home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Queena

Queena

Share:
Author : Rahmandasari
Published : 19 Nov 2015, Updated : 25 Feb 2016
Cast : G Dragon, Hana, Jun Ho, Seungri, TOP, Taeyang, Daesung, Allice, Sandara, Victoria, Nichkhun
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |1494 Views |1 Loves
Queena
CHAPTER 8 : Speechless

Hana duduk terdiam di ruang santai sambil menonton Tv di apartement ku. Tapi aku tahu Hana tidak menonton TV. Pikirannya melayang entah kemana. Aku hanya bisa memandanginya dari kursi makan di dapur ku.

Sudah 30 menit, Hana masih dalam posisi yang sama. Tubuhnya menghadap TV dengan tangan terlipat di dada dan matanya menerawang. Dan aku juga masih di posisi yang sama, memandangi Hana dari tempat ku tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

“memang filmnya seru sampai kau sepertinya sangat serius untuk menontonya?” kata ku sambil duduk disamping Hana.

Hana yang menyadari aku duduk disampingnya hanya memandang sebentar ke arah ku dan kembali melihat TV yang padahal sebelumnya tidak dilihatnya.

“Jun oppa belum pulang?”

“belum, sepertinya penyakit Hara kambuh. Tadi Jun hyung hanya memberi kabar kalau sedang berada di rumah sakit. “

“Hara sakit lagi?”

“sepertinya….”

Hana kembali diam

“kau sudah bilang kepada Khun kalau kau di apartement ku?”

“tidak, dia menghubungi ku saja tidak. Terakhir ketika aku masih di bandara.”

Hana menghela nafasnya yang terasa berat.

“Kau mau sedikit minum?” kata ku sambil menuju lemari es yang berada di dapur yang tidak jauh dari ruang TV dan mengambil 2 kaleng minuman ringan kemudian memberikannya kepada Hana.

“kenapa menjadi seperti ini ya? Aku tidak pernah terpikir akan seperti ini. Dan aku pikir ini bukan masalah yang besar tapi mengapa sepertinya semua mata tertuju kepada ku dan Khun hanya karena foto itu”

Aku memandang wajah Hana yang terlihat sangat kalut, melihatnya seperti ini membuat ku ingin memeluknya dan membuatnya nyaman berada disamping ku selamanya.

“memang bukan sesuatu yang besar kalau kau dan Khun tidak tinggal di Korea.”

“Mungkin, menjadi sesuatu yang sulit untuk menjalininya kalau lingkungan yang menentukan semua hal. Kau tidak merasa ini sangat menyebalkan?”

“aku sudah sangat paham dan mati rasa untuk hal-hal seperti ini. Dari hal terburukpun aku sudah pernah merasakannya. Bagaimanapun juga aku mencari uang dari dunia entertaiment ini.”

“apa ini tidak keterlaluan??? Apa yang akan kau lakukan kalau terjadi seperti ini? Miris melihat wanita-wanita yang punya kekasih seperti kalian ini”

“Aku?” kata ku sambil menunjuk dada ku sendiri, “ Management yang akan menyelesaikannya, aku tinggal menunggu waktu sampai berita itu hilang dengan sendirinya”

“ahhhh tidak masuk akal. Aku menyesal kalau sudah seperti ini”

“Tapi aku pikir harus ada yang dirubah cara pikir fans di Korea. dan kalau aku jadi Khun, aku akan menjaga mu dan tetap mempertahankan mu”

Hana menoleh ke arah ku kemudian mengidarkan pandangannya ke arah TV yang sejak tadi menyala tapi tidak ada yang menontonnya.

“Jangan salah pikir, karena aku pikir sudah seharusnya fans bisa menerima apa adanya. Kan mereka sayang kepada ku, apa salahnya untuk sayang kepada orang-orang yang juga sayang kepada ku.”

******

Hana masih belum keluar dari kamar padahal ini sudah pukul 10 pagi, aku mulai khawatir bahkan sampai berpikir Hana akan bunuh diri setelah semalaman kami mabuk dan bisa ku lihat Hana sangat tertekan karena masalahnya dengan Khun.

Aku mengentuk kamar Hana, satu sampai tiga kali ketukan ku tidak direspon oleh Hana. Jantung ku berdetak dua kali lipat saat pertama kali bertemu dengannya, kali ini aku sangat ketakutan Hana bertindak macam-macam sampai ketukan pintu ku saja tidak respon.

Aku membuka pintu kamar yang ternyata memang tidak terkunci, aku sedikit mendorong pintu itu sampai terbuka dan samar menemukan Hana yang terlelap di ranjang yang biasa Jun hyung gunakan. Aku mendekatinya memastikan Hana masih bernafas, menarik nafas panjang dan meletakan tangan ku tepat di hidung Hana. Kali ini bukan hanya jantung ku yang berdetak kencang bahkan aku merasa tidak dapat bernafas karena ketakutan . 

“Hana” kata ku sambil menggoyangkan tubuh kecil yang masih menutup matanya.

Dan lagi-lagi tak ada respon dari Hana tapi aku yakin tadi ia masih bernafas. Kali ini aku menggoyangkan tubuhnya dengan sedikit keras.

Wanita itu akhirnya membuka matanya dan berusaha melihat sekitar kemudian terduduk di pinggiran ranjang.

“aku pikir kau sudah mati” kata ku berdiri tepat di depan Hana yang sedang mengikat rambutnya.

Hana memandang ke arah ku dengan sinis dan berhenti mengikat rambutnya.

“kau berharap aku mati YAAAA....” Hana terlihat kesal dengan ucapan ku dan menekukkan wajahnya.

Aku bukannya merasa bersalah malah tertawa terpingkal melihat ekspresi Hana.

“Kau menggoda ku Jiyoung”

“Maaf...maaf aku tak bermaksud seperti itu tapi kau tidur memang seperti orang mati saja. Ini sudah jam 10 dan kau masih berselimut mimpi sepertinya sampai aku mengetuk pintu saja kau tidak mendengarnya”

“Apa katamu sajalah. Heran aku kenapa wanita-wanita mu sangat menyukai pria yang tidak berperasan seperti mu”

*******

Ku dengar Hana sedang menelepon seseorang di ruang Tv dan ku yakn itu adalah Khun karena terdengar Hana yang berusaha meyakinkan seseorang diseberang sana dirinya baik-baik saja. Walaupun kenyataannya Hana terlihat membutuhkan Khun disampingnya apalagi setelah mendengar komentar-komentar fans yang sangat menyudutkan Hana. Dan ku dengar JYP akan memberikan klarifikasi tentang masalah ini dan ku berharap Hana tidak akan menonton televisi ataupun membaca sesuatu di internet.

Hana menutup teleponnya kemudian menundukan wajahnya, kali ini aku tidak berani untuk menghampirinya bahkan hanya untuk bertanya apa dia baik-baik saja. Aku tetap memandanginya dari kursi di dapur. Aku sangat tahu kalau telepon dari Khun bukan sesuatu kabar yang baik walaupun aku tidak mendengarkannya dari awal pembicaraannya.

Hana terbangun dari tempat duduknya dan kemudian berdiri tepat dihadapan ku, tidak mengeluarkan suara hanya tetap berdiri dihadapan ku. Perlahan ku pegang pundak gadis itu yang sebelumnya sudah terguncang menahan tangisnya. Dengan sedikit keraguan kupeluk tubuh kecil itu dan terdengar suara tangisnya semakin kencang.

*********

Pagi ini aku memutuskan untuk pergi ke kantor diselah jadwal padat ku dengan solo karier hanya untuk melihat Hana setelah kejadian seminggu lalu, ketika Khun meninggalkannya untuk kariernya bukan lebih tepatnya Hana yang memilih meninggalkan Khun untuk mempertahankan kariernya. Setelah kejadian itu, Hana tidak terlihat batang hidungnya dikantor sampai hari ini.

"kau sedang mencari siapa ji?"

Suara yang sudah ku hafal tepat berdiri dibelakang ku, aku hanya menoleh dan kembali memandang ruang kerja Hana.

"kenapa dia belum masuk juga?"

"dia masih butuh waktu untuk menenangkan diri. Sudah jangan ganggu hidupnya, dia sudah terlalu banyak disakiti. Dan kau jangan sekali-kali untuk mendekatinya."

"aku tidak menyakitinya dan tidak tertarik untuk mendekatinya hyung." kata ku sembari meninggalkan bos yang sudah aku anggap kakak ku sendiri.

"baguslah jadi aku tidak perlu memindahkannya lagi ke 2ne1 atau memberhentikannya"

Langkah ku terhenti dan berbalik berjalan ke arah pria berkemeja putih dengan topi hitamnya.

"kenapa harus hyung memindahkannya lagi ke 2ne1 bahkan sampai memecatnya? Apa aku tidak salah mendengarnya? Dia wanita yang berkualitas dan kau tidak boleh membuangnya seperti yang hyung bilang" tangan ku masih melipat di depan dada berusaha memastikan apa yang baru saja dengar.

"karena kau bersikap seperti ini dan membuat ku berfikir untuk memindahkannya ke 2ne1 atau akan memberhentikannya di YG dan memintanya untuk memegang jabatan lebih tinggi untuk menjadi istri ku" pria itu tertawa ketika melihat ekspresi ku ketika mendengarkan ucapannya.

Aku sudah bisa menebak kalau ia akan menggoda ku. salah besar ketika aku menghentikan langkah ku bahkan sampai harus menghampirinya seperti ini. Aku meninggalkannya yang masih saja mentertawakan ku.

Sudah dua minggu aku menunggunya untuk kembali ke kantor, tapi penantian ku sepertinya mengecewakan ku. Bahkan sudah lebih dua minggu, ia tidak hadir juga. Aku sampai berniat akan menghampirinya di apartemen ketika jadwal ku sudah tidak sibuk.

********

Mata ku terpejam dengan sepasang earphone yang masih menempel ditelinga ku, kali ini aku sedang di hotel untuk promosi album solo ku di Jepang. Aku sedang bad mood untuk melakukan latihan atau hanya keluar kamar hotel, jun hyung sudah merayu ku untuk pergi ke gym atau berlatih bahasa jepang tapi itu tidak bisa membuat ku beralih dari kasur ku.

Handphone ku bergetar, ku geserkan sedikit menjauh tapi suara dering itu tidak kunjung berhenti. Ku intip nama yang keluar dari layar handphone "mom", eomma pasti menelepon ku untuk bilang kalau ia sudah sampai hotel.

"kau dimana? Eomma sudah berada di lobby. Kau ingin membuat eomma dan appa mu menunggu lebih lama?"

Sms dari eomma membuat ku malah menarik selimut lebih tinggi. Eomma pasti ingin bertemu dengan kekasih ku ketika aku tidak tertarik untuk memperkenalkan dara atau victoria kepada mereka. Ini semua karena dami eonni yang sebentar lagi akan bertunangan dan eomma ingin ketika acara itu tiba ada seseorang yang akan mendampingi ku. Sangat membuat ku sakit kepala.

Pintu kamar terbuka sedikit kasar

"hyung, aku kan sudah bilang aku tidak tertarik ajakan mu. Aku hanya ingin istirahat sebentar. Dan kalau eomma memang sudah datang, biarkan saja mereka menunggu karena aku sudah bilang aku sedang sibuk"

 "sibuk tidur maksud mu mr. G dragon?" suara wanita yang mungkin aku rindukan saat ini yang membuat ku badmood dan mempengaruhi ku untuk mengurung diri sendiri.

Aku menurunkan selimut yang menutup wajah ku sambi menatap wanita yang menggunakan dress berwarna tosca dengan rambut tergulung rapi memperlihatkan leher putihnya. Aku tersenyum ketika melihat wajahnya dan yang kuterima tatapan marahnya.

"mau sampai kapan kau berdiam diri seperti ini? Kau tahu eomma dan appa mu menunggu mu di lobby hanya untuk bertemu dengan mu dan kau malah seperti ini. Kau gila?????"

Aku turun dari tempat tidur ku menghampiri wanita yang masih bertolak pinggang. Merengkuh tubuh kecilnya sama ketika ku tahu Hana memutuskan meninggalkan khun. Wanita itu meronta meminta aku melepaskan pelukannya tapi aku bukan melepaskan pelukannya malah memeluknya lebih erat.

"kau kemana saja? Kau tahu aku sangat mengkhawatirkan mu. Jangan bertingkah seperti ini lagi"

Hana tidak menjawab pertanyaan ku tapi tidak juga berusaha melepaskan pelukan ku. Ku dengar pintu kamar kembali terbuka, ku dengar sayup-sayup suara yang sedikit bersitegang.

"Ji......."

Wanita paruh baya menatap ku sambil tersenyum disusul dengan pria yang sudah paruh baya dan jun hyung muncul dibelakang wanita itu. Aku melepaskan pelukan ku dengan sedikit kaku mengetahui eomma dan appa sudah ada di kamar ku disusul jun hyung. Hana yang menyadari kehadiran eomma langsung membungkukkan tubuhnya dan berdiri menjauh dari ku.

"aku sudah melarangnya masuk ke kamar mu tapi sama seperti anaknya keras kepala. Akhirnya aku tahu kenapa kau sangat keras kepala" jun hyung memulai pembicaraan ketika suasana kamar ku sedikit tidak nyaman.

Eomma memandang kesal kepada jun hyung yang menuduh eomma menjadi dasar kenapa aku sangat keras kepala.

"sudahlah, ada apa eomma? Aku kan sudah bilang aku yang akan menjengukmu di rumah dami eonni."

Ku lihat eomma tersenyum kepada Hana dan berjalan menghampiri wanita yang terlihat kikuk. Mata ku hampir keluar dari tempatnya ketika melihat eomma memeluk Hana sambil mengelus rambutnya yang sekarang jatuh terurai. Aku memandang jun hyung mempertanyakan situasi ini tapi jun hyung hanya mengangkat tangannya seperti menyerah melihat kejadian ini. Ku lihat Hana juga sangat kaget ketika eomma memeluknya dan mengelus rambutnya, kali ini Hana tidak berusaha melepaskan pelukan seperti yang terjadi sebelumnya dengan aku.

"ada apa ini eomma?" aku mencoba membuka suara

Eomma melepaskan pelukannya dari Hana dan berjalan ke arah ku dengan tangan yang bersiap memukul ku. Aku menghindari ketika tangan eomma memukul kecil kearah tangan ku.

"kenapa kau menyembunyikan wanita secantik ini dari eomma dan appa? Kalau tahu kau sudah mempunyai kekasih seperti Hana, eomma tidak akan memperkenalkan mu kepada anaknya teman-teman eomma"

Kali ini bukan saja mata ku yang melompat keluar dari tempatnya tapi sekarang jantung ku seperti akan keluar ketika mendengarkan eomma. Semua yang berada diruangan seperti tertarik dari dunia yang berbeda, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"maksud eomma apa?"

"kau ini tidak seperti pria yang sebenarnya. Menyembunyikan kekasih mu yang cantik ini kepada kami."

"kekasih??????" aku, jun hyung, dan Hana bersamaan. Kami saling memandang dan akhirnya menyadari eomma dan appa mengira aku dan Hana berpacaran karena melihat kami berpelukan sebelumnya.

Hana berjalan menghampiri eomma yang terduduk dikasur dan kemudian merangkul hangat eomma,

"tante, aku dan ji yong tidak berpacaran, jadi jangan salah paham karena melihat jiyong memeluk ku tadi. Kami hanya sedang" pembicaraan Hana berhenti dan kemudian menatap ku minta bantuan untuk menjelaskan yang terjadi.

"kami hanya sedang melepas rindu karena sudah 3minggu Hana meninggalkan ku sendiri dan membuat ku khawatir." aku meluncurkan kata-kata yang membuat Hana dan jun hyung jelas-jelas tidak terima dengan yang aku bicarakan. Hanya ekspresi eomma dan appa yang tersenyum bahagia mendengar ucapan ku.

Aku menahan tawa ku ketika menyadari Hana dipeluk eomma lagi, kali ini appa ikut memeluk Hana. Jun hyung berbisik kepada ku

"apa yang kau lakukan ji yongshi. Jangan membuat masalah"

Aku hanya tersenyum mendengar jun hyung.

"sudah jangan memeluknya seperti itu eomma dan appa, nanti Hana bisa menangis terharu diperlakukan sebaik itu"

Eomma dan appa melepaskan pelukan dari Hana. Dan wajah Hana terlihat terpaksa tersenyum ketika mata appa atau eomma memandang ke arah Hana.

"bagaimana nanti malam kita makan malam bersama dengan dami dan nico? Sekalian memperkenalkan Hana kepada dami?"

Eomma meminta jawaban dengan memandang aku dan Hana secara bergantian. Ku lihat Hana tidak setuju dengan ajakan eomma.

"eomma.... Aku saja baru bertemu Hana hari ini, aku juga ingin melepas rindu dengannya dengan mengajaknya makan malam berdua. Jadi untuk makan malam dengan dami eonni nanti saja ketika di korea. Bagaimana? Biarkan aku dengan Hana menikmati kebersamaan kami"

"iya tante, nanti kita makan malamnya di korea saja ya. Aku hari ini banyak pekerjaan yang harus ku urus untuk promosi ji yong" kali ini Hana bersuara sama dengan ku menolak ajakan eomma untuk makan bersama.

"baiklah....eomma pulang sekarang saja. Eomma mau mengantar appa memilih pakaian untuk musim dingin nanti." eomma mendekati Hana kembali dan memeluk Hana lagi, kali ini Hana merespon pelukan eomma.

"eomma titip jiyong ya Hana. Walaupun ia sedikit keras kepala tapi sebenarnya jiyong anak yang baik. Eomma harap kau tidak meninggalkannya"

Kulihat Hana menggangguk disela pelukan eomma.

Eomma dan appa berpamitan pulang. Aku mengantarkannya sampai kedalam mobil dengan Hana, eomma dan appa masuk ke dalam mobil dan perlahan mobil yang digunakan menghilang dari kejauhan.

Hana memandang kesal kepada ku

"aku tunggu kau dikamar ku jiyongshi"

Hana meninggalkan ku yang masih berdiri di lobby hotel.

Aku mengikuti langkah Hana masuk ke dalam kamar yang berbeda 2 nomor dari kamar ku, Hana duduk di kursi dengan kaki yang terlipat. Mukanya sangat terlihat kesal, aku memutuskan untuk berdiri menghadap jendela melihat pemandangan sekitar hotel.

"kau tidak ingin berbicara setelah kejadian bodoh tadi????" Hana akhirnya membuka suara

"apa yang harus aku bicarakan? Bukannya kau yang meminta ku untuk ke kamar mu? Dan sepertinya kau ingin berbicara bukan aku"

"apa????" suara Hana meninggi

Aku terkaget mendengar Hana namun aku tidak merespon ucapannya sedikitpun dan itu akan membuat Hana kesal.

"kau ini benar-benar gila yaaaaa, kau bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa padahal kau sudah menyeret mu ke dalam keluarga mu seperti ini. Jangan bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa, sekarang ini eomma dan appa mu menganggap ku sebagai kekasih mu padahal eonni ku sendiri adalah kekasih sebenarnya. Walaupun kau tidak punya satu kekasih tapi bukan berarti aku bisa kau jadikan korban"

Ku dengar Hana berbicara tanpa rem, aku membalikan tubuh ku hingga aku bisa memandang jelas wajah Hana yang berapi-api karena tingkah ku tadi.

"kau juga sudah sangat kelewatan dengan memeluk ku seperti tadi, memang aku ini siapa? Jangan pernah berfikir ya karena kejadian terakhir ketika aku memeluk mu di apartmen bisa membuat kau leluasa memeluk ku seperti tadi, dan jangan pernah berfikir aku memiliki rasa kepada mu hanya karena tingkah ku"

Aku mendekatkan tubuh ku kehadapan Hana dan membuat sedikit menghindar dan menarik wajahnya agar matanya tidak tertangkap oleh ku.

"nona Hana memang siapa yang berfikir aku memiliki rasa kepada mu? Aku tidak pernah berkata seperti itu dan jangan-jangan kau yang berfikir seperti itu."

Aku bisa melihat wajah kaget Hana ketika aku berbicara. Aku pikir ini akan membuat Hana akan salah tingkah dan membuat Hana akan kalah dalam perang memainkan perasaan seperti ini. Aku tersenyum licik.

Jantung ku berhenti berdetak untuk sepersekian detik, darah yang mengalir ditubuh ku bergemuruh, nafas ku sedikit tersenggal ketika Hana memajukan tubuhnya sehingga hanya berjarak 3cm wajahnya menyentuh wajah ku. Kemudian ia membalas tersenyum licik dan mencoba memajukan lagi wajahnya, aku menghindar dengan menoleh ke kiri ketika hidungnya mengenai pipi ku.

"jadi sebenarnya yang memiliki rasa siapa?" Hana berbisik ditelinga ku dan berhasil membuat lutut ku lemas dan gagal untuk membuat Hana salah tingkah dan kenyataannya malah aku yang salah tingkah karena sikap Hana. Hana tersenyum menang dan menjauhkan tubuhnya dari wajah ku.

Aku berusaha mengatur nafas ku

Brugggggg

Hana kembali mendekati aku dan kali ini memeluk tubuh ku, merengkuh tubuh ku yang masih mematung. Mencoba kembali mempercayai wanita didepan ku ini sedang memeluk ku.

"jangan mempermainkan aku dengan sikap-sikap mu itu untuk menarik perhatian wanita-wanita mu. Itu tidak berlaku untuk ku, jadi jangan lakukan itu lagi"

Hana mendorong tubuh ku hingga membuat tubuh ku terjatuh kelantai, dan kulihat Hana membuka pintu dan meninggalkan ku dikamarnya dengan perasaan yang kacau.

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK