home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Let's (NOT) Fall In Love

Let's (NOT) Fall In Love

Share:
Author : aikishi
Published : 22 Nov 2015, Updated : 30 Jan 2016
Cast : Kwon Ji Yong (G-Dragon), Lee Ji Hye a.k.a Lana (OC), Choi Ji Min (OC), Park Eunha (OC), Seungri (BIG
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |4654 Views |1 Loves
Let's (NOT) Fall in Love
CHAPTER 3 : First Meeting - Continue

Setelah menimbang-nimbang sejenak, akhirnya Jiyong memutuskan untuk masuk dan menerima tawaran gadis itu. Lagipula, daripada makan sendiri mungkin lebih baik mereka makan bersama, meskipun Jiyong tidak yakin dengan masakan gadis itu. Jiyong mengenakan slipper berwarna putih yang disediakan gadis itu dan mulai melangkah masuk.

Begitu memasuki apartemen itu, hal pertama yang disadarinya adalah gadis itu memiliki banyak sekali koleksi sepatu yang didominasi dengan warna merah dan hitam. Gadis itu meletakkan sepatunya dalam sebuah lemari tanpa pintu sesuai dengan warna dan bentuknya. Selain sepatu olahraga, gadis itu juga memiliki banyak koleksi flats dan higheels.

Namun yang menarik perhatian Jiyong adalah sandal tidur dengan kepala kartun yang ada di rak tengah, rak yang paling mudah dijangkau. Mulai dari Stitch, Winnie the Pooh, sampai berbagai karakter di LINE. Jiyong melangkah menuju ruang tamunya dan menemukan dinding yang dipenuhi dengan berbagai foto gadis itu dengan keluarga maupun teman-temanya. Di satu sisi, terlihat sebuah rak yang penuh berisi banyak buku dari beberapa pengarang yang terkenal. Jiyong kemudian duduk di sofa dengan kikuk, tidak tahu harus berbuat apa.

Jiyong kemudian melihat gadis itu, memperhatikan apa yang sedang dibuatnya. Gadis itu terlihat sedang sibuk memasukkan barang-barang ke tempatnya masing-masing, lalu dia mengeluarkan sebuah tempat berisikan kimchi dari dalam lemari es dan mulai memotongnya kecil-kecil. Dia juga terlihat tengah membuat telur gulung. Dari caranya memasak, Jiyong tahu bahwa gadis ini benar-benar sudah terbiasa hidup sendiri. Tidak sampai 30 menit kemudian, Jiyong dan Gadis itu sudah duduk berdua di meja makan dengan makanan di hadapannya.

“Maaf, aku hanya bisa memasak nasi goreng kimchi dan telur gulung saja, sebab aku tidak mau sunbae terlalu lama menunggu”, ujar gadis itu.

“ini terlihat sangat enak. Selamat makan”, ucap Jiyong sambil tersenyum dan meraih sumpitnya.

Gadis itu terlihat mengamati reaksi Jiyong yang sedang mencoba masakannya. Saat Jiyong tersenyum dan mengacungkan jempolnya, barulah gadis itu ikut tersenyum dan mulai makan. Mereka tidak benar-benar berbicara ketika sedang makan. Keduanya hanya saling diam dan menikmati makanan masing-masing dengan lahap. Gadis itu berkali-kali memastikan apakah Jiyong membutuhkan sesuatu. Jiyong hanya menggelengkan kepalanya dan kembali menikmati masakan tersebut. Gadis itu tersenyum, seolah bangga. Setelah mereka berdua menghabiskan makanan yang ada di atas meja makan tersebut, keduanya saling tatap satu sama lain dan tertawa.

“hei, masakanmu sangat enak sekali. Aku sangat suka sekali telur gulungnya.”, puji Jiyong sambil melahap satu potong telur gulung yang tersisa dengan lahap.

“Aku dan kakakku hidup dengan ibuku sejak kecil. Karena ibu sibuk mencari nafkah, kami harus terbiasa mengurus diri kami masing-masing. Oleh karena itu, aku jadi terbiasa memasak sejak kecil”, jawabnya.

“Ayahmu?”, tanya Jiyong.

“Meninggal sejak umurku 4 tahun. Kecelakaan”, jawab gadis itu sambil tersenyum.

Jiyong hanya bisa terdiam. Gadis itu kembali sibuk membereskan meja dan mulai mencuci semua perlatan yang tadi mereka gunakan. Jiyong kemudian berinisiatif untuk membantu dan mulai mencuci sementara gadis itu hanya bisa terpaku di sisinya.

Gadis itu tersenyum, membiarkan Jiyong, kemudian menyibukkan diri dengan memasak lagi. Jiyong yang sedang sibuk mencuci piring tidak bisa melihat apa yang dimasaknya. Namun, dari aromanya membuat Jiyong merasa bisa makan apapun itu, meskipun dia baru saja selesai makan beberapa saat yang lalu.

Gadis itu terlihat memasukkan hasil masakannya ke dalam tempat bekal bertingkat dan berwarna-warni. Ketika Jiyong selesai mengerjakan pekerjaannya dan berpamitan pulang, gadis itu menyerahkan tempat itu kepadanya.

“Ini untuk sunbae bawa pulang, mungkin sunbae mau memakan ini untuk sarapan. Kalau sudah dingin, tinggal dihangatkan saja. Terima kasih untuk semua bantuannya hari ini, sunbae”, ujar gadis itu sambil tersenyum lebar.

Jiyong menerima tempat itu dan ikut tersenyum. Gadis itu memutuskan untuk ikut mengantarkan Jiyong hingga ke mobilnya. Saat di lift, barulah Jiyong tersadar sesuatu.

“hei, aku baru sadar. Aku belum mengetahui namamu”, ujar Jiyong.

“Ah, benar. Perkenalkan sunbae, namaku Lee Ji Hye. Mohon bantuan kedepannya”, ujar gadis itu sambil membungkukkan tubuhnya.

“hei, berhentilah membungkukkan tubuhmu. Perkenalkan, aku Kwon Jiyong. Senang mengenalmu. Dan terimakasih untuk makanannya yang sangat lezat”, jawab Jiyong sambil tersenyum.

“Aku yang seharusny berterima kasih”, ucapnya terburu-buru.

“Lalu, dari mana asalnya huruf L dan A di pundakmu?”, tanya Jiyong penasaran.

“A diambil dari nama kakakku, Ale. Alexandra. Sementara L diambil dari nama panggilanku,Lana. Namaku sebenarnya Alana, namun aku dipanggil Lana sejak kecil. Sementara nama koreaku dibuat ketika ibu menikah lagi dengan ayah 10 tahun yang lalu.”, jelasnya.

“Jadi, kamu bukan keturunan asli Korea?”, tanya Jiyong lagi.

“Tidak, Ibuku berkebangsaan Indonesia sementara ayah kandungku dari London”, terang Lana.

Pintu lift terbuka dan mereka berdua melangkah keluar menuju mobil Jiyong yang terparkir manis. Lana mengantarkan Jiyong sampai dia masuk ke dalam mobilnya dan menyalakan mesin. Saat dia berbalik untuk kembali ke dalam apartemennya, Jiyong kemudian menurunkan kaca jendelanya dan memanggil namanya. Lana kembali melangkah mendekati mobil tersebut dan menunduk.

“Berikan aku nomer ponselmu, biar aku bisa menghubungimu kalau aku sudah sampai dengan selamat di dorm ku”, ujar Jiyong sambil mengulurkan ponselnya.

Lana menerima ponsel itu dengan bingung kemudian tersenyum dan mulai memasukkan nomer ponselnya dan mengembalikannya kepada Jiyong. Jiyong mengetikkan sesuatu kemudian menunjukkannya kepada gadis itu dan tertawa bersama.

“sunbae, kalau kau melakukan ini padaku, aku akan menyimpan namamu dengan cara yang sama”, ujar Lana di sela-sela tawanya.

“Memangnya kamu akan menyimpan namaku seperti apa, gadis es krim?”, tanya Jiyong.

“hmm, telur gulung sunbae?”, ucapnya. Mereka berdua pun kembali tertawa.

“Boleh saja, tapi pastikan kau memakai kata ‘oppa’, bukan ‘sunbae’. Mengerti?”, ucap Jiyong lagi.

Lana hanya bisa terdiam dan termangu melihat Jiyong tersenyum dan menaikkan kembali kaca mobilnya. Sampai mobil itu melaju dan meninggalkan tempat itu, dia masih tidak bergerak seolah membeku. Saat itulah dia merasa pipinya menghangat.

“jangan salah paham, Lana. Dia hanya bersikap ramah, hanya bersikap ramah”, ucapnya pada dirinya sendiri.

Namun, senyuman manis masih tersungging di wajahnya, dan sepertinya tidak akan bisa hilang begitu saja.

 

----------------------------------

olla! another chapter of this story :)

Well, meskipun beberapa hari ini lancar banget upload seriesnya, tapi mungkin untuk chapter-chapter selanjutnya akan sedikit berjarak ya uploadnya. Agak sedikit sibuk dan kehilangan motivasi nih buat ngelanjutin ceritanya :') Kalau sebelumnya per chapter di update 2 hari sekali, mungkin bakal jadi seminggu sekali, atau kalau sudah 500 views.

Anyway. Buat yang udah nyempetin baca, terimakasih banyak banget ~~ masih tetap ditunggu komentar, pesan, kritik, saran dan pertanyaannya untuk LNFL yang lebih baik *tssaaahh.

Comment, like, and subscribe ya ! #alaanakgaulsosmed.

sun sayang, Aikishi xoxo

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK