"Masa Orientasi Siswa Baru sudah berakhir, tapi hari ini kita kedatang murid baru. Satu dari Jerman dan satu lagi dari Seoul, silahkan perkenalkan diri kalian" pinta seonaengnim pada Minseok dan Jongdae. Saat itu Seolhyun sedang bercanda dengan teman satu bangkunya dan tidak memperhatikan kedatangan Jongdae dan Minseok.
"Woah... daebakk"
"Ya Tuhan mereka tampan sekali"
"Aah~ apa yang harus aku lakukan mereka keren"
"Woah... keren sekali"
Tak sedikit gadis di kelas 1-3 yang memuji ketampanan mereka, terlebih Minseok yang lebih menonjol karena dia pindahan dari Jerman. Seolhyun melihat Jongdae dengan tatapan sangat terkejut dan Jongdae membalasnya dengan satu kali pandangan tanpa menunjukkan ekspresi apa pun,
SKIP
Saat istirahat Seolhyun biasa menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk makan sambil belajar di kantin sekolah. Seolhyun melihat Jongdae dan Minseok yang sedang makan bersama dan ada begitu banyak gadis yang ikut makan bersama mereka. Lagi-lagi Jongdae mencuri pandang pada Seolhyun seolah dia ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak bisa. Keadaan terus memaksa Jongdae untuk tidak saling bicara dengan Seolhyun selama hampir 2 bulan, hingga tragedi yang membuat Seolhyun dibenci Minseok itu terjadi.
Setelah mendapat teguran dari kepala sekolah dan pemanggilan ayahnya ke sekolah. Jongdae berusaha membela Seolhyun dengan sangat hati-hati, Jongdae yakin Seolhyun tidak melakukannya. Jongdae bahkan harus bertengkar hebat dengan Minseok karena masalah ini.
"Apa kau mengenalnya?" tanya Minseok dengan nada tinggi
"Aku tidak mengenalnya tapi aku yakin dia tidak melakukannya, kau tidak seharusnya menyalahkannya tanpa bukti" Jongdae masih tenang dan menjawab pernyataan Minseok dengan sabar
"Bukti apa lagi yang harus aku tunjukkan, hanya dia dan kau yang tahu kejadian itu. Atau jangan-jangan kau yang..." Minseok menghela nafas kesal pada Jongdae
"Jika aku melakukannya apa kau akan berhenti menyalahkan Seolhyun?" tanya Jongdae dengan berani
"Apa maksudmu?" Minseok semakin bingung dibuatnya
"Jika aku melakukannya, aku lebih baik mengatakan langsung pada ayahmu bukan pada kepala sekolah" Jongdae benar, Minseok mulai bisa berpikir jernih mendengar pernyataan Jongdae.
Jongdae memang bukan adik kandung Minseok, tapi Minseok selalu percaya dengan ucapan Jongdae. Karena Jongdae sangat tulus dan jujur pada Minseok. Tapi Minseok tidak bisa begitu saja untuk tidak menyalahkan Seolhyun karena kejadian itu membuat tuan Kim shock dan masuh rumah sakit. Terang saja hal itu membuat Minseok sangat khawatir. Jongdae memberanikan diri menemui Seolhyun diam-diam di salah satu sudut sekolah. Dia ingin meyakinkan bahwa Seolhyun baik-baik saja.
"Kau baik-baik saja?" tanya Jongdae khawatir
"Menurutmu?" Seolhyun bertanya kembali dengan nada ketus
"Seolhyun ah~ aku tahu semua yang terjadi padamu dulu dan aku akan berhenti sekarang" Jongdae berusaha membuka pembicaraan tentang masa lalu mereka
"Apa yang kau tahu? Aku bukan Seolhyun yang dulu lagi, sekarang aku jauh lebih berbeda dari yang kenal dulu, jangan temui aku lagi. Anggap saja kita tidak pernah saling kenal" Seolhyun ingin pergi tapi Jongdae masih menghalanginya
"Baiklah, jika itu yang kau inginkan. Tapi aku mohon berhentilah membuatku khawatir, sudah lama aku tidak melihatmu banyak tertawa, teruskanlah" pesan terakhir Jongdae sebelum Seolhyun benar-benar meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.
SKIP
Sejak saat itu, Minseok tidak pernah absen membully Seolhyun secara diam-diam. Bahkan saat Jongdae bersamanya, Minseok tidak tahu apa-apa tentang kekhawatiran Jongdae pada Seolhyun. Tapi Jongdae tidak bisa berbuat apa-apa, karena status Jongdae. Bagaimana pun akrabnya hubungan mereka sebagai sahabat, Jongdae tetap merasa harus bertanggung jawab penuh untuk tidak mencampuri urusan Minseok. Hanya sedikit nasihat yang kadang dia sampaikan dengan perlahan pada Minseok dan meski Minseok tidak pernah mau mendengarnya.
Continued...