malam menampakan gelap rain yang saat ini duduk didekat taman yang tak jauh dari asramanya tampak sedang melamun, wajah yang pucat akibat luka tusuk yang ia alami beberapa hari yang lalu membuat dirinya risau. "tampaknya kau masi sering kemari" ucap suara namja memecahkan lamunannya. rain melihat kearah suara "cih" ucapnya berdecak. "Lama tidak bertemu raina" sapa namja tersebut. "ga, aku sedang tak ingin ribut dengan mu" keluh rain. "wae? aku tidak sedang mencar ribut dengan mu" namja itu duduk di dekatnya. "mengapa kau kemari? apa kau merindukan ku?" tanya namja itu. "hentikan omong kosong itu N" ujar rain. "waktu dulu ketika kau merindukanku kita akan bertemu disini diam diam" namja itu tampak bernostalgia. rain hendak mengilkankan N yang masi sibuk berbicara tentang masa lalu mereka.
"hya kau mau kemana" N menahan rain. "lepaskan" rain berusaha melepaskan genggaman tangan N yang terasa kuat. "ayolah rain" ucap N. "oy" seseorang menghampiri mereka. N dan rain melihat kearah orang itu. "tidak perlu berlaku kasar seperti itu kepada yeoja" seseorang itu menarik rain agar terlepas dari N. "hah ini bukan urusan mu" ucap N tak senang. seseorang itu melihat kearah rain sebentar "bersikap kasar kepada wanita dan aku hanya melihat apakah itu wajar hak yeon-na? tanya seseorang itu. N tersenyum sinis melihat orang itu "ya suho-ya tampaknya kau suka mengikut capuri urusan orang". "terserah apa kata mu lebih baik kau pergi sekarang" usir orang bernama suho itu.
tak mau membuat masalah n pun pergi meninggalkan mereka. setelah itu rain juga hendak pergi meniggalkan taman "neol gwenchana?" tanya suho khawatir melihat wajah rain yang pucat. beberapa waktu yang lalu ketika suho kembali kekamar ia melihat tidak ada kehadiran rain di kamar itu, padahal rain saat ini sedang terluka cukup serius tetapi ia pergi begitu saja. merasa khawatir suho pun berinisiatif mencari keberadaan rain karena ia takut akan terjadi apa apa dengan yeoja itu. "nan gwenchana, gomawo sudah menolong ku" jawab rain. "wajah mu tampak puncat, maaf tapii bolehkah aku mengantar mu sampai rumah?" tanya suho dengan sopan. "aku baik baik saja, kau tak perlu khawatir" jawab rain meyakinkan.
"anni aku akan tetap mengantar mu, jika kau merasa tak nyaman kau bisa berjalan duluan dan aku akan mengikuti mu dibelakang" ujar suho memberi jalan. "ah nde" rain hanya berjalan melalui suho. di perjalanan menuju asrama rain mereka hanya diam dan tak mengeluarkan suara apapun. "apa kau mengenal namja tadi?" tanya suho membuka keheningan. "ehm" jawab rain seadanya. "oh" suho menganggu-angguk mengerti. "apa kalian dekat?" tanya suho sekali lagi. "dulu iya" jawab sera. "dulu?" suho tampak penasaran. rain menghentikan langkahnya, suho tampak bingung. "ah bian tampaknya aku terlalu lancang" suho mengetahui tindakannya lancang. rain menarik nafas dalam "dia mantan tunangan ku dan dia membatalkan pertunangan kami?" rain akhirnya membuka suaraa. "mwo?" suho tampak tak percaya. "anni wae?" celoteh suho sambil berpikir. rain menatap suho kebingungan. "wae?" tanya rain balik. "ah tidak tidak luapakan" ujar suho.
"ngomong ngomong nama ku suho, neol?" suho memperkenalkan diri. "rain" balas rain. "senang berkenalan dengan mu" sambut suho hangat. rain hanya membalas dengan senyum. "kita sudah sampai, aku tinggal disini" rain menunjukan asrama yang ia tinggali. "oh" suho melihat gedung itu. "aku juga tinggal disini" ucap suho dalam hati. "kalau begitu aku masuk dulu, terima kasih sudah mengantar kuu pulang suho-ssi" rain membukukan badan mengucapkan terima kasih. "eh nde tak usah sungkan, sampa jumpa lagi rain-ssi" ucap suho.
ketika sosok rain sudah menghilang dari pandangannya suho memutuskan untuk jalan jalan sebentar. "mwo? tunangan? cih yang benar saja" suho tampak mengulangi ucapan rain barusan. "si bajingan itu bukankah sudah terkenal kalau dia playboy" gerutunya memaki N. "rain rain bagaimana bisa kau menggantungkan nasib padanya" ucapnya lagi yang masi tak habis pikir. "ah mola, mengapa juga aku peduli" suho mengacak rambutnya gusar.
setelah berkeliling suho memutuskan utnuk kembali keasrama.
suho memasuki kamar yang sudah gelap "apa dia sudah tidur?" bisiknya. suho hendak menghidupkan lampu untuk memeriksa kondisi rain. "jangan hidupkan lampunya" terdengar pelan suara rain. "rain neol gwenchana?" tanya suho. "jangan hidupkan lampunya" pinta rain lagi. "araseo aku tak akan menghidupkan lampunya" jawab suho. suho menghampiri rain untuk memastikan kondisi yeoja itu. di lihatnya rain bercucuran keringat. "rain kau kenapa?" tanya suho. "dii...nnggiin" ucap rain gemetar. "aish kalau kondisi mu tidak sehat begini mengapa kau keluar tadi" suho kesal dengan kelakuan rain yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri. "aku akan memanggil teman teman mu" ucap suho. rain menggeleng "jangan, jangan panggil mereka" pinta rain.
"lalu aku harus bagaimana?" tanya suho yang panik. "ini hanya reaksi ketika terkena luka tusuk maka kau akan sering demam tinggi" jawab rain sambil menahan sakit. suho langsung menyalakan lampu. "aku akan melihat luka mu" suho meminta izin. "luka mu sedikit memar apa tidak apa apa?" tanya suho kepada rain. rain menganggung. "tolong ambilkan aku obat pereda nyeri" pintanya. suho pun bergegas mengambilnya. "ini minumlah" ucap suho sambil membantu rain duduk. "istirahatlah aku akan menjaga mu" suho membaringkan tubuh rain ketempat tidur.
rain terus mengigau semalaman. "apa yang harus ku lakukan?" pikir suho. "gwencaha rain kau tak perlu takut ada aku melindungi mu disini" ucap suho menenangkan. melihat rain terus gelisah suho memutuskan membaringkan tubuhnya disebelah rain. diraihnya tubuh yeoja itu kedalam pelkukannya "gwenchana raina, kau tak perlu takut apapun ada aku yang akan terus menjaga mu genchana" suho menepuk menupuk pundak rain dengan lembut. "gwenchana rain kau aman disini" suho terus berucap lembut agar rain tenang dala tidurnya.
rain sudah tidur dengan tenang, di pandangnya wajah rain saat tertidur pulas oleh suho "bahkan ketika kau tertidurpun kau merasa tak aman, apa yang sedang mengganggu mu?" gumam suho sambil terus menatap rain.