home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Jika Kamu Tau

Jika Kamu Tau

Share:
Author : Maisaveron
Published : 14 Feb 2016, Updated : 20 Jul 2019
Cast : Nam Woohyun, Kim Hanbin, Hoshi, Hyungwon, Seolhyun, Bora, Eunha
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |8644 Views |0 Loves
Jika Kamu Tau
CHAPTER 24 : Janji Pukulan (ep 24)

Hyungwon menarik tangan kedua orang tuanya ke rumah Woohyun, bukan Woohyun yang sudah empat tahun tidak pulang yang akan ia temui, namun orang tua yang ada di rumah Woohyun.

‘Ada apa kamu menarik kami ke rumah Tuan Nam?’ tanya Ayah Hyungwon.

‘Ayo ikut saja’ ucap Hyungwon yang membuka pintu pagar rumah Woohyun.

‘Permisi’ ucap Hyungwon ketika sampai di depan pintu rumah Woohyun.

‘Hyungwon, ada apa?’ tanya Daemin yang merasa aneh melihat Hyungwon pagi-pagi sudah di depan rumah.

‘Apa aku boleh masuk?’ tanya Hyungwon, Daemin mempersilahkan Hyungwon dan kedua orang tuanya masuk kedalam rumah. Hyungwon dan kedua orang tuanya duduk di ruang tamu rumah Woohyun, Nam Kyu menghampiri kedua orang tua Hyungwon.

‘Sebuah kehormatan pagi – pagi begini kalian sudah datang kesini’ ucap Nam Kyu yang duduk di sofa berlawanan dengan orang tua Hyungwon.

‘Silahkan di minum’ ucap Daemin yang meletakan teh hangat di atas meja.

‘Hyungwon-I, ada apa kami di bawa kesini?’ tanya Ayah Hyungwon.

‘Aku ingin berbicara dengan kalian’ ucap Hyungwon.

‘Kalau begitu, ayo kita bicarakan di rumah’ ucap Ibu Hyungwon.

‘Ah. Tidak apa – apa, mungkin ada yang mau Hyungwon sampaikan juga ke kami’ ucap Daemin yang duduk di samping suaminya.

‘Sebenarnya seperti ini..’ ucap Hyungwon.

‘Ada apa? Jangan membuat kami penasaran’ ucap Ayah Hyungwon tak sabar.

‘Izinkan aku menikah dengan Nam Woo Yeon’ ucap Hyungwon. Orang tua Hyungwon dan Wooyeon sudah menatap Hyungwon dengan lekat – lekat, tidak percaya dengan perkataan yang di ucapkan Hyungwon.

‘Nam Woo Yeon anak kami?’ tanya Nam Kyu.

‘Iya, Nam Woo Yeon anak Nam Kyu Man dan Kim Dae Min. Izinkan aku menikahinya’ ucap Hyungwon dengan percaya diri.

‘Apa?’ ucap Wooyeon yang menuruni anak tangga.

‘Kalian berpacaran?’ tanya Ayah Hyungwon.

‘Tidak, aku tidak sedang kencan dengan Hyungwon’ bantah Wooyeon.

‘Anakku, kamu baru saja menjadi Koas. Apa kamu benar – benar akan menikah dengan Wooyeon?’ tanya Ibu Hyungwon. Wooyeon langsung menghampiri Hyungwon dan menarik Hyungwon masuk kedalam kamarnya. Wooyeon menutup pintu kamarnya agar tidak ada yang mendengar pembicaraanya dengan Hyungwon.

‘Ya! Kamu berbicara apa dengan orang tuaku?’ ucap Wooyeon yang mendorong tubuh Hyungwon.

‘Kamu bahkan lebih cantik saat baru bangun tidur’ goda Hyungwon yang mengengam lengan Wooyeon.

‘Ini bahkan bukan saatnya untuk bercanda’ ucap Wooyeon yang menghempaskan tangan Hyungwon namun ia kehilangan keseimbangan hingga membuat mereka terjatuh ke tempat tidur. Hyungwon melipat tanganya di atas kepala, menatap Wooyeon yang menindih tubuhnya.

‘Aku menyukai ini’ ucap Hyungwon.

‘Aish, Aku tidak punya waktu untuk bercanda denganmu’ ucap Wooyeon yang bangun dari atas tubuh Hyungwon.

Hyungwon duduk di tepi kasur Wooyeon, ia mengenggam tangan Wooyeon dan menatap kedua mata gadis itu.

‘Jika aku bercanda, lihatlah mataku. Aku bahkan tidak pernah main – main denganmu. Ayo menikah denganku, aku percaya kalau aku bahagia bersamamu’ ucap Hyungwon yang menatap kedua mata Wooyeon.

‘Umurmu lebih muda dariku, apakah kamu lupa? Kita akan menjadi omongan bagi orang – orang, seorang penulis menikah dengan laki – laki yang lebih muda darinya. Aku mungkin akan di bilang tante – tante yang menikah dengan anak kecil. Kamu juga harus pikirkan Woohyun, harus pikirkan perasaanya. Ia adalah sahabatmu dari kecil, apa katanya jika kamu dan aku menikah?’ ucap Wooyeon yang membuat Hyungwon terdiam. Hyungwon bangkit dari duduknya dan menarik Wooyeon ke depan meja rias.

‘Coba lihat, kamu itu berwajah muda seperti Ibu mu. Kata orang? Buat apa perduli dengan kata orang? Opini masyarakat akan hilang seiringnya waktu, bahkan kita tidak makan dari kata orang kan?’ ucap Hyungwon yang bercemin bersama Wooyeon. Hyungwon menarik tangan Wooyeon keluar dari kamar. Mereka mendapati orang tua mereka berada di depan pintu kamar Wooyeon.

‘Izinkan kami menikah’ ucap Hyungwon yang membungkukkan tubuhnya di depan orang tuanya, Wooyeon juga membungkukkan tubuhnya di depan orang tuanya.

‘Ah, putirku sudah akan menikah. Mari pesan baju’ ucap Daemin yang mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Ayah Hyungwon dan Ayah Wooyeon menatap buah hatinya yang masih membungkuk di depan mereka. Hampir secara bersamaan mereka berdehem.

‘Kami akan besanan’ ucap Ayah Hyungwon yang menepuk punggung Nam Kyu.

‘Benar, akhirnya kami bisa besanan’ ucap Nam Kyu yang mengajak Ayah Hyungwon turun ke ruang tamu—di susul dengan Daemin. Ibu Hyungwon menatap anaknya.

‘Sudah membungkuknya’ ucap Ibu Hyungwon.

‘Anak nakal, kau bahkan terus membuat mimpi Ibu menjadi kenyataan’ ucap Ibu Hyungwon yang mengusap pundak anaknya. Ibu Hyungwon mengambil tangan Hyungwon dan menaruhnya di tangan Wooyeon.

‘Aku percayakan Hyungwon padamu, rawat dia. Tetaplah di sampingnya dan jangan biarkan dia goyah akan keputusannya’ ucap Ibu Hyungwon lalu ia turun ke bawah.

‘Ah, aku merasa lega’ ucap Hyungwon yang memeluk Wooyeon, yang di peluk malah mencubit hidung Hyungwon dengan gemas.

Suara gitar mendominasi kamar Woohyun, Hoya tidak protes sama sekali dengan suara gitar Woohyun.

‘Kamu tau kenapa aku tidak pernah protes dengan suara dan petikan gitarmu itu?’ tanya Hoya.

‘Entah’ jawab Woohyun.

‘Karena suaramu dan petikan gitarmu termaafkan, aku bahkan menyukai semua lagu yag kamu nyanyikan’ ucap Hoya.

‘Ah, terimakasih. Aku merasa kalau aku belum ada apa – apanya di dunia musik’ ucap Woohyun yang kembali memainkan gitarnya.

‘Apa kamu akan pulang liburan kali ini?’ tanya Hoya.

‘Iya, kau tau? Kakak ku akan menikah dengan sahabatku sendiri, bahkan aku harus menepati janjiku untuk memukul wajahnya.’ Woohyun ingat akan janjinya yang akan memukul wajah Hyungwon jika ia menyukai Wooyeon.

‘Seriusan? Wow’ komentar Hoya.

‘Kamu pasti akan membawa koper yang banyak sekali’ ucap Hoya yang melihat barang – barang Woohyun yang semakin banyak.

‘Akupun bingung, padahal aku tidak membeli apa – apa selama tinggal di London, tapi kenapa barang – barangku menjadi beranak’ keluh Woohyun yang melihat barang – barangnya.

‘Kamu sudah empat kali merayakan ulang tahun di sini, bahkan selama empat kali perayaan ulang tahunmu, kamu selalu mendapatkan kado dari fans mu yang selalu mendukungmu’ ucap Hoya.

‘Iya juga yah, semoga pas aku pulang kerumah, kamar ku tidak banyak dengan kado – kado’ ucap Woohyun.

‘Mari bereskan barang – barang yang ingin kau bawa ke Korea dan sisakan barang – barang yang masih kau pakai di sini’ ucap Hoya.

Woohyun melepaskan kaca mata hitam yang bertengger hidungnya, ia mendorong trolly menuju lobby bandara. Hanya ada wartawa yang terus membidiknya dan beberapa fans yang menyambut kedatangan Woohyun dari London. Woohyun Nampak membawa sebuah piala yang ia dapatkan beberapa waktu lalu. Woohyun bahkan mencari seseorang yang mungkin akan menjemputnya, namun tidak ada.

‘Selamat malam Tuan Nam’ sapa Hoshi yang berdiri tak jauh dari tempat Woohyun berdiri, bahkan ia membungkukkan tubuhnya di depan sahabatnya.

‘Aku pikir tidak ada yang akan menjemputku’ ucap Woohyun dengan tawa. Mereka berpelukan di bandara, melepas sebuah kerinduan yang sudah lama terpendam. Hoshi melepas pelukannya dan membantu Woohyun mendorong trolly-nya.

‘Aku bahkan hampir tidak mengenalimu. Lihat penampilanmu sekarang. Memakai baju yang kebesaran dari ukuran tubuhmu, celana yang robek – robek, topi, dan kaca mata hitam. Kamu banyak berubah’ ucap Hoshi yang meneliti setiap perubahan pada diri Woohyun.

‘Aku masih sama. Aku masih Nam Woo Hyun anak Kim Dae Min dan Nam Kyu Man’ ucap Woohyun yang berjalan menuju parkiran mobil. Ia dan Hoshi memasukan barang – barang yang ada di trolly kedalam bagasi.

‘Banyak sekali barangmu, perasaan kamu hanya membawa dua koper saat pindah ke London’ Komentar Hoshi ketika melihat barang bawaan Woohyun berupa dua buah dus besar, satu buah dus kecil dan tiga buah koper.

‘Barang – barangku beranak saat di London. Aku bahkan harus membayar lebih untuk barang yang aku bawa karena melebih batas maximum’ ucap Woohyun yang menutup bagasi belakang mobil Hoshi dan membuka pintu mobil Hoshi.

          Hoshi menyetir mobilnya hingga rumah Woohyun, mereka banyak bertukar informasi diri mereka selama empat tahun tidak bertemu. Sesampainya di rumah Woohyun, Hoshi masih membantu Woohyun untuk membawa barang – barangnya ke kamar Woohyun. Namun betapa terkejutnya mereka ketika melihat kamar Woohyun penuh dengan tumpukan kado yang belum di buka. Tumpukan kado itu di susun secara rapih sesuai dengan tanggal di berikannya.

          ‘Wah, aku bisa gila’ ucap Woohyun yang melihat kamarnya penuh dengan kado – kado yang belum ia buka.

          ‘Ibu…’ teriak Woohyun. Ia mencari Daemin ke dapur.

‘Ibu, kenapa kamarku banyak kado – kado?’ tanya Woohyun.

‘Itu dari fansmu, apa kamu lupa kalau kamu sudah meninggalkan Korea selama empat tahun. Selama empat tahun kamu meninggalkan Korea, selama itu juga banyak kado untuk dirimu di kirim ke agensi atau ke rumah kita. Ibu juga mengumpulkan surat – surat yang mereka kirimkan untukmu, semuanya tersusun sesuai bulan dan tahun’ jelas Ibu Woohyun yang sedang membuatkan makanan untuk Hoshi.

‘Aku bisa gila, di mana barang – barang itu akan aku letakan’ ucap Woohyun yang mengaruk – garuk kepalanya yang tidak gatal.

‘Setiap lagu ciptaanmu menang, tidak hanya fans yang memberikanmu hadiah, namun juga artis yang menyanyikan lagumu. Kamu telah menciptkan lagu sebanyak 12 lagu, lalu banyak fans juga yang memberikan hadiah ketika kau berhasil mencetak gol dan menang, di tambah dengan ulang tahunmu. Salah sendiri jarang pulang ke rumah. Apakah kamu lupa jalan ke rumahmu?’ Woohyun malah kena omel oleh Daemin.

‘Kalau begini, akau berjanji akan pulang setiap liburan’ ucap Woohyun yang meninggalkan Ibunya.

‘Kamarmu harus rapih sebelum malam tiba, teman – temanmu akan berkumpul nanti malam di rumah kita’ teriak Daemin ketika putranya berjalan menuju kamarnya. Saat sampai di kamarnya Woohyun mengeluarkan ponsel, lalu memfoto kondisi kamarnya dan mempostingnya di instragam.

‘Nam Woo Hyun: Apakah ini hukuman aku tidak pulang kerumah selama 4 tahun? Aku bahkan tak bisa istirahat ketika membuka pintu kamarku, terimakasih untuk semua cinta yang kalian berikan. Aku akan menjaga semua pemberian kalian’ post Woohyun di instagram. Pertama yang ia lakukan adalah membuka isi koper milkinya dan menyusun baju – bajuya di lemari. Ia meletakan barang – barang miliknya sesuai dengan tempatnya. Hal kedua yang ia lakukan adalah dengan membuka satu persatu kado yang ada di kamarnya. Ia memisahkan katagori kado tersebut—Sepatu, baju, hiasan, alat musik. Woohyun juga mengumpulkan surat – surat yang terdapat di setiap kado dalam satu kardus, ia berencana akan membacanya nanti.

‘Aku rasa kamu harus membeli lemari baru’ ucap Hoshi yang melihat banyaknya baju baru milik Woohyun.

‘Bukan hanya lemari, tapi aku harus membeli rak sepatu baru, lemari kaca serta meja baru’ ucap Woohyun yang telah menghitung apa saja yang harus ia beli untuk menampung barang – barang yang ada di kamarnya.

‘Bala bantuan datang’ ucap Hanbin yang berdiri di ambang pintu.

‘Sudah lama tidak bertemu’ ucap Woohyun yang memeluk sahabatnya itu.

‘Aku sangat merindukan semua ocehanmu’ ucap Hanbin yang melepas pelukan Woohyun. Hanbin mulai membantu Woohyun untuk merapihkan kamarnya.

‘Seolhyun bahkan mengirimkan baju – baju rancanganya untuk dirimu?’ ucap Hoshi yang membuka sebuah kotak baju yang berisi baju rancangan Seolhyun.

‘Gadis bodoh, aku bahkan tidak pernah memakai baju buatannya’ ucap Woohyun yang membuat kedua temannya terkejut.

‘Segitu marahnya kah kau denganya?’ tanya Hanbin.

‘Entahlah, beberapa waktu lalu saat aku melakukan pemotretan di New York untuk sebuah majalah, aku menolak memakai baju buatan Seolhyun karena bahan yang di gunakan tidak cocok dengan kulitku’ ucap Woohyun yang membuat Hoshi dan Hanbin lega.

‘Aku kira kau tidak pernah memakai bajunya karena kau tidak menyukainya’ ucap Hoshi.

‘Tidak seperti itu’ bela Woohyun.

‘Aku akan memesan sebuah lemari kecil, lemari sepatu dan lemari kaca’ ucap Woohyun yang fokus dengan ponselnya ketika selesai mengelompokan barang – barang yang ada di kamarnya.

‘Bahkan lemarimu sudah penuh dengan baju – bajumu dari London’ ucap Hoshi yang melihat lemari Woohyun.

‘Selain dari fans, Aejel juga sering membelikan aku baju’ ucap Woohyun dengan nada pamer.

‘Aejel atlit renang itu? Kamu berteman denganya?’ tanya Hoshi penasaran.

‘Atau kalian berpacaan?’ goda Hanbin.

‘Aish, tidak. Kami hanya berteman. Aejel anak yang baik namun pemarah’ ujar Woohyun yang mengingat sikap Aejil.

Setelah menunggu lemari yang di pesan Woohyun datang, Hanbin, Hoshi dan Woohyun kembali membereskan kamar Woohyun.

‘Ah, tulangku rasanya ingin patah’ keluh Hoshi ketika selesai menyusun semua minuatur super hero, dan benda – benda hiasan lainnya di lemari kaca.

‘Akhirnya rapih juga’ ucap Woohyun yang melihat kamarnya dengan perasaan puas. Semuanya seperti yang ia bayangkan.

‘Aku ingin pulang dan mandi’ ucap Hanbin yang berpamitan untuk pulang.

‘Apakah kamu lupa kalau rumahmu sudah pindah, dari sini ke rumahmu akan memakan banyak waktu. Mandilah dirumahku, dan istirahatlah di kamar tamu. Aku akan minta tolong Ibu untuk mengepel kamar ini’ ucap Woohyun, Hanbin tersenyum kikuk.

‘Aku pulang terlebih dahulu. Aku harus mandi dan berstirahat sejenak. Soona Noona dan Soola Noona mungkin akan marah – marah jika aku belum pulang, aku sudha tidak pulang sejak kemarin’ ucap Hoshi yang pamit pulang.

Seolhyun sedang fokus menonton sebuah drama yag sedang di putarkan, sedangkan Hanbin duduk di sampingnya sambil memakan pop corn yang tadi Seolhyun bawa dari rumahnya.

‘Aku yakin Ibu mu akan mengamuk jika tau anak kesayanganya duduk di sampingku’ ledek Seolhyun.

‘Diam saja kau! Aku sedang fokus nonton drama’ ucap Hanbin.

‘Mana ada laki – laki yang suka nonton drama?’ cibir Seolhyun.

‘Aku ini seorang sutradara dan photographer, menonton drama bisa memberikan ide baru untukku’ bela Hanbin.

‘Ah, aku masih mengantuk’ ucap Hoshi yang berjalan dengan mata sedikit terbuka, ia merebahkan tubuhnya di samping Hanbin.

‘Hey, apa kalian sudah lama?’ sapa Hyungwon yang duduk di sofa samping Seolhyun duduk. Hyungwon mengeluarkan ponselnya lalu mengetik sebuah pesan yang akan di kirimnya Wooyeon.

‘Aku baru datang’ jawab Hoshi setengah sadar.

‘Kalian bisa diam tidak? aku sedang fokus nonton drama!’ tegur Hanbin yang memperingati teman – temannya untuk diam, sedangkan Seolhyun hanya asik mengambil pop corn yang ada di samping Hanbin.

Wooyeon menuruni anak tangga menuju ruang keluarga. Dari lantai dua kamarnya, ia bisa melihat kalau teman – teman adiknya telah berkumpul. Wooyeon berjalan menuju tempat Hyungwon duduk dan duduk bersandar di dada Hyungwon. Seolhyun, Hanbin dan Hoshi menengok ke Hyungwon dan Wooyeon, tidak percaya dengan pemandangan yang merek lihat.

‘Apa aku sedang mimpi?’ tanya Hanbin yang melihat Hyungwon begitu nyaman memainkan rambut panjang coklat Wooyeon.

‘Apa mereka tidak tau kalau Woohyun telah pulang’ ucap Hoshi dengan suara pelan.

‘Bahkan aku tidak tau kalau Woohyun telah pulang’ ucap Seolhyun yang langsung di tatap datar oleh Hanbin dan Hoshi.

Wooyeon langsung membetulkan duduknya ketika mendengar pintu kamar mandi terbuka. Woohyun keluar dari kamar mandi dengan tubuh setengah basah, ia hanya memakai celana pendek dan bertelanjang dada. Handuk yang tadi ia bawa ke kamar mandi di gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

‘Ah, kalian sudah datang’ gumam Woohyun yang berjalan di depan tivi.

‘Buat salah fokus saja’ cibir Seolhyun yang melihat otot perut Woohyun.

‘Sepertinya aku harus sering berolahraga’ ucap Hanbin ketika melihat tubuh Woohyun.

‘Sejak kapan ia memiliki tubuh sebagus itu? Bukannya dulu dia masih buncit’ cibir Wooyeon yang kembali bersandar ke dada Hyungwon, namun tidak jadi karena ia melihat Woohyun keluar dari kamarnya. Woohyun mengenakan sebuah kaos polos ketika keluar dari kamarnya, ia langsung duduk di samping Wooyeon hingga membuat Wooyeon tidak bisa bersandar di dada Hyungwon.

‘Ah, aku lapar. Apa kita perlu memesan sebuah makanan?’ ucap Woohyun yang sibuk mengotak – atik ponselnya.

‘Pesanlah, biar aku yang bayar’ ucap Hyungwon yang mengeluarkan uang dari dompetnya.

‘Tidak perlu, aku yang akan bayar sendiri. Aku habis mendapatkan bayaran ku setelah selama empat tahun agensi mengunakan lagu – lagu ciptaan ku untuk artis mereka’ ucap Woohyun dengan senyum.

‘Pesankan aku pizza, ayam goreng, soju, salat, ramen…’ ucap Hanbin.

‘Baru beberapa menit yang lalu ada yang bilang akan mulai berolahraga’ celetuk Seolhyun ketika mendengar nama makanan yang akan di pesan Hanbin, seluruh yang ada di ruang keluarga tertawa. Setelah Woohyun memesan makanan, beberapa menit kemudian pengantar makanan datang. Semua yang ada di ruang keluarga segera mendekat ke meja, mereka tidak sabar untuk melahap makan malam mereka. Tidak banyak obrolan terjadi saat mereka menghabiskan makan malam mereka.

‘Aku selesai’ ucap Woohyun yang mengelus perutnya.

‘Aku benci jika Woohyun menyelesaikan makannya terlebih dahulu’ ucap Hoshi.

Seolhyun membantu Hyungwon dan Hanbin membersihkan meja yang penuh dengan sisa makanan. Setelah membersihkan bekas makan, mereka berkumpul kembali di ruang keluarga untuk menonton drama.

‘Jadi untuk apa kalian kumpul di rumahku jika ingin menonton drama. Seperti di rumah tidak ada tivi saja’ cibir Woohyun yang menoton drama tanpa minat.

‘Sebenarnya aku ingin memberitahu kalian sesuatu’ ucap Hyungwon yang membertulkan posisi duduknya.

‘Apa mereka semua belum tau?’ tanya Woohyun yang menujuk teman – temannya.

‘Aku dan Wooyeon akan menikah bulan depan’ ucap Hyungwon yang langsung membuat ketiga temannya terkejut—kecuali Woohyun.

‘Jadi baju pengantin yang katanya ingin kau pakai untuk pemotretan, sebenarnya akan di pakai untuk hari pernikahanmu?’ tanya Seolhyun yang terkejut.

‘Bagaimana bisa kalian mempersiapkan pernikahan dalam waktu yang sangat cepat?’ tanya Hanbin.

‘Sebenarnya kami masih memiliki waktu dua bulan. Pernikahan kami akhir bulan depan dan sekarang baru awal bulan’ ucap Wooyeon.

Daebak, aku bahkan tidak menyangka kalian akan menikah’ komentar Hoshi.

‘Sudah tidak ada yang ingin di bicarakan lagi kan? Aku ingin tidur’ ucap Woohyun yang bangkit dari duduknya, Hyungwon menarik tangan temannya itu, namun dibalas oleh sebuah bogem mentah yang membuat Hyungwon jatuh hampir mengenai ujung meja. Hyungwon bangun dan menatap Woohyun. Seluruh orang yang ada diruang tamu membulatkan mata mereka, menatap Woohyun yang tidak memiliki wajah kekesalan sehabis memukul Hyungwon. Woohyun hanya tertawa puas setelah memukul wajah Hyungwon.

‘Jadi kamu masih ingat dengan janjimu?’ ucap Hyungwon yang mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya. Wooyeon nyaris saja naik darah melihat tingkah adiknya.

‘Apa aku harus memukulmu sekali lagi agar kamu sadar kalau aku telah memenuhi janjiku?’ ucap Woohyun.

‘Aku rasa kalian harus menjadi pemain drama’ celetuk Hanbin.

‘Ah, aku sangat lelah hari ini. Pulang dari London aku hanya bisa istirahat sejenak karena harus merapihkan kamarku yang penuh dengan kado. Untuk pernikahanmu dengan kakakku, aku akan ambil tugas soal makanan yang akan di makan tamu. Selamat malam semuanya’ ucap Woohyun yang melambaikan tanganya ke hadapan teman – temannya.

‘Dia selalu menjengkelkan’ cibir Seolhyun ketika Woohyun menaiki anak tangga menuju kamarnya.

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK