Memainkan ujung cangkir coffe di store Bandara sambil menunggu penerbangan untuk kembali ke Korea adalah suatu cara aku untuk menyembunyikan perasaan ku yang sanga buruk setelah konser Bigbang semalam dan meninggalkan Allice yang sudah menghianati ku. Dan Hana sampai detik ini masih mendiamkan ku. Bahkan ketika dia harus berkomunikasi dengan ku, ia akan menyuruh crew yang lain untuk mengkomunikasikannya. Seperti aku yang sudah melakukan kesalahan yang tidak termaafkan dan bodohnya aku bersikap seperti aku melakukan itu semua.
Hana sangat sibuk di luar store coffe, mukanya sangat kelelahan dan tertekan. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi hingga membuat Hana yang selalu tenang, kini sangat kebingungan. Aku memperhatikan setiap gerak dan ekspresi wanita bertopi merah itu dari dalam store. Aku tidak kehilangan sedetikpun setiap gerakan Hana dan membuat ku semakin yakin ada sesuatu terjadi dan aku yakin ini buruk.
“sepertinya sesuatu terjadi” kata TOP yang duduk disamping ku
Aku hanya menoleh sebentar ke arah TOP hyung dan kembali memperhatikan Hana yang makin terlihat tertekan.
“Fans 2PM menunggu di bandara Incheon untuk bertemu Hana” kata Taeyang singkat.
Aku langsung menoleh ke arah Taeyang dan membuat Taeyang memandang heran kepada ku.
“apa kaitannya fans 2PM dengan Hana? Dan apa kaitannya juga dengan kita?”
“ada foto yang beredar di internet Nichkhun tertangkap kamera menggandeng tangan Hana. Dan Fans mereka tidak suka dan mereka menunggu Hana yang sedang berada di Jepang untuk konser kita” Teayang mencoba menjelaskan
“Memang Hana pacaran dengan Nichkhun?” kata daesung dengan mata terbelalak.
“sepertinya, aku juga tidak tahu persis apa hubungan mereka. Yang pasti ini sangat masalah untuk Hana, kau tahu sendiri fans di korea seperti apa?”
“ah aku sangat tidak suka kalau fans terlalu over seperti ini, kasihan kan kalau artis seperti kita ketika berkencan harus bersembunyi-sembunyi seperti ini”
Aku hanya mendengarkan TOP hyung, taeyang dan daesung membicarakan Hana dan aku tetap memperhatikan Hana yang terlihat semakin gelisah dan tertekan.
Melihat Hana yang mendapatkan seat penerbangan satu baris dengan ku hingga aku bisa dengan jelas melihat ekspresi dan gerak gerik Hana yang makin tertekan dan gelisah. Sesekali ku lihat Hana memejamkan mata dengan tangan yang terlipat di dadanya. Aku tahu Hana sangat tertekan bahkan mungkin Hana sangat ketakutan menghadapi fans 2PM yang sudah menunggunya di bandara Incheon.
Sampai di bandara Incheon, Hana melambatkan langkah kakinya hingga membuatnya berada paling belakang rombongan crew yang lain.
Aku menghentikan langkah ku dan membalikkan tubuh ku dan melihat Hana terdiam, tidak ikut berjalan dan bergabung dengan crew yang lain. Wanita berjaket Hitam dan menggunakan hotpants jeans itu menundukan kepalanya yang tertutup topi yang ia gunakannya.
Aku melangkahkan kaki ku melawan arus langkah para crew dan mendekati wanita yang masih tertunduk itu. Sudah 5 menit aku berada dihadapannya tapi ia masih menundukkan kepalanya di posisi yang sama. Aku memperhatikan kesekeliling dan mendapati orang-orang mulai menyadari kehadiran ku. Aku mengambil tangan yang masih terkepal keras dan menarik tubuhnya untuk pergi dari tempatnya mematung.
Tangan Hana sekarang sudah ada digenggaman ku dan tanpa perlawanan mengikuti langkah ku untuk menuju ruangan yang kurasa aman dan nyaman.
“permisi, bisa saya berada di ruangan ini untuk sementara. Hingga para fans yang berada di luar atau manager ku datang untuk menjemput” kata ku membungkukkan tubuh ku kepada lelaki tua di ruang pusat informasi yang terletak tidak jauh dari pemeriksaan pasport, tempat Hana mematung.
“ahhh iya, kau bisa berada disini. Dan aku pikir ini tempat yang aman untuk mu sampai menunggu manager mu datang.”
Aku mendudukan Hana di kursi yang disediakan oleh lelaki tua itu, Hana masih belum mengeluarkan suaranya. Bahkan iya tetap menunduk dan tidak memandang aku sekalipun. Aku menarik kursi yang ku tempatkan tepat dihadapan Hana. Memandanginya yang tidak berdaya membuat perasaan ku semakin buruk setelah aku kehilangan Allice di jepang.
Hana mengangkat kepalanya dan memandang ke arah ku, tatapannya menggambarkan ketakukan yang seakan akan membunuhnya.
“kita keluar ketika para fans sudah pergi atau menunggu Jun hyung yang sudah ku suruh untuk datang ke sini dengan mobil yang terpisah dengan crew dan member yang lain.”
Hana merespon ucapan ku dengan menganggukan kepalanya dan kembali diam, tapi kali ini matanya terlihat kosong. Aku kebingungan sendiri untuk menghadapi situasi yang aku sendiri mungkin tidak sanggup untuk menjalininya.
“kau baik-baik saja?”
Hana lagi-lagi hanya menganggukan kepalanya.
“bisakah kau menjawab pertanyaan ku dengan jelas, bukan dengan anggukan atau gelengan seperti ini.”
Aku mulai tidak sabar melihat Hana yang sepertinya sangat ketakutan dan tidak sekuat Hana yang sudah menarik perhatiaan ku beberapa bulan yang lalu. Hana mengangkat kepalanya.
“aku hanya takut. Bukan takut karena fans-fans itu melakukan sesuatu kepada ku, aku…” Hana terlihat ragu untuk melanjutkan pembicaraannya.
Aku memandangi wajah Hana lebih teliti, matanya lembab mungkin ia sudah menahan air matanya sejak di bandara Haneda Jepang. Tangannya mengepal menandakan ketakutan. Aku memegang pundaknya yang terlihat menegang dan berusaha membuatnya lebih tenang karena aku ada disampingnya saat ini. Hana menatap wajah ku sesaat kemudian memalingkannya ke pojok ruang.
“aku hanya takut terjadi sesuatu dengan Khun. Itu saja, aku tidak akan terima kalau Khun harus terkena masalah hanya karena foto kami tersebar di internet. Aku takut Khun mendapatkan dampak dari fans-fans itu. Aku takut Khun menderita dan sedih, aku hanya takut….”
Suara Hana kembali tertahan, bulir air mengalir dari pelupuk matanya. Aku yang melihatnya bisa tahu kalau Hana sangat menyayangi Khun dibanding menyayangi dirinya sendiri, buktinya yang keluar dari mulut Hana hanya takut kalau Khun…takut kalau Khun akan….
Ahhhh aku tidak peduli yang pasti aku juga terluka melihat Hana harus seperti ini hanya untuk memperdulikan Khun bukan dirinya sendiri.
“kau hanya memikirkan Khun saja? Tidak memikirkan diri mu sendiri? Heyyyy sekarang fans 2PM sedang berkumpul diluar untuk menunggu kehadiran mu atau mungkin tidak hanya menunggu tetapi bersiap dengan semua cacian yang mereka punya. Tapi kau????” aku menggelengkan kepala ku “hanya memikirkan Khun saja. Yang nyawanya terancam bukan Khun tapi kau…”
Aku menghela nafas dengan keras dan berdiri membelakangi Hana yang masih duduk dengan mata yang basah.
“Jangan bertingkah seperti ini…kau juga harus memikirkan diri mu juga. Sekarang Khun dimana? Apa dia menghubungi mu?”
Aku tidak mendengar jawaban dari Hana dan memaksa aku kembali duduk didepan Hana.
“apa Khun menghubungi mu sekarang?”
Aku menanyakan pertanyaan yang sama dan lagi-lagi Hana hanya mengangguk. Aku mulai kehilangan kesabaran ku menghadapi Hana. Aku sangat tidak suka dengan jawaban anggukan dan gelengan kepala ketika aku sedang berbicara dengan seseorang.
“Hana….” Aku menarik nafas dan kemudian menundukkan kepala ku
“bisakah kau diam sejenak mr. G dragon? Aku sedang pusing untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mu sekarang” kali ini Hana mengangkat kepalanya dan menghapus air mata yang masih tersisa diujung matanya.
“mian…aku hanya tidak suka melihat jawaban dengan anggukan dan gelengan kepala saja”
“sudahlah…mari keluar. Aku sudah tidak apa-apa” Hana beranjak dari tempat duduknya.
Aku menahan tangannya dan membuat Hana tertahan ketika akan melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan pusat informasi.
“tunggu…biar para fans itu pergi dan menunggu Jun hyung menjemput. Aku tidak akan tega melihat kau menjadi korban kekerasaan fans-fans 2PM kepada mu. Bagaimanapun juga kau bekerja dengan ku jadi aku berkewajiban untuk menjaga mu. Ya setidaknya sampai kau sampai ke rumah’
Hana menoleh kearah ku dengan wajah yang sudah terlihat lebih baik, “tidak perlu seperti itu. Aku siap untuk menghadapi mereka, kan mereka juga manusia sama seperti ku. Jadi aku tidak perlu takut. Jangan berlebihan Mr. Ji”
Aku ikut berdiri dengan tangan masih memegang tangan Hana.
“memang kau mau kalau para fans mu itu mencangkar dan menarik rambut mu itu? Kau tahu bukan, fans di sini sangat kasar dan tidak takut melakukan kekerasan untuk sesuatu yang memang dibencinya. Sudah dengarkan aku”
“cuma cakaran dan menarik rambut ku tidak apalah. Sudah aku akan keluar, kalau kau ingin menunggu Jun hyung tunggu saja. Aku ingin cepat-cepat sampai rumah, aku lelah sekali”
Hana melepasakan tangan ku dari lengannya dan melangkahkan kakinya. Aku kembali menggenggam tangannya lebih keras dan Hana kembali terhenti dan menoleh ke arah ku dan memandang tangan ku yang memegang erat lengannya.
“aku bilang kau tunggu disini sampai Jun hyung datang menjemput. Jangan bertingkah seperti anak kecil.”
Aku menarik tangan Hana dan mendudukannya secara paksa dan membuat Hana merengis kesakitan karena tangannya memerah akibat genggaman tangan ku yang keras.
“YAAAA…JI YONG shi, lihat tangan ku…kau tidak ada bedanya dengan fans yang berada diluar”
“Maaf…habis kau tidak mendengarkan ku.”
Hana memajukan mulutnya dan mengeluarkan ponsel dari jaketnya.
“ahhh…batre ponsel ku habis. Bagaimana ini?”
“memang kau ingin menghubungi siapa? Khun lagi?”
Hana memandang aneh kearah ku sambil mengkerutkan keningnya, terlihat lucu.
“memang siapa lagi? Aku tidak seperti diri mu yang bingung akan menghubungi kekasih yang mana? Bagaimana pun juga Khun adalah kekasih ku jadi aku mempunyai kewajiban untuk menghubunginya walau dia tidak menghubungi ku.”
“Kau menggoda ku nona Hana?” aku menarik kursi dan menempatkannya didepan Hana sambil menopang dagu untuk menatap wajah Hana.
Hana tertawa melihat tingkah ku, “aku lupa sekarang kekasih mu berkurang satu ya…karena kau melihatnya kissing dengan pria lain padahal kau jauh-juah datang ke Jepang untuk menemuinya” Hana tertawa makin keras dan menghiraukan ekspresi ku yang kesal.
Melihat Hana tertawa karena menggoda ku yang kemarin baru saja mendapatkan wanita ku sedang kissing dengan pria lain, membuat ku sedikit tenang setidaknya Hana sudah bisa kembali tertawa awalaupun tertawa karena menggoda ku.
“sudah tertawanya?” kataku sinis
Melihat aku yang sinis malah membuat Hana tertawa semakin keras dan akupun ikut tertawa melihatnya tertawa. Aku merasa sangat lucu hingga aku ditinggalkan wanita ku saja bisa membuat orang lain tertawa terpingkal. Padahal kenyataannya itu bukan sesuatu yang bisa membuat seseorang tertawa tapi karena Hana yang tertawa aku ikhlas menjadi bahan tertawa.
“Hana mood mu gampang sekali berubah. Tadi kau sedih bahkan menangis didepan ku dan sekarang kau tertawa terpingkal-pingkal hanya karena menggoda ku yang baru saja ditinggalkan wanita ku.”
Hana menahan tawanya, menutup mulutnya dengan tangan kanan.
“mian…padahal seharusnya itu bukan cerita yang harus ku tertawakan ya?”
“memang perlu aku jawab pertanyaan bodoh mu itu?
Hana kembali tertawa mendengar respon ku, aku ikut tersenyum melihat Hana kembali tertawa terpingkal-pingkal.
“mian…..”
Pintu ruangan terketuk, dan aku mendapatkan sosok pria tua yang bertugas diruangan pusat informasi didampangi seorang pria yang sangat ku kenal menggunakan kemeja berwarna biru gelap lengkap dengan topi berwarna senada.
“Hyung….kau lama sekali?”
“aku tadi kesulitan untuk memakirkan mobilnya. Maaf sudah menunggu mu lama. Kau baik-baik saja Hana?’
“aku baik-baik saja oppa”
“fans diluar masih banyak berkumpul?”
“tidak, mereka tertipu ketika melihat para crew sudah masuk kedalam mobil. Mungkin dipikir mereka Hana berada didalam rombongan crew yang naik kedalam bus”
“baguslah kalau begitu. Mari pulang Hana”
Hana bangkit dari tempat duduknya dan membungkukkan tubuhnya kepada pria tua yang berdiri dekat pintu.
“Ajusshi, ghamsahamida. Aku pulang”
Pria tua itu membalas membungkukkan tubuhnya.
“terima kasih pak sudah memberikan ruangan untuk aku dan Hana disini. Terima kasih”
***************
Jun hyung melajukan mobilnya keluar dari bandara Incheon dan menuju tempat tinggal Hana. Tidak beberapa jauh dari apartement Hana terlihat sekitar 5 sampai 7 orang membawa kamera menunggu didepan pintu masuk kedalam apartement.
“apa itu wartawan?”
“sepertinya begitu. Hana memang diapartement mu ada artis yang tinggal disitu?”
Hana mengkerutkan keningnya, “sepertinya tidak ada…”
“lalu mengapa mereka berkumpul didepan apartement mu seperti ini?”
Jun hyung dan aku langsung berpandangan, dan Hana hanya kebingungan melihat respon yang aku dan Jun hyung.
“apa lebih baik kau tidak pulang untuk sementara waktu?”
Aku berusaha tidak menatap wajah Hana yang masih kebingungan.
“memang kenapa?” Tanya Hana dengan wajah yang terlihat semakin kebingungan.
‘iya lebih baik kau tidak pulang untuk sementara waktu” Jun hyung memperkuat ajakan ku agar Hana tidak pulang untu sementara waktu.
“weo?? Ada apa? Ahhhh…karena para wartawan sedang menunggu kehadiran ku didepan apartement ku” Hana akhirnya mengetahui yang aku dan Jun hyung bicarakan.
“lebih baik baik kau tinggal di rumah teman mu atau di hotel untuk sementara waktu. Sambil menunggu management Khun memberikan konfirmasi, aku pikir mereka akan memberikan konfirmasi hubungan kalian lusa.” Jun hyung memberikan saran.
“kenapa aku harus sembunyi seperti ini? Memang aku membuat kesalahan?”
“kau tidak juga mengerti ya Hanashi…bukan seperti itu, biarkan management JYP memberikan konfirmasi terlebih dahulu. Bagaimanapun juga kau bekerja di Agensi artis terbesar di korea dan kau membuat scandal dengan artis dari agensi yang besar juga. Jangan bertingkah seperti mau mu, mereka pasti melakukan pekerjaan dengn baik sehingga tidak merugikan Khun dan kau”
“aku tidak membuat scandal apapun. Memang apa salahnya kalau aku menjalin hubungan dengan artis seperti Khun? Apa aku salah?”
“sudah jangan banyak bertanya, jangan bertingkah macam-macam. Kau bisa merugikan YG atau JYP dan yang lebih parah kau juga merugikan Khun karena berita ini.”
“aku dari awal memang salah membina hubungan artis. Masa menjalin hubungan saja akan merugikan banyak pihak seperti ini. Tidak masuk akal”
Hana terlihat kecewa, matanya memandang ke arah luar dan memperhatikan kerumunan para wartawan yang sudah bersiap dengan kamera yang terlihat sudah on jadi ketika melihat ia datang mereka dengan sigap akan memotretnya dan memajang wajahnya di depan media massa esok harinya.
Tanpa diperintah Jun hyung melajukan mobilnya meninggalkan apartement Hana. Aku dan Hana tidak mengeluarkan sepatah katapun walaupun mobil yang ditumpanginya sudah melaju jauh meninggalkan apartement dan tidak jelas akan menuju kemana?
“Ji yong….Hana…kau akan tidur dimana? Aku sudah menjalankan mobil ku tidak jelas kemana. Aku menunggu perintah tapi kalian masih saja diam, kau tahu aku sudah melewati lampu merah ini sebanyak 4 kali. Kita mau pergi kemana?”
Aku tersentak mendengar Jun hyung bicara dan aku baru sadar kalau memang mobil yang ditumpanginya hanya berputar-putar tanpa tujuan. Aku menoleh ke arah Hana yang duduk di kursi belakang. Matanya memandang kosong keluar mobilnya, mungkin ia juga tidak sadar kalau sudah melewati lampu merah ini sebanyak 4 kali.
“Hana…”panggil ku sambil menepuk punggungnya.
Hana tersentak dan langsung memandang kaget ke arah ku.
“emmm iya, ada apa?”
“kau mau tidur dimana? Di rumah teman mu atau di hotel saja?”
“ahhhh…kita belum membicarakannya ya tadi, padahal aku sudah memikirkannya tapi mungkin aku lupa mengatakannya. Pantas saja hanya menuju hotel yang berada didekat kantor saja tidak sampai. Maafkan aku”
“kau ingin menginap di hotel? Kau yakin?” Jun hyung berkomentar
“iya hyung, aku di hotel saja. Tinggal di rumah teman-teman, aku merasa tidak enak. Tidak apa-apa tinggal di hotel saja untuk beberapa hari ini”
“Ji yong shi, apa kau tidak berencana mengajak Hana untuk tinggal di apartement mu itu untuk sementara saja. Memang kau tega melihat Hana berada di hotel dengan situasi seperti ini” Jun hyung berbisik kepada ku
Aku terdiam sejenak, menimbang dan memikirkan usul yang diberikan Jun hyng kepada ku. Aku juga merasa tidak tega kalau harus meninggalkan Hana di hotel sendirian denagn situasi seperti ini. Aku menoleh ke arah Hana yang kembali menikmati perjalanan dari dalam mobil.
“Hana….”
“hmmm…”
Hana menjawab panggilan ku dengan mata yang masih memandang ke luar mobil.
“kau tinggallah sementara waktu di apartement ku, disana ada kamar kosong yang bisa kau gunakan sampai situasinya lebih baik.”
Hana menoleh ke arah ku, aku bisa melihat ekspresi kagetnya dari kaca spion yang berada didepan ku.
“tidak perlu, aku di hotel saja. Seperti ini masalah besar saja. Aku ini hanya tertangkap kamera sedang berpegangan tangan dengan kekasih ku sendiri malam itu. Apa akan sedemikian heboh sampai aku harus mengungsi dari apartement ku sendiri menuju hotel. Dan bahkan kau menyuruh ku tinggal di apartement mu untuk sementara waktu. Apa ini tidak terlalu berlebihan?”
“kau tidak akan mengerti, aku hidup di dunia hiburan sudah hampir 6tahun dan semua kemungkinan terburuk aku sudah merasakan dan melihatnya dari teman-teman seperjuangan ku. Jika sudah berkaitan dengan fans yang kena imbasnya bukan hanya khun yang kehilangan fansnya tapi kau yang akan menjadi korban kekerasan mereka. Memang kau tidak pernah membaca berita, pacar-pacar artis dibully oleh fansnya sendiri. Bahkan sampai ada yang terluka. Dan kau sekarang bekerja di Agensi artis terbesar di korea, jadi ini tidak hanya akan berdampak kepada mu dan khun, bahkan bisa YG yang kena dampaknya juga”
“tapi bukan berarti aku harus menginap di apartement mu juga?”
“terserahlah kau akan menginap dimana, cuma aku tidak akan membiarkan kalau kau menginap di hotel sendirian.”
Hana berpikir sejenak dan mengambil ponsel dari dalam tasnya
“ah aku lupa kalau batre ponsel ku habis. Bagaiman aku akan menghubungi teman ku”
“memang harus kau untuk sementara waktu di apartement ku. Jun hyung kita ke apartement saja”
***********