home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Jika Kamu Tau

Jika Kamu Tau

Share:
Author : Maisaveron
Published : 14 Feb 2016, Updated : 20 Jul 2019
Cast : Nam Woohyun, Kim Hanbin, Hoshi, Hyungwon, Seolhyun, Bora, Eunha
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |8642 Views |0 Loves
Jika Kamu Tau
CHAPTER 15 : Moster (Ep 15)

Ud

Udara dingin bertiup sepanjang kota Seoul. Orang – orang berpakaian rapih mulai berlalu lalang dengan wajah kusut; menandakan kalau mereka lelah dengan pekerjaan mereka. Beberapa orang lainnya berjalan bersama pasangan mereka, bergandengan tangan seperti orang yang ingin menyebrang jalan. Seorang pria dengan jaket berwarna hitam dan masker sedang berdiri di depan perpustakaan, Ia menunggu gadisnya pulang dari perpustakaan.

‘Akhirnya kamu bisa menjemputku dari perpustakaan’ ucap Seolhyun ketika melihat Hanbin menunggunya di depan pintu perpustakaan.

‘Kamu sudah selesai? Ayo kita pulang’ Ucap Hanbin yang mengulurkan tanganya, Seolhyun menyambutnya dengan merangkul tangan Hanbin. Gadis itu tersenyum bahagia, seperti anak kecil yang baru mendapatkan permen.

‘Bagaimana belajar hari ini?’ tanya Hanbin.

‘Hari ini membuat aku semakin yakin kalau aku memang terlahir cantik, tidak pintar tapi berbakat’ ucap Seolhyun dengan percaya diri.

Aigoo, sejak kapan kamu mulai sangat percaya diri?’ tanya Hanbin yang melihat Seolhyun.

‘Entahlah. Sejak kapan kamu menyukaiku? Aku tidak pernah bertanya akan hal itu’ ucap Seolhyun. Hanbin mengendarkan pandanganya, ia berdehem.

‘Sejak gossip Ayahmu selingkuh dengan Ibu mu. Kamu dengan berani membela dirimu di depan orang – orang yang baru kamu kenal, aku kagum melihatmu. Karena saat itu aku masih bersama Eunha, aku tidak dapat mengungkapkan perasaanku kepadamu. Bagaimana denganmu?’ tanya Hanbin.

‘Aku? Aku melihat sosok lainmu ketika kamu memfotoku di atap sekolah dan memperingatkan tentang rok pendek yang aku kenakan. Perlahan rasa kagumku berganti menjadi rasa suka, entah itu sejak kapan’ ucap Seolhyun malu.

‘Aku juga suka dengan bakat desainmu, kamu bisa menjadi seorang desainer professional’ tugas Hanbin yang mengelus rambut panjang Seolhyun.

‘Dan kamu bisa menjadi serang photographer berbakat’ ucap Seolhyun.

‘Kita sudah sampai’ ucap Hanbin yang berhenti di depan rumah Seolhyun. Mereka berdua berdiri berhadap – hadapan.

‘Terimakasih sudah menjemputku’ ucap Seolhyun dengan senyum tipis. Hanbin mencondongkan tubuhnya ke hadapan Seolhyun, tanpa rasa malu ia mengecup kening Seolhyun.

‘Ya, gimana jika ada yang lihat?’ ucap Seolhyun yang memukul dada Hanbin. kedua pipi Seolhyun memerah, ia merasa malu.

‘Tidak akan ada yang melihatnya. Sudah malam, cepat masuk’ Ucap HAnbin yang mengelus kepala Seolhyun. Gadis itu kemudian masuk kedalam rumahnya.

‘Kalau tidak tau jalan, mengapa harus pergi jauh – jauh?’ gerutu Hyungwon melihat layar ponselnya. Kakak laki – lakinya baru saja menghubunginya, ia nyasar dalam perjalanan pulang kerumah. Hyungwon menyambar jaket yang tergantung di belakang pintu dan berjalan keluar rumah. Ia membuka pintu pagar rumahnya, kedua matanya membulat, ia menelan air liyur menyaksikan sesuatu.

Bajingan kecil yang brengsek!’ gerutu pelan Hyungwon.

Hyungwon menahan emosinya, ia hanya menyaksikan adegan romantis yang menjijikan itu dari pagar rumahnya. Saat Seolhyun masuk kedalam rumahnya, Hyugwon melangkahkan kakinya keluar dari pagar rumahnya. Hanbin melihat ke arah rumah Hyungwon. Emosi yang terbakar tak bisa ia sembunyikan.

‘Hey, Hyungwon-I’ sapa Hanbin dengan senyuman, yang di sapa malah memasang wajah marah.

‘Apa kamu pacaran dengan Seolhyun?’ tanya Hyungwon ketika ia berdiri di hadapan Hanbin. Yang di tanya hanya terpaku mendengar pertanyaan Hyungwon dengan nada kekesalan. Hanbin memalingkan pandangannya, ia tidak menantap Hyungwon.

‘Aku bertanya pada mu anak brengsek’ ucap Hyungwon dengan nada kekesalan, ia berbicara 1 oktaf lebih tinggi dari biasanya.

‘Bertanyalah secara baik – baik. Jika aku pacaran dengan Seolhyun, apa urusanya denganmu?’ tanya Hanbin dengan nada menantang. Hyungwon membuang nafas, sejenak ia memalingkan pandangan lalu kembali menatap Hanbin yang berdiri di depannya.

‘Kau seperti moster, sadarkah kau? Kamu berpacaran dengan gadis yang Woohyun sukai. Dasar bajingan’ Ucap Hyungwon dengan kekesalan. Hanbin melayangkan sebuah pukulan ke wajah Hyungwon hingga Hyungwon nyaris terjatuh. Beruntunglah Hyungwon bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Hyunwon mengusap bibirnya, terdapat bekas darah tertepel di tanganya. Ia tersenyum sinis melihat Hanbin. Hanya karena seorang wanita ia berani memukul Hyungwon? Hanbin melangkah mendekatkan diri ke Hyungwon.

‘Hanya karena aku berpacaran dengan Seolhyun, kamu mengataiku anak brengsek. Apakah kamu tidak punya cermin di rumah? Kamu dekat dengan Wooyeon Noona karena ia mirip dengan mendiang kakak mu kan? Mana yang lebih brengsek? Bahkan kamu membiarkan Wooyeon Noona memiliki perasaan lebih kepada mu. Aku hanya berpacaran dengan orang yang aku suka, apakah itu salah?’ ucap Hanbin. Hyungwon memperbaiki dirinya, ia menarik kera baju Hanbin dan nyaris memukul wajah Hanbin. Tapi semuanya terhenti saat kepalan tanganya nyaris mendarat di wajah mulus Hanbin. Hyungwon menjauhkan tanganya dari Hanbin, ia tertawa sejenak.

‘Jika karena ini nantinya kita ada sebuah perpisahan, aku tidak akan mengakuimu sebagai teman lagi’ ucap Hyungwon. Ia segera berlalu, meninggalkan Hanbin. Ia harus menjemput Hyung nya.

Rasa lelah menyelimuti tubuh Wooyeon. Ia merasa lelah tapi ia juga merasa senang karena akhirnya ia menyelesai naskah drama yang ia buat. Wooyeon baru saja pulang dari perpisahan kru dan pemain ‘Remember you’—judul drama yang naskanya Wooyeon tulis. Wooyeon menatap puas pagar rumahnya setelah beberapa minggu yang lalu ia selalu menatapi gusar pagar rumahnya karena depresi akan naska drama yang ia tulis. Wooyeon mengengok ke ujung gang rumahnya ketika mendengar langkah kaki. Wooyeon tersenyum ketika melihat Hyungwon berjalan ke arahnya dengan seorang laki – laki. Namun ia terkejut ketika melihat orang yang berjalan disamping Hyungwon.

‘Hai Saudara kembar’ sapa Minjae dengan senyum. Wooyeon menatap kesal Minjae.

‘Kemarin bilang kalau aku mirip, sekarang kamu bilang aku saudara kembarmu. Mau mu apa sih?’ ucap Wooyeon dengan nada kesal. Hyungwon tak memberikan reaksi apapun untuk perkataan Wooyeon.

‘Bibirmu kenapa? Ada luka. Apa kamu habis bertengkar?’ tanya Wooyeon yang mengulurkan tanganya, namun Hyungwon segera menepis tangan Wooyeon dari hadapannya.

‘Tidak usah perdulikan aku’ ujar Hyungwon secara ketus.

‘Hyung, ayo kita pulang’ ajak Hyungwon yang jalan terlebih dahulu. Wooyeon hanya dapat terpaku melihat Hyungwon berjalan melewati dirinya.

Hyung? Apa sekarang kau punya kakak laki – laki? Heol!’ ucap Wooyeon. Ia langsung masuk kedalam rumahnya ketika melihat Hyungwon masuk kedalam rumahnya.

Suasana kelas masih sepi, hanya ada dua murid yang berada di kelas. Ketua kelas dan seorang laki – laki yang terkenal di sekolah. Ketua kelas melihat wajah laki – laki itu. Di wajahnya yang cantik terdapat sebuah bekas pukulan. Suara pintu terbuka membuat mereka berdua terkejut.

‘Oh, Oppa. Kamu sudah datang? Tidak biasanya kamu datang pagi’ ucap seorang gadis yang berniat ingin meletakan sebuah hadiah di meja Hyungwon.

‘Semalam aku tidak bisa tidur, jadi aku putuskan untuk datang pagi ke sekolah’ ucap Hyungwon dengan senyum manisnya.

‘Ini untukmu, Ayahku baru saja pulang dari New York. Semoga kamu menyukainya’ gadis itu memberikan tas karton berlebel sebuah pakaian dengan merek terkenal.

‘Harusnya tidak perlu repot – repot. Ayahmu pasti lelah, penerbangan dari New York ke Korea sangat lama’ ucap Hyungwon.

‘Ah, tidak apa – apa. Oh yah Oppa, bibirmu kenapa?’ tanya gadis itu.

‘Oh ini? Aku terjatuh tadi pagi. Aku rasa aku kurang tidur’ dusta Hyungwon. Ia masih memberikan gadis itu sebuah senyuman.

‘Baiklah, semoga kau menyukainya. Selamat pagi’ ucap gadis itu yang pergi dari kelas Hyungwon.

Tak lama kemudian beberapa murid datang ke kelas. Mereka sibuk membicarakan test masuk perguruan tinggi yang sudah di depan mata. Hyungwon masih duduk di mejanya. Ia duduk tegap, dan tidak melakukan apapun. Hingga seorang gadis meletakan sebuah susu coklat di atas mejanya.

‘Terimakasih. Sudah hampir setahun kamu memberikan susu coklat dan air putih kepadaku’ Ucap Hyungwon yang menengok ke sebelah kiri. Gadis itu tersenyum dan menudukan kepalanya. Ia pergi berlalu.

‘Hei Hyungwon, bibirmu kenapa?’ tanya seorang gadis yang ada di dalam kelas. Hyungwon langsung mendapatkan perhatian dari orang – orang yang ada di kelas. Mereka langsung berkumpul mengerubungi Hyungwon.

‘Ah tidak apa – apa’ ucap Hyungwon dengan senyum kikuk.

‘Monster mana yang tega memukul wajah setampan Hyungwon?’ ucap salah satu dari mereka yang berkerumun.

‘Kau tidak apa – apa?’ tanya Seolhyun yang mengulurkan tanganya untuk menyentuh dagu Hyungwon.

‘Singkirkan tanganmu dari wajahku’ gumam Hyungwon dengan pelan, namun Seolhyun bisa merasakan nada kebencian dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Hyungwon.

‘Pagi – pagi sudah berkumpul’ ucap Woohyun yang membelah perkumpulan gadis – gadis itu. Ia terkejut melihat bibir Hyungwon yang terluka.

‘Hyungwon-i. Ada apa dengan bibirmu?’ tanya Woohyun, namun ia tak dapat jawaban apapun dari Hyungwon.

Noona menitipkan ini kepadaku tadi pagi. Jadi dia sudah tau kau begini? Kau memang laki – laki. Terkadang kita perlu bertengkar untuk mempertahankan harga diri’ ucap Woohyun asal. Ia meletakan bungkus obat di atas meja Hyungwon lalu menepuk – nepuk bahu Hyungwon dan pergi ke tempat duduknya. Beberapa menit kemudian bel berbunyi. Murid berhamburan, mereka berlari menuju tempat duduk mereka. Yesi teman sebangku Hyungwon pun sudah duduk di samping Hyungwon.

‘Pasti sakit sekali yah?’ gumam Yesi pelan ketika melihat wajah Hyungwon, laki – laki yang duduk di sebelah Yesi hanya tersenyum tipis.

‘Tidak apa – apa. Bukannya laki – laki senang bertengkar?’ ucap Hyungwon pelan, secara diam – diam ia menengok ke arah Hanbin yang duduk di samping Hoshi. Laki – laki itu masih terdiam, ia hanya fokus pada bukunya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK