“Owh, hari ini benar-benar panas. Maknae kita hanya menyusahkan kita.” gerutu Yoongi saat ia dan Taehyung sudah menunggu selama satu jam di bangku depan taman bermain.
“Hyung, biar saja. Lagian ‘kan, uri Jungkookie belum pernah menyukai seorang gadis sampai seperti itu.” Balas Taehyung.
“Sssh, kalau dipikir-pikir, gadis tadi benar-benar manis dan polos, cocok sekali dengan Jungkook.”
“Kau benar—“ putus Taehyung sambil menunjuk ke arah pintu gerbang utama, “mereka sudah datang, hyung.”
Pandangan Yoongi dan juga Taehyung fokus pada dua orang yeoja cantik berparas anggun, yaitu Sujeong dan juga Jiae. Keduanya benar-benar seperti member girl-group. Sujeong berponi dengan summer dress berwarna light-yellow dengan motif daisy dan juga jelly-shoes warna putih dengan hak yang tidak terlalu tinggi.
Penampilannya hari itu terkesan menyenangkan dan tentu saja cantik. Tepat saat Taehyung ingin menengok ke sempingnya—ke arah Yoongi, ia dibuat tertawa dengan ekspresi hyung-nya itu.
Pandangannya lurus ke arah Yoo Jiae, gadis yang diketahui sebagai salah satu trainee Woollim dan merupakan teman dekat Sujeong. Gadis itu sama manisnya dengan Sujeong, namun perbedaanya terletak pada tingkat imut. Dengan polkadot skirt yang dipadu dengan kemeja putih sampai lengan, dan mengenakan boots warna putih semata kaki yang cocok dengan kulitnya.
Mungkinkah… Yoongi jadi menyukai gadis itu?
.
“Kenapa… aku juga harus datang? Bukankah ini acara untuk Yein?” tanya Sujeong ketika mereka sudah sampai ke tempat Taehyung dan Yoongi.
“Kurasa.. tidak akan menyenangkan jika merayakan ulang tahun Yein hanya dengan satu gadis, tentu saja Yein jadi tidak nyaman.” Sangkal Taehyung.
“Lalu… kenapa juga aku disini?” celetuk gadis disamping Sujeong.
“Tanyakan saja pada temanmu ini,” jawab Taehyung ketus.
“Ya, Taehyungie, kau ini kenapa? Tentu saja karena kita butuh minimal tiga yeoja karena akan jadi tidak nyaman untuk Sujeong-ssi dan Yein-ssi, nantinya.” Balas Yoongi sambil memelototi dongsaeng-nya itu.
“Sudahlah. Karena aku dan Jiae sudah disini, main saja kalau begitu,” usul Sujeong di tengah-tengah perang dingin antara Taehyung dan Yoongi.
“Kita… berempat? Kenapa tidak berdua saja?” usul Taehyung.
“Cih, kalau begitu, aku akan pergi dengan Jiae…” jawab Sujeong.
“Andwae!” balas Taehyung dan Yoongi hampir berbarengan.
“W… wae!” kali in Sujeong yang kesal, sebenarnya apa mau mereka?
“Begini, karena ini adalah hari special untuk Yein, bukankah lebih bagus jika perginya yeoja dengan namja, begitu?” kali ini Yoongi yang buka suara.
Setelah beberapa menit, akhirnya Sujeong dan Jiae setuju. Taehyung dengan Sujeong, dan Jiae dengan Yoongi.
“Sunbaenim,” ujar Sujeong hati-hati, “alasanmu tidak masuk akal, tapi… kali ini akan kubiarkan.” Lalu ia berlalu dengan Taehyung mengekor di belakangnya.
.
“Jadi, aku harus memanggilmu apa?” tanya Jiae memecah kesunyian antara ia dengan Yoongi—pasangan sehari di taman bermain.
“Eh…” sempat berpikir beberapa saat, akhirnya Yoongi menjawab dengan yakin, “oppa saja, oppa, supaya lebih nyaman,” jawabnya gugup.
“Geurom… oppa! Begitu?” panggil Jiae pada Yoongi.
“Y-ya! Jangkaman… kenapa cepat sekali…”
“Oppa reaksimu lucu!”
Dan mereka berdua saling menertawakan diri mereka sendiri karena terlalu pabo.
“Haruskah kita main… Viking?” tawar Yoongi.
“Baiklah, kajja!” teriak Jiae lalu ia berlari.
“Akh gadis itu… tingkahnya lucu sekali,” gumam Yoongi dalam hati sambil menyusul gadis itu.
___
“Ya, Sujeong ahjumma, panggil aku oppa,” suruh Taehyung.
“He, memangnya kau ini siapa? Aku paham kau lebih tua dari diriku, tapi tingkahmu tidak bisa kutolerir sebagai seorang oppa,” balas Sujeong sakratis.
“Baik, baik. Setidaknya panggil aku sunbaenim.”
“Kalau sunbaenim… ah, untuk hari ini saja, sunbaenim…” ujar Sujeong pelan sambil membuat ‘duck-face’ yang sangat lucu.
Detik itu juga, Taehyung mencubit kedua pipi gadis itu dengan gemas—sampai Sujeong tertawa-tawa begitu juga dengan Taehyung.
“Ayo kita main, kenapa hanya jalan saja, daritadi?” tanya Sujeong.
“Kau mau main apa?” tanya Taehyung tidak tertarik.
“Aku mau… gajah terbang!” usul Sujeong semangat.
Mereka berdua menaiki gajah terbang berdua, dengan semangat—mungkin hanya Sujeong—tetapi tetap saja Taehyung tertawa karena tingkah kekanakan Sujeong.
Selama berjam-jam kedepan, mereka berdua tertawa, menghabiskan makanan dan minuman, berfoto, dan juga… tersenyum satu sama lain.
___
“Hyung bilang, kita akan berkumpul di restoran daging panggang di depan,” ujar Jungkook pada Yein.
“Kalau begitu ayo kita kesana,” ujar Yein penuh senyum.
“Ya, lihatlah, seharian ini kerjaanmu hanya tersenyum!”
“Itu semua karena oppa! Kejutan beruang tadi betul-betul menyentuh!”
“Jung Yein… jangan tersenyum pada pria lain seperti itu!” lalu ia mencubit pipi Yein sambil tertawa dengan puas.
.
Sampai di restoran yang dikatakan oleh para hyung-nya, Jungkook dan Yein masuk menuju ruang yang memang sudah dipesan oleh Namjoon—leader mereka yang sigap.
Baru membuka pintu, Yein dan Jungkook dikejutkan dengan semua hyung-nya yang mengenakan topi pesta—ditambah dua orang yeoja lain, Sujeong dan Yoo Jiae, semuanya menyanyikan sebait lagu untuk Yein dengan melodi yang indah.
“Yeinnie, sahabatku sejak kelas satu sekolah menengah, selamat ulang tahun yang ke-tujuh belas. Aku mengucapkan ini sebagai eonni-mu, bukan teman! Semoga, di masa yang akan datang, hidupmu akan menjadi lebih menyenangkan dan berbahagialah!” ucap Sujeong sebagai penutup yang langsung dilanjutkan oleh Yoo Jiae,
“Jung Yein, selama dua bulan belakangan ini kita selalu berlatih bersama, kelelahan bersama, menangis dan tertawa bersama, adalah suatu pengalaman berharga untukku, jadi Yeinnie, ayo terus bersama kedepannya! Saengil chukka hamnida, Jung Yein!”
Jungkook melihat ke sebelah kanannya, mata gadis itu basah dan mengeluarkan air mata yang cukup deras, dan, tidak perduli jika nantinya semua hyung-nya akan mengolok-oloknya, ia merangkul Yein lalu kemudian memeluknya dan menepuk-nepuk punggung gadis itu.
Karena Yein lebih pendek darinya, ia bisa melihat dengan jelas tatapan para hyung-nya, mulai dari Namjoon hyung dan Jin hyung, keduanya hanya tersenyum tulus—sedangkan Jimin hyung dan Hoseok hyung menahan tawa, lalu Taehyung hyung dan Yoongi hyung menunjukkan tatapan iri yang… sulit dijelaskan.
Taehyung hyung jelas menyukai Sujeong noona, tapi Yoongi hyung? Mungkinkah… ia menyukai… Yoo Jiae? Gadis itu?
Setelah tangisan Yein mereda, mereka berdua duduk di tengah-tengah, karena Yein adalah bintang utamanya malam itu.
“Siapa… siapa yang mengusulkan semua ini?” tanya Yein membuka pembicaraan.
“Sulit dijelaskan… sebagian besar inisiatif temanmu itu—“ ujar Namjoon sambil menunjuk Sujeong penuh makna, “dan sebagian besarnya lagi, adalah Jungkook.”
Terima kasih, adalah tatapan penuh arti yang di berikan Yein untuk pemuda disampingnya—Jeon Jungkook. Sedangkan Jungkook, mambalasnya dengan memamerkan senyum manisnya, dengan gigi kelincinya.
“Jangkaman…” celetuk Jimin di tengah keheningan, “kenapa disini hanya ada tiga perempuan? Tidak adil.”
“Diamlah, Jimin-ah. Ini sudah jadi keberuntungan kami,” ujar Yoongi sambil tertawa-tawa bersama dengan Taehyung dan Jungkook.
“Ya, Kookie, Taehyung, diamlah,” ujar Hoseok dari ujung meja, lalu matanya mengarah pada Yein, Sujeong, dan Jiae, “mokshi… apakah kalian bertiga punya teman lain… semacam, trainee lain?” tanya Hoseok malu-malu.
Ketiga perempuan itu hanya tertawa, karena sikap Hoseok yang lucu.
“Ah, karena sampai pada topik ini, katakanlah, apa kalian bertiga akan debut menjadi satu grup?” tanya Jin pada tiga orang gadis itu.
“Bisa dibilang… iya, kami akan jadi satu grup dengan lima trainee lainnya,” jawab Jiae yang duduk di sebelah Yoongi.
“Geurom… apakah kita bisa bertemu, di beberapa acara musik, misalnya?” tanya Yoongi penuh harap.
“Tentu saja!” balas Jiae semangat, “kuharap, aku bisa bertemu dengan oppa lagi,” sambungnya polos.
Sementara Yoongi hanya cengar-cengir, Namjoon, Jimin, Jin, dan Hoseok hanya bisa memandang iri pada mereka bertiga—Taehyung, Yoongi, dan apalagi… Jungkook.
“Kapan kira-kira kalian akan debut?” tanya Jin.
“Ah, mungkin kira-kira… tahun depan, sekitar bulan November,” kali ini Yein yang menjawab.
“Jadi… apa kalian akan benar-benar absen mulai Januari tahun depan sampai kalian debut?” Jungkook mulai penasaran dengan waktu absen mereka.
“Belum bisa dipastikan, oppa. Tapi kelihatannya, iya,” jawab Yein sambil tersenyum ceria.
Sebenarnya Jungkook cukup senang karena Yein akan debut, jadi kemungkinan Jungkook akan bertemu Yein akan semakin banyak.
Namun… sepertinya kemungkinan itu akan membuat Yein jadi kelelahan, karena debut stage adalah kesempatan satu-satunya dalam karir sebuah grup untuk mendapat penggemar dan sorotan sebanyak mungkin.
“Oppa,” panggil Yein membuyarkan lamunan Jungkook.
“Nae?”
“Aku akan pulang duluan dengan Sujeong unni dan Jiae unni, Namjoon sunbaenim bilang, kalian sudah dicari oleh manager kalian, persiapan fanmeeting besok.”
“Ah.. tidak apa-apa jika kalian hanya pulang bertiga? Sudah jam tujuh,” tanya Taehyung memastikan.
“Tidak apa-apa,” jawab Sujeong, “Jiae unni sangat dewasa—dia pasti menjaga kami berdua,” liriknya pada Yein, yang termuda.
“Iya, kalau begitu,” ujar Yein sambil berdiri lalu membungkuk 90 derajat pada semua member, “gamsahamnida sunbaenim, untuk hari ini.”
Kemudian mereka bertiga meninggalkan restoran itu, dengan seluruh member BTS yang masih berada di dalam ruangan tempat mereka bertemu tadi.
***
3 chaps dalam 1 hari? maaf kebanyakan :(
oiya, Jiae lahir Mei kan? Jadi dia manggil Suga oppa ... :)