CHAPTER 5 : TertarikPenutupan masa pengenalan sekolah akan berakhir hari ini. Suho tampak masi tertidur lelap di tempat tidurnya karena ia bergadang semalaman untuk berpikir. "Kau sudah menemukannya?" Terdengar suara rain yang membuat tidur suho terganggu. "Ehmm" suho berdeham perlahan membuka mata "dia pikir hanya dia yang berada di kamar ini" dumel suho yang melihat rain sedang sibuk di depan laptopnya. Ia pun melihat jam di samping tempat tidurnya "ini masi jam 5 subuh dan aku baru tidur 2 jam yang lalu. Jam segini dia sudah sibuk sendiri" pikirnya yang masi sangat mengantuk.
"Baiklah aku akan kesana" kata rain lalu memutuskan sambungan telfon. "Kau sedang apa?" Suho mencoba mencairkan suasana. Tetapi rain tetap terfokus di depan laptop tanpa menghiraukan ucapan suho. "Yayaya bodoh sekali aku berusaha untuk berbicara padanya" suho mencela dirinya sendiri. "Apa kau akan hadir di apel penutupan siswi baru nanti?" Tanya suho sekali lagi dan tetap tidak ada jawaban. "Sudahlah, lebih baik aku melanjutkan tidurku dari pada yeoja ini semakin membuatku ingin memukulnya" ia kembali menarik selimutnya kembali.
Matahari pun sudah memantulkan sinar hangatnya melewati jendela kamar suho dan rain, perlahan suho pun membuka mata karena merasa sengatan matahari itu terlalu panas. Ketika ia membuka mata, kamar tersebut sudah kosong. Tak ada rain dimanapun. "Dimana anak itu?" Ucapnya sambil mencari cari. Merasa rain sudah tidak berada di kamar, suho memutuskan untuk melepas semua penyamarannya. "Hah, baguslah dia tidak di sini" kata suho merasa sedikit lega.
Ia melirik jam berada di dekatnya "aish! 15 menit lagi apel! Yeoja itu bukannya membangunkan ku!" Suho panik melihat jam itu. Dengan terburu buru suho mempersiapkan dirinya dan langsung berlari menuju lapangan di mana apel di langsungkan.
Ia melihat sudah banyak siswi sudah berkumpul dan siswa dari asrama sebelah juga ikut bergabung. "Sehi disini" panggil yeri. Suho melihatnya langsung menghampirinya. "Mengapa kau telat sekali?" Tanya yeri. "Aku kesiangan hehe" jawab suho. "Ngomong-ngomong mengapa para siswa sebelah di sini?" Tanya suho penasaran. "Ah itu karena sekolah kita dengan mereka satu yayasan jadi setiap penutupan pasti semua siswi dan siswa di kumpulkan disini" jawab yeri. "Ooo" suho mengangguk anggukan kepala sambil mencari cari sesuatu. "Di mana dia?" Pikirnya.
"Kau sedang mencari apa?" Sikut yeri yang memperhatikan gerak gerik suho. "Anni, aku hanya mencari teman sekamarku. Dia sudah tidak ada ketika aku bangun" ucap suho. "Ah rain, kau tak usah terlalu dekat ataupun mengurusinya. Dia sangat tidak suka ada orang yang mencampuri urusannya" ujar yeri sambil melirik para siswa yang berada di sana. "Hey lihat, banyak siswa yang tampan di sini" bisik boram yang tiba tiba ikut dalam percakapan. "Tampan apanya" decak suho.
Apel di mulai dan kepala sekolah sedang berbicara di depan. "Saya ucapkan selamat datang kepala para siswa dan siswi baru yang telah resmi bergabung. Saya harap kalian dapat menikmati masa remaja kalian disini dan kami akan membantu dan membimbing kalian semampu kami" ujar kepala sekolah, para siswa dan siswi itu bertepuk tangan. "Akan tetapi sepertinya tidak akan baik jika kalian tidak mengetahui siapa saja para siswa dan siswi yang telah mengangkat derajat sekolah tercinta kita, jadi saya akan mengenalkan kepala kalian siswa dan siswi berprestasi" ucap kepala sekolah dan di sambut meriah oleh para siswa dan siswi.
"Saya akan memulai dari siswi kelas dua" kepala sekolah mulai memanggil satu persatu nama siswi kelas dua. Para siswa baru di sana terkagum kagum melihat wajah siswi yang mayoritas cantik di sana. "Dan terakhir siswi dari kelas 3 Rain kim" kepala sekolah memanggil nama rain. Rain yang berdiri di belakang sedari sibuk melihat ponselnya merasa bingung mengapa namanya di panggil. "Rain maju kedepan" teman sekelas rain memberi tau rain. Ia pun berjalan menuju kepala sekolah.
Semua mata tertuju pada rain, banyak siswa maupun siswi terkagum melihat kecantikan rain. "Wuaaa cantik sekali dia" cantik sekalii" begitu banyak pujian yang di lontarkan. "That's my girl" teriak jinhwan yang membuatnya menjadi pusat perhatian, Nam hanya tersenyum. "Saya akan memanggil siswa berprestasi mulai dari kelas dua" lanjut kepala sekolah. Mereka pun mendengarkan dengan seksama.
"Siswa dari kelas tiga, nam joo hyuk" panggil kepala sekolah, mendengar namanya di panggil nam pun berjalan kedepan di lihat oleh banyak siswi yang terkagum dengannya. Bagaimana tidak, namja tinggi, tampan, pintar dan pendiam, dia adalah pria idaman. "Waaah" ucap siswi baru mengagumi nam. "Sehi kau lihat namja yang sedang berjalan itu" bisik jihyo. "Oh wae?" Tanya suho. "Dia sangat tampan bukan?" Ucap jihyo yang terpana melihat nam. "Myo?" Mendengar itu suho malah meraja mual, hey dia itu namja.
Nam berjalan sambil menatap rain yang berada di depan, rain membalas tatapaan nam dengan dingin. "Mwo apa ada yang salah dari ku?" Pikir rain sambil menatap nam. Nam tersenyum melihat wajah rain yang menurutnya lucu. "Hya tersenyumlah sedikit, wajah mu begitu menyeramkan" ledek nam ketika sudah berada di depan. Mendengar itu rain membesarkan kedua matanya merasa tidak setuju atas ucapan nam.
"Selanjutnya saya panggil Kim jinhwan" kata kepala sekolah. Tanpa butuh waktu lama jinhwan pun ikut bergabung dengan teman temannya berada di depan. Ia juga mendapat sorakan dari siswi yang mengaguminya. "Kalau aku suka yang ini, bukankah dia imut sehi?" Sikut yeri. Suho menggeleng geleng kepalanya tak mengerti.
"Baiklah ini adalah siswa dan siswi yang telah mengangkat derajat sekolah kita, saya harap kalian bisa dan dapat melakukan hal yang lebih baik dari mereka. Beri apresiasi buat para murid berprestasi ini" kepala sekolah bertepuk tangan dan diikuti seluruh murid. "Sekian dari saya, jika kalian ingin lebih mengetahui apa saja prestasi yang di raih oleh mereka kalian bisa bertanya setelah ini" kepala sekolah pun menutup apel. Sebelum di bubarkan, wakil kesiwaan langsung mengambil ahli "seperti biasa sekolah kita akan melaksanakan pesta penyambutan untuk murid baru. Saya akan beri kalian waktu 2 jam untuk berdiskusi dan setelah itu kembali ke kelas. Mengerti" wakil kesiswaan itu memberi pengumuman. "Ne" jawab mereka. "Kalian bisa bubar sekarang" ucapnya membubarkan barisan.
"Sehi-ya gajja kita ke kantin" yeri menarik tangan suho yang masi memperhatikan rain. Di peejalanannya menuju kantin banyak teman teman yeri dan boram yang menyapa mereka, tak lupa mereka pun memperkenalkan suho dan menuju kantin bersama. Ya yeri dan boram memiliki banyak teman karena sifat mereka yang asik dan mudah bergaul dengan siapa saja, beda dengan rain yang apa apa selalu sendiri.
Ketika mereka sedang asik bengobrol di kantin, suho melihat sosok yang tak asing di matanya. "Wah liat tuan putri bersama dua pangeran" ucap salah satu murid di kantin itu. Rain datang ke kantin bersama jinhwan dan nam sedang merangkulnya yang membuat murid sedikit jealous melihatnya. "Beruntung sekali rain itu" boram sedikit iri. "Siapa dua namja itu?" Tanya suho. "Ntah lah, rain selalu bersama mereka. Ada yang bilang kalau yang tinggi itu adalah namjachingu rain" jihyo mulai bergosip. "Benarkah?" Tanya suho. "Ntahlah" jawab yeri.
"Rain kau mau makan apa?" Tanya jinhwan ketika mereka sudah menemukan meja. Rain menggeleng "aku tak lapar" jawabnya. "Baiklah, kalau kau nam?" Tanya jinhwan lagi. "Samakan saja dengan mu" jawab nam joo hyuk. "Aku akan memesan makanan" jinhwan meninggalkan mereka. Rain tampak tak suka situasi saat ini, banyak yang mengerumuni mereka hanya untuk berlaga perhatian. "Oppa, kau pernah dapat juara apa saja?" "Oppa apa kau sudah makan?" "Oppa aku bisa minta nomor mu?" Banyak sekali yeoja yang berusaha menggoda nam maupun jinhwan.
"Hya kenapa wajah mu?" Nam mencubit pipi rain. "Appo!" Rain menghempas tangan nam. "Aigoo uri raina" nam mengacak rambut rain. "Hah inilah yang tak ku suka ketika ada murid baru, lagian mengapa kalian mengikuti ku" dumel rain. "Hya bukannya terima kasih, jika kami tak mengikuti mu kau lebih di incar oleh para siswa bodoh itu" ujar nam. "Hey rain" salah satu siswa kelas 3 berusaha menyapa rain. "Ga" nam langsung mengusirnya. "Hey aku hanya ingin menyapa wanita cantik ini" jawab siswa itu. Rain sangat malas meladeni orang sepertinya. "Oy" jinhwan menepuk pundak siswa itu dari belakang. "Kau tidak lihat wajahnya sangat muak melihat mu" jinhwan mulai menekan ucapannya.
"Wah tampaknya akan ada perkelahian" boram tampak tertarik. Suho melihat ke arah meja rain "wanita gila" ucapnya dalam hati dan tampak mempedulikan kejadian itu. "Pergilah dengan baik dan jangan mengganggunya" jinhwan memperingatkan. "Aish jinja" siswa itu berdecak dan meninggalkan mereka. "Kau lihat? Seharusnya kau beruntung kami bersama mu. Setidaknya kau tak akan di ganggu mereka" kata nam.
"Hyung" siswa lain datang menghampiri mereka. "Wae?" Tanya jinhwan yang baru saja duduk. "Anyeong rain noona, joo hyuk hyung" sapa siswa itu dengan nada ramah. "Anyeong yunhyeong-ie" rain menyapa balik. "Duduklah" ujar nam. "Ah ne" siswa bernama yunhyeong itu bergabung dengan mereka. "Barusan aku bertemu dengan choi-sam, katanya kita akan tampil di acara penyambutan murid nanti" yunhyeong membuka pembicaraan. "Lalu?" Tanya jinhwan yang sekarang sedang sibuk bermain game di ponselnya. "Ia ingin kita berkumpul menghadiri rapat itu" jawab yunhyeong. "Aku tak mau, aku sedang memesan makanan" ucap jinhwan menolak. "Ah hyuung jika kita tidak datang sam akan menghukum kita" rengek yunhyeong. "Kau saja yang datang" ucap jinhwan. "Kau ketuanya, jadi kau harus datang hyung" jawab yunhyeong. "Baiklah kalau begitu kau ketua oke. Nah jadi kau yang datang" jinhwan berkata seperti itu seolah memperbaiki keadaan. "Hya seenaknya saja kalau bicara" nam memukul kepala jinhwan pelan.
"Dia akan datang setelah makan, kau tenang saja" ucap rain. "Hya" jinhwan tak terima. "Jika dia tak mau datang maka aku sendiri yang akan menyeretnya" sambung nam. "Oke, aku serahkan pada kalian. Gomawo rain noona, joo hyuk hyung" yunhyeong meninggalkan mereka.
"Aku ingin bertanya, apa dia seperti itu dari dulu?" Tanya suho. "Aku tak tau, hya ara bukankah waktu awal masuk kau masi bersama rain" sikut boram. "Ya dulu aku memang berteman dengannya" jawab ara seadanya. Semua tampak tertarik dengan ucapan ara. "Lalu apa dia seperti itu dari dulu?" Tanya jihyo penasaran. "Anni, rain sebenarnya orang yang baik dan asik. Mungkin kalian belum akrab dengannya saja" ara memasang senyumannya. "Jika memang dia orang baik, kau masi akan tetap bersamanya dan tidak bergabung dengan kami" cela yeri. "Ada suatu hal yang membuatnya seperti itu. Semakin lama dia semakin menutup diri, ia selalu sendiri. Tapi aku dapat mengerti" jawab ara.
"kau mengenal dua namja itu?" Tanya suho. "Ooo sehi-ya katanya kau tak tertarik dengan namja itu" ledek teman temannya. "Anni bukan begitu" sela suho. Ara tertawa "ne aku mengenal mereka" jawab ara. "Jadi benar nam joo hyuk itu namja chingu rain?" Boram tampak antusias. Ara tampak berbikir "seingat ku rain memang memiliki kekasih tapi bukan nam. Nam adalah teman rain dari mereka kecil" jelas ara. "Oooo" ucap mereka mengangguk anggukan kepala.
Setelah jinhwan menghabiskan makanannya, rain langsung mengusirnya "sekarang cepatlah pergi,kau sudah di tinggu" ujar rain. "Araseo,baiklah aku akan kesana. Apa kalian mau ikut?" Tawar jinhwan. "Apa kau ingin melihat kami di usir?" Nam bertanya balik. "Hya tidak da yang berani mengusir kalian" jawab jinhwan. "Tak usah, sebentar lg aku akan ada pemotretan disini" kata nam. "Kalau kau?" Jinhwan melihat rain. "No!" Jawab rain cepat. "Kalau begitu aku pergi" jinhwan langsung berdiri.
Ia melewati meja di mana ara berada "ara aku duluan" tegur jinhwan. "Ne" jawab ara. "Aaa kau dekat juga dengannya?" Teman teman ara yang berada di sana terpaku melihat jinhwan. "Oo" jawab ara. "Merka bicara apa si" suho tak tertarik dengan percakapan mereka. Ia melihat kearah meja rain "deg" sesuatu yang salah dari diri suho. Suho terpana melihat pemandangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya.