-Chap 2 - Day 2-
Baekhyun menepati janjinya, mengunjungi rumah sakit untuk menjenguk teman" barunya. Sehun & Chanyeol. Tentu saja halmeoni-nya sedikit heran karena ia tau bahwa sebelumnya, cucu-nya ini membenci rumah sakit tapi kenapa dia menjadi sangat bersemangat untuk kerumah sakit. Sebenarnya Baekhyun masih kurang rela tapi apa yang bisa dia perbuat? Semuanya telah terjadi dan manusia tidak bisa mengulang waktu.
Baekhyun membebani punggungnya dengan sebuah tas ransel yang berisi beberapa buku pelajaran sekolahnya. Mungkin ia bisa belajar sekaligus menjenguk kedua temannya tersebut.
_XOXO_
Lagi. Baekhyun menatap pintu dengan plat bertuliskan Baby's Breath & nomer 124 didepannya. Sedikit ragu untuk memulai tapi tidak mau untuk mengakhiri /?. Akhirnya Baekyun mengetuk pintu dan membuka pintu tersebut secara perlahan. Menampakan sesosok Sehun yang sedikit terkejut ketika pintu kamarnya terbuka. "Ya! Baekhyun-ssi!!" Sehun sedikit bersorak ketika melihat Baekhyun yang sedang masuk & menutup pintu kamarnya.
"Annyeong Sehun-ssi! Kau sedang apa?" Tanya Baekhyun sembari duduk disebelah Sehun. "Persiapan pulang! Kau tidak lihat apa?" Sehun merentangkan tangannya. "Oh iya".. Bajumu sudah bukan baju untuk pasien rumah sakit lagi" "oh Tuhan! Akhirnya dia sadar juga!" Ucap Sehun dengan poker facenya. "Lalu, dimana orang tuamu?" "Kau terlalu kepo! Mereka sedang mengurus.. Ya. Kau tau lah". "Oh ya! Kau kenal namja yang bernama.. Chanyeol? Park Chanyeol. Kamar 127! Dia mengenalmu." Tanya Baekhyun. "Oh, Chanyeol. Ya aku memang mengenalnya. Aku mengenalnya sejak bertemu dirumah sakit ini juga" jawab Sehun "uhm.. Kau tau dia sakit apa?" Tanya Baekhyun lagi "dia.. Dia sakit.." Baru saja Sehun mau melanjutkan kata" nya, kedua orang tuanya masuk kedalam kamar Sehun. "Eh?! Anyeonghasimnika ahjumma, ahjussi" Baekhyun membungkuk dan menunjukan senyumannya. "Kau teman Sehun ya? Siapa namamu?" Tanya appa Sehun, "Baekhyun. Byun Baekhyun imnida" baekhyun menunjukan eyesmile nya. "Oh ya. Sehun, sekarang kau sudah boleh pulang" Sehun mengangguk. Baekhyun dan kedua orang tuanya membantu Sehun untuk duduk disebuah kursi roda. "Kau ikut?" Tanya Sehun, "uhm.. Ani. Aku ingin bertemu dengan Chanyeol." Jawab Baekhyun, "arraseo. Kapan" kau bisa menghubungiku atau datang ke rumahku" Sehun memberikan secarik kertas kearah Baekhyun, "baiklah! Jika aku punya waktu, aku akan datang ke rumahmu!" Baekhyun membentuk sebuah V sign
_XOXO_
"Ini kamar 127!" Baekhyun menunjuk sebuah plat bernomer 127. Hatinya berdegup cepat, tangannya gemetar, perasaannya bimbang. Baekhyun mengetuk pintu kamar 127. Berharap dia tidak salah kamar. Seorang wanita membuka pintu tersebut, menatap Baekhyun dengan tatapan canggung. "Ung.. Byun Baekhyun imnida. Aku teman Chanyeol" Baekhyun membungkukan badannya. Wanita tersebut tampak bingung "Chanyeol ada didalam" wanita itu mempersilahkan Baekhyun untuk masuk.
Chanyeol menoleh kearah Baekhyun. Sebuah senyuman lebar terbentuk dibibirnya. "Annyeong Chanyeol-ssi!" Baekhyun berjalan mendekat kearah ranjang Chanyeol. "Kau menepati janjimu! Oh ya, eomma! Dia Baekhyun, kemarin aku bertemu dengannya. Dia juga teman Sehun". "Oh.. Sehun sudah pulang hari ini kan?" Tanya eommanya "ne" senyuman Chanyeol sedikit memudar. "Gwenchana. Masih ada aku. Kekeke" Baekhyun tertawa kecil atas perkataannya sendiri. "Memangnya kau bisa datang kerumah sakit untuk beberapa hari kedepan berturut"?" Chanyeol bertanya kepada Baekhyun. Raut wajab eommanya berubah. "Akan kuusahakan". "Tunggu sebentar! Bukankah kau pemenang lomba menyanyi di Seoul itu?" Tanya eomma Chanyeol. "Ah ne!" Baekhyun tersenyum "kau? Berarti kau bisa menyanyi kan?!" Tanya Chanyeol "kurang lebih seperti itu.." Baekhyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Nyanyikan 1 lagu untuku! Aku akan mengiringinya dengan gitar! Boleh ya?" Pinta Chanyeol "arraseo!". Chanyeol mengambil gitar didekat laci disebelahnya. Mengetes senar tersebut.
I do believe All the love you give
All of the things you do
Love you Love you
I’ll keep you safe Don’t you worry
I wouldn’t leave Wanna keep you near
Cause I feel the same way too
Love you Love you
Want you to know that i’m With you
I will love you and love you and love you
Gonna hold you and hold you and Squeeze you
I will please you for all times
I don't wanna lose you and lose you and lose you
Cause i need you i need you I need you
So I want you to be my lady
You’ve got to understand My love
You are beautiful beautiful beautiful
beautiful beautiful beautiful Girl
You are beautiful beautiful beautiful
beautiful beautiful beautiful Girl
Baekhyun berhenti bernyanyi. Chanyeol berhenti memetik gitarnya. "DAEBAK!!" Chanyeol memuji Baekhyun, dan Baekhyun merasa sangat senang. Lebih senang dari biasanya. Lebih bangga dari biasanya. "Ah! Kau terlalu berlebihan! Gomawoyo ne!" Baekhyun membentuk eyesmile nya, "eyesmile mu lucu! Tak kalah lucu dari punya Sehun! Aku menyukainya!" Lagi, Chanyeol memuji Baekhyun. "Aku juga suka mata besarmu itu! Perfect!" Baekhyun memuji Chanyeol balik. "Haha! Gomawo! Tapi aku yakin! Kau sedikit aneh dengan telingaku!" Chanyeol memegang telinganya. "Sedikit! Hehe" Baekhyun membentuk V sign dikedua tangannya. "Sudah tebak! Seperti Dobi." Chanyeol menatap kebawah. "Syukuri apa yang ada! Sudah bagus kau masih bisa mendengar" Baekhyun menatap Chanyeol lekat. "Ne.. Kalau boleh tau, berapa tinggi badanmu?" Tanya Chanyeol. "Kepo ah! Tapi.. 174." "Pantes" Chanyeol membentuk sebuah smirk. "Waeyo?!" Sejujurnya Baekhyun salah tingkah tapi ia berusaha meredam semua itu "pendek!" Kali ini Chanyeol mengejek Baekhyun. Baekhyun membentuk sebuah pout, aish! Memang tinggimu berapa eoh?" Tanya Baekhyun "185 cm" Chanyeol tersenyum bangga "beda 11 cm. Wks" Baekhyun masih ber-pout ria /? "Jan ngambek! Dan jangan pout! Kau terlalu imut untuk itu!" Chanyeol menggembungkan pipinya. Baekhyun memegang pipinya. Ia yakin, sudah ada gurat merah di pipinya sekarang. "Haha! Blushing!" Chanyeol tertawa lagi. "Berhenti mengolok"an ku jebal T.T"
TBC