home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Different Dimension: The Beginning

Different Dimension: The Beginning

Share:
Author : letsDOwl
Published : 13 Oct 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : OC, BTS, EXO, Lovelyz, GFriend, EXID, AOA, BTOB, Seventeen, ZE:A. NU'EST, B1A4, The Ark, RV
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |37452 Views |2 Loves
Different Dimension: The Beginning
CHAPTER 8 : The Silent Revenge

“Eugh….”, Hyungshik membuka matanya .. langit-langit ruang kesehatan terlihat sedikit kabur .. “diamana aku??”

“Shik-ah .. kau sudah sadar?” JinYoung mendekat khawatir

HyungShik melihat JinYoung, “Jinyoung-ah….aku dimana?”

“Di ruang kesehatan .. kau baik-baik saja?” Tanya Jinyoung ragu. Hyungshik  melihat sekitar nya .. ia terlihat ketakutan.

“Wae??”, Tanya Jinyoung bingung.

“Jinyoung-ah … aku takut, tadi dikelas aku seperti dipukul seseorang ..  .. sampai sekarang masih terasa sakit”, ujar Hyungshik menyentuh bagian belakang pundak nya

Jinyoung duduk di samping tempat tidur ruang kesehatan. “Seseorang memang memukul mu .. habis kau keterlaluan”

“Siapa yang memukul ku?? dan memangnya apa yang kulakukan?” Tanya Hyungshik bingung

“Kyungjae…dia memukul mu dengan tangannya sendiri dan sangat keras hingga kau pingsan .. dia sangat merasa bersalah padamu .. tapi bagaimana ya…aku juga tidak bisa membenarkan perbuatan mu .. jadi serba salah”, ucap Jinyoung sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

“Keterlaluan bagaimana sih?! Aku hanya kelaparan .. aku duduk dibangku guru .. lalu merogoh kantong berharap ada makanan tersisa .. dari ketiga hal itu yang mana yang salah hingga pantas dipukul ketua kelas? huuhuuhhuu” rengek nya

Mendengar ucapan Hyungshik, justru semakin membuat Jinyoung kebingungan. “Ya…bukankah tadi kau menggoda EunHee? Kau membisikkan hal-hal mengerikan yang membuat nya takut sampai ia menangis dan menjerti ketakutan. Kyungjae tidak sengaja melihatnya lalu memukul mu”

Hyungshik menggaruk-garuk kepalanya. “menggoda EunHee?? Bagaimana caranya?? menggoda anak wanita saja aku tidak mengerti Jinyoung-ah! Kalau aku suka menggoda, aku sudah banyak pacar! secara aku tinggi, putih , tampan .. hanya saja aku lebih mencintai makanan dibandingkan wanita!”, protes Hyungshik.

“Sempat-sempatnya memuji diri sendiri ckckkc”, gumam Jinyoung menggeleng. “jelas-jelas kau melakukannya shik-ah ….kami semua melihatnya”

“Jinyoung jahat! Aku sedang sakit saja masih tidak dipercaya! Memang salah kalau aku selalu kelaparan? hanya karena aku menyusahkan, Kyungjae sampai memukulku seperti ini ….hiks ..hiks” Rengekan Shik nampaknya mulai serius .. ia merasa teman-temannya tidak adil padanya.

“Auw…ya…..ya…Shik-ah .. kumohon jangan menangis! Aku tidak bermaksud jahat pada mu .. aku hanya ingin bilang kau tidak boleh mengulangi hal tadi. Kau mengerti kan maksud ku” JinYoung mencoba menenangkan HyungShik yang sepertinya tidak merengek seperti biasanya .. kali ini ia terlihat serius.

“Kyungjae jahat! hiks .hiks .. kalian jahat!  jika dari awal kalian tidak memerlukan aku .. jujur saja ..jangan seperti ini hiks ..hiks ..”, rengek Hyungshik.

***

Sungjae , L dan KyungJae menengok ke ruang kesehatan .. saat mereka sampai disana, Shik sudah menangis.

“Ada apa?? Shik-ah…kenapa menangis?”, Tanya Sungjae. Ia segera mendekat dan menyentuh pundak HyungShik ..

Hyungshik menepis tangan Sungjae karena kesal. “Pergi sana! hiks ..hiks .”, Sungjae menatap JinYoung  .. seolah bertanya apa yang terjadi.

JinYoung sendiri bingung tak tahu bagaiman harus menjawab Sungjae.  “Shik-ah .. aku minta maaf kalau aku salah bicara ya .. mianhae, kau jangan marah begini…tentu saja kami masih membutuhkanmu”

KyungJae mendekat. “mi..mianhae .. a..aku ti ..dak be..bermaksud memukul mu begitu .. t..tapi a..aku panic ka..karena k.. au su..dah men..menyakiti EunHee .. d…d..dia su..sudah sangat ket..keta ..ketakutan s…s..sampai menangis .. a..aku s..sungguh ti..tidak akan menyakiti mu ji..jika kau ti..tidak melakukan s..suatu kesalahan ..  i..ini sebagai pe..per ..permintaan ma..maaf ku aku mem…membelikan mu ma..makanan”

“Aku ingin sekali marah pada kalian, tapi aku tahu aku tidak berhak”, ujar Hyungshik mulai terisak dalam tangisnya. “tidak usah mengarang cerita .. aku memang bodoh,tapi aku cukup sadar itu, jadi tidak usah berbohong dan menyakiti ku jika hanya ingin aku pergi hiks .. hiks .. hiks .. “ ia terhenti bicara karena terlalu sedih

Kyungjae ikut meneteskan air matanya. Ia merasa bersalah karena telah memukul Hyungshik. Ia merasa telah lalai menjaga perasaaan namja itu.. Hyungshik jelas masih polos dan mudah tersakiti meski selama ini ia tertawa-tawa saja akan apapun yang semua teman-temannya lakukan padanya. Ia hanya mengerti cara makan dan bercanda .. juga membawa keceriaan bersama teman-teman yang lain. “Shik-ah mianhae”

Hyungshik lalu melanjutkan kata-katanya “kau tidak perlu minta maaf pada ku .. aku memang tidak berguna .. hanya bisa mengganggu dan mengeluh kelaparan setiap saat .. aku menyusahkan dan tidak membantu .. seharusnya aku sadar dan tidak ikut-ikutan sok hebat bergabung dengan kalian untuk memecahkan masalah yang ada”

Sungjae duduk di sisi tempat tidur yang berlainan dengan Jinyoung .. ia mengelus pundak Shik “jangan bicara begitu .. aku juga sama tidak bergunanya dengan mu .. tidak ada seorang pun yang berusaha menyingkir kan mu Shik-ah .. kalau mereka melakukannya , aku juga akan ikut mundur dengan mu .. “

“Tapi ini sakit Sungjae-ah…pundakku sakit sekali jika bergerak hiks hiks ..hiks”, rengek Hyungshik memegangi pundaknya. “Ini tidak adil…Kyungjae memukulku hanya karena aku kelaparan .. dan kalian membantunya mengarang cerita aku menggoda EunHee .. kalian jelas berbohong pada ku! Aku masih cukup ingat EunHee bahkan tidak ada didekat ku saat aku hilang kesadaran .. kalian masih bercanda dengan Seungcheol dan aku duduk sedirian di meja guru hiks .hiks .hik”

“Meja guru?? Pundak??”, gumam L tersentak. .Ia merapat ke arah Hyungshik. Jinyoung sedikit menyingkir dari sana. “Shik-ah . bisa kah kau buka seragam mu?”

Shik terdiam. “mau apa L? Aku tak bisa banyak bergerak…pundakku sakit”

“C-Chakkaman…aku akan membantumu”, ujar L mencoba membuka seragam Hyungshik hati-hati agar tidak semakin menyakiti namja itu. Dengan bantuan L dan Sungjae,  Hyungshik membuka seragam nya .. bekas memar cukup besar terlihat di pundak HyungShik .. pantas jika Hyungshik merasakan sangat sakit pada pundaknya, Kyungjae akhirnya berani mendekat.

“Eo? A-Apa…t-tadi aku m-memukulnya di b-bagian ini?”, Tanya Kyungjae tak yakin.

 “ho?? Ini luka atau tato cantik?”, ujar Sungjae spontan.

“sshhhuutt!”,  Jinyoung membekap mulut Sungjae sebelum namja itu berulah.

“L j..jangan ..jj jangan??” KyungJae menatap L.

L mengangguk, ia lalu menatap HyungShik. “Shik-ah .. dengarkan aku. Kami sungguh menyayangi mu seperti kau menyayangi kami. Tidak seorangpun dari kami yang berusaha membuang mu .. aku bukan membela Kyungjae……tapi tentang kau dan EunHee , emm semua itu benar terjadi .. tapi mungkin bukan kau yang menginginkannya”

“M-Maksud mu ?? Sesuatu merasuki Hyungshik?” Tanya JinYoung terkejut.

“J-Jinyoung-ah…jangan begitu aku takut!”, gumam Hyungshik menggenggam erat tangan Sungjae “L ..aku tidak dirasuki kan ?? tidak kan .??”

“Kyungjae memukul mu di daerah sini”, ujar L menyentuh bagian leher menjurus dekat kepala HyungShik. “dan dia memukul mu di depan papan tulis .. bukan di meja guru,  sedangkan kau sudah tidak sadar semenjak kau ada dimeja guru karena seseorang memukul pundak mu disana .. memar dibelakang pundak mu memiliki bentuk seperti”

Hyungshik tersadar akan sesuatu. Ia membuka kepalan tangannya. “L-ah .. ini apa?” Tanya HungShik bingung

Sehelai kain bertuliskan LEAF berada di genggaman Hyungshik sejak tadi. “daun ..”, baca . “sama dengan bentuk memar dan luka dibelakang pundak mu shik” L menundukkan kepalanya. "semua ini .. mulai menimpa teman-teman ku ..apa yang harus kuperbuat?"

***

Hari baru menjelang .. kelas sudah dipenuhi oleh siswa, bangku disamping KyungJae kosong .. kyungjae menatapnya miris ..mengingat tangis pedih sang pemilik kursi yang bisanya selalu membawa keceriaan .. sahabat baiknya yang selalu setia duduk disampingnya [mind] “seharusnya aku menjaga bocah bodoh itu .. shik-ah mianhae” KyungJae menitikkan air matanya.

L menengok kebelakang tempat duduknya. Ia tidak tega melihat KyungJae .. apa yang terjadi antara HyungShik dan Kyungjae adalah kecelakaan yang tak seorang pun duga. “tidak apa-apa dia sudah tidak marah pada mu .. dia baik-baik saja, dia tidak masuk hanya karena dia butuh istirahat ”

“se .. seharusnya .. aku me..menjaga nya .. ti..tidak  mem..biarkannya me..melamun s..sen sendirian hingga t..terjadi s..seperti kemarin”

Belum kering ucapan KyungJae .. terdengar suara yang amat ia tunggu secara tiba-tiba

“HAAAAIIIIIIII…..”, Hyungshik berlari seperti anak kecil. Ia duduk disamping kyungJae, lalu tersenyum lebar juga pada L. “aku belum telat kan ya?? Aduh syukurlah .. tadi supirku hilang entah kemana saat aku mau berangkat .. hahahhaha jadi aku telat datang”

KyungJae dan L masih tidak percaya dengan siapa yang dilihatnya “kalian kenapa??” Tanya HyungShik santai .. ia mengambil roti dari tas nya .. lalu memakannya lahap

“kau baik-baik saja shik-ah?” Tanya KyungJae. “yang kemarin itu bagaimana?”

“oh itu .. saat aku bangun pagi sudah tidak sakit lagi .. aku lihat di kaca juga bekas nya sudah tidak ada .. aku juga bingung" Jawab Shik sambil melahap roti ditangannya. “tapi leher ku masih agak nyeri”

KyungJae langsung merana(?) sadar kalau sakit dileher Shik adalah atas ulah nya .. ia menepuk-nepuk dadanya …ungkapan bersalah ala sinetron. Hyungshik cekikikan melihat temannya itu.

 “syukurlah kalau memang dia baik-baik saja", gumam L dalam hati.

Sebenarnya L juga merasakan hal yang tak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan Hyungshik. Ia mengepalkan tangannya lalu membukanya kembali. Tak ada lagi rasa sakit di sana. Ia membuka perban ditangannya dan...sama seperti HyungShik, bekas luka bakar di telapak tangan L pun menghilang. “tidak mungkin”, gumamnya tak percaya.

***

Sore hari selesai pelajaran tambahan, Kelas suda mulai terlihat sepi. Tapi nana, hara, SeoHyun dan dongwoon tetap di dalam sana karena mereka ada acara setelah pulang sekolah. Maka mereka berdandan di dalam kelas

“kalian bisa cepat sedikit tidak dandan nya? Di sini menyeramkan sekali”, keluh Dongwoon.

Nana memoles wajahnya dengan peralatan make upnya. “Jangan bilang padaku kalau kau mulai memperayai hal gila yang L katakan pada kita kemarin? Itu jelas hanya bualan dongWoon-ah”

“iya .. jangan jadi pengecut hanya karena khayalan anak-anak gila dikelas kita itu! paling-paling ini hanya karangan Choi Seungcheol saja” ucap hara sinis

“kalian tidak boleh begitu...bagaimana kalau tiba-tiba apa yang mereka katakan itu benar?” ujar seohyun

Nana langsung menatap sinis padanya “kau masih waras kan??”

Seohyun diam, ak mampu menanggapi lagi ucapan nana …. Tak lebih dari 4 detik setelah nana bicara …BRAKKKKK … BRAKKK .. BRAKKK .. BRAKKKKK … jendela kelas tertutup satu persatu … mereka panic dan segera berusaha berlari keluar, tapi tepat disaat yang sama pintu pun terkunci.

DongWoon Menggebrak-gebrak pintu kelas. "YA!! SIAPA DI LUAR?!! INI TIDAK LUCU!!, teriak Dongwoon. BLIP!! Lampu kelas mendadak padam setelahnya. “KKKYYYYYYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”

***

06.30 AM

"Hoaaaahmmm...", Eunkyo berjalan malas menuju gerbang sekolahnya. Tak lama kemudian, ia merasakan seseorang menyentuh pundaknya. Mendadak, cerita horor yang kemarin diceritakan teman-temannya kembali berputar di otaknya. "KYAAAAAAAAA!", Jeritnya "Pffth...", tak lama kemudian, terdengar suara kekehan seseorang. Eunkyo membuka matanya dan melihat sosok seseorang di depannya. "Ah Jung Jinyoung mwoya?!", sungut Eunkyo kesal.

"Hahahaha...mian", ujar Jinyoung tertawa. "Lagipula ini masih pagi buta...mana mungkin ada hantu sepagi ini", ledek Jinyoung tersenyum tipis.

"Aish tetap saja! Aish jincha...", gerutu Eunkyo.

"Mian hehe....tapi anggap saja kau jadi tak ngantuk lagi matchi?", ujar Jinyoung.

"Arasseo....gomawo", ujar Eunkyo. Lalu keduanya berjalan bersama memasuki Yonghan. “kenapa harus datang sepagi ini? hari libur seperti sekarang seharusnya bisa sedikit lebih siang saja rapatnya?", keluh Eunkyo.

“Aku juga tidak tahu Eunkyo-ya...kemarin kim Sonsaengnim mengirim pesan padaku”, jawab JinYoung, keduanya berjalan melintasi gerbang sekolah.

Bangunan sekolah mereka pukul 06.00 pagi itu terlihat sepi tak berpenghuni. "Ini pertama kalinya aku jadi merinding hanya karena menatap bangunan sekolah ku sendiri", ujar Eunkyo sambil mengelus-elus bagian tangannya yang merinding.

JinYoung tersenyum simpul, “Tuhan beserta kita .. berdoalah .. semua akan baik-baik saja”, ujar jinyoung melanjutkan langkahnya santai.

“positif sekali pikiran anak itu … aku juga berusaha berfikir positif ..tapi kurasa pikiran ku tak selurus anak itu” EunKyo menggeleng-geleng lalu menyusul JinYoung. EunKyo dan Jinyoung adalah panitia festival music sekolah tahunan yang akan diadakan beberapa minggu kedepan dengan Kim JungAh sonsaengnim sebagai Ketua pelaksana kegiatan ini, ia ditunjuk karena ia merupakan salah satu guru music senior disekolah tersebut. Sampai diruang music ternyata tak seorangpun ada disana. "Ah...masih sepi rupanya..ah tahu begini aku berangkat lebih siang saja",  gumam Eunkyo

“Jangan mengeluh terus anak baik”, JinYoung mengacak-acak rambut EunKyo. Ia duduk d depan piano di ruangan music itu, menekan tuts piano dengan lincahnya, menghasilkan alunan music klasik yang justru membuat EunKyo makin merinding.

“Ya anak baik …”, panggil EunKyo sambil menyentuh pundak jinyoung

“eh..?” Jinyoung mengehentikan pernainannya, ia terkekehatas panggilan EunKyo.

“Bisa request tidak lagu nya yang ceria-ceria saja tidak? jangan lagu klasik begitu .. jebal anak baik..~~~”

“hahhahhah …Arasseo baik gadis baik”, ujar Jinyoung tertawa. Jari-jari Jinyoung kembali bergerak lincah di atas tuts tuts piano. Jinyoung pun mulai menggumamkan sebuah lagu.

 

On a rainy Wednesday, I would like to present her with red roses. Should I give her one? Itll probably look lonely. Then how about a bundle? It might look too heavy"

(Red Roses on Wednesday  (다섯 손가락, 수요일엔 빨간 장미를) sang by Five Fingers)

 

Eunkyo termenung mendengarkan lantunan nada yang dimainkan oleh Jinyoung. Mendadak ia kembali merinding dan jantungnya berdebar. PUK! PUK! Ia kemudian menepuk-nepuk pelan pipinya sendiri. "Ani! Aniyo! Ireona ireona Eunkyo-ya!, gumamnya pada dirinya sendiri. "Y-Ya...Jung Jinyoung...geuman", tegur Eunkyo

Jinyoung pun berhenti memainkan piano dan menatap Eunkyo bingung. "Kau tak suka lagunya?", tanya Jinyoung.

"A-Aninde! h-hanya saja...", gumam Eunkyo mendadak gugup. Untunglah, suara lainnya terdengar.

"Morning … Jinyoung-ah, EunKyo-ya .. sorry I’m late”, ujar Precise yang baru saja datang bersama dengan L. "Masih sepi...", gumam Precise memperhatikan suasana di sekitarnya

“Dimana kim songsaeng??” Tanya L

Eunkyo dan jinyoung mengangkat bahu. “molla~~~”

Precise terduduk lemas di salah satu kursi .. ia menyandarkan kepala ke tembok lalu memejamkan matanya. "so sleepy~~hoaaahm"

“kita tidak bengong-bengong terus tidak jelas begini saja kan selama menunggu?? Aku bosan sekali” seru Eunkyo

“mau kunyayikan lagu lagi?” Tanya Jinyoung

“shireo… kamsahamnida anak baik~~” jawab Eunkyo.

“aku mau ke taman belakang  kelas” ujar L tiba-tiba. Precise memperhatikan kepergian L, lalu ia mengikutinya.

“C-Chakkaman! Precise-ah!”, panggil Eunkyo panic karena ia tak mau ditinggalkan hanya berdua saja dengan Jinyoung. “Aish…otttokhae?”, gumamnya sambil menepuk-nepuk dadanya pelan yang mendadak berdebar cepat.

“Eunkyo-ya…gwenchana?”, Tanya Jinyoung.

“Ne! Gwenchana!”, jawab Eunkyo cepat. “Gwenchana…hahahaha!”. Jinyoung hanya tersenyum mendengar jawaban Eunkyo. TAP….TAP…TAP….Tak lama setelah kepergian Precise dan L, terdengar langkah kaki tepat di belakang mereka. Eunkyo dan Jinyoung pun refleks menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang baru saja datang.

***

Di taman L hanya duduk diam di salah satu kursi batu yang tersusun apik di tengah-tengah taman sambil memandangi kelasnya dari sana. Precise menghampiri L dan duduk di sampingnya. Ia tak mengerti apapun tentang apa yang L pikirkan. “Kau ini .. sebenarnya sedang apa?”, Tanya Precise.

“Eunha…ia sering memperhatikan tempat itu. Ia sering mengatakan  hal-hal aneh mengenai sesuatu .. tentang diri ku .. tentang apa yang ia lihat terjadi padaku”,  jawab L tenang.

Precise menghela nafasnya menahan rasa kesalnya. L menatapnya seolah bertanya mengapa. Precise menatapnya balik. “aku tidak suka gadis pembuat onar itu”

“W-Wae?”, Tanya L sedikit terkejut dengan jawaban Precise.

“Aku mengerti ini masalah kita bersama…aku juga percaya bahwa yang terjadi pada kita ini memang aneh …..tapi tentang gadis itu, kurasa dia hanya cari perhatian saja”, ujar Precise.

“Kau tidak boleh bicara seperti itu tentang teman mu sendiri”, ujar L. Ia kemudian berdiri dan tidak berniat melanjutkan pembicaraan tersebut

Precise menahan L dengan kata-katanya. “Lalu .. kau mempercayainya begitu saja?? Bahwa seorang yeoja pembuat onar  seperti Eunha…bisa berubah hanya dalam sekejap saja? Bagaimana…jika ia hanya mengarang cerita hanya demi mendapatkan perhatianmu saja?”

“Apa yang diceritakannya…aku juga mengalaminya…kau juga lihat sendiri apa yang terjadi belakangan ini matchi? Semua yang terjadi belakangan ini bukan hanya aku dan Eunha yang mengalaminya, tapi juga kau dan yang lainnya-“

“Tidak usah mengelak”, sambar Precise memotong ucapan L. “Aku tak akan membahas anak-anak lainnya….ini hanya mengenai dia ….kau sudah terlalu jauh mempercayai anak itu”.

L menatap Precise tak percaya. “Precise-ah, bagaimana bisa kau memojokkan temanmu-“

“She is falling in love with you…”, potong Precise sekali lagi. “Just like the other girls ,dia memanfaatkan

apa yang sedang kita alami agar bisa dekat dengan mu. Ini bukan pertama kalinya ada seorang yeoja bertingkah seperti itu padamu matchi? Atau jangan-jangan kau mulai merasakan hal yang sama dengannya?”, desak Precise.

“Geumanhae Precise-ah….pembicaraanmu sungguh melenceng jauh dari topic kita sebelumnya”, ujar L tegas.

“Sejak awal, memang inilah yang ingin kubicarakan denganmu…kurasa kau lah yang berusaha menghindar. Apa kau pernah memikirkan perasaanku? Sebelum semua masalah sial ini terjadi kau berjanji padaku untuk mulai mengenal ku lebih dalam lagi dan apa yang terjadi? Yang kudengar hanyalah nama Jung Eunha! Yang kau pikirkan hanyalah dia!”, seru Precise meluapkan isi hatinya selama ini.

“Precise-ah…”, gumam L.

“Lakukan sesukamu Kim L! Aku tak peduli lagi”, ujar Precise datar lalu yeoja itu bergegas pergi dari hadapan L.

***

L mengikuti langkah Precise kambali ke ruang music. Saat ia kembali, Nana, Seohyun dan Hara ada disana. “Kenapa kalian ada disni? Kalian bukan panitia kan?” Tanya L.

“Mereka datang untuk bicara dengan kita, duduk lah L”,  ujar JinYoung serius.

L duduk disamping JinYoung, Eunkyo dan Precise duduk di belakang mereka, sedangkan ketiga yeoja itu di hadapan mereka. “Gurae…bicaralah apa yang ingin kalian bicarakan”, ujar L.

Hara, Seohyun, dan Nana saling lirik satu sama lain. Hara dan Seohyun pun menyikut pelan Nana yang duduk di antara mereka. Nana memulai pembicaraan itu. “M-mungkin .. kalian akan menertawai kami, tapi kami ingin minta maaf tentang apa yang kami ucapkan pada kalian sebelum nya”

Hara menyodorkan sebuah kertas pada L. Dalam kertas itu tertulis:

G__D

“G __D .. apa ini .. kenapa hanya terlihat huruf G dan D saja.. seperti dihapus”, ujar JinYoung.

EunKyo menatap Nana, Seohyun,dan Hara. “Heokshi….apa kalian mengalami ….??”

Nana mengangguk pelan.  “Sore hari kami masih di dalam kelas. Entah apa yang terjadi…tiba-tiba semua pintu dan jendela tertutup dengan sendirinya .. begitu pula dengan tirai-tirai kelas ..juga lampu padam begitu saja … setelah beberapa menit,keadaan kembali seperti semula .. ada sebuah tulisan di papan tulis itu .. sayang nya ya … dua huruf yang berada di tengah itu sudah terhapus…kami juga menemukan….”

“Apa?” Tanya JinYoung.

“Dongwoon sudah tergeletak di lantai dalam keadaan tidak sadarkan diri, hingga saat ini dia masih di rumah sakit”,  jawab Nana.

“Dongwoon tergeletak tepat di depan papan tulis, kurasa ia satu-satunya orang yang sudah membaca tulisan itu”, lanjut Hara

“Atau mungkin .. dongwoon berusaha menghapusnya”, terka seohyun

EunKyo meletakkan tangan pada dagunya. “Bisa jadi arwah di kelas itu tidak suka dengan perbuatan Dongwoon , jadi dia mencelakai dongwoon …”

“Tapi kalau memang benar seperti itu kejadiannya, apa alasan dongwoon berusaha menghapus tulisan itu?”, Tanya L.

***

Sepulang sekolah keesokan harinya, L , jinyoung, Eunkyo, dan Precise memberi tahu teman-teman yang lain tentang kejadian yang menimpa Nana,seohyun,dongwoon,dan hara, L mencetuskan ide agar mereka menunggu di sekolah hingga clue berikutnya mereka dapatkan.

“Mwo?? Menunggu sampai malam disini?? Ah waee?”, protes Donghyun.

“Mau bagaimana lagi? Kemarin saja nana dan teman-temannya mendapatkan clue pada sore hari .. kalau kita menunggu, kemungkinan kita akan mendapatkan clue berikutnya” jawab JinYoung

SongHee berpegangan pada EunHee “EunHee-ah .. aku takut” ujar nya.

Eunhee yang sebenarnya sedang menahan rasa takutnya , malah panic ketika SongHee mengeluh padanya “Aku juga Songhee-ah! ini kan sudah malam,bagaimana kalau kita tidak bisa pulang? bagaimana jika mahluk halus itu datang dan mencelakai kita? bagaimana kalau sampai ada yang dirasuki lagi seperti waktu itue? otthokhe .. eottokhe?!”

“Everything will be fine”, sahut Precise mencoba menenangkan kedua temannya.

“T .. tenang .. s ..saja . n ..nanti kau ..a ..akan ku antar .. p ..pulang”, ucap Kyungjae.

Ren mulai bergosip. “OOMMMOOO so SWEEETT  KYUNGJAEEE~… seperti nya kau makin terang-terangan mendekati EunHee! Semakin banyak cinta lokasi sepertinya dikelas kita ini … setelah Eunha-L lalu Soojung-Mingyu sekaang Kyungjae-Eunhee … hoooaaaa aku jadi semangat!!”

“Mworago?! Naega?!”, seru Mingyu terkejut ketika Ren turut menyebut namanya.

“A-ANIYAAA! YA MAMA REN MUSUN SORIYAA!!”, seru Soojung panic.

“Ya…Soojungie…kau menyukaiku?”, Tanya Mingyu sambil melirik curiga kea rah Soojung.

“ANIYA! Ren saja jangan kau percaya!”, sungut Soojung.

“Psh….jincha”, gumam Mingyu.

 Precise yang duduk di samping Ren tersinggung dengan ucapan Ren. “can you shut up ,please?”

“Wae?? Precise-ah whats wrong with you ,baby?”, Ren  bertanya-tanya.

L menghembuskan nafasnya. “Hufh ..”, Ren melihat ekspresi L dan sadar sepertinya dia salah bicara ..

“huuuufffhhh panas sekali “ sindir Mingyu.

Eunha duduk sendiri di belakang EunHee  karena teman sebangkunya telah pulang terlebih dahulu. Ia menangkan Ren menoleh ke arahnya. Eunha segera memelototi Ren akan aksinya tadi. Ren meringis sembari menyatukan kedua tangannya seolah memberi sinyal bahwa ia meminta maaf akan aksinya tadi.

Tanpa Eunha sadari, Seungcheol mengendap-endap duduk di sampingnya. Ia mengambil dan mengacak-acak tas nya. “Dapat!”, seru Seungcheol.

Eunha terkejut akan keberadaan Seungcheol di sampingnya. “YA!! Apa yang kau lakukan?! kembalikan tas ku!!”

Seungcheol melempar tas Micha. “Ini…aku tidak butuh tas mu. Aku hanya butuh ini”, ujar Seungcheol menunjukkan kunci sepeda motor Seungcheol yang telah ada di tangannya. “Aku malas naik bus kalau pulang sore” ujar nya dengan senyum kemenangan.

Eunha menatap Seungcheol gemas. “YA!!! AKU TIDAK SUDI PULANG DENGAN MU … KEMBALIKAN KUNCI MOTOR KU!!!!!”

“SHIREOOOO~ pulang saja naik bus kalau tidak mau pulang dengan ku”, seru Seungcheol sembari menjulurkan lidahnya pada Eunha.

“Itu motor ku! kenapa jadi aku yang harus pulang naik bus?  dasar orang gila! Sini cepat kembalikan!”, seru Eunha mencoba merebut kembali kunci motor nya, tapi Seungcheol menyembunyikan kunci itu di kantung celananya. “CEPAT KEMBALIKAN .. YA!! PABOYA”

Perkelahian Seungcheol dan Eunha membuat semua mata tertuju pada mereka. Suasana panas yang sempat menyeruak tadi mulai luntur sedikit demi sedikit.

“YA!! Kalian berdua .. kalau semakin sering berkelahi .. nanti kalian saling bisa saling jatuh cinta”, seru Ren menimpali keributan tersebut.

“Mworago??! Jatuh cinta? pada nya? .. jika dia satu-satunya namja di dunia ini pun aku akan lebih memilih sendiri seumur hidup ku!”,  jawab Eunha menatap sinis Seungcheol.

“Kau memang akan sendiri seumur hidup mu .. mana ada namja yang mau dengan yeoja ketus, rewel .. tidak tahu diri seperti dirimu itu”,  balas Seungcheol menggapi kata-kata Micha.

Karena merasa terlalu berisik, Donghyun si raja tidur menjauhkan diri. Ia menyatukan dua kursi di bagian paling bekakang dan memilih tidur disana daripada mengurusi teman-temannya yang makin lama makin tidak  jelas itu, ia juga menutup telinga nya dengan earphone.

Seungcheol juga kembali ke tempat duduknya setelah mendapatkan kunci motor Eunha. Ia melirik kea rah Precise. Raut wajah yeoja itu kini kembali tenang. Precise sendiri sepertinya sudah mulai membaik.

***

Setelah menunggu beberapa lama, Semua anak dikelas itu tak bicara apapun. Mereka focus mengamati papan tulis, menunggu datang nya petunjuk.

“laparrrr ..” seru HyungShik padahal di depannya terdapat banyak cemilan.

“kk ..kau ..s ..sedang makan ss. saja .. m ..masih b ..bilang lapar”, ujar Kyungjae.

“kalau belum makan nasi .. perut ku belum mau berkompromi ..” , ujar Hyungshik.

“Perut mu ada setannya ya Hyungshik-ah? seperti tidak ada kenyangnya”, celetuk Seungcheol.

“Memangnya setan bisa masuk perut ya? Apa kau pernah masuk ke perut seseorang?”, Tanya Sungjae meledek Seungcheol.

Seungcheol membuang muka. Ia malas bicara dengan Sungjae teman sebangku nya itu. “Aku akan masuk ke dalam otakmu dan mencabik-cabik isi dalam otakmu itu”, gerutu Seungcheol pada Sungjae.

“Ouww…museowoo~”, ujar Sungjae dengan nada ketakutan yang dibuat-buat.

“Kau bisa melakukannya Seungcheol-ah? Coba aku ingin lihat!”, seru Hyungshik terkagum-kagum.

Tatapan sadis khas Seungcheol kembali terlihat. Sungjae dan HyungShik langsung pura-pura melihat kea arah lain sambil terus terkekeh.

Eunkyo sudah mulai lelah menunggu. “lebih baik kita pulang saja .. seperti nya hari ini tidak akan ada clue”

“aku setuju .. aku lelah sekali”, keluh Halla.

Berbeda dengan teman-temannya, Younghee masih sangat semangat. “tapi kita harus tetap semangat teman-teman!! semakin banyak Clue yang kita dapatkan, maka apa yang harus kita lakukan selanjutnya akan jadi semakin jelas. Jika begitu, maka semua akan cepat selesai dan semua akan kembali seperti semula .. kalau sudah begitu maka kita bisa bernafas lega, lagipula selama kita bersama-sama seharusnya kita tetap semangat .. HWAITING .. HWAITING!”

“click! 10 detik hoouu daebak!”, Mina memperhatikan stopwatch di tangannya.

“Kenapa kau terus menghitung waktu bicara ku Mina-ya?!”, protes Younghee.

“KEEP OUR SPIRIT … HWAITINGGGGGG!!!” seru precise menyemangati

“HWAITING!!!!” jawab semua anak dengan semangat.

***

The NEXT 20 minutes…

“Argh…jincha”, gumam Jinyoung sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Lehernya mulai terasa pegal.  Jinyoung .. yang dikenal paling sabar sekalipun kini telah tak kuat. PLUK! Tak lama kemudian, ia merasakan pundak kirinya terasa berat. Jinyoung menoleh ke sisi kirinya dan mendapati Eunkyo tertidur sembari bersandar padanya tanpa dosa. “Pfth…”, gumamnya tersenyum tipis.

“laparrrrrrrrrrrr~~~~~” Perut hyungShik kembali berdendang.

“KITA HARUS TETAP SEMANGAT!!!!” YoungHee tetap berapi-api

“Semangat !!!” ujar  anak lain dengan nada setengah lemas.

NEXT 1 hour…

“Aku tidak kuat lagi!!”, seru EunHee.

“Aku hampir mati”,  lanjut Soojung. “Aku menyerah jadi detektif .. ini melelahkan”

Ren berkaca pada cermin kecil yang dibawanya “aku bisa keriput mendadak kalau mengunggu disini terus.

Mata Mingyu memperlihatkan sekitarnya dan ia menemukan Kim YoungWon ajussi sedang mengintip dari balik pintu kelas mereka.“Dia lagi?“, gumam Mingyu dalam hati. Mingyu mencoba beranjak mendekati pintu namun Kim ajussi pun segera pergi begitu melihat ada yang mendekat.

***

NEXT 1 hour…

Sudah tak ada suara terdengar dari dalam kelas tersebut. Kim ajussi mengintip dan melihat sebuat tulisan tertera di papan tulis. Ia berniat masuk ke dalam kelas tersebut namun langkahnya tertahan ketika tiba-tiba saja terdengar suara seseorang dari dalam kelas tersebut.  Kim ajussi pun pergi dan mengurungkan niatnya.

***

Donghyun tebangun dari tidurnya .. tak seorangpun dilihatnya di sana. “Dimana semua orang??”, ia melihat tulisan dipapan tulis. “Aiissshhhhhh mereka semua pasti pulang setelah mendapat clue itu … kenapa tidak ada yang membangunkan aku!”, gerutu Donghyun. Ia mengambil tasnya lalu bergegas keluar dari dalam sana …namun langkah Donghyun terhenti ketika ia melihat siluet seseorang di ambang pintu. Donghyun memicingkan matanya menatap ke arah siluet itu.  “Neo-ya? AAARRGGHH!”, BRUKKKKKK! Tubuh Donghyun terhempas ke lantai. Namja itu tak sadarkan diri.

Tak jauh darinya, terlihat bayangan seseorang berdiri di dekatnya.  “Kau .. tidak akan menang .. apapaun yang akan kau lakukan dan siapa pun yang membantu mu…pesan mu tak akan pernah tersampaikan….mendekam lah kau di neraka sana”, gumam suara tersebut.

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK