home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > BUTTERFLY

BUTTERFLY

Share:
Author : ahra_lol
Published : 11 Nov 2015, Updated : 12 Nov 2015
Cast : Park Jinyoung (JYP) , Bae Suzy Miss A, Hwang Chansung 2PM
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |570 Views |1 Loves
BUTTERFLY
CHAPTER 2 : PART 2 (END)

AUTHOR POV

Malam itu suzy terlihat gelisah, sepulang dari makan malam yang Indah bersama Chansung membuatnya berfikir sangat keras. Ia mencintai namja itu, namun ia juga tak ingin mengecewakan orang yang sangat di sayangnya yang sudah membesarkannya selama 23 tahun itu. Ia tak ingin mengecewakan ayah angkatnya. Park Jin Young, ia adalah satu-satunya orang yang peduli akan dirinya dan mencintai dirinya.

Namun, ada satu keinginan di hatinya. Ia ingin menikah dan menjalani sebuah kehidupan bersama seseorang yang di cintainya. Chansung, namja itu sudah 4 tahun bersamanya dan mengisi hari-harinya. Ia begitu mengerti akan dirinya dan menyayangi dirinya. Ada perdebatan dalam hatinya. Tapi apakah ia rela meninggalkan orang tua yang selama ini merawatnya?

Hand phonenya berbunyi. Ada pesan masuk dari Chansung bertuliskan “Chagia, aku masih merindukanmu. Aku akan kembali ke Jepang Besok pagi. Bisakah aku melihat wajahmu sekali lagi? Aku menunggu di Jalan samping rumahmu.” Buru-buru ia mengambil mantelnya. Ia berjalan cepat lalu melihat kamar Jin Young tertutup. Ia yakin appanya itu sudah tertidur. Ia menuruni tangga lalu keluar dari rumah. Di lihatnya orang yang sangat di sayangnya itu di sebrang jalan berdiri melipat tangan di samping mobilnya.

“Chagia-aaa” Chansung merentangkan tangannya, tanda ia ingin mendapatkan pelukan hangat dari Suzy. Suzy mendaratkan pelukan di tubuhnya. Chansung membalas pelukan itu. Entah berapa bulan lagi ia akan merasakan pelukan itu lagi. Kesibukan Chansung sebagai pebisnis membuatnya harus terpisah oleh jarak.

“Ya!!! Oppa, apakah secepat itu kau akan kembali?” Suzy melepaskan pelukannya.

Chansung mengangguk dan mengambil coklat hangat yang di belinya tadi. Mereka berdua menikmati malam sambil meminum coklat hangat. “Aku kesini hanya ingin mengatakan itu, Aku hanya ingin mengatakan kalau aku ingin menikah denganmu.” Suzy hanya tersenyum ringan.

“Bae Suzy!!!” Suara Jin Young mengejutkan Suzy. Kopi hangat di tangannya tumpah. Chansung ikut terbelalak saat melihat Sosok yang datang itu. “Siapa yang akan menikah?” Jin Young menghampiri Suzy.

“Ahjusi…” Chansung terkejut dengan spontan ia membungkukan badannya 45 derajat. Chansung melebarkan garis bibirnya.

“Menikah?” Jinyoung kaget. Matanya melihat ke arah Suzy. Ada ketakutan di wajah Suzy. “Tidak ada yang boleh menikahi Suzy”

“Ahjusi, aku sangat mencintai Suzy. Aku akan membuatnya bahagia aku janji.” Jinyoung meraih tangan Suzy dan Menariknya. Ia tak perduli kata-kata chansung.

“Ahjussi!!!” suara Chansung sedikit keras. Jinyoung menghentikan langkahnya. “Apa dia tak boleh seperti yeoja lain layak untuk di cintai?” Chansung menatap tajam pada Jin young yang seolah tak peduli apa yang di katakannya tadi.

“Suzy tak perlu kebahagiaan dari namja lain. Aku bisa membuatnya bahagia tanpa seorang namja bersamanya.” Jinyoung memegang erat tangan suzy. “Kajja, jangan pernah kau menemui dia lagi”

“Appa, lepaskan aku.” Suzy meronta berusaha melepaskan genggaman tangan Jinyoung. Namun tak bisa. tangan ini terlalu kuat memegangnya. Suzy hanya bisa menatap namja yang sangat di sayanginya itu, seolah memberikan sebuah isyarat untuk menolongnya.

“Suzy-aaa” Jinyoung menutup pintu gerbang. Chansung terpuruk tak tau harus berbuat apa.

“Appa lepaskan tanganku.” Suzy meronta. Jin Young melepaskan tangan Suzy.

“Kau telah berbohong pada appa? Kau telah membohongi appa.” Ujar Jinyoung sangat kecewa pada putrinya itu.

“Appa tak pernah mengerti aku” Suzy sedikit berteriak. “Sejak dulu appa melarangku untuk mendekati namja. Aku terima appa.” Air mata mengalir deras di pipinya. “Aku tak pernah berpacaran dengan siapapun.Tapi kali ini sejak aku bertemu chansung 4 tahun yang lalu aku tak bisa menahannya. Chansung sangat mengerti aku. Dia sangat menyayangiku appa.”

“Ya Suzy apa kau tahu, Aku tak pernah percaya cinta. Tak akan pernah Suzy.” Jinyoung terdiam. “Sejak yeojja yang benar-benar aku cintai dulu meninggalkanku dan membohongiku aku tak akan pernah percaya dengan apa yang di sebut cinta.” Jinyoung memperlihatkan kekecewaannya yang selama ini di pendamnya. Suzy tambah menangis.

“Appa kau sangat Jahat” Suzy berlari meninggalkan Jinyoung yang masih terselimuti rasa kecewa. Ia tak tahu apa yang akan di lakukannya. Ini sangat menyakitkan untuknya. Ia sangat menyayangi Chansung namun ia juga tak ingin membuat Appanya kecewa.

AUTHOR POV END

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

PARK JIN YOUNG POV

Aku terduduk lemas di sofa. Di ujung sofa lebih tepatnya. Aku tak menyangka bahwa Suzy yang selama ini aku percaya membohongiku. Aku tak menyangkanya ia menyembunyikan ini semua padaku. Suzy anak yang kusayang. Anak yang paling ku manja tega melakukannya padaku. Apa sebenarnya yang aku fikirkan? Aku melarangnya untuk berpacaran. Hanya karena aku tak ingin dia sakit hati. Aku tak ingin dia merasakan hal yang terjadi padaku. Terlalu mencintai seseorang sehingga aku tersakiti dan masih merasakan rasa itu sampai sekarang. Aku sangat menyayangi Suzy dalam hidupku. Ia adalah satu-satunya yang ku miliki di dunia ini. Nasibku sama seperti dia, aku anak panti asuhan. Aku tak tahu orangtuaku siapa. Aku menjalani hidup ini tanpa cinta, sampai akhirnya ada seorang gadis yang aku cintai dank u rasa ia juga sama mencintaiku. Tapi sudahlah, kalian pasti sudah tahu ceritanya.

Aku terus memandang kamar Suzy, tak kunjung ia membuka pintu. Biasanya kalau ia sedang marah, ia pasti akan keluar untuk meminta maaf padaku. Apa aku keterlaluan? Batinku. Suzy itu anak yang mengerti aku. Ia pasti mengerti mengapa aku melarangnya untuk berhubungan special dengan seorang namja. Ku rasakan mataku hendak tertutup, berat sekali rasanya. Ku mulai mengantuk dan tertidur.

----------------------------------

Aku terbangun dan membuka mata tuaku secara perlahan. Ku rasakan ada selimut yang menutupi tubuhku dan ada secangkir kopi hangat di sampingku. Sudahku duga Suzy tak marah padaku dan dia pasti mengerti keinginanku. Ku lihat jam dinding sudah menunjukan pukul 9. Suzy pasti sudah berangkat bekerja. Aku bangun dari baringanku dan duduk mengambil nafas dalam. Ku raih kopi yang masih menyembulkan kehangatan. Ku perhatikan ada sebuah surat tergeletak di atas kopi itu. Surat apakah ini? Ku buka pelan surat itu. Dan ku baca awal dari surat itu.

Surat buat Abeoji

Abeoji, apa kau ingat menemukan seorang yeoja kecil 23 tahun yang lalu di panti asuhan yang menangis karena kehilangan permennya? Apa kau masih mengingat wajahku? Aku bahkan masih mengingat wajahmu saat itu. Abeoji, mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah tidak ada bersamamu lagi. Aku pergi Abeoji. Aku ingin meraih kebahagiaanku. Aku ingin tentunya merasa seperti wanita lain, bisa menikah dan berkeluarga. Tapi aku yakin, kebahagiaanku ini tak akan lengkap tanpa kau ada bersamaku abeoji.

Abeoji, maafkan aku. Maafkan aku sebesar-besarnya. Maafkan aku untuk kali ini tak bisa mengikuti keinginanmu. Maafkan aku abeoji. Aku sangat mencintai namja yang bernama Chansung itu. Aku sangat mencintai dia dan ku rasa dia juga sangat mencintaiku.

Abeoji, aku mohon. Relakan aku menikah dengannya. Relakan aku putrimu ini untuk menjalani kehidupan dengan seorang namja yang di cintainya.. Aku bahkan selalu menangis ketika aku mengingatmu dan memilih antara kebahagiaanku atau membahagiakanmu. Aku juga ingin merasakan kebahagiaan seperti wanita lain Abeoji.Aku sangat ingin. Tetapi aku tak bisa aku ingin bahagia bersamamu juga Abeoji.

Abeoji begitu besar pengorbananmu padaku. Aku tak akan sanggup membayarnya kembali. Aku tak bisa membalasnya. Aku terlalu durhaka. Saat inipun aku membuatmu kecewa. Abeoji jeongmal mianata. Aku pergi tanpa meminta izin darimu. Maafkan aku abeoji.

Terimakasih untuk segalanya. Terimakasih untuk semuanya.

Tanpa terasa aku menitikan airmata. Begitu besarkah dia mencintai namja ini? Atau seriuskah namja ini mencintai Suzy? Apakah aku keterlaluan padanya. Entahlah, sekarang bagaimana aku akan menemui putriku. Bagaimana aku akan bisa melihat wajahnya lagi.

Aku terkejut saat mendengar bunyi ketukan pintu. Ada tamu rupanya. Bagaimana bisa dalam keadaan seperti ini ada yang mengunjungiku. Sontak aku menghapus air mataku dan berjalan menuju pintu. Aku membuka pintu dank u dapatkan Chansung dan Suzy berada di hadapanku. Suzy masih tertunduk dan menangis. Apa yang telah di lakukan Chansung pada anakku?

“Ahjusi” Chansung tersenyum. “Aku ingin mengantar Suzy pulang.” Aku terheran, bukan kah mereka akan menikah? “Aku tak akan menikah tanpa izin darimu Ahjusi. Aku sangat mencintai Suzy. Aku tak ingin dia menangis sedih saat pernikahan kami. Ia terlalu menyayangimu Ahjusi. Jadi aku akan menunggu sampai kau menerima keberadaanku dan memahami seberapa besar cintaku padanya.”

Aku terdiam tak mau menjawab. “Kalau begitu aku pamit dulu Ahjusi.” Chansung membungkukan badannya. Lalu berlalu dari hadapanku sesekali melihat wajah Suzy yang terselimuti rasa sedih.

“Ya, Chansung-ssi” aku memanggilnya.

“Kau harus berjanji padaku bahwa kau akan mencintai Suzy. Kau tak akan pernah menyakitinya.”

“Aku tak akan menyakitinya Ahjusi aku sangat menyayanginya.”

Aku mengangguk. “Kalau begitu, bawalah Suzy bersamamu dan buatlah dia menjadi kupu-kupau yang bahagia untukku.”

“Jeongmal Ahjusi?” Aku melihat ke Arah Suzy. Aku mengangguk dan tersenyum kecil.

“abeoji” Suzy berlari kearahku dan memelukku. Pelukan yang sangat hangat dari gadis kecilku yang dulu dan kini beranjak dewasa. Bagaimana aku bisa merebut kebahagiaannya? Bagaimana seorang appa sepertiku ini melarang untukku bahagia? Aku menyesal Ya Tuhan sudah membuat putriku, kupu-kupuku menangis seperti ini.

“Mian nae Suzy, appamu sangat bodoh. Mian nae” ujarku mengecup keningnya.

“Gumawoyeo Abeoji. Jeongmal Gumawo.” Ia terus menangis di hadapanku. Begitulah hari ini aku merelakan Kupu-kupu cantikku untuk menikah. Aku yakin ia akan bahagia.

---------------------------------------------------------------

Hari ini aku menikahkan Suzy anakku yang sangat ku sayang. Ada guratan sedih di mataku. Kupu-kupu kecilku yang dulu sekarang sudah menjadi kupu-kupu cantik yang dewasa. Ia bersiap untuk berkeluarga. Suzy, kau telah memberikan pelajaran padaku, bahwa cinta itu merupakan anugrah yang harus di syukuri. Aku sudah belajar banyak darimu, anakku. Kupu-kupuku yang Indah.

PARK JIN YOUNG POV END

---------------------- THE END ------------------------------

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK