home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Who You?

Who You?

Share:
Author : princessnanda
Published : 11 Feb 2016, Updated : 17 Aug 2017
Cast : Rain, suho, nam joo hyuk, kim jinhwan
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |1970 Views |1 Loves
Who you?
CHAPTER 7 : Who?

Rain tiba di asramanya "nona apa kau tak apa?" Tanya ajussi itu khawatir yang melihat wajah rain pucat. "Ambil kembalinya" rain turun dari taksi itu. "Agh" ucapnya merintih. "Aku harus tenang, jangan sampai ada yang melihat ku seperti ini" rain berjalan perlahan menuju kamar. Beruntung asrama itu sudah sepi dan tidak ada yang melihatnya.

 
Ia berada di depan pintu kamar miliknya dan mengetuk pintu tersebut.  suho membuka pintu dan "bruk" rain jatuh di tubuh suho. "Rain-ssi?" Panggil suho sambil berusaha menahan tubuh rain. "Darah?!" Ia panik ketika melihat baju rain sudah berlumur darah. "Sstt jangan berisik" ucap rain seperti berbisik. Di tutupnya pintu dan buru buru suho membawa rain ketempat tidur. "Rain-ssi rain-ssi" suho mengguncang tubuh rain. "Neol gwenchana? Apa yang telah terjadi?" Suho panik. "Tunggu di sini aku akan memanggil kepala sekolah" suho hendak meninggalkan rain.
 
"Anni ya gajimarayo" rain menahan tangan suho. "Gajimma" ucapnya sekali lagi. "Kau berdarah dan harus mendapat perawatan" ucap suho. "Nan gwenchana" jawab sera terbata bata. "Aih jinja" "ku mohon tetaplah di sini" pnta rain parau. Pikiran suho kacau, apa yang telah terjadi dengan yeoja di depannya ini. "Raina!" Nam muncul dari jendela. Suho kaget melihat kehadiran nam dari jendela. "Rain!" Jinhwan tepat berada di belakang. "T..ttoolong aaku" rain mulai merasa hilang kesadaran. "Apa yang terjadi?!" Nam melihat keadaan rain yang sudah kacau. Nam langsung memeriksa luka tusuk itu dan tampak marah.
 
 "Benar dia mengalami luka tusuk, kita harus segera mengobatinya. Rain sudah kehilangan banyak darah. Aku akan membantu mu" kata jinhwan. "Apa yang akan kalian lakukan? Kita harus membawanya ke rs" ucap suho. "Nugu?" Tanya jinhwan yang baru menyadari. "Aku teman sekamarnya" jawab suho. "Kita tak bisa membawanya ke rs sekarang, bantu kami untuk menyiapkan semua" jinhwan mengajak nam mengambil peralatan. "Anni kita harus membawanya ke rumah sakit, kondisinya akan semakin memburuk" suho membantah. Jinhwan memegang bahu suho dan meyakinkannya "dengar kita tak bisa membawanya ke sana. Kau harus diam dan jangan memberi tahu yang lain atas kejadian ini, kau harus menutup mulut mu rapat rapat" ucapnya. Ia pun membuka sebuah lemari besi yang berisi peralatan rumah sakit. 
 
Jinhwan mengambil alkohol, infus, jarum, benang, suntik, dan beberapa alat yang di perlukan "kau tampak mengerti apa saja yang di perlukan" suho memperhatikan jinhwan. "Hey apa kalian yakin?" Suho tampak ragu melihat jinhwan dan nam memperisapkan semua . "Jangan khawatir, kami sudah biasa menangani ini. kami sudah di ajari dan di latih" jinhwan berusaha untuk tenang padahal dia sendiri panik. 
 
"Kita mulai" ucap nam saat ia dan jinhwan sudah siap. "Tetap tersadar dan jangan sampai tertidur" nam menatap rain. "Ini akan sakit rain, bertahanlah" jinhwan memberi semangat. Nam dan jinhwan mulai memberhentikan darahnya. "Siapa mereka ini, mereka cekatan. Aku yakin ada yang berbeda dari mereka. Mereka tidak ingin kerumah sakit dan bahkan hanya melefon seorang dokter" suho memperihatikan mereka dan tampak berpikir.
 
Nam memotong benang jahit yang yang tersisa "hah" ucapnya merasa lega. "Huh" jinhwan pun yang dari tadi tegang dapat meregangkan tubuhnya. "Kerja bagus nam" jinhwan menepuk punggung nam. "Kau selamat raina" nam mengelus kepala rain dengan lembut. "Gomawo" ucapnya. "Minum obat ini dulu" jinhwan memberi obat kepada rain.  "Aku tak tau apa yang telah kau lakukan tapi itu adalah hal bodoh rain" ucap jinhwan yang merasa marah bercampur khawatir. "Sekarang kau beristirahatlah, kita akan membicarakan ini nanti" nam menyelimuti rain. "Sekarang kau bisa tidur, dokter kim akan kesini besok. Aku akan mengurus ketidak hadiran mu, jadi tetap beristirahat dan jangan kemana mana" pesan nam ke rain. "Dia tidak boleh kesini" ucap rain tak menyetujui. "Kali ini keputusan ada di tangan ku. aku yang mengatur rain, kau hanya perlu mematuhi. Kau pilih dokter kim yang kemari atau kau akan di rawat di rumah sakit dan berhenti dari sekolah ini" nam mulai menunjukan sikap tegasnya. Rain diam "ku rasa kau tidak akan mau meninggalkan sekolah ini begitu saja, jadi turuti omonganku" nam melihat rain yang tidak ada perlawanan. "Hey kau terlalu keras padanya" jinhwan menenangkan. "Jangan membelanya" nam menatap dengan sinis. "Sekarang waktunya kau tidur" perintah nam dan rain mengikutinya.
 
 
"Apa dia baik baik saja?" Tanya suho. "Kau pasti terkejut" ucap nam. "Dia akan baik baik saja" jinhwan meyakinkan. "Tadi kau bilang teman sekamar rain bukan?" Tanya nam. "Ah ye" jawab suho. "Jika boleh aku menta tolong pada mu tolong perhatikan dia. Mungkin malam ini ia akan demam tinggi dan menggigil, tolong cek kondisinya tiap 2 jam sekali dan periksa perbannya apakah mengeluarkan darah atau tidak " pinta nam. "Aku menerti" jawab suho. "Kejadian ini, aku minta jangan sampai bocor ke luar. Cukup orang yang berada di dalam ruangan ini yang mengetahuinya" ujar nam. "Nde" jawab suho. "Kita belum berkenalan, nama mu siapa?" Jinhwan mengulurkan tangannya. "Aku sehi" balas suho. "Aku kim jinhwan, dan dia nam joo hyuk" ia memperkenalkan diri mereka. "Ah ne" suho tempak canggung. "Aku akan menyelidiki ini" jinhwan langsung berdiri.
 
"Jinhwan aku mau kau memeriksa seluruh cctv di sekitar sungai han"ucap nam. "Hm" jinhwan mengangguk. "Kerahkan mereka untuk mencari tau apa yang terjadi, dan bawa pelaku itu hidup hidup ke hadapanku" nam tampak ingin melakukan seusatu. "Aku mengerti" jinhwan menurut. Ia tau saat ini nam sedang menahan emosinya, jika jinhwan tidak bisa mengontrol diri maka sifat nam yang asli akan keluar. 
 
"Kalian kembalilah, sebentar lagi akan ada pemeriksaan. Biar aku yang merawat rain" ucap suho. "Baiklah, kami titip rain pada mu" kata jinhwan. "Awasi dia, jika dia melawan beri tau aku" ucap nam kepada suho. "Nde" jawab suho.
 
Suho menutup kembali jendela kamar itu "jadi itu alasan mengapa jendela ini tidak bisa terkunci" ucapnya dalam hati. Ia menatap rain yang tertidur karena efek obat yang di berikan jinhwan. "Apa itu sakit?" Ucapnya lalu menuju tempat tidur. 
 
**
Malam sudah semakin larut, suho masi terjaga malam ini sambil memainkan ponselnya. "Eomma" rain seperti bergumam. Suho memberhentikan aktifitasnya "appa" gumam rain lagi. "Apa dia mimpi buruk?" Ucapnya melihat rain. "Eommaa, appa" ucap rain. Suho beranjak dari tempat tidur menghampiri rain. Ia melihat rain berkeringat dan wajahnya tampak ketakutan. "Rain-ssi" panggil suho mencoba membangunkan rain. "Eomma" rain terus bergumam. Lelaki itu benar rain mengalami demam tinggi membuat suho tetap berada disampingnya. "ssstt genchana, semua baik baik saja" suho menepuk tangan rain untuk menenangkannya. "Eomma" ucap rain. "Jangan takut, kau aman di sini. Gwenchana rain, itu hanya mimpi mu" ujar suho. Tak lama rain pun kembali tenang.
 
Suho hendak melepaskan tangannya "haljima" rain menahan tangan itu dengan mata yang masi tertutup. Merasa demam rain belum turun, suho pun berinisiatif untung mengambil air hangat dan mengompres rain sepanjang malam.
 
****
Matahari telah memantulkan sinarnya, rain merasa silau karenanya pun buka mata dan melihat suho tertidur di kursi samping tempat tidurnya sambil menggenggam tangannya. Ia hendak bergerak akan tetapi suho terbangun. "Oh rain-ssi kau sudah bangun?" Ucapnya langsung. Rain mengangguk. "Mian, tadi malam kau demam jd aku hanya mengompres  mu" suho menjauhkan tangannya. 
 
Rain hendak bangun dari tempat tidurnya "kau mau kemana?" Tanya suho. "Aku akan bersiap, bukankah kita harus sekolah" jawabnya. "Anni, nam joo hyuk bilang kau harus tetap di sini sampai ia datang" suho menahan rain. "Jika aku tidak masuk mereka akan curiga" rain keras kepala. "Mereka akan menugurusnya, kau beristirahat saja. Jahitan mu juga sepertinya belum kering" ujar suho. Rain menggeleng. "Ayolah dengarkan ucapan ku" tahan suho. Rain pun diam. "Aku akan bersiap sebentar, kau tunggu oke" suho bergegas menuju kamar mandi. 
 
@tempat jinhwan dan nam
 
"Aku akan melihat rain bersama dokter kim dan mengurus izinnya, kau tolong urus ini" nam menunjukan sesuatu di laptopnya. "Oke aku mengerti" jawab jinhwan. Nam pun menuju sekolah rain yang di sana dokter kim telah datang.
 
--
"Tok tok tok" terdengar suara ketukan di balik pintu kamar suho dan rain. "Nde" jawab suho yang bergegas langsung membukakan pintu. Dilihatnya nam, jinhwan dan pria paruh baya yang sudah datang untuk memeriksa rain di depan pintu. "Silahkan masuk" suho mempersilahkan. "Aku harus ke kls sekarang sebentar lg jam masuk" suho pamit. "Gomawo sehi-ssi" ucap jinhwan. Buru buru suho keluar dari kamar itu karena merasa ia tak di butuhkan di sana.
 
"Sehi-ya" boram menghampirinya. "Oh" jawab suho. "Hya mengapa mereka datang pagi pagi sekali ke sini?" Boram yang melihat kedatangan nam dkk. "Rain demam jadi mereka datang untuk melihat" jawab suho seadanya. "Em enak sekali dia hanya demam tapi di samperi 2 pria tampan" boram tampak iri. "Jika kau tau kejadian aslinya kau tak akan mau terlibat"gerutu suho dalam hati.  "Gaja kita ke kelas" ajak suho.
 
Pagi ini heri yang mengajar di kls suho, sedari tadi ia hanya melamun memikirkan kejadian tadi malam. "Apa yang sebenarnya terjadi" pikirnya. "Sehi-ssi" tanpa suho sadari heri sudah berada di depannya. "Oo mian" ucap suho terkejut. "Sehabis pelajaran ini kau ke kantor ku oke" ucap heri.
 
(Dikamar rain) 
"Bagaimana kondisi mu rain?" Tanya dokter kim. Rain hanya tersenyum. "Aku akan memeriksa luka mu dulu" ucap dokter kim lalu memeriksa kondisi tubuh rain. "Hasil jaitan kalian bagus, uu tampaknya kalian semakin terampil haha" puji dokter kim sambil bercanda. "Bagaimana kondisinya dok?" Tanya nam. "Kondisinya masi agak lemah, dia tak boleh bergerak dalam 1 minggu ini dan pastikan lukanya kering terlebih dahulu baru dia bisa melakukan aktifitas seperti biasa" jawab dokter kim. "Nde kamaamida" jawab mereka. "Sebenarnya mengapa kau bisa sampai kena luka tusuk seperti ini rain?" Tanya dokter kim. "Aku tak tau dokter, kejadian itu begitu cepat. Saat itu aku sedang berjalan jalan di sekitar sungai han sebentar, ketika aku melihat layar ponsel ku tiba tiba ada yang memanggil ku langsung menusukku" rain mengingat ingat kejadian.
 
"Apa kau melihat wajahnya?" Tanya jinhwan. Rain menggeleng "dia memakai pakaian serba hitam dan menggunakan topi serta masker penutup wajah" ujarnya. "Sudah ku bilang untuk tidak berpergian sendiri! Mengapa kau selalu saja tak mendengar" nam meninggikan suara begitu marah. " nam jangan terbawa emosi, untuk saat ini kalian harus saling menjaga satu sama lain" dokter kim berusaha menjadi penengah. "Aku meliat matanya" potong rain. "Alis matanya cukup tebal, mata tidak terlalu besar dan tidak sipit dan bola matanya coklat pekat" rain menggambarkan sosok yang menusuknya itu.
 
"Aku harus mengurus surat izin sakit mu selama satu minggu kedepan, ku harap kau tidak bergerak dulu dan meminum obat mu dengan benar oke" ucap dokter kim. "Ndee" jawab rain. 
POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK