sibuk membicarakan mereka atau sekedar mengambil gambar mereka yang sedang pelukan.
‘Aku tidak bisa lama-lama’ tungkas Hyungwon yang melepas pelukannya, dan Bora hanya tertawa mendengar perkataanya. Bora merangkul lengan Hyungwon dan berjalan mengelilingi Mall, hari ini Hyungwon akan menemani Bora berbelanja.
‘Kamu sungguh tidak ingin membeli apa-apa?’ tanya Bora ketika mereka keluar dari sebuah toko.
‘Tas yang kemarin Noona kasih masih ada, begitu juga dengan mantel yang Noona berikan. Aku tidak butuh apapun’ tungkas Hyungwon dengan senyum manisnya. ‘Bagaimana kalau kita beli sepatu couple?’ tanya Bora ketika melewati toko sepatu.
‘Aku tidak keberatan’ tungkas Hyungwon yang memasuki toko sepatu. Untuk beberapa menit mereka mengelilingi toko sepatu tersenbut. Memilih sepatu yang menurut mereka bagus lalu mencobanya.
‘Aku suka ini’ tungkas Bora ketika melihat pantulan dirinya dan Hyungwon di depan kaca.
‘Iya, sangat nyaman sekali’ puji Hyungwon. Bora mengambil dompetnya untuk mengeluarkan kartu kreditnya.
‘Noona, bagaimana pakai punyaku saja?’ tanya Hyungwon dan Bora hanya tertawa.
‘Simpan saja uangmu untuk makan sepuasnya’ tukas Bora yang memberikan kartu kreditnya kepada penjaga toko.
‘Lain kali aku akan belikan sesuatu yang mahal untuk Noona’ ucap Hyungwon.
‘Silahkan, aku akan menunggunya’ jawab Bora.
Setelah mereka membeli sepatu, mereka berencana untuk pulang tapi Hyungwon berhenti di toko komestik. Ia masuk kedalam toko tersebut.
‘Noona, tolong beritahu aku lipstick yang berwarna pucat’ ucap Hyungwon ketika memasuki toko.
‘Buat apa?’ tanya Bora. ‘Untuk menutupi bibirku yang merah’ Bora tertawa mendengarnya.
‘Aku suka dengan bibi merahmu, tanpa lipstick saja sudah terlihat indah. Kadang aku suka iri’ ucap Bora.
‘tolong beri tahu aku’ tukas Hyungwon dengan wajah datar.
‘Tidak perlu, bibirmu sudah bagus’ tungkas Bora. Merasa tidak puas, Hyungwon menghapiri penjaga toko dan meminta lipstick yang ia maksud.
‘Aku ingin ini’ tungkas Hyungwon yang memberikan lipstick yang ingin ia beli ke penjaga toko.
‘Lipstick apa yang sekarang sering di gunakan oleh remaja wanita?’ tanya Hyungwon ketika membayar Lipstik yang ia beli. Penjaga toko memperlihatkan lipstick yang kini sedang di gandrumi oleh remaja putri.
‘Tambakan itu’ pinta Hyungwon yang menyukai warna lipstick yang di perlihatkan penjaga toko.
₪
Woohyun berjalan memasuki kelasnya, Hanbin sedang berdiri di depan papan tulis, menulis sebuah tugas yang harus dikerjakan.
‘Hanbin-a, Aku lupa membawa dompet. Apa aku boleh pindam uang mu untuk jajan hari ini?’ tungkas Woohyun dengan suara pelan, tapi seisi kelas dapat mendengarnya.
‘Kapan kamu bisa tidak ceroboh?’ celetuk Hyungwon.
‘Di dalam almamater ku ada dompetku, kamu bisa ambil uangnya di sana’ ucap Hanbin yang sibuk menulis di depan papan tulis.
Woohyun mengambil almamater Hanbin yang di letakan di atas meja. Ia membuka dompet Hanbin dan mengambil uang sebanyak dua puluh ribu won. Namun sesuatu membuat Woohyun penasaran, bukan masalah foto Hanbin bersama Eunha yang masih ada di dompet Hanbin, namun struk belanja yang sangat tidak asing untuk Woohyun. Karena rasa penasarannya itu, Woohyun membuka struk belanja yang ada di dompet Hanbin.
‘Ya! Kim Hanbin, apa kamu habis membelikan kalung seharga 489 dollar untuk Eunha?’ tanya Woohyun dengan nada tinggi di awal kalimat dan nada rendah di akhir kalimatnya. Hoshi langsung merebut struk yang Woohyun pegang.
‘Iya, ada apa?’ tanya Hanbin yang membalikkan badan dan terkejut. Mereka lupa kalau mereka sedang ada di kelas. Murid-murid yang ada di kelas menjadi ramai membicarakan Eunha yang baru saja telah mendapatkan kado dari Hanbin.
‘Kamu sudah di mabuk cinta’ tukas Hyungwon yang berkuntat dengan bukunya.
‘Ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku mengajak Eunha untuk mencari kalung sebagai hadiah ulang tahun ibuku’ Woohyun yang mengetahui Hanbin berbohong hanya tersenyum melihat Hanbin.
‘Wow, kamu memang anak yang baik. Tidak hanya penyayang kepada Hanbyul tapi kamu juga penyayang kepada Ibu mu’ Puji Woohyun.
₪