home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > By Your Side

By Your Side

Share:
Author : khaiicheen
Published : 03 Sep 2015, Updated : 22 Aug 2017
Cast : SHINee - Minho Im Hyura (OC) Infinite - Sungyeol
Tags :
Status : Ongoing
4 Subscribes |10872 Views |9 Loves
By Your Side
CHAPTER 9 : Yes, I Will

By Your Side

Part – 9

Author : tiara ekha (@khaiicheen)

*****

Yes, i will :)

Matahari mulai kembali keperaduannya di ufuk timur. Menyembunyikan diri untuk bertukar tugas dengan bulan menerangi malam. Saat ini Hyura tengah berada di balkon cottage untuk memandangi pergantian tugas itu. Duduk di pgar pembatas dengan menggunakan short pants hitam dipadukan dengan blouse putih tipis, gadis itu menikmati sapuan angin pantai di wajahnya.

"Kau sedang apa?" Tanya Seulong menghampiri gadis itu.

"Ah, oppa." Balas Hyura. "Hanya sedang menikmati pemandangan sunset hari ini. Tidak menemani Sunmi eonni?"

"Anniyo, Sunmi sedang membantu eomma bersama Taeraa." Balas Seulong.

"Duduk disini oppa." Ajak Hyura.

"Tidak menemani Minho?" tanya Seulong.

"Dia sedang tidur oppa. Biarkan saja lah. Biarkan dia beristirahat. Aku tidak ingin mengganggunya." ujar Hyura.

"Perhatian sekali.” Ujar Seulong. “Baiklah. Kalau begitu, sebagai gantinya aku yang akan menemanimu." balas Seulong.

"Eiys, bukan seperti itu oppa. Aku hanya sedang malas untuk membangunkannya.” Ujar Hyura. “Hwoa, kau memang yang terbaik oppa." Gadis itu lalu memeluk sang kakak.

"Oh iya, Raa-ya. Ada yang ingin kukatakan kepadamu."

"Hmm.. Mwoga?"

"Aku akan menjalani kewajiban militerku tahun depan. Perusahaan sedang mengurusnya." ujar Seulong.

Ekspressi kaget jelas muncul di wajah Hyura. Siapkah dia untuk ditinggal sang kakak hingga 2 tahun lamanya? Ketika ia berada di Indonesia saja ia sudah merasa merindukan sang kakak. Untungnya saat itu mereka masih dapat berkomunikasi melalui video call, tapi kalau di tempat pelatihan militer. Itu tidak mungkin.

"Maaf baru memberitahukanmu sekarang." ujar Seulong.

"Oppa, kau yakin? Tidak ingin menundanya setahun lagi. Aku masih ingin bersama dengan dirimu kalau sedang weekend, atau sekedar bercerita padamu kalau aku memiliki masalah. 6 tahun aku meninggalkan kalian saja sudah sangat berat untukku." balas Hyura.

"Kalau semakin kutunda, maka semakin lama lagi aku bisa menyelesaikannya. 2 tahun bukanlah waktu yang lama. Lagipula ada Hyunsik dan Minho bukan? 2 oppamu itu masih akan terus ada di sampingmu."

"Tapi oppa..."

"Tapi apa? Minho? Ceritakan saja pada Hyunsik kalau aku tidak ada nanti. Lagipula masih setahun lagi aku akan menjalankan itu. Setahun ini kau masih akan tetap bisa bersama denganku. Menceritakan semuanya."

"Molla, oppa. Aku agak sedikit tidak percaya dengan Hyunsik oppa untuk bercerita seperti aku bercerita padamu. Berbeda oppa."

"Kalau begitu ceritalah pada Sunmi. Ia juga kan sama mengerti dirimu seperti aku. Anggap saja dia penggantiku nanti."

"Aah, oppa. Kenapa harus secepat ini?" gerutu Hyura.

"Agar aku juga cepat menyelesaikan kewajibanku dan mengerjakan planning ku yang lain di masa depan." balas Seulong.

"Maksudmu?" Hyura bingung.

"Lihat saja nanti. Ada keinginan dimasa depanku yang harus aku wujudkan. Dan salah satu syaratnya adalah menyelesaikan kewajibanku terlebih dahulu." ujar Seulong lalu tersenyum penuh arti dan mengacak rambut sang adik.

"Tapi oppa. Apa Sunmi eonni sudah mengetahuinya?"

"Sudah, dia orang pertama setelah eomma dan appa yang mengetahuinya."

"Lalu Hyunsik oppa?"

"Dia juga sudah tahu. Dan Minho juga sudah tahu. Aku sudah menitipkan dirimu padanya nanti."

"Mwoya? Memangnya aku anak kecil yang harus dititipkan?" seru Hyura. "Jadi aku yang terakhir mengetahui berita ini?" Seulong mengangguk. "Oppa, kau jahat. Bahkan Minho oppa saja sudah lebih tau dibandingkanku?"

"Aku memberitahunya lebih dulu agar aku bisa menitipkan adik kecilku ini padanya. Karena aku sudah tidak bisa menitipkanmu lagi pada Hyunsik. Sudah ada Taeraa yang juga harus dijaganya."

"Ada eomma dan appa, oppa."

"Tapi diluar mereka ada orang lain juga bukan yang harus menjagamu."seloroh Seulong.

"Tapi aku kan bukan anak kecil lagi. Aku bisa menjaga diriku sendiri."

"Tetap saja, itu perlu." potong Seulong.

"Oppa, kenapa harus menitipkanku padanya. Dia bukan kekasihku. Oppaaa..”

"Memangnya kenapa kalau dia bukan kekasihmu? Bukankah sebentar lagi akan seperti iru juga? Menyusul kami?” ujar Seulong. “Dan lagipula memangnya kau sudah punya kekasih?" Hyura menggeleng. "Nah, selama belum ada. Aku akan mempercayakanmu pada Minho. Kau sudah ditakdirkan bersamanya, Raa-ya." Lalu mencubit pipi chubby gadis itu.

"Oppa, appo. Kenapa kau suka sekali mencubit pipiku kalau sudah gemas?” keluh Hyura. “Kau tidak ingat oppa? Aku dan Minho oppa hanya oppa-dongsaeng. Tidak lebih." seru Hyura.

Seulong hanya tersenyum jahil mendengar ucapan Hyura tadi. Namun dibalik itu semua, ada sebuah doa untuk sang adik. Semoga hubungannya dengan Minho akan segera memberikan kejelasan.

"Abbonim memanggilmu sayang." ujar Sunmi menginterupsi obrolan kedua kakak beradik itu.

"Nde, aku akan segera kedalam nanti. Kau sudah selesai memabntu eomma?" tanya Seulomg.

"Nde, semuanya sudah selesai. Taeraa banyak membantu kami." balas Sunmi.

"Eonni, mian tidak bisa membantu kalian tadi." ujar Hyura.

"Gwenchana sayang. Lagipula semuanya juga sudah selesai. Oh iya, eomma juga memintamu membangunkan Minho. Kita akan makan malam di luar." ujar Sunmi.

"Nde, aku akan bangunkan pangeran tidur itu." balas Hyura. "Ya sudaaah, oppa, eonni. Masuklah lebih dulu. Temui appa, aku akan membangunkan Minho oppa lebih dulu. Annyeong." pamit Hyura beranjak dari tempat duduknya. Meninggalkan Seulong dan Sunmi.

“Jangan sampai bertengkar untuk membangunkannya, Raa-ya.” Ujar Seulong dibalas dengan gerakan tangan membentuk tanda oke oleh Hyura.

*****

Setelah perdebatan yang cukup alot untuk membangunkan Minho bangun dari tidurnya, akhirnya Hyura berhasil juga membangunkan namja itu. Menyuruhnya segera menyegarkan diri dan mengajak namja itu berkumpul dengan keluarganya.

"Kalau seperti ini kan lebih segar oppa." seru Hyura ketika Minho sudah bergabung dengannya dan keluarga kecilnya.

“Bagaimana tidurmu, Minho-ya? Nyenyak?” tanya nyonya Im.

“Nde, eommoni. Cukup untuk mengistirahatkan diri sejenak.” Balas Minho. “Kemana Taeraa?” bisik Minho pada Hyura yang ada di sampingnya.

“Sepertinya sedang berada di dapur.” Balas Hyura.

“Kau tidak membantunya?”

“Ia tidak mau dibantu. Katanya sudah selesai.” Balas Hyura lagi.

“Aaah, arra.” Balas Minho lalu mengeluarkan ponsel miliknya.

“Member yang lain mencarimu?” tanya Hyura.

“Nde, Jinki hyung mencariku. Tadi ia sempat menelfonku ketika aku tidur.”

“Hubungi kembali saja, oppa. Siapa tahu Jinki oppa ada keperluan denganmu.”

“Anniyo. Ia sudah mengirimiku pesan tadi. Katanya hanya ingin meminjam mobil untuk mengajak Sunhee pergi.” Balas Minho.

“Berdua saja?”

“Anniyo, ada Taemin dan Naeun juga.”

“Double date? Taemin selalu seperti itu.” balas Hyura.

“Kalau mereka double date, lalu kita apa? Triple date?” goda Minho.

“Eoh? Terserahmu saja oppa.” Balas Hyura malas.

Tidak lama, Taeraa menghampiri mereka di ruang tamu dengan beberapa gelas jus buah racikannya. Taeraa adalah seorang waiters di cafe Cube Entertaimen. Ia bekerka paruh waktu. Gadis ini bukan gadis yang berasal dari keluarga yang berada, ia hanya seorang mahasiswi dari sebuah keluarga sederhana. Mahasiswi berprestasi di kampusnya. Berbeda dengan Sunmi dan Hyura. Tapi itulah yang membuat Hyunsik tertarik dengan gadis sederhana itu.

"Ajjhuma, ajusshi, ini minuman untuk kalian. Semoga rasanya tidak mengecewakan." ujar Taeraa dengan senampan jus buah buatannya.

"Panggil kami seperti yang lain saja, Taeraa-ya. Panggil kami aboji dan eommoni saja. Sama seperti Minho dan Sunmi." ujar tuan Im.

"Benar sayang, panggil kami seperti mereka memanggil kami saja." tmbah nyonya Im.

"Ah, nde eommoni, abbonim." balas Taeraa gugup.

"Taeraa-ya, sini duduk disebelahku." ajak Hyura. Gadis itunpun melangkahkan kakinya menuju tempat duduk kosong disamping Hyura.

"Kami akan mencobanya, Taeraa-ya." ujar Sunmi.

"Nde, eonni. Selamat menikmati." balas Taeraa.

"Hwoaa, ini enak sekali." seru Hyunsik.

PLETAK!!! sebuah pukulan mendarat di kepala Hyunsik yang duduk di depan Hyura. "Oppa, kau berlebihan. Mau mencari perhatian Taeraa bukan seperti itu caranya." seru Hyura.

"Appo, Raa-ya. Kau ini. Menjatuhkan imageku saja di depn Taeraa." balas Hyunsik.

"Adeul-ah, kalian ini. Masih saja bertengkar. Apa kalian tidak malu dengan Minho dan Taeraa?" ujar tuan Im.

"Minho oppa sudah biasa melihat hal seperti ini appa. Lagipula untuk apa malu di depannya? Geundae, Taeraanya. Mian, namjachingumu ini memang perli sedikit diberi pelajran agar tidak terlalu berlebihan." balas Hyura diikuti senyuman mau sang visual.

“Gwenchana abbonim. Sudah tidak aneh melihatnya bertengkar dengan Hyunsik seperti ini. Memang sejak dulu keduanya tidak pernah berubah.” Balas Minho lalu mengacak rambut Hyura perlahan. Tuan Im hanya tersenyum penuh arti mendengar apa yang Minho katakan.

"Tapi memang benar, Raa-ya. Jus buatan Taeraa memang enak." ujar nyonya Im.

"Dengar, eomma saja mengakuinya. Dan ini lebih enak dibandingkan buatanmu." balas Hyunsik.

Sepasang kekasih yang juga ada di ruangan itu hanya tersenyum bahagia melihat perdebatan yang terjadi diantara kedua adik bungsu mereka itu. Seulong dan Sunmi duduk berdampingan tidak jauh dari tempat duduk kedua orang tua mereka.

"Gomawo eommoni." balas Taeraa.

"Ya sudah. Minho dan Taeraa juga sudah kembali. Ayo kita makan malam di luar. Aku sudah memesan makan malam di pinggir pantai." ajak Seulong.

"Tapi kita habiskan ini dulu hyung. Kasihan Taeraa sudah membuatkannya untuk kita." ujar Minho.

"Nde, kita habiskan ini dulu." balas Seulong.

"Kalau begitu aku mengambil ponsel dan tasku terlebih dulu di kamar sayang." ujar Sunmi setelah menghabiskan segels jus buatan Taeraa yang memang enak itu. "Kau mau ikut Taeraa-ya?" ajak Sunmi.

"Nde, eonni. Ada beberapa barang juga yang ingin kuambil." balas Taeraa.

"Jangan lupa bawa cardiganmu, Tae-ya." seru Hyunsik dibalas anggukan oleh Taeraa. “Angin malam cukup dingin.”

"Kau tidak ikut, Raa-ya?" tanya Seulong.

"Anniyo oppa. Ponselku sudah ada disini." balas Hyura.

Gadis itu terlihat tengah sibuk dengan ponselnya sejak perdebatannya dengan Hyunsik berakhir. Ada sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak Hyura kenal muncul di layar ponselnya beberapa saat yang lalu. Sebuah pesan yang menanyakan kabar gadis itu tanpa nama pengirimnya.

 

From : unknown number

Annyeong Hyura-ssi..

Apa kabarmu?

 

Gadis itu bingung. Siapa yang mengirimkan pesan itu padanya. Namun kalau dilihat dari isi pesannya, sepertinya si pengirim ini sudah mengenal dirinya atau sudah pernah bertemu dengan dirinya. Tanpa pikir panjang Hyura pun membalasnya. Hanya sebagai bentuk menghargai saja.

 

To : unknown number

Annyeonghaseyo, kabarku baik-baik saja. Kalau boleh aku tahu, kau ini siapa? :)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

From : unknown number

Hehehe

Mian, tidak memberitahumu identitas pengirimnya.

Ini aku, Sungyeol. Lee Sungyeol.

Member Infinite. Kau ingat?

Kibum yang memberikan nomormu padaku.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

To : Sungyeol oppa

Aah, jadi ini kau oppa :)

Aku ingat. Tenang saja, kau kan sudah bilang padaku untuk mengingat namamu.

Apa kabar oppa?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

From : Sungyeol oppa

Baik, sangat baik.

Bagaimana denganmu?

Kau sedang sibuk?

Kudengar kau sedang berlibur dengan keluargamu..

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

To : Sungyeol oppa

Senangnya mendengar kabarmu baik-baik saja oppa.

Nde, aku sedang berlibur bersama keluargaku dan aku juga tidak sedang sibuk.

Hanya sedang bersantai dengan keluargaku..

Bagaimana perisiapan comeback kalian?

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

From : Sungyeol oppa

Persiapan comeback kami?

Semuanya berjalan baik. Datanglah ke showcase kami nanti. Atau ikutlah ke lokasi pengambilan gambar untuk MV terbaru kami minggu depan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

To : Sungyeol oppa

Terus semangat untuk berlatih oppa :)

Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk ikut ke lokasi pengambilan gambar kalian. Jadwalnya berbentrokan dengan jadwal konser SHINee.

Mian oppa :(

Mungkin untuk ke showcase kalian akan aku sempatkan nanti.

Oh iya, oppa. Kita berlanjut lagi nanti.

Aku akan makan malam dulu dengan keluargaku.

Annyeong :)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

From : Sungyeol oppa

Baiklah, maaf kalau mengganggumu.

Selamat menikmati makan malamu..

Annyeong :)

*****

Minho POV

Siapa yang mengirimi Hyura pesan? Ia terlihat senang sekali ketika membalasnya. Senyuman itu kembali tersungging lagi di wajahnya. Senyuman ceria, lepas tanpa beban. Seperti dulu. Aah, aku sangat merindukan senyuman itu.

"Kajja, eommoni, aboji, Seulong hyung dan juga yang lainnya sudah menunggu di pinggir pantai." Ajakku padanya yang belum lepas dari ponsel miliknya.

"Ah, nde. Chankam oppa. Aku mengambil cardiganku dulu." Balasnya.

"Sudah, pakai ini saja." Ujarku memberikan jaketku padanya.

"Geurae, gomawo oppa.."

Kami berdua berjalan menuju pinggir pantai, dimana keluarga Hyura yang lainnya sudah menunggu.

"Ada acara apa sampai Seulong oppa mengajak kita makan malam di pinggir pantai seperti ini. Romantis sekali." Ujarnya berjalan di sampingku.

"Sepertinya ada hal spesial yang akan dilakukannya." Balasku enteng. Membayangkan bagaimana Seulong hyung akan melakukan rencananya itu.

"Geurae, sepertinya begitu. Karena walaupun Seulong oppa baik dan romantis, dia tidak pernah mengajak kami makan malam seperti ini."

Hyung memang sudah menyiapkan sesuatu yang romantis nanti, Raa-ya. Ujarku dalam hati.

"Oh iya, kau sedang berbalas pesan dengan siapa tadi? Sepertinya seru sekali." Interogasiku.

"Eoh? Aah, anniyo. Nae chinggu." Balasnya.

"Chinggu? Kau yakin?"

"Nde, nae chinggu. Memangnya kenapa oppa?"

"Anniyo. Atau itu Jongin?"

"Yaa, kau mulai lagi. Aish." Serunya. "Temanku kan tidak hanya Jongin. Eiys, kenapa? Kau cemburu?" Tanyanya.

"Mwo? Anniyo. Untuk apa aku cemburu. Kau tidak akan bisa berpaling dariku. Kau kan sudah berjanji untuk selalu ada disampingku." Balasku. Sejujurnya, ada sedikit rasa malu untuk mengakui itu. Ya, aku memang cemburu kalau melihat Hyura mulai akrab dengan teman prianya. Aku tidak mau kehilangan dirinya lagi.

"Eiys, selalu jawaban seperti itu. Nde oppa. Aku akan selalu ada di sampingmu, tapi entah sampai kapan." balasnya lalu tersenyum.

Semoga saja keinginanmu itu bisa segera terwujud, Raa-ya. Semoga keberanian dan keyakinanku segera muncul.

*****

Sebuah makan malam yang sangat romantis sudah disiapkan oleh Seulong untuk kelurganya dan juga sang kekasih. Hyura, gadis itu tidak berhenti takjub melihat apa yang sudah disiapkan oleh sang kakak sejak mereka tiba di tempat makan malam. Sebuah restoran pinggir pantai yang sudah di booking khusus oleh Seulong untuk keluarganya.

Sebuah hidangan pencuci mulut sudah tersaji di meja makan yang sedang keluarga Im gunakan. Kedepalan piring yang berisikan 8 hidangan pencuci mulut itu tertutup oleh penutup saji. Ada sebuah kejutan yang disiapkan oleh Seulong dibalik salah satu dari delapan piring tersebut untuk sang kekasih, Sunmi.

“Ini hidangan pencuci mulut malam ini. Selamat menikmati.” Ujar sang pelayan yang baru saja selesai meletakan kedelapan piring itu dihadapan keluarga Im satu persatu.

“Gamsahamnida.” Balas Seulong. “Geurae, silahkan kalian nikmati pencuci mulut malam ini.” ujar Seulong. “Kalian bisa membuka penutup sajinya.”

Kedelapan anggota keluarga yang lain pun membuka penutup saji hidangan pencuci mulut mereka. Sebuah chesse soft cake dengan saus strawberry diatasnya. Namun, dari kedelapan piring itu hanya piring milik Sunmi yang isinya berbeda dengan ketujuh piring yang lainnya. Bukan sebuah chesse soft cake melainkan sebuah tulisan dari selai starwberry.

Park Sunmi, will you marry me?

Minho dan Hyunsik yang sudah mengetahui rencana Seulong malam ini terbelalak kaget dengan cara yang digunakan oleh hyung keduanya itu. Diluar dugaan keduanya kalau Seulong akan melakukannya dengan cara seperti ini dan sudah merencanakan semuanya dengan baik. Sedangkan Hyura, gadis itu masih menatap tidak percaya dengan adegan romantis yang baru saja terjadi dihadapannya. Sang kakak melamar gadis yang dicintainya. Dan Taeraa hanya tersenyum simpul melihat apa yang Seulong lakukan untuk melamar Sunmi tersebut. Ada satu kenangan manis yang terlintas di benaknya ketika ia dan Hyunsik belum menjadi sepasang kekasih seperti ini.

Serta tuan dan nyonya Im tersenyum bahagia dan bangga melihat keberanian putra tertua mereka itu. Seulong memang sudah mengutarakan niatnya untuk melamar Sunmi kepada kedua orang tua Sunmi dengan mengajak kedua orang tuanya tanpa sepengetahuan gadis itu.

Seulong pun bangkit dari kursinya dan mengajak sang gadis untuk ikut berdiri. Memakaikan jaket yang digunakannya untuk menghangatkan tubuh Sunmi lalu menggenggam kedua tangan putih gadis itu dalam genggamannya.

“Aku sudah mengutarakan niatku ini pada kedua orang tuamu beberapa waktu yang lalu. Eomma dan appa juga ikut menemaniku berbicara dengan kedua orang tuamu.” Ujar Seulong. Wajah cantik model itu sudah merona kemerahan dan cairan sebening kristal mulai menggenang di pelupuk mata indahnya. “Aku sengaja mengajak mereka dalam liburan kita kali ini. Didepan eomma, appa, kedua adikku dan pasangan mereka. Aku ingin mengatakan ini padamu.” Lanjut Seulong semakin mengeratkan genggaman tangannya.

“Park Sunmi, Will you marry me?” tanya Seulog.

Hening sesaat, tidak ada suara yang lekuar dari bibir gadis itu. Ia masih tersihir dengan kejutan yang diberikan oleh Seulong untuk dirinya itu. Hingga akhirnya sebuah anggukan diikuti pernyataan keluar dari bibir gadis itu. “Yes, I will.”

“Gommawo, Sunnie-ya. Mungkin memang tidak dalam waktu dekat ini. Aku harus menjalankan kewajibanku terlebih dahulu. Namun, setelah itu semua selesai, aku akan segera meresmikannya dalam ikatan suci pernikahan. Kau bisa menungguku hingga semua itu selesai bukan?” tanya Seulong.

“Nde, Seulong-ah. Aku akan menunggu sampai semua itu selesai. Terima kasih untuk melakukannya dengan cara seperti ini. Jeongmal gomawo.” Ujar Sunmi, air mata kebahagiaannya tak terbendung. Butiran cairan itu meleleh mengaliri kedua pipinya. Gadis itu lalu memeluk Seulong disela tangisnya.

“Cheonmaneyo, sayang. Terima kasih juga untuk mau menungguku selama ini. Waktu memang menjadi masalah utama bagi kita. Tapi kau dengan setia menemaniku sampai selama ini. Terima kasih untuk ini semua.” Balas Seulong.

*****

Hyura POV

Apa yang Seulong oppa lakukan? Melamar Sunmi eonni? Hwoa, ia memang selalu menjadi yang terbaik. Aku tidak membayangkan kalau ia akan melakukannya malam ini. Air mata bahagia pun tidak bisa kutahan dari kedua mataku. Aku bahagia melihat kebahagiaan keduanya. Hubungan keduanya memang tidak memiliki banyak hambatan berarti, hanya kesibukan masing-masing yang menghalangi keduanya. Aku salut dengan keberanian Seulong oppa melakukan ini dihadapan kami. Suasana romantis ini sangat mendukung sekali.

“Sebagai pengkatnya, aku akan memakaikan ini padamu.” Ujar Seulong oppa mengeluarkan sebuah kotak dari saku celananya. Sebuah kalung berliontinkan sebuah crown kecil bermatakan krystal.

“Pakaikan padanya, Seulong-ah.” Ujar appa.

“Nde, appa.” Balas Seulong oppa.

Melihat Seulong oppa memakaikan kalung itu di leher jenjang Sunmi eonni. Aku kembali teringat dengan bagaimana Minho oppa memakaikan kalung berliontinkan 5 bintang yang kugunakaan saat ini di pulau Jeju setahun yang lalu. Aku meraba kalung yang berada di leherku saat ini. Bahagianya ketika seseorang yang kau sayang memakaikan ini padamu. Apakah ini juga bentuk pengikat yang Minho oppa berikan padaku? Hmm, molla.

“Gomawo, Seulong-ah.” Ujar Sunmi eonni kembali memeluk Seulong oppa setelah kalung itu sudah berada di lehernya.

Aku pun bangkit dari kursiku, menghampiri keduanya dan memeluk mereka hangat.

“Jadi ini alasanmu oppa mengajak kami kesini? Menyaksikan lamaranmu pada eonni?” ujarku. “Dan ini juga alasanmu ingin mempercepat wajib militermu?” Lanjutku. Seulong oppa memelukku hangat lalu mengacak rambutku yang juga sudah sedikit berantakan karena angin pantai. “Chukkae.”

“Gomawao, Raa-ya. Cepatlah menysul dengan Minho.” balas Seulong oppa.

“Semoga saja, oppa. Doakan yang terbaik.” Bisikku.

“Amin.” Balasnya.

“Eonni, chukkae.” Ujarku pada Sunmi eonni.

“Gomawo sayang. Berceritalah padaku kalau tidak bisa bercerita pada Seulong.” Balasnya.

“Nde, selamat datang di keluarga Im.” Balasku.

Setelah memberikan ucapan selamat pada keduanya, aku pun kembali ke tempatku. Anggota keluargaku yang lain bergantian memberikan selamat pada keduanya sebelum pada akhirnya Seulong oppa dan Sunmi eonni menghampiri eomma dan appa. Melihat ini semua, bolehkah aku berharap jika suatu saat aku juga bisa merasakan ini dengan namja yang kusayangi?

*****

Liburan telah usai. Keluarga Im beserta anggota baru mereka sudah kembali pada kesibukan masing-masing. Kesibukan jadwal kerja dan aktivitas rutin mereka sehari-hari. Liburan singkat yang mereka lakukan beberapa hari yang lalu memberikan kenangan tersendiri bagi masing-masing dari mereka, terlebih bagi Hyura.

“Apa yang sedang kau lamunkan, Raa-ya?” tegur Onew menghampiri Hyura yang sedang menikmati segelas ice mocchacino di cafetaria perusahaan.

“Oppa, kau mengagetkan saja. Sudah lama?” tanya Hyura.

“Baru saja tiba.” Balas Onew.

“Lalu kemana member yang lain?”

“Mereka sudah lebih dulu ke ruang latihan. Aku mampir kesini untuk memesan beberapa gelas kopi untuk kami nanti. Lalu aku tidak sengaja melihatmu.” Balas Onew.

“Ah, jangan terlalu lelah untuk latihan hari ini oppa. Kalian juga perlu menyimpan tenaga kalian untuk perjalanan Amerika latin beberapa hari nanti.” Ujar Hyura.

“Tenang saja, kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Khawatirkan saja Minho. Ia sering tidur larut malam belakang ini demi menonton pertandingan sepak bola kesukaannya.”

“Hmm, ia akan selalu lupa waktu kalau sudah berurusan dengan olahraga itu.” balas Hyura.

“Ingatkan saja dia. Kalau kau yang memberiatahukannya ia pasti akan mendengarkanmu.” Ujar Onew. Hyura mengangguk. “Oh iya, bagaimana liburanmu dengan Minho kemarin? Menyenangkan?”

“Lumayan menyenangkan untuk menghilangkan kepenatan dari jadwal kalian yang cukup menggila ini oppa.” Balas Hyura.

Tiba-tiba ponsel Hyura bergetar. Bunyi pesan masuk. Sungyeol oppa. Secara tidak sengaja Onew melihat nama itu muncul di ponsel Hyura.

From : Sungyeol oppa

Annyeong, Hyura-ssi J

Semagat untuk menjalani aktivitas mu hari ini.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

To : Sungyeol oppa

Panggil Hyura saja oppa..

Gomawo J

“Infinite Sungyeol?” tanya Onew mengembalikan Hyura dari kesibukannya.

“Eoh?” balas Hyura kaget.

“Aku tidak sengaja melihat namanya di layar ponselmu tadi.” Balas Onew. “Jadi..”

“Aa.. anniyo oppa. Kami hanya kenal biasa saja. Sama seperti aku mengenal sahabat idol kalian.” Potong Hyura.

“Aah, jadi begitu? Sepertinya Kibum berhasil mengenalkanmu pada member Infnite.” Ujar Onew. “Tidak apa selama itu positif, Hyura-ya.”

“Nde oppa.”

“Kau sudah selesai bukan? Kalau begitu ayo kita ke ruang latihan. Temani kami berlatih untuk penampilan di Amerika Latin nanti.” Ajak Onew.

*****

Infinite Dorm

Senyum sumringah tidak pernah luput dari wajah tampan choding prince Infnite, Lee Sungyeol. Sejak bertemu dan gadis berambut coklat yang diculik oleh Woohyun dan Key ketika ulang tahun sang visual beberapa hari yang lalu. Terlebih ketika namja itu sudah berhasil mendapatkan nomor ponsel Hyura.

Flashback

“Bum-ah, bisa kau berikan nomor ponsel Hyura padaku?” tanya Woohyun ketika ia bersama dengan Key dan Sungyeol makan siang dekat gedung KBS. Kali itu ToHeart akan melakukan recording untuk penampilan mereka di acara Music Bank dan Sungyeol menemani Woohyun dalam ativitas main vocalistnya hari itu.

“Untuk?” tanya Key pura-pura tidak tahu.

“Masih perlu kujelaskan untuk apa?” balas Woohyun lalu melirik sang member yang ada di sampingnya.

“Yaa, aku bisa memintanya sendiri nanti kalau kami memang bertemu lagi.” Potong Sungyeol.

“Mau sampai kapan? Sampai kami semua bosan kau tanyai mengenai gadis itu?” ujar Woohyun asal.

“Eiys, sepertinya kau menyukainya, Yollie-ya.” Seloroh Key.

“Bukan seperti itu..” bela Sungyeol.

“Lalu seperti apa? Setiap hari kau selalu menanyakan mengenai Hyura melalui Sunhee, sampai ia bosan untuk menjelaskannya padamu.” Ujar Woohyun.

“Berikan ponselmu padaku kalau begitu, biar aku masukan nomornya di ponselmu.” Ujar Key lalu mengambil ponsel Sungyeol yang namja itu letakan di samping meja. “Tapi sepertinya saat ini ia sedang menikmati waktu liburannya dengan keluarganya di pulau Nami.”

“Gwenchana. Aku tidak akan mengganggunya. Gomawo, Kibum-ah.” Ujar Sungyeol akhirnya.

“Eiys, tadi saja malu-malu. Sekarang terlihat sendiri bagaimana kau ingin berkenalan dengannya lebih jauh.” Seloroh Woohyun.

“Setidaknya aku memiliki keberaian lebih dibandingkan dirimu yang selalu diam dan menjadi pemalu kalau bertemu dengan Jinhee.” Balas Sungyeol tak mau kalah.

Flashback end

Nasib baik sedang berlabuh pada namja ini. Hyura, asisten manajer SHINee itu dengan terbuka selalu merespon setiap pesan yang Sungyeol kirimkan padanya. Entah hanya ucapan selamat pagi, menyemangati gadis itu untuk tetap semangat menjalani pekerjaannya atau sekedar menanyakan kabar dan kegiatan yang sedang gadis itu lakukan.

 “Habiskan dulu sarapanmu Lee Sungyeol, baru kau kembali sibuk dengan ponselmu.” Seru Hoya dari arah dapur. Namja beralis tebal itu agak sedikit kesal dengan kebiasaan Sungyeol yang tidak bisa lepas dari ponselnya sejak beberapa hari belakangan.

“Maklum saja, Howon-ah. Dia kan sedang jatuh cinta. Kau ini seperti tidak mengeti bagaimana kalau yeoja yang kau sukai itu membalas pesanmu.” Ujar Woohyun menghampiri Sungyeol yang terngah menghabiskan sarapannya bersama dengan L dan Sungjong. “Bagaimana? Dia membalas pesanmu?” Namja jangkung itu mengangguk.

“Kemajuan yang cukup baik, hyung.” Seloroh L.

“Jangan sok bijak menanggapi, Myungsoo-ya. Memang Sunhee sudah membalas pesanmu?” tanya Woohyun.

“Eiys, hyung. Aku ini kan sedang bersekutu denganmu. Kenapa kau malam menjatuhkanku?” dumal L.

“Lalu bagaimana dengan kau sendiri, Woohyun-ah? Bagaimana kelanjutanmu dengan Jinhee?” goda Dongwoo menghampiri keempatnya di meja makan. Saat ini, hanya Sunggyu yang belum bergabung dengan mereka. Woohyun terdiam, tidak berkomentar apapun.

*****

Last Romeo MV vennue

“Mau sampai kapan kau terus sibuk dengan ponselmu oppa?” seru Sunhee memecah kesibukan Sungyeol yang kembali sibuk dengan ponselnya. “Aah, jadi dengan Hyura?”

“Tidak menemani Myungsoo?” tanya Sungyeol mengalihkan pembicaraan.

“Jangan mengalihkan pembicaraan oppa.” Balas Sunhee. “Dia sudah besar dan bisa mengurus dirinya sendiri. Tidak perlu kutemani pun dia bisa melakukannya sendiri.”

“Eiys, dingin sekali. Sudah tertular virus si pangeran es itu?”

“Mwo? Anniyo. Sudah, jangan membahasnya. Aku kan sedang bertanya soal dirimu.”

Sungyeol terkekeh mendengar penyataan Sunhee tadi. Hubungan sang visual dengan gadis adik dari sang Leader ini memang terkadang membingungkan. Sangat mebingungkan bahkan. “Wae sangie?”

“Sedang berkirim pesan dengan Hyura? Eiys, sepertinya sudah ada kemajuan.” Goda Sunhee.

“Kau sehati sekali dengan Myungsoo. Tadi pagi juga ia mengatakan hal itu ketika Howon hyung marah kepadaku karena sibuk dengan ponsel ketika sarapan.” Ujar Sungyeol. “Hubunganku dan Hyura tidak seperti itu. Hanya berbalas pesan saja dengannya. Tidak lebih.”

“Maksudmu oppa? Apanya yang sehati. Hanya kebetulan saja.” Ujar Sunhee.

“Kebetulan yang dihubungkan oleh kekuatan telepathy hati kalian berdua.”

“Aish, apa tidak ada hal yang lain. Sudah jangan membahas mengenai dirinya.”

“Kenapa, kesal karena ia menculikmu paksa hari ini? Atau iri dengan apa yang Sunggyu hyung dan Woohyun lakukan pada Minji dan Jinhee. Kau ingin Myungsoo juga melakukannya.”

“Eoh? Oppa, aku kan sedang membahas mengenai kau dengan Hyura. Kau malah menanyakan soal diriku. Aish.”

“Tidak apa, hanya ingin saja.” Balas Sungyeol. “Oh iya, bisa kau ajak Hyura di acara Showcase kami?”

“Dasar. Kau memang tidak konsiten dengan ucapanmu.”

“Maksudmu?”

“Dwesso.” Balas Sunhee. “Memangnya kau siap untuk bersaing dengan visual SHINee oppa? Kalau kau ingin mengajak Hyura, kau harus ijin terlebih dulu dengan visual SHINee itu.”

“Maksudmu? Minho?” Sunhee mengangguk. “Memangnya ada apa dengan Hyura dan Minho? Mereka berpacaran?” tanya Sungyeol penasaran.

“Hmm, dwesso. Kalau kau ingin tahu, tanyakan pada orangnya saja langsung.” Ujar Sunhee.

“Yaa, beritahu aku.”

“Anniyo. Tanyakan sendiri pada Hyura. Aku takut salah memberikan informasi padamu.”

“Eiys, Kim Sunhee. Kau ini membuatku penasaran saja.” Balas Sungyeol.

Sunhee hanya tersenyum simpul. “Sudah selesai kan? Sunggyu oppa memanggilmu untuk segera bergabung dengan yang lainnya oppa. Mereka sudah menunggu untuk melakukan pengambilan gambar kalian bertujuh.” Ajak Sunhee.

“Baiklah. Kau selalu berhasil membuatku penasaran saja, Hee-ya.”

***** 

 

Annyeong :)

Selamat sore readers yang udah setia nungguin part terbaru di update.

maafkan sayaa karena terlambat buat upload part selanjutnya.

Tapi, untuk menebus kesalaahn itu, aku akan update 3 part sekaligus.

9, 10 dan 11

Selamat membaca :)

dan jangan lupa ya buat LIKE COMMEN dan SUBSCRIBE nya

 

love,

@khaiicheen

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK