Selesai kuliah Joo Eun berniat untuk latihan taecwondo, setelah penampilannya bersama Chan minggu kemarin membuatnya semikin bersemangat untuk latihan. Ruangan latihan sepi, tidak ada seorang pun yang berlatih di siang ini. Joo Eun mengurungkan niatnya untuk latihan, ia malah duduk di lantai sambil memainkan handphone.
“sepi sekali ya, tidak ada yang berisik seperti 3minggu yang lalu”
Joo Eun memandangi setiap sudut di ruangan itu dan memang terasa ada yang hilang di sini tapi Joo Eun tidak yakin ini karena Chan yang sudah seminggu ini tidak bertemu dan menghubunginya. Terakhir Joo Eun ingat Chan menelepon yang diganggu dengan member-member 2PM yang lain.
*********
Chan duduk di sofa ruang tamu di dorm sambil memakan pisang, chan merasa lelah karena seminggu ini 2pm sangat sibuk dengan kegiatan comeback mereka.
“hyung, kemarin aku melihat aira di majalah. Cuma aku lupa dimajalah apa? Aku melihatnya ketika sedang di MBC kemarin” kata Chan kepada Khun yang sedang asik menonton Televisi.
“iya aku tahu, aku sudah melihatnya kemarin. Sudah lama aku tidak menghubunginya” kata Khun tanpa menoleh.
“apa kau tidak kangen dengannya?sampai tidak menghubunginya seperti itu?” kata Chan kemudian ia terdiam.
Sebenarnya pertanyaan yang diucapkan oleh Chan menggambarkan perasaannya yang kangen terhadap Joo Eun dan sampai saat ini belum ada kabar darinya.
“dia bukan siapa-siapa ku, jadi tidak apa kalau tidak menghubunginya” kata Khun.
Chan terdiam mendengar ucapan Khun, ‘iya kan Joo Eun bukan siapa-siapa aku, kenapa harus menghubunginya begitu’ kata Chan dalam hati kemudian memukul kecil kepalanya.
“kenapa kau? Sudah kau hubungi saja si bodoh itu, jangan kau mempertanyakan sesuatu kepada ku yang sebenarnya itu pertanyaan untuk mu” kata Khun sambil menepuk pundak Chan dan meninggalkannya di sofa.
Chan kebingungan menyadari ternyata Khun Hyung mengetahui Chan sedang bimbang karena Joo Eun. Chan sangat kangen dengan sosok Joo Eun, perempuan yang sangat menarik. Tidak mendapatkan kabar darinya seperti ada yang kurang, walaupun Chan mengakui hanya mengenal Joo Eun dalam waktu singkat tapi dari awal bertemu Chan sudah sangat tertarik.
Chan menghampiri Junsu di kamarnya, “hyung, hari ini kita tidak ada kegiatan kan?” kata Chan yang melihat Junsu yang sedang memainkan komputernya.
Junsu menoleh ke arah Chan, “hmmm, tidak ada? Kenapa? Kau mau pergi?”
“sepertinya, nanti sore aku akan ke Gangnam utara nanti. Hyung tidak pergi?” kata Chan sambil memainkan boneka panda yang berada di kamar Junsu.
“tidak sepertinya, besok pagi antar aku beli sesuatu. Kau bisa tidak? Aku ingin membelikan Fei gelang untuk anniversary” kata Junsu yang menghentikan kegiatannya dan menghadap Chan.
“memang sudah anniversary keberapa? Sepertinya baru kemarin hyung mengatakan perasaannya ke Nuna” kata Chan
“Aku sudah 3bulan, sebenarnya tidak untuk anniv juga. Aku hanya ingin membelikan sesuatu untuknya saja, karena hari minggu pas anniv jadi aku pikir ini bisa dijadikan sekaligus saja” kata Junsu yang mengambil boneka panda yang dipeluk Chan.
“ohhhh ya sudah besok aku antar hyung beli kado untuk nuna. Aku berangkat ya hyung, kalau ada yang bertanya aku kemana jawab saja aku ke Gangnan Utara” Chan meninggalkan kamar Junsu dan bergegas berganti pakaian dan melajukan mobilnya ke Gangnam utara.
************
Joo Eun melihat di depan rumahnya mobil Chan terparkirkan. Joo Eun bergegas mempercepatkan langkahnya menuju ruang televisi, Joo Eun melihat Chan sedang duduk bercerita dengan Junhyo dan eomma yang tertawa mendengar chan bercerita. Eomma menyadari kehadiran Joo Eun
“nah Joo Eun sudah pulang, ini ada Chan” kata eomma yang antusias melihat Joo Eun.
“iya eomma, lagian apa urusannya dengan ku?emang ia kesini ingin bertemu dengan ku? Tidakkan?” kata Joo Eun sambil melangkahkan kakinya ke dalam kamar.
“OMMO...eomma tidak pernah mengajarinya seperti ini, tapi kenapa Joo Eun bersikap tidak sopan seperti itu” kata eomma kepada Chan dan membuat Chan tertawa.
Melihat kehadiran Chan di rumah ini membuat hati Joo Eun sedikit tenang karena melihat wajah pria yang sangat menyusahkannya 3minggu yang lalu. Joo Eun merebahkan tubuh dan menutup matanya. Joo Eun teringat selama seminggu ini eomma, Junhyo dan appa selalu bertanya Chan kemana?kenapa tidak ke rumah? Dan itu yang mengingatkannya kepada sosok pria ini.
Pintu kamar terbuka, terlihat eomma yang sudah memegang tas kecil ditangan kirinya.
“Joo Eun kau temani Chan dulu, eomma mau antar Junhyo berangkat les. Tidak sopan meninggalkan tamu sendirian seperti itu. Eomma berangkat ya” kata eomma sambil ke luar kamar.
Joo Eun turun ke ruang televisi melihat Chan yang sedang serius melihat tayangan berita. Joo Eun duduk dilantai di dekat kaki Chan yang sedang duduk di sofa. Menyadari kehadiran Joo Eun yang berada di dekat kaki, Chan langsung menengok ke arah Joo Eun dan mengetuk kepala Joo Eun.
“YAAAAAA....sakit” kata Joo Eun sambil memegang kepalanya.
“lagian kenapa kau duduk dibawah seperti itu seperti pembantu saja” kata Chan yang tetap memperhatikan Joo Eun.
“aku lebih senang duduk dibawah, kau benar-benar gila...kepala ku sakit sekali ini...sudah senang aku tidak bertemu dengan mu selama seminggu ini tapi sekarang harus bertemu lagi dengan mu” Kata Joo Eun dengan kesal sambil terus memegang kepalanya.
“memang sakit ya? Mana aku lihat” kata Chan sambil mendorong kepala Joo Eun agar mendekat kepada Chan. Chan mencoba melihat luka ketokkan dikepala Joo Eun.
Muka Joo Eun langsung memerah ketika Chan mengelus rambutnya dan mencari luka akibat ketokkannya. Joo Eun menarik kepalanya saat menyadari ini sudah berlebihan dan muka Joo Eun sudah terlalu merah menahan malu karena sikap Chan seperti ini.
“memang kau selalu begini ya kalau bertemu dengan perempuan lain, baru berkenalan sebulan sudah berani memegang kepala perempuan itu”
“kan tadi kau yang bilang sakit, aku hanya berusaha mencari luka yang tadi kau bilang sakit di kepala mu. Hei hei hei bodoh, kenapa muka mu memerah seperti itu?” Kata Chan yang melihat perubahan warna di wajah Joo Eun.
“ahhh tidak, memang disini panas saja jadi membuat muka ku memerah seperti ini. Ayo pindah ke halaman belakang, disini terlalu panas” kata Joo Eun sambil pergi kehalaman belakang. Chan mengikuti langkah Joo Eun dari belakang.
Joo Eun dan Chan terdiam beberapa saat, mereka disibukan dengan kegiatan masing-masing. Joo Eun sibuk memberi makan ikan kesayangannya dan Chan sibuk memainkan handphonenya.
“bagaimana comebacknya? Respon yang diberikan bagus? Kemarin aku melihat kau di acara MBC” kata Joo Eun tanpa memandang ke arah Chan.
“ya lumayanlah, bagaimana penampilan ku? Sangat mempesona bukan?” kata Chan sambil membenarkan posisi duduknya.
“ehmmmm, kau lebih mempesona sebagai chansung 2PM ketika sedang dance dan bernyanyi dibanding dengan chan yang atlet taecwondo dan sedang berada di belakang ku” kata Joo Eun sambil menoleh ke arah Chan.
“kenapa bisa berbeda seperti itu? Memang apa yang kau lihat sampai menilai ku seperti itu?”
“ Chan yang ada dihadapan ku itu pria yang selalu menarik tangan ku dengan kasar dan mengatakan ku bodoh? Memang aku bodoh apa? Aku ini mahasiwa pemenang karya ilmiah, masa otak ku masih dipertanyakan?” kali ini Joo Eun berhadapan chan.
“ahhhh memang kau bodoh, pokoknya bodoh”
“terserah apa kata mu saja percuma berbicara dengan mu”
“kenapa kau tidak menghubungi ku seminggu kemarin?”
Joo Eun menoleh beberapa detik kemudian melanjutkan kembali memberi makan ikannya.
“mengapa aku harus menghubungi mu?”
“memang kau tidak khawatir kepada ku?” tanya Chan lagi, kali ini ia sedikit memelankan suaranya.
“apa? Aku tidak mendengarnya?” kata Joo Eun duduk di sebelah Chan.
“ahhh lupakan” kata Chan dan meninggalkan Joo Eun dan menuju ruang TV.
Handphone ditangan Joo Eun bergetar, tanda telepon dari Lee Jung. Joo Eun langsung mengangkatnya dan berjalan ke meja makan.
“oppa, ada apa?” terdengar suara Joo Eun berubah menjadi semangat dan senang
Chan menoleh ke arah Joo Eun yang terlihat sedang duduk di kursi meja makan sambil menelepon seseorang.
‘oppa?siapa oppa?kenapa Joo Eun memanggilnya oppa?’ kata Chan dalam hati dan memasang telinga baik-baik mendengarkan setiap perkataan yang keluar dari mulut Joo Eun.
“ahhhh iya? Kenapa?ketemu oppa?”
Chan langsung menoleh ke arah Joo Eun dilihat muka Joo Eun gembira menerima telepon dari oppa, Chan makin mencoba mendengar baik-baik.
“kapan oppa? Besok? Jam berapa? Ohhh oke oppa, jadi besok oppa jemput aku di rumah jam 7malam ya oppa? Sampai bertemu besok oppa, hati-hati oppa menyetirnya?” kata menutup teleponnya.
Joo Eun yang menyadari posisi duduk Chan yang makin lama makin dekat dengan tempat Joo Eun duduk.
“heyyy hwang chansung...tadi aku lihat kau duduk di sofa? Kenapa sekarang di meja makan seperti ini?”
Joo Eun sambil menatap Chan curiga.
“memang salah kalau aku menonton TV dari sini?”
Chan berpura-pura menonton TV dari meja makan.
“terserah kau sajalah, aku mau mandi..kau tunggu saja dibawah, kalau mau minum ambil sendiri di lemari es” kata Joo Eun beranjak pergi ke kamarnya.
“ahhh aku pulang saja, kalau eomma menanyakan ku bilang aku pulang ada latihan nanti malam”
Chan pergi pulang.
**********************
“heyyyy, kau kenapa? Gelisah sekali?” kata taec yang dari tadi memperhatikan Chan pergi ke kamarnya kemudian kembali lagi ke meja makan kemudian ke ruang TV dan melakukannya secara berulang-ulang.
“tidak apa-apa hyung” kata Chan yang berpindah posisi ke ruang TV yang sebelumnya berada di ruang makan.
“kalau memang tidak ada apa-apa, bisakah kau diam disitu saja? Tidak usah berjalan-jalan seperti tadi, pusing aku melihat mu”
“aira sudah menghubungi kau hyung?” tanya Taec kepada Khun yang sedang menonton TV disamping Chan.
Khun menoleh ke arah Taec, “belum, memang ada apa?”
“kemarin dia menanyai mu kepada ku, cepat hubungi aira sepertinya dia ingin berbicara dengan mu”
“iya nanti aku hubungi dia, natalie sudah pulang ke singapura?”
Chan berganti-ganti posisi duduk, mulai dari duduk di bawah naik lagi ke sofa, mengangkat kakinya ke atas sofa kemudian menurunkannya lagi, dan sekarang kakinya digoyangkan.
“Chaaaannnnn, berhentilah...kau kenapa sih? Cepat hubungi si bodoh mu itu, dari tadi kau gelisah” kata Khun yang sudah kesal melihat tingkah Chan yang tidak tenang seperti ini.
Chan meninggalkan taec dan Khun dan masuk ke dalam kamar. Chan membenamkan mukanya ke dalam bantal pisang yang besar.
“ahhhhhhhh.......” kata Chan kesal sendiri.
Pintu kamar terbuka, Junho masuk dan duduk di kursi meja kerja di kamar Chan.
“kau kenapa?” kata Junho
“tidak....” kata Chan singkat.
“kau dari pulang tadi sore sudah gelisah, aku tidak bisa kau tipu”
“aku tidak apa-apa junho-ya. Bagaimana Ayuma sangat menarik bukan?” kata Chan sambil membenarkan posisinya menjadi duduk.
“hentikan, kenapa jadi membahas Ayuma? Aku sedang menanyakan kau kenapa?”
“ahhhh aku tahu kau memperhatikannya secara berlebihan” kata Chan mencoba menggoda Junho.
“aku? Tidak, aku hanya tidak mau perempuan itu melakukan gerakan yang salah. Hanya itu” Junho menjelaskan.
“ahhh kau ini alasan saja”
“Chansung-ah bagaimana si bodoh itu?” kata Junho mengalihkan perhatian Chan agar membahas Ayuma lagi.
“sepertinya dia sedang dekat dengan pria lain, tadi aku mendengarnya memanggil pria itu dengan oppa” kata Chan dengan nada pelan.
“ohhhhh kau gelisah karena mendengar si bodoh itu memanggil pria lain dengan oppa?” kata Junho yan mulai bisa membaca tingkah Chan yang gelisah sejak pulang dari rumah Joo Eun.
Chan tidak menjawab pertanyaan junho, chan hanya memandang ke arah langit-langit di kamarnya.
“memang kalau seseorang dipanggil oppa sudah pasti pria itu kekasihnya? Sepertinya tidak, kau saja yang terlalu ketakutan untuk bertanya apakah si bodoh itu mempunyai kekasih atau tidak?” kata Junho sambil menepuk pundak Chan.
“bukan kah kau sangat berpengalaman dengan namanya berpacaran? Kenapa hanya dengan keadaan seperti ini kau sudah gelisah seperti kena marah Jin young hyung?” Junho menambahkan.
“ahhhh aku juga tidak mengerti, aku seperti anak kecil saja. Tapi aku baru merasakannya, melihat perempuan sebegitu menarik bahkan hanya dengan melihatnya ketika pertama ketemu dan aku pikir ini sangat tidak masuk akal” Chan membuka suara dan mencoba menggambarkan perasaan.
“terus? Keluarkan yang ada dipikiran mu, aku akan mendengarkannya” kata Junho memancing Chan untuk berbicara.
“ahhh kenapa harus jadi cerita seperti ini sih?” kata Chan kesal.
“sudah tidak apa-apa...aku akan mendengarkannya” kata Junho
“si bodoh itu Joo Eun, pasangan ku saat harus tampil di acara penyambutan mahasiswa baru kemarin itu. Melihat dia berlatih dipojok ruangan dengan gerakan yang menurut aku mustahil perempuan bisa melakukannya tapi ia mampu melakukannya. Dan itu nilai pertama yang aku lihat dari Joo Eun dan karena itu pula aku tidak mau dipasangkan dengan ia untuk tampil di acara itu. Di perpustakaan dia menolong ku mengusir bocah-bocah perempuan yang mengikuti ku sejak aku di kantin, dan itu sangat membuat ku tidak nyaman. Dan di perpus pula ia memarahi ku karena aku tidak mau dipasangkan olehnya untuk acara itu.” Kata Chan mulai bercerita.
“berani sekali perempuan itu memarahi mu di dalam perpustakaan seperti itu?” kata Junho sambil tertawa
“kenapa kau tertawa memang lucu apa mendengar aku dimarahi oleh perempuan?” kata Chan dengan muka kesalnya.
“hahahaha tapi aku pikir memang mustahil mendengar kau dengan gelar 2PM dipundak mu dimarahi oleh perempuan seperti itu” kata Junho berusaha menghentikan tawanya
“karena itu aku berpikir dia perempuan dengan kepribadian yang kuat sampai berani seperti itu kepada ku. Dan aku menemukan 1poin lagi yang ada di Joo Eun di hari pertama aku bertemu dengannya. Konyol bukan?” kata Chan
“berarti kau sudah suka di hari pertama kalian bertemu? Cinta pada pandangan pertama gitu?” kata Junho meremehkan.
“menurut ku tidak seperti itu. pokoknya setiap aku berinteraksi dengan Joo Eun, pointnya selalu bertambah. Dan itu yang membuat aku memutuskan untuk mau dipasangkan dengan dia di acara itu, selain memang aku tidak enak untuk menolak permintaan rektor yang sudah sangat baik kepada ku.”
“Hmmmmm...masuk akal. Lanjutkan” kata Junho sambil memainkan ujung dari bantal pisang yang sedang dipeluknya.
“malam selesai latihan, young hyung pulang terlebih dahulu meninggalkan aku dan Joo Eun di ruangan latihan. Tapi harus ku akui ruangan latihan memang kalau malam hari memang terasa menyeramkan ditambah lampu di koridor depan ruang latihan lampunya redup.” Kata Chan sambil bergidik
“ahhhh iya aku juga pernah melewatinya, dan ruang ganti bajunya pun lampunya tidak berfungsi” kata Junho
“aku melihat Joo Eun tidak berganti pakaian padahal ia berkeringat banyak. Aku berjalan meninggalkan Joo Eun sendirian dan ia meminta ku untuk pergi bersama keluar kampus itu, aku melihat muka Joo Eun yang pucat mungkin karena ketakutan ya....aku malah berniat jahat kepadanya dengan meninggalkannya sendirian di ruang latihan.” Kata Chan sambil tersenyum mengingat kejadian yang dialaminya dengan Joo Eun malam itu.
“wahhh kau jahat sekali, bagaimana pun juga dia itu perempuan. Masa kau tinggalkan begitu saja sendirian seperti itu” kata junho sambil menunjuk ke arah jidat Chan dan mendorongnya.
“nahhh, karena aku meninggalkannya. Joo Eun berlari mengejar ku kemudian tersandung dan membuat Joo Eun terjatuh. Aku kaget dan menghampirinya, ku lihat dia menunduk dan menangis ketakukan. Itu point yang aku dapat lagi saat bertemu dengan Joo Eun, dia yang penuh tenaga saat latihan tapi sangat takut gelap dan aku dihari kedua bertemu dengannya sudah membuatnya menangis” kata Chan sekarang dengan raut muka penyesalan.
“kau benar-benar gila hwang chansung !!!” kata Junho seperti mengerti situasi Joo Eun saat itu.
“dan yang lebih membuat ku tidak berkutik dengan Joo Eun saat melihat ia tertidur di mobil ku. Mukanya sangat kelelahan dan aku baru melihat perempuan tertidur di depan mata ku.” Chan menggoyangkan tubuh Junho sambil tersenyum.
“kau tidak berbuat macam-macam kan di dalam mobil seperti itu?” kata Junho dengan mata penuh kecurigaan.
“tidaklah...memang aku pria macam apa?” kata Chan dengan muka yang mulai memerah.
“ahhhh aku tidak percaya dengan mu” kata Junho sambil tertawa
“sudah...sudah lupakan. Tidak tertarik aku cerita tentang Joo Eun kepada mu lagi junho-ya....” kata Chan dengan muka kesalnya dengan pipi yang masih memerah.
“haahahah....kau malu ternyata changsung-ah...” kata Junho menggoda Chan.
“ahhh aku tidak peduli. Bagaimana ayuma?sudah kau dekati saja, kalau kau tidak mau biar aku yang mendekatinya.” Ancam Chansung sambil tertawa.
“YAAA kau kan sudah ada Joo Eun kenapa masih ingin merebut yang lain.” Kata Junho sambil berdiri untuk keluar dari kamar Chan tapi Junho kembali mendekati Chan dan menaruh tangannya di hidung Chan “ Jangan kau dekati Ayuma” kemudian menekan hidung Chan lalu meninggalkannya.
*********************
Chan melihat jam tangannya sudah menunjukan jam 3.45 sore, ia mulai gelisah mengingat sekarang Joo Eun akan bertemu dengan oppa yang menelepon Joo Eun kemarin.
“hyung, kita sudah selasai kan?” tanya Chan kepada choreographernya Nam Yong hyung
“iya, kau mau kemana? Terburu-buru sekali sepertinya?” tanya Nam Yong
“iya aku ada urusan, aku pergi dahulu ya..” Chan mengganti kaosnya dengan kaos warna hitam lengkap dengan celana jeans biru.
“pulang jam berapa? Jangan lupa kita ada makan malam jam 8 di tempat biasa ya...ajak si bodoh mu itu” kata Junsu berteriak dan chan hanya menggerakan tangannya menandakan oke.
Chan menjalankan mobilnya dengan kecepatan melebihi rata-rata. Chan harus sampai di rumah lebih cepat sebelum Joo Eun berangkat dengan oppa itu.
Hanya memerlukan 20menit Chan memarkirkan mobilnya di depan rumah Joo Eun, terlihat sepi dan ia melihat jam ditangannya sudah menunjukkan 4.10. Chan terlihat gelisah dan masuk ke dalam teras rumah Joo Eun lalu mengetuknya. Eomma membuka pintunya
“ahhh nak Chan, mari masuk...kau baru pulang latihan? Sampai masih berkeringat begitu?” kata eomma menyuruh Chan masuk ke dalam rumah.
“eomma, Joo Eun ada?” tanya Chan sambil mendudukan tubuhnya di sofa.
“Joo Eun? Tadi baru pergi di jemput Lee Jong oppa” kata eomma sambil membawa secangkir teh madu kesukaan chan kalau bertamu ke rumah Joo Eun.
“Lee Jong oppa? Siapa dia? Memang mereka mau kemana?” kata Chan dengan intonasi yang cepat menunjukkan kalau memang Chan sangat tidak tenang mengetahui kalau Joo Eun pergi dengan pria lain.
“ohhh Lee Jong memang sudah dekat dengan Joo Eun sejak SMA, tadi bilangnya mau ke rumah Lee Jong sebentar mau ............................” Kata eomma tapi sudah dipotong oleh Chan
“dimana rumah Lee Jong? Eomma tahu? Cepat hubungi Joo Eun tanya sedang berada dimana eomma?” kegelisahan Chan mulai memuncak mengetahui Joo Eun dengan Lee Jong sudah dekat sejak SMA dan sekarang Joo Eun pergi ke rumah pria itu.
“memang ada apa? Sebentar sepertinya eomma ada alamat rumahnya di kamar eomma, tunggu sebentar ya” eomma terlihat ikut panik melihat Chan yang gelisah mengetahui Joo Eun pergi dengan Lee Jong.
Eomma beranjak pergi ke kamarnya. Chan mengambil handphonenya dan mencari nama Joo Eun di phonebooknya dan langsung meneleponnya.
“bodoh kau sedang dimana?” kata Chan setengah berteriak.
“ada apa sih hwang chansung? Menelepon ku dan langsung membentak ku seperti itu?” kata Joo Eun keheranan dengan suara setengah berbisik.
“kenapa suara mu berbisik seperti itu? Kau dimana? Tunggu aku disana, aku kesana sekarang” kata Chansung yang tambah cemas mendengar Joo Eun berbisik menerima telepon dari Chan.
“ahhhhh aku tidak peduli, aku sedang sibuk dan aku tidak mau diganggu dengan urusan yang berkaitan dengan mu. Aku lebih senang ketika aku melakukan sesuatu yang menyenangkan seperti bertemu dengan...............” kata Joo Eun
“pokoknya tunggu aku disitu, jangan kemana-mana. Ingat” kata Chan memotong pembicaraan Joo Eun dan langsung menutup teleponnya.
Chan semakin gelisah dan cemas mendengar penjelasan Joo Eun yang mengatakan melakukan sesuatu yang menyenangkan dengan bertemu seseorang. Eomma keluar dari kamarnya membawa secarik kertas.
Chan mengambil kertas itu sebelum eomma memberikannya kepada Chan, “eomma terima kasih ya, aku pergi ” kata Chan mengambil langkah secepat mungkin untuk berjalan ke mobilnya dan menginjak gas sedalam-dalamnya.