home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Jika Kamu Tau

Jika Kamu Tau

Share:
Author : Maisaveron
Published : 14 Feb 2016, Updated : 20 Jul 2019
Cast : Nam Woohyun, Kim Hanbin, Hoshi, Hyungwon, Seolhyun, Bora, Eunha
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |8643 Views |0 Loves
Jika Kamu Tau
CHAPTER 20 : Pergi (ep 20)

Untuk sekali lagi Woohyun menatap kotak baju yang di berikan Seolhyun. Sejak kejadian pot jatuh itu, Woohyun bahkan tidak pernah berbicara dengan Seolhyun walau gadis itu sering sekali mencoba untuk berbicara dengan Woohyun. Hari ini adalah hari wisudanya, pasti banyak murid yang datang mengunakan pakaian sekolah untuk terakhir kalinya.

‘Akhirnya aku akan menginggalkan Negara ini’ gumam Woohyun setelah menarik nafas. Ia sempat berbicara kepada kedua orang tuanya kalau ia merubah jadwal penerbanganya ke London. Woohyun memberikan alasan mengapa ia mempercepat kepergiannya ke London, karena tiga minggu dari tahun ajaran baru di mulai akan ada pertandingan persahabatan dengan atlit sepak bola Brazil. Setelah mendengar alasannya, kedua orang tua Woohyun menyetujui anaknya mempercepat kepergiannya ke London lataran ia ingin berlatih lebih rajin lagi.

‘Sampai kapan kamu akan di sana saja?’ tanya Wooyeon yang masuk kedalam kamar Woohyun. Ia memberikan sebuah mantel tebal berwarna merah—warna kesukaan Woohyun.

‘Aku pasti akan merindukan Noona’ ucap Woohyun yang memakai mantel yang di berikan oleh Wooyeon.

‘Jangan mencari Noona yang lain, yah’ ucap Wooyeon yang bergegas keluar dari kamar adiknya.

Noona’ panggil Woohyun. Ia mengambil kotak baju yang ada di meja belajarnya, lalu memberikannya kepada Wooyeon.

‘Berikan ini kepada Seolhyun. Katakan aku tidak akan datang ke pesta perpisahan’ ucap Woohyun. Wooyeon termenung menatap adiknya.

‘Kau baik – baik saja kan?’ tanya Wooyeon dan di tanggapi anggukan Woohyun.

‘Oh yah Noona, belikan teman – temanku makanan yang enak sebagai perayaan mereka masuk perguruan tinggi yang meraka mau’ Woohyun memberikan sejumlah uang ke Wooyeon.

‘Kamu pasti ada apa – apa nya dengan mereka, mengaku saja!’ ucap Wooyeon.

‘Ah, tidak ada. Ayo antarkan aku ke Bandara, aku akan telat karena dirimu’ Ucap Woohyun yang berjalan keluar dari kamarnya, meninggalkan Wooyeon yang ada di kamarnya.

Beberapa wartawan sudah memenuhi pintu masuk bandara, Mobil biru yang Wooyeon kendarai memasuki parkiran bandara. Wooyeon mengeluarkan koper - koper Woohyun dari bagasi mobilnya. Hari ini Woohyun terlihat trendy dengan mengenakan swetter yang di balut oleh mantel merah pemberian Wooyeon,di tambah dengan celana jeans berwarna biru dan snakers tinggi. Di kepala Woohyun terdapat topi rajutan berwarna biru yang menambah kesan lucu pada dirinya. Woohyun menarik salah satu kopernya menuju pintu masuk bandara. Wooyeon berjalan sebelahan dengan Woohyun. Beberapa pengemar Woohyun telah menunggu di ambang pintu masuk. Woohyun membungkukan tubuhnya ketika melewati pengemarnya, begitu juga dengan Wooyeon. Woohyun mengambil beberapa bingkisan pemberian fansnya.

‘Oppa, kamu tidak boleh pulang sebelum mendapatkan piala di lapangan hijau’ ucap salah satu pengemar Woohyun.

‘Pasti, aku akan membawa piala kemenangan’ ucap Woohyun dengan percaya diri. Woohyun dan Wooyeon berjalan memasuki bandara.

‘Ah, aku benci perpisahan’ gumam Wooyeon yang menatap adiknya. Kaca mata hitam yang bertenger membuat orang – orang tidak dapat melihat betapa bengkaknya mata Wooyeon.

‘Aku mencintaimu, Noona. Jaga Ayah dan Ibu di rumah. Nantikan piala kemenanganku di rumah’ ucap Woohyun yang memeluk Wooyeon.

‘Jaga dirimu, jaga pola makanmu. Ingat kamu tidak boleh di larikan ke rumah sakit karena masalah pencernaan’ ucap Wooyoen yang melepas pelukan Woohyun.

Woohyun menarik kedua koper miliknya, ia meninggalkan Wooyeon di lobby bandara.

Media portal online mulai meributkan keberadaan Woohyun di bandara pagi ini. Berbagai macam hal yang di perbincangkan di media online, mulai dari pakaian yang Woohyun kenakan di Bandara, Pakaian Wooyoen yang di kenakan di bandara hingga mengapa Woohyun mengubah jadwal penerbanganya ke London hingga absenya Woohyun di acara wisuda sekolahnya.

Di lain tempat, Semua murid kelas tiga sedang berbahagia karena telah menerima ijazah kelulusan mereka. Beberapa keluarga mereka turut hadir di pembagian ijazah. Hoshi menatap papan pengumuna nilai akhir tertinggi. Namanya berhasil berada di posisi ke tiga, di bawah Woohyun. Sedangkan laki – laki tampan pujaan satu sekolah masih betah duduk di peringkat pertama. Seolhyun harus iklas dengan peringkat ke lima dan Hanbin harus bersedih karena peingkatnya turun menjadi ke empat.

Hoshi menarik nafas berat, lalu mengambil ponselnya untuk sekedar mengecek media sosial. Ia terkejut melihat berita yang ada di portal web berjudul ‘Tidak hadir di hari ke lulusan, Woohyun tampil menarik di Bandara bersama Wooyeon’ Hoshi mengerutkan keningnya. Ia mencoba mencari berita lainnya.

‘Woohyun bertolak ke London, Wooyeon mengantarkan ke bandara’ Hoshi membaca judul web portal lainnya.

‘Apa dia benar berangkat hari ini? Ia bahkan belum mengucapka selama tinggal kepada kami’ ucap Hoshi yang terkejut melihat berita yang di ponselnya.

‘Di tinggal sahabat memang tidak enak, kenapa si kunyuk itu tidak bilang kalau ia akan pergi pagi ini ke London’ ucap Hyungwon yang tiba – tiba berdiri di samping Hoshi.

‘Bahkan aku belum mengucapkan selamat kepadanya, ia dapat sekolah di tempat impiannya’ ucap Hoshi. Suara teriakan para gadis menganggu obrolan mereka berdua. Hoshi dan Hyungwon menengok hampir bersamaan ke arah sumber suara, melihat Minjae jadi bulan – bulanan gadis yang ada di sekolah.

‘Jadi sekarang kau akan mengaku pada dunia kalau kau memiliki kakak laki – laki bernama Minjae?’ ucap Hoshi yang melihat Minjae di kerubungi oleh gadis – gadis yang berusia lebih muda dari dirinya.

‘Sudah harusnya dunia tau kalau Minjae ada di dunia ini, dan Minjoo telah meninggalkan kita sejak lama. Aku tidak ingin keluargaku dan teman – teman ku terus menyembunyikannya seperti ini’ ucap Hyungwon yang menatap kakaknya dengan sebuah senyuman tipis. Hatinya lega melihat Minjae banyak di sukai oleh gadis – gadis seperti dirinya.

‘Hyungwon ku sudah besar’ puji Hoshi yang tersenyum melihat Minjae.

Semua murid kelas tiga kini dapat berbangga hati dengan kelulusan mereka, karena belajar selama tiga tahun di sekolah ini tidak sia – sia. Wajah senyum bahagia berseri – seri tampak di wajah seluruh murid kelas tiga, kecuali laki – laki yang duduk di atas meja. Ia hanya menatap teman – temannya yang bahagia dengan hati yang kesepian. Kelas ini, banyak meninggalkan kenangan yang indah. Mulai dari kedatangan murid baru, ketua kelas bukan dari anak yang paling pintar di kelas, hingga kejadian guru memberikan sebuah bola ke Woohyun. Kelas ini begitu banyak menyimpan kenangan hingga ia sulit melupakan setiap detik yang tersisa di kelas ini. Ia selalu ingin cepat – cepat lulus dari sekolah ini, namun di saat harinya tiba, ia bahkan tak mampu tersenyum untuk meninggalkan kelas ini.

Album foto dan sebuah CD yang ia buat dengan bergadang di malam suntuk kini telah di pegang oleh seluruh anak kelas tiga yang telah lulus. Tidak hanya berisi karya tentang diriya dan teman – temannya. Namun juga foto yang tak sengaja ia ambil dan beberapa kejadian yang menghebohkan sekolah. Kejadian yang di rasakan satu angkatan. Seberapapun bencinya kamu dengan sekolahan, ia tetap memberikanmu sebuah kenangan dan cinta yang tak kamu mengerti tapi dapat kamu rindukan.

‘Ah, aku sebenarnya tidak ingin mengatakan ini kepadamu. Namun, mari kita mulai hidup baru’ ucap Hyungwon yang merangkul bahu Hanbin yang sedang duduk di atas meja. Hoshi melompat ke atas meja untuk duduk di samping Hanbin.

‘Ini bangku Woohyun, kita semua kumpul di sini, bahkan saat ia telah meninggalkan kita tanpa salam perpisahan’ ucap Hoshi yang mengendarkan pandanganya.

‘Maafkan aku’ gumam Hanbin.

‘Tidak perlu ada yang di maafkan, sahabat jika tidak berantem bukan sahabat namanya. Aku yakin Woohyun telah memaafkan kita’ ucap Hyungwon.

‘Bahkan aku yang tak melakukkan apapun, jarang berbicara dengan Woohyun akhir – akhir ini’ gumam Hoshi.

‘Itu karena kamu sibuk melatih dance grup baru yang akan debut’ celetuk Hyungwon.

‘Ah, aku mau cerita hal itu’ Hoshi langsung menarik perhatian dua temannya.

‘Kalian tau tidak kalau Woohyun menyerahkan sebuah buku dan CD ke Ayahnya. Aku tau ini juga dari Bora Noona yang di ceritakan oleh Ayah Woohyun’ ucap Hoshi.

‘Dia tidak mungkin mengasih album foto dan CD buatanku kan? Bahkan ia belum melihatnya’ celetuk Hanbin yang membuat fokus kedua temannya pecah.

‘Ah, jangan becanda dulu. Ini cerita yang serius yang pasti membuat kalian akan terkejut’ ucap Hoshi.

‘Maaf’ gumam Hanbin dengan tertawa kikuk.

‘CD itu berisi dua belas lagu, dan bukunya berisi dua belas lirik lagu serta note gitar dan piano. Ayah Woohyun sangat terkejut kala itu’ cerita Hoshi yang membuat kedua teman – temannya terkejut.

‘Apa ini cerita gila, aku mengetahui bagaimana Woohyun tidak menyukai dunia tarik suara, bahkan ia lebih baik menjadi seorang pendengar dari pada ia bernyanyi’ komentar Hyungwon.

‘Namun, Woohyun selalu menyembunyikan bakatnya yang bisa bermain gitar dan bermain piano itu kan?’ ucap Hanbin.

‘Iya benar, aku bahkan terkejut saat tau dia bisa memainkan gitar dan piano layaknya orang professional’ ucap Hoshi.

‘Ayo lanjutkan ceritanya’ pinta Hyungwon.

‘Lagu itu juga di dengarkan oleh CEO agensi, berita buruknya adalah semua lagu yang Woohyun tulis akan di aransement ulang oleh Ayahnya, berita baiknya semua lagu yang Woohyun tulis akan di nyanyikan oleh penyanyi dan grup yang ada di agensi. Penyanyi di pilih dari type suara dan kecocokan suara dengan lagu yang Woohyun tulis. Salah satu lagu Woohyun akan di nyanyikan oleh grup baru yang ingin debut; Yellow. Aku telah mendegarkan lagu yang Woohyun tulis untuk Yellow, lagu yang ringan namun penuh energy. Aku yakin lagu itu akan memuncakin chart tangga lagu’Jelas Hoshi.

‘Huaaahh… aku merasa tidak mengenal apapun tentang Woohyun’ ucap Hyungwon yang mendengar cerita Hoshi.

‘Aku bahkan menolak membuat movie video untuk lagu itu karena kemarin orang tua ku ada masalah. Kalau tau itu lagu buatan Woohyu, pasti aku akan membuatkan sebuah movie video yang sangat bagus sekali’ sesal Hanbin.

‘Bahkan sampai sekarang agensi belum membuat movie video untuk lagu Woohyun yang di nyanyikan Yellow’ ucap Hoshi/

‘Yang benar? Seriusan? Aku akan telepon CEO untuk bertemu siang ini’ ucap Hanbin yang antusias, ia mengeluarkan ponselnya.

Setelah pemberitaan ramai – ramai menguak tragedy berpuluh – puluh tahun yang lalu— tentang meninggalnya Chae Min Joo, Hyungwon dan Minjae membuat sebuah video yang menjelaskan semuanya. Mereka juga meminta maaf kepada semua orang yang merasa terbohongi demi menjaga perasaan Ibu mereka dan mereka mengucapkan banyak terimakasih untuk semua orang yang telah mengerti posisi mereka. Kini Minjae di kenal sebagai dokter tampan asal Jepang (Karena tinggal di Jepang sejak kecil). Terlepas dari seluruh respon publik akan pengakuan ini, Hyungwon merasa sangat bahagia karena Minjae akhirnya di akui oleh dunia.

‘Aku tau kamu seberani itu, kamu bahkan tidak takut dengan omongan masyarakat mengenai diri mu dan Minjae. Aku merasa bangga melihat video dirimu’ ucap Seolhyun yang berdiri di samping Hyungwon yang mengambil segelas air di meja bundar. Malam ini adalah malam perisahan yang di adakan oleh murid kelas tiga.

‘Aku juga bangga memakai baju buatan desainer terkenal Kim Seol Hyun. Dari rumah hingga masuk ke tempat ini bahkan aku sudah terus di puji ganteng oleh semua gadis yang melihatku’ ucap Hyungwon dengan percaya diri. Seolhyun hanya tertawa menanggapi percaya diri akut milik Hyungwon.

‘Aku juga tampan memakai baju seperti ini’ ucap Hanbin yang menghampri Seolhyun dan Hyungwon.

‘Aku merasa seperti boy band, memakai baju dengan yang sama hanya berbeda modelnya saja’ keluh Hoshi yang melihat baju yang di kenakan oleh Hyungwon, dan Hanbin hampir mirip dengan baju yang ia kenakan.

‘Kalian akan sempurna jika Woohyun juga bersama kalian. Ia bahkan membalikan baju yang aku berikan dan menitip pesan kalau ia tidak akan datang ke pesta perpisahan’ ucap Seolhyun.

‘Keputusanku untuk putus darimu memang tepat, kau bahkan lebih menyukai Woohyun daripada diriku’ komentar Hanbin yang di sambut tawa oleh teman – temannya.

‘Apa aku pernah pacaran denganmu?’ balas Seolhyun yang membuat Hoshi dan Hyungwon tertawa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK