By Your Side
Part – 10
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
*****
One step..
Infinite's Dorm
"Sampai kapan kau terus berbalas pesan dengannya hyung?" Seru suara tenor dari arah dapur.
"Sampai dia memiliki nyali untuk bertemu langsung dengan Hyura, Myungsoo-ya. Rasa percaya dirinya belum sekuat kita untuk mendekati seorang gadis." Ujar Woohyun dari ruang TV.
"Eiys, bukan seperti itu hyung, Myungsoo-ya. Aku kan perlu mengenalnya lebih jauh." Elak sang terdakwa utama, Sungyeol.
"Terlalu lama membuang waktu hyung." Seru L. "Telfon saja dia, ajak dia bertemu. Benarkan hyung?" Tanya L pada sang main vocal.
"Nde, benar. Atau kau ingin ikut denganku dalam kegiatan ToHeart? Dia akan selalu menemani Kibum di jadwal kami." Usul Woohyun.
"Tidak perlu. Aku bisa mengajaknya sendiri untuk bertemu. Tidak perlu bantuanmu, Woohyun-ah." Balas Sungyeol percaya diri.
"Sombong sekali kalu choding prince? Ya sudah kalau kau tidak mau. Aku kan hanya menawarkan." Balas Woohyun.
"Eiys, bukannya aku sombong. Tapi, tanpa kalian suruh pun aku sebenarnya sudah mengajaknya bertemu." Ucap Sungyeol lalu tersenyum bangga
"Jinjja hyung?" Tanya L tak percaya.
"Nde."
"Lalu apa dia mau?" Potong Woohyun cepat.
"Dia tidak bisa dalam waktu dekat ini hyung. Ia tengah sibuk mengurus perisapan SHINee untuk konser mereka di Amerika Latin." Balas Sungyeol yang tiba-tiba tak bersemangat.
"Ah, iya. SHINee akan berangkat menuju Amerika Latin lusa." Tambah Woohyun.
"Gwenchana hyung. Tapi setidaknya sudah ada sinyal positif yang diberikan oleh gadis itu bukan?" Lanjut L. "Tetap semangat hyung."
"Gomawo, Myungsoo-ya." Balas Sungyeol.
Saat ini memang ketiga namja itu saja yang tengah berada di dorm mereka. Keempat member yang lain sedang pergi dengan urusan pribadi dan jadwal solo yang harus mereka kerjakan.
"Kau sok sekali memberikan semagat untuk Sungyeol. Memangnya urusanmu sendiri dengan Sunhee sudah membaik?" Seloroh Woohyun gemas melihat tingkah duo Myung-yeol itu.
"Phuaaahahahaha." Sungyeol tertawa kencang mendengar apa yang Woohyun katakan.
"Ya, hyung. Aku kan membantumu tadi. Kenapa sekarang kau mentertawakanku?" Keluh L pada partner in crime nya lalu menepuk bahu Sungyeol cukup keras.
"Yaa, Kim Myungsoo. Itu sakit. Aku kan hanya bercanda." Seru Sungyeol. "Tapi apa yang Woohyun bilang memang benar kan?"
"Aish, sudah jangan membahas itu. Sunhee masih mendiamkanku. Entahlah, aku pusing menghadapinya." Keluh L mengacak rambutnya kesal. "Dan kau hyung, aku tahu kau baru saja meresmikan hubunganmu dengan Jinhee. Tapi kau belum saja merasakan apa yang aku alami nantinya."
"Apa maksudmu? Tenang saja Myungsoo-ya. Jinhee adalah gadis lembut dan tenang dan aku juga bisa mengimbanginya. Tidak seperti kau dan Sunhee yang sama-sama seperti batu. Susah untuk mengalah satu sama lain." Bela Woohyun.
"Terserah kau hyung..!" Seru L meninggalkan keduanya menuju kamar.
"Dasar pangeran es." Ujar Woohyun.
"Biarkanlah hyung. Hubungan mereka memang cukup memusingkan dan kita terkadang menjadi imbasnya." Balas Sungyeol.
"Ya, ya, ya. Sudah lupakan mereka berdua. Kembali pada kau." Ujar Woohyun lagi.
"Mwo? Aku? Apa lagi yang mau kita bahas?"
"Kemajuan hubunganmu dengan Hyura. Yakin tidak mau kubantu?" Goda Woohyun.
"Eoh? Dwesso. Aku bisa mengurusnya sendiri hyung. Kalau butuh baru aku meminta bantuanmu." Balas Sungyeol dan mengikuti langkah L menuju kamarnya.
"Yaaa, kau mau kemana? Dasar duo menyebalkan. Meninggalkanku sendirian disini." Seru Woohyun.
*****
Hyura POV
Sudah beberapa waktu belakangan ini, lagu-lagu Infinite, group Woohyun oppa mewarnai lagu-lagu di playlistku. Kumpulan beberapa lagu baru yang menambah daftar lagu koleksi milikku diluar lagu-lagu SHINee, 2AM , BTOB dan artis SM lainnya. Lagu-lagu dari ketujuh namja tampan lainnya, duluar para member SHINee dan artis SM yang kukenal. Lagu-lagu mereka tak kalah enaknya untuk didengarkan di waktu senggangku. SHINee dan Infinite memang memiliki genre lagu yang hampir serupa, tapi konsep yang mereka usung berbeda. Dan karena keasyikanku mendengarkan lagu mereka membuat Minho oppa menjadi kesal karena terkadang aku menjadi mengabaikannya. Tunggu, bukan aku terpesona dengan salah satu member Infinite, hanya saja aku menikmati sekali lagu-lagu yang mereka nyanyikan.
"Infinite lagi dan kau kembali mengabaikanku." Seru Minho oppa kesal.
"Anniyo oppa. Aku hanya sedang mendengarkan lagu mereka untuk menemaniku beristirahat saja. Tidak lebih." Balasku.
"Yaa, Minho-ya. Memangnya kenapa kalau dia mendengarkan lagu-lagu Infinite? Takut tersaingi atau takut ia terpesona dengan visual mereka?" Seru Kibum oppa dari arah dapur.
"Dwesso." Seru Minho oppa.
"Aku tidak menyukai visual mereka oppa. Tenang saja. Pensona visual SHINee lebih kuat bagiku dibandingkan visual Infinite. Lagipula, visual Infinite itu sudah dimiliki oleh orang lain." Balasku dan senyuman bangga terpampang jelas di wajah oppaku itu.
Pesonamu memang lebih memukau dibandingkan L oppa. Ujarku dalam hati.
"Aah, arra. Kalau bukan pesona sang visual berarti pesona member lainnya??" Goda Kibum oppa lalu duduk di sebelahku.
"Hahaahaha. Ternyata Hyura masih bisa juga untuk menyukai orang lain diluar dirimu, Minho-ya." Seloroh Jonghyun oppa.
"Ya, hyung." Seru Minho oppa lagi.
"Wae? Cemburu? Kalau cemburu katakan cemburu, kalau kesal katakan kesal dan kalau tidak ingin ia berpaling pada yang lain, cepat perjelas." Ujar Jonghyun oppa enteng.
Terkadang aku berterima kasih pada kejujuran para oppa, keluarga keduaku ini mengenai hubunganku dengan Minho oppa, tapi terkadang aku juga merasa kasihan kalau Minho oppa di pojokkan seperti tadi. Entahlah.
"Oppa, kasihan Minho. Dia pasti punya alasan." Ujar Minji eonni.
Saat ini aku, Minji eonni dan ketiga member SHINee itu tengah berada di dorm mereka, menemani ketiganya beristirahat dari jadwal mereka sebelum keberangkatan menuju Amerika Latin lusa. Dan Taemin sedang menjemput Naeun untuk ikut bergabung bersama kami. Hubungan keduanya juga sudah membaik setelah Eunji membantu menjelaskan mengenai kesibukan Apink untuk memproduksi ulang lagu NoNoNo mereka kedalam versi jepang. Sedangkan Jinki oppa, ia tengah beristirahat di kamarnya. Belakangan keadaannya menjadi mudah lelah dan kalau sudah terlalu lelah itu berakibat pada suara lembut miliknya. Jadi ia harus dengan semaksimal mungkin mengistirahatkan tubuhnya.
*****
Kesibukan Hyura di negri Paman Sam bagian selatan itu hampir sama dengan kesibukan konser ketika diadakan di Seoul. Namun ada yang berbeda kali ini, ada seseorang lain diluar Minho yang senantiasa menemani gadis itu. Walaupun tidak menemani secara langsung, hanya sekedar pesan penyemangat melalui pesan singkat atau panggilan telfon. Seseorang yang mampu membuat Hyura nyaman seperti ketika dekat dengan Kai dulu, namun dengan cara dan perlakuan yang berbeda. Tidak dewasa seperti Minho tetapi cenderung lucu dan menyenangkan untuk menghibur gadis itu.
Sejak kembali dari liburan keluarganya di pulau Nami beberapa waktu yang lalu, namja ini memang semakin sering menghubungi Hyura. Gadis itu tidak merasa terganggu, tetapi merasa senang karena ia memiliki teman dan oppa baru lagi diluar kelima oppanya di SHINee dan artis SM lainnya. Lee Sungyeol, namja itulah yang mampu membuat Hyura kembali tertawa dan ceria seperti dulu, sebelum hubungannya dengan Minho menjadi agak serius dan menuntut gadis itu untuk bersikap lebih dewasa.
From : Sungyeol oppa
Menyenangkan disana?
Sayangnya Infinite dan SHINee belum memiliki jadwal bersamaan,
Jadi agak sulit untuk bertemu denganmu.
---------------------------------------------------------------------------------------------
To : Sungyeol oppa
Kalau ingin bertemu tidak harus menunggu kalian memilki jadwal bersama
Katakan saja padaku kapan waktu dan tempatnya.
Kalau aku bisa, maka aku akan menemuimu.
Ada beberapa pesan lain juga yang selalu dikirimkan oleh Sungyeol pada yeoja berambut coklat itu. dan itu semua mampu dan berhasil membuat Hyura selalu tersenyum setiap kali membacanya. Sungyeol selalu mampu membuat Hyura tersenyum dengan setiap pesan yang berisikan candaan padanya. Candaan yang terkadangvjuga menjurus kepada niat lain Sungyeol mengenal gadis itu lebih jauh.
*****
Sekembalinya SHINee dari gelaran konser mereka di Amerika Latin, ada sebuah insiden kecil yang menimpa Hyura. Ia terjatuh dan terdorong gerombolan fans yang ingin melihat langsung kepulangan kelima member menuju Seoul. Ia terjatuh dengan tangan kanan yang menopang tubuhnya lalu bahu kanannya terdorong oleh kangkah kaki para fans, sehingga menimbulkan cidera di bahunya.
Hal tersebut membuat Minho menjadi khawatir dan semakin memprotec gadis itu. Memang saat itu Hyura berada di rombongan belakang kelima member SHINee, gadis itu berada dibelakang Kyungshik yang menggiring kelima mmeber untuk segera menuju boarding room. Dan Minho berada jauh dari gadis itu. Hal tersebut juga tidak kalah membuat Sungyeol khawatir setelah mendapatkan informasi dari Sunhee dan gadis itu sendiri.
*****
Hyura POV
"Beristirahatlah dengan cukup seminggu kedepan. Tidak perlu khawatir dengan jadwal kami. Kyungshik hyung masih bisa menghandlenya." - Onew
"Aku tidak mau mendengar Minho hyung mengocehimu kalau kau tetap keras kepala. Istirahatlah." - Taemin
"Minji bisa membantu kami nanti. Istirahat agar keadaanmu segera pulih." - Jonghyun
"Tidak perlu mengkhawatirkan kami dan jadwalku bersama ToHeart. Aku dan Woohyun bisa menanganinya sendiri untuk seminggu kedepan." - Key
"Sudah kubilang bukan untuk berhati-hati? Istirahat di rumah dan jangan memikirkan mengenai kami dulu. Pulihkan dulu kondisimu dan aku tidak mau mendengarmu protes." - Minho
Ya, kelima peringatan itulah yang aku terima setibanya di Korea setelah selesai menemani kelimanya menyelesaikan gelaran konser di Amerika Latin. Ada sebuah kecelakaan kecil yang akhirnya menyebabkan aku harus berdiam diri di sini, di rumahku tanpa bisa melakukan aktivitasku seperti biasa. Padahal aku sendiri merasa kalau kondisiku tidak terlalu buruk.
Flashback
Hiruk pikuk bandara Mexico City meningkat karena kepulangan SHINee menuju Korea setelah mereka menyelesaikan gelran konser di kota tersebut, kota terakhir dari rangkaian SHINee World Concert III di negara-negara Amerika Latin. Para shawol mengantar kepulangan idola mereka itu dengan mengantarkan hingga ke bandara.
Saat itu aku dan Kyungshik oppa yang menemani kelimanya masuk melalui pintu utama, sedangkan tim yang lainnya sudah berada di dalam lebih dulu. Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk aku bergabung dengan keenamnya, aku meminta Kyungshik oppa untuk masuk terlebih dahulu saja mengantarkan kelimanya dan aku akan menyusul dibelakang. Namun, mungkin nasib buruk sedang menimpaku saat itu.
Para shawol yang ingin bertemu langsung dengan kelima member, mengambil foto mereka atau sekedar berjabat tangan saja menerobos pagar pembatas para barisan bodyguard, sehingga aku yang berada di belakang kelima member itu sempat terdorong hingga terjatuh. Tanganku lebih dulu menyentuh lantai untuk menahan tubuhku, namun disaat yang sama juga badanku terdorong dengan langkah kaki para shawol yang mengejar kelimanya hingga pintu menuju boarding room. Saat itulah aku merasakan sakit yang cukup membuat nyeri bagian pergelangan tangaku hingga menjalar hingga ke bagian bahu.
Akhirnya aku kembali ke rombonganku setelah aku sudah mampu berdiri dan keadaan juga sudah sedikit kembali normal. Namun rasa sakit itu kembali muncul hingga akhirnya tidak bisa kusembunyikan dari teman-teman timku.
Flashback end
*****
Sungyeol POV
Sejak mulai berbalas pesan dengan Hyura beberapa minggu yang lalu, intensitas komunikasiku dengan gadis itu sudah semakin baik sejauh ini. Kami memang belum sempat untuk bertemu kembali setelah itu, karena gadis berambut coklat itu sedang disibukan dengan pekerjaannya bersama SHINee. Jadilah sampai saat ini aku hanya berbalas pesan saja dengannya dan sesekali menelfonnya untuk sekedar mengobrol. Sudah banyak yang kami bicarakan ketika aku menelfonnya. Katanya juga, ia sudah mulai mendengarkan beberpa lagu milik groupku dikala waktu senggangnya. Menyenangkan bukan??
Tapi beberapa hari yang lalu aku mendengar kabar kalau ia sempat mengalami insiden kecil ketika berasa di bandara Mexico City untuk kepulangannya ke Korea. Ia yang memberitahuku sendiri. Ia meminta maaf karena mungkin akan sulit untuk membalas pesan yang ku kirimkan, karena bagian bahu dan pergelangan tangannya mengalami cidera karena insiden itu. Aku sempat khawatir dengan keadaannya. Kenapa? Entah, aku menjadi panik sendiri ketika mendengar itu dan langsung menelfon Sunhee untuk menemaniku menjenguknya ketika ia sudah kembali ke Korea.
Dan saat ini, aku bersama gadis bersurai merah itu sedang dalam perjalanan menuju rumah Hyura. Setelah menculiknya dari jam kuliahnya dan juga Myungsoo. Sunhee sudah menanyakan alamat rumah gadis itu dan memberitahu kalau ia akan menjenguknya. Hanya dia, karena aku tidak mau kalau gadis itu merasa tidak enak dengan kekhawatiranku.
"Menurut pejelasan Hyura di pesan yang ia kirimkan, dari coffee shop di ujung jalan, belok ke kanan. Rumahnya berada di urutan ketiga dari ujung jalan." jelas Sunhee sambil membaca pesan yang dikirimkan oleh Hyura.
"Baiklah, aku mengerti." balasku. "Oh iyaa, kita mampir dulu ke coffee shop itu, kita beli beberapa kue, tidak enak kalau menjenguk orang sakit tapi tidak membawa apa-apa." usulku.
"ingin menarik perhatiannya oppa? Waktu aku di rawat di rumah sakit saja kau tidak membawkanku apa-apa. Jangankan membawakan makanan, datang pun kau tidak." balas Sunhee.
"Salahmu sendiri meminta pulang lebih cepat, padahal waktu itu aku dan Dongwoo hyung berencana untuk menjengukmu." elakku. Tapi ini bukan alasan, ini memang benar. Sewaktu Sunhee di rawat di rumah sakit karena perang dinginnya dengn Myungsoo waktu itu, aku dan Dongwoo hyung memang sudah berencana akan menjenguk Sunhee, menunggu Woohyun selesai dengan showcasenya, tapi ternyata gadis ini sudh memaksa untuk pulang lebih awal demi menyaksikan shocase dou ToHeart itu.
"Alasan saja. Memang berbeda kalau menjenguknya dengan rasa spesial. Pasti saja banyak yang disiapkan demi mendapatkan penilaian baik. Oppa-opaa." seloroh Sunhee menggelengkan kepalanya.
"Sudah, kau jangan terus menjatuhkan mentalku seperti itu." balasku. "Atau ingin Myungsoo yang menjemputmu nanti?" ancamku.
"Mwo? Terus saja oppa. Sudah menculikku dari jam kuliah, memaksaku menjadi tamengmu untuk bertemu Hyura dan sekarang kau mengancamku dengan meminta Myungsoo menjemputku. Kau mau mati?" ujarnya lalu mulai mencubit lenganku.
"Geuman, appo, Hee-ya." balasku. "Baik-baik. Kalau kau tidak mau Myungsoo yang menjemputmu, kau harus bersikap baik membantuku nanti. Arra?"
"Terserahmu. Sudah, cepat berhenti. Di depan coffee shopnya sudah terlihat." serunya.
*****
"Sudah makan siang?" ujar Minho dari ujung panggilan telfon.
"Sudah oppa. Kau sendiri?"balas Hyura.
"Makan sendiri atau eommoni menyuapimu?"
"Yaa, memangnya sampai separah itukah keadaanku oppa? Tangan kiriku masih bisa digunakan. Jadi aku masih bisa mengurus diriku sendiri." balas Hyura.
Sejak kecelakaan kecil yang menyebabkan tangan kanan gadis itu tidak bisa digunakan untuk melakukan aktivitasnya sementaa waktu, Minho menjadi lebih protective terhadap Hyura. Dalam sehari saja, Minho bisa menelfon Hyura lebih dari lima kali hanya untuk menanyakan keadaan gadis itu, sudah makan atau belum dan sebagainya. Karena pergelangan tangannya juga mengalami cidera, gadis itu tidak bisa membalas pesan dengan sering. Hanya untuk saat-saat tertentu saja.
"Baiklah kalau begitu. Nanti malam akan kusempatkan untuk kerumahmu. Ingin kubawakan apa?"
"Tidak perlu oppa. Kalau kau sudah lelah beristirahatlah, keadaanku juga sudah lebih baik saat ini." tolak Hyura halus. Yeoja itu tidak ingin menyusahkan siapapun dengan kedannya, karena ia merasa masih mampu mengerjakannya sendiri.
"Geurae, istirahatlah agar kau hisa cepat kembali pulih. Arra?"
"Nde, oppa. Arraso." balas Hyura.
Baru saja panggilan Minho terputus, sebuah panggilan masuk kembali berdering pada ponsel gadis berambut coklat itu. Sunhee eonni, call.
"Yobboseo." sapa Hyura,
"Aku sudah berada di depan rumahmu. Semoga aku tidak salah alamat." ujar Sunhee.
"Baiklah eonni, tunggu sebentar. Aku akan meminta Shin ajhuma untuk membukakan pintu untukmu."
"Arra. Sudah, kututup ponselnya kalau begitu." balas Sunhee.
Hyura pun segera meminta Shin ajhumma untuk membukakan pintu dan menyuruh tamunya masuk. Sunhee, sudah lama aku tidak bertemu dengan eonni berambut merah itu. Hanya tahu mengenai kabarnya dari Jinki oppa. Ujar Hyura dlam hati.
*****
Sungyeol dan Sunhee sudah berda di depan pintu gerbang kediaman keluarga Im. Namja itu juga sudah memarkirkan mobilnya tidak jauh dari situ. Wajah gugup sangat terlihat di wajah tampan nan menggemaskannya.
"Lebih gugup dibandingkan konser pertamamu?" goda Sunhee.
"Anniyo. Biasa saja. Sudah, cepat telfon Hyura dan katakan kalau kita sudah tiba." balas Sungyeol.
"Kita? Mau kukatakan padanya kalau kau juga ikut?" goda Sunhee lagi.
"Yaa, yaa, yaa. Terserah kau. Sudah cepat telfon." seru Sungyeol.
"Aish, kau tidak sabaran sekali. Dan sikapmu yang seperti ini mirip sekali dengan Myungsoo. Tidak bisa sabar." seloroh Sunhee yang sudah menelfon gadis itu sebelumnya dan mengatakan pada Hyura kalau ia sudah tiba di rumah gadis itu.
Tidak lama, seorang pembantu rumah tangga datang menghampiri keduanya dan mempersilahkan keduanya untuk masuk dan menunggu di dalam.
"Mau saya ambilkan minum apa, tuan dan nona?" tanya Shin ajhumma.
"Air putih saja, ajhumma." balas Sunhee lembut.
"Baiklah, tunggu sebentar. Nona Hyura juga akan segera turun. Saya pamit terlebih dulu." ujar Shin ajhumma diikuti anggukan Sunhee dan Sungyeol.
Setelah menunggu beberapa saat, seorang yeoja berkuncir kuda dengan penyangga tangan turun dari lantai 2 kediaman keluarga Im itu.
"Annyeong eonni." sapa Hyura. "Annyeong oppa." sapanya juga pada Sungyeol setelah menyadari kalau Sunhee tidak datang sendiri.
"Annyeong, Hyura-ya." balas Sunhee lalu bangkit menghampiri Hyura. "Sudah lebih baik?"
"Nde, gwenchana. Hanya tinggal pemulihan beberpa hari lagi." balas Hyura. "Ku kira kau datang bersama Minji eonni dan juga Ji hee eonni."
"Anniyo. Mereka semua sedang sibuk dengan para kekasih mereka." balas Sunhee. "Tidak apa, kan kalau aku mengajak Sungyeol oppa?”
"Kekasih? Bukankah hanya Minji eonni yang memiliki kekasih? Lalu Jinhee eonni?”
“Jinhee sudah berkencan dengan Woohyun.” Ujar Sunhee.
“Whoa, daebak.” Ujar Hyura. “Lalu kapan kau menysul kedua sahabatmu itu eonni?” tanya Hyura polos.
“Kalau dia sudah bisa berdamai dengan visual kami itu. Kalau perang dingin diantara keduanya sudah berakhir.” Potong Sungyeol menghampiri keduanya.
“Ah, begitu.” Balas Hyura lalu tersenyum. Senyum yang mampu membuat degupan jantung Sungyeol lebih cepat. “Oh iya, ayo kita duduk di taman belakang saja eonni, oppa.” Ajak Hyura.
*****
“Bagaimana keadaanmu, Hyura-ya? Sudah lebih baik?” tanya Sungyeol membuka obrolan setelah mereka bertiga sudah berada di halaman belakang kediaman keluarga Im.
“Sudah jauh lebih baik, oppa.” Balas Hyura.
“Sungyeol oppa, jaebal. Kau tidak kreatif sekali, aku kan sudah menanyakannya tadi.” Seru Sunhee.
“Yaa, Kim Sunhee. Kau ini..” seru Sungyeol kesal karena Sunhee menjatuhkan imagenya seketika di depan Hyura.
“Gwenchana eonni.” Balas Hyura.
“Harap kau maklumi sikap member oppaku ini, Hyura-ya. Choding satu ini memang terkadang suka seperti ini.” ujar Sunhee enteng.
“Apa maksudmu, Hee-ya?”
“Dwesso. Lupakan saja.” Balas Sunhee dan berhasil membuat Sungyeol semakin gemas degan sikap gadis bermarga Kim itu. “Oh iya, perlu kau tahu. Sebenarnya Sungyeol oppa yang mengajakku menjengukmu hari ini. Dia khawatir dengan keadaanmu, Hyura-ya.” Ujar Sunhee berhasil membuat Sunyeol malu saat itu juga.
Aish, Sunhee-ya. Kau tidak perlu sejujur itu pada Hyura. ujar Sungyeol dalam hari.
“Benarkah oppa?” tanya Hyura.
“Aah, nde.” Balas Sungyeol akhirnya setelah menahan malu di hadapan gadis itu.
“Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Tapi keadaanku sudah lebih baik, mungkin beberapa hari kedepan aku akan kembali ke aktivitasku seperti biasa.” Balas Hyura lalu tersenyum.
Senyuman itu lagi. Batin Sungyeol.
“Ah iya, kalian tidak memiliki jadwal hari ini?” tanya Hyura lagi.
“Aku? Jadwal kuliahku sudah selesai sekarang. Tapi belum selesai ketika choding oppa menculikku dari kampus.” Ujar Sunhee. Saat ini gadis itu mulai membongkar semua rencana Sungyeol yang menjadikannya tameng untuk bertemu dengan gadis yang berada di hadapannya itu.
“Benarkah eonni?” tanya Hyura lagi. Sunhee mengangguk.
“Setidaknya aku juga membantumu untuk kabur dari Myungsoo bukan, Hee-ya?” ujar Sungyeol membela diri.
“Terserahmu oppa.” Balas Sunhee yang mulai malas ketika nama Myungsoo kembali disebut.
“Eonni, kau masih belum berbaikan dengannya?”
“Kalau dia sudah berbaikan dengan Myungsoo, dia pasti tidak akan berada disini, Hyura-ya.” Seloroh Sungyeol.
“Oppa..!! mau kubongkar lebih jauh lagi?” ancam Sunhee.
“Arra, arra.” Seru Sungyeol mengalah sebelum gadis bersurai merah itu kembali membongkar sikapnya di depan Hyura.
“Oh iya, oppa. Kalau kau memang mau bertemu denganku, tidak perlu sampai menculik eonni seperti hari ini. Itu bisa mengganggu kegiatan kuliahnya. Hubungi aku saja, kalau memang bisa aku akan menemuimu.” Ujar Hyura.
“Jinjja?” ujar Sungyeol tidak percaya. Gadis berambut coklat di hadapannya ini tidak hanya ramah meresponnya lewat pesan, tapi juga secara langsung.
Pletak!! Sebuah jitakan didaratkan oleh Sunhee di kepala namja itu.
“Oppa, kau ini tidak bisa jaga image sekali. Aish.” Seru Sunhee.
“Gwenchana eonni. Justru aku lebih suka melihat sikap Sungyeol oppa yang seperti ini. Ternyata Sungyeol oppa memang lucu tidak hanya ketika di depan kamera, tapi juga di dunia nyata.” Balas Hyura.
“Aish, oppa. Kau memalukan sekali.” Ujar Sunhee.
“Maksudmu, Hyura-ya?” tanya Sungyeol bingung.
“Hmm, aku menuruti permintaanmu untuk mengenal Infinite lebih jauh. Tidak hanya mendengarkan lagu dan menonton MV milik kalian. Aku juga sempat melihat beberapa acara variety show kalian.” Jelas Hyura. Tanpa disadari kedua yeoja itu, senyum bangga muncul di wajah tampan Sungyeol.
“Gomawo, Hyura-ya.” Balas Sungyeol. “Oh iya, ini ada cake untukmu. Semoga kau cepat sembuh.” Lanjut namja itu lalu mengeluarkan sekotak kue yang sudah dibelinya dengan Sunhee tadi. Karena terlalu menikmati obrolan yang berjalan, hampir saja ia lupa memberikan kue itu pada Hyura.
“Kalian tidak perlu repot-repot seperti ini, oppa, eonni.” Ujar Hyura. “Terima kasih banyak.”
“Tidak perlu sungkan, Hyura-ya. Kalau menjenguk seseorang tidak enak kalau tidak membawa apa-apa.” Balas Sunhee.
Obrolan ketiganya terus berlanjut dan membuat ketiganya menjadi semakin akrab. Juga membuat Sungyeol merasa bahagia karena ia tidak megira kalau ia akan dengan mudahnya akrab seperti itu dengan gadis yang sudah berhasil menarik perhatiannya sejak keduanya bertemu. Banyak tawa lepas yang muncul diantara ketiganya. Seakan lupa dengan semua beban yang sedang mereka rasakan, beban perasaan bagi Sunhee dan juga Hyura.
“Terima kasih atas kunjungan kalian oppa, eonni.” Ujar Hyura mengantar keduanya kembali menuju mobil Sungyeol.
“Cheonmaneyo, Hyura-ya.” Ujar Sunhee lalu memeluk gadis itu.
“Cepat sembuh, Hyura-ya. Dan kalau ada waktu, bisakah kita bertemu seperti ini lagi?” tanya Sungyeol.
“Nde, kabari aku saja oppa. Dan kalau memang eonni tidak bisa menemanimu, jangan menculiknya lagi. Bertemu berdua juga tidak masalah.” Ujar Hyura.
“Dengar itu oppa, setidaknya sinyal baik sudah diberikan olehnya.” Bisik Sunhee.
“Ah, baiklah, kalau begitu kami pamit dulu.” Pamit Sungyeol akhirnya.
“Baiklah, hati-hati oppa, eonni.” Balas Hyura.
****
Setelah keadaannya sudah kembali pulih dan dokter Kim menyatakan keadaan Hyura sudah lebih baik dan memperbolehkan gadis itu kembali beraktivitas, Hyura segera kembali pada rutinitasnya di kantor SM Enterntaiment. Walaupun memang gadis itu belum bisa bekerja dengan banyak menggunakan lengannya. Hyura merasa senang sekali ketia ia sudah diperbolehkan kembali beraktivitas, karena pada dasarnya gadis itu memang sudah tidak betah untuk berlama-lama ada di rumah. Dan karena tuan Im sedikit khawatir kalau keadaan bahu sang putri kembali membutuk kalau ia menggunakan transportasi umum, maka tuan Im memberikan kepercayaan kepada sang putri untuk membawa mobil sendiri. Ya, setelah gadis itu mendapatkan surat ijin mengemudinya beberapa waktu yang lalu.
"Annyeong eonni-deul." sapa Hyura pada keempat rekan kerjanya, Yoorin, Sora, Jungah dan Minrae.
"Annyeong Hyura-ya. Sudah lebih baik?" tanya Sora.
"Nde, eonni. Hanya saja aku belum bisa menggunakannya untuk pekerjaan berat." balas Hyura.
"Sudah memberi tahu member SHINee kalau kau sudah kembali bekerja?" tanya Yoorin.
"Belum eonni. Mungkin nanti saja aku menemui mereka sendiri di ruang latihan.” Balas Hyura.
"Baiklah, selamat kembali bekerja uri maknae." ujar Minrae.
Setibanya Hyura di meja kerjnya, ada sekotak kue coklat dan sebuah kartu ucapan yang ditujukan untuk gadis itu. Ia tidak tahu siapa yang mengirimkannya, tidak mungkin Minho yang mengirimkannya, karena ia tidak memberitahu siapapun kalau ia akan kembali bekerja. Hanya Sungyeol yang tahu kalau ia akan kembali bekerja hari ini diluar keluarganya, karena semalam Hyura kembali berkirim pesan dengan namja itu.
"Eonni, kalian tahu siapa yang menaruh ini disini?" tanya Hyura.
"Molla. Sebelum kami datang kotak itu sudah ada disana. Sepertinya petugas keamanan yang menganyarkannya. Seseorang pasti menitipkannya." ujar Jungah.
“Ah, baiklah. Gomawo eonni.” Balas Hyura lalu membaca kartu ucapan yang ada di atas kotak tersebut sebelum membuka kotak kue itu.
Semoga harimu menyenangkan Im Hyura
Dan selamat kembali pada aktivitasmu
Aku tahu kau sudah bosan di rumah saja
#jangan lupa memakannya dan kabari aku kalau sudah menerimanya
Lee Sungyeol
Hyura tersenyum penuh membaca ucapan yang dituliskan sang pengirim. Ia tidak menyangka kalau Sungyeol sampai akan memberikannya ini dan mengirimkannya ke kantornya pagi-pagi. Nanja itu benar-benar mengerahkan perhatiannya untuk menarik perhatian gadis bermarga Im itu.
To : Sungyeol oppa
Terima kasih untuk kiriman kue coklatnya
Ini kali kedua kau memberikan cake padaku
Akan ku makan dengan teman-temanku yang lain
Semangat juga untuk menjalankan jadwalmu oppa
Salam untuk member yang lain
*****
Sungyeol POV
From : Hyura
Terima kasih untuk kiriman kue coklatnya
Ini kali kedua kau memberikan cake padaku
Akan ku makan dengan teman-temanku yang lain
Semangat juga untuk menjalankan jadwalmu oppa
Salam untuk member yang lain
“Ya, dia sudah menerimanya. Dia sudah menerimanya Myungsoo-ya.” Seruku bahagia lalu mengguncang bahu Myugsoo yang duduk disebelahku.
“Eiys hyung, tidak perlu sehisteris itu. Bersikap biasa saja.” Balas Myungsoo.
“Dasar choding prince, baru seperti itu saja kau sudah senang sekali.” Decak Howon.
“Setidaknya lebih baik sudah bisa membuat tindakan nyata dibandingkan hanya terus berkomentar.” Balasku membela diri.
Lee Howon, namja beralis tebal itu sering sekali mencibir kami para member yang tengah dekat atau sudah memiliki yeoja pendamping. Terkadang aku bingung dengannya, sering sekali ia meledek kami. Tidak hanya aku, Sunggyu hyung, Woohyun dan Myungsoo juga. Belum saja ia merasakan apa yang kami rasakan ini.
“Baiklah, terserahmu.” Balasnya.
“Jadi, sudah selangkah lebih maju lagi tuan Lee?” tanya Dongwoo hyung menghampiriku.
“Ya, semoga saja dia mampu melanjutkannya, hyung. Saingannya cukup berat kali ini.” seloroh Woohyun.
“Saingan?” tanya Dongwoo hyung lagi.
“Nde, bersaing dengan visual group.” Balas Sunggyu hyung.
“Yaak, kalian ini. Hyura tidak memiliki hubungan apapun dengan Minho. Dia sudah mengatakannya sendiri padaku.” Balasku.
“Ya, mereka berdua memang oppa dongsaeng saja, tapi kau tidak tahu kan perasaan mereka satu sama lain.” Tambah Woohyun.
“Maksudmu?”
“Tanyakan saja padanya sendiri, Sungyeol-ah. Semoga langkahmu selanjutnya akan berhasil.” Lanjut Woohyun.
Apa yang mereka maksudkan. Hyura dan Minho, memang ada hubungan apa antara keduanya? Lalu dengan langkahku selanjutnya? Hmm, apa yang mereka katakan membingungkan sekali. Terserahlah, yang terpenting satu langkahku sudah berjalan dengan lancar. Terima kasih Tuhan.
*****
Keadaan cafetaria gedung SM terbilang cukup sepi di jam makan siang ini. Hari ini memang tidak banyak artis yang datang untuk berlatih, kecuali para trainee dan satu girlband SM yang akan didebutkan sebentar lagi, Red Velvet. Hyura saat ini tengah berada di salah satu sudut ruangan cafetaria yang berada di dekat kaca besar yang berhubungan langsung dengan keadaan jalan di sekitar gedung SM Entertaiment.
Gadis itu tengah menikmati segelas ice americano nya sambil sibuk memainkan ponselnya. Melihat beberapa video mengenai Infinite. Sepertinya gadis ini sudah teracuni dengan ide-ide Sungyeol untuk menonton acara-acara variety show dan reality show yang Infinite perankan.
“Sepertinya perhatianmu sudah teralih pada Infinite belakangan ini?” ujar Key yang sedang berada dengan gadis itu.
“Anniyo oppa. Hanya mencari tontonan lain saja. Kalau kalian kan bisa aku lihat secara langsung tanpa harus melalui layak seperti ini.” balas Hyura.
“Jadi mau bertemu dengan mereka secara langsung lagi?” tanya Key. “Atau bertemu dengan salah satu membernya saja?”
“Eoh? Tidak seperti itu oppa. Mereka kan teman-teman kalian, itu artinya mereka teman-temanku juga. Mereka teman dan oppa baru bagiku.” Balas Hyura.
“Baiklah, terserahmu saja. Tapi aku tidak bertanggung jawab kalau kau tersihir dengan pesona mereka, atau pesona salah satu membernya. Berhati-hati dengan Minho kalau sampai itu terjadi.”
“Gwenchana oppa. Minho oppa juga akan mengerti kalau mereka adalah oppa dari teman baruku Sunhee eonni.” Balas Hyura menyudahi godaan Key.
“Berbicara mengenai Sunhee, bagaimana menurutmu hubungannya dengan Jinki hyung?” tanya Key.
“Hmm, mereka terlihat baik oppa. Jinki oppa juga terlihat bahagia ketika berada di dekat Sunhee eonni.” Balas Hyura.
“Lalu kalau aku ingin mendekatkannya dengan Sunhee bagaimana?”
“Sepertinya itu akan agak sulit oppa, Sunhee eonni sudah...”
“Wae? Sunhee sudah apa?” tanya Key.
Namun kegiatan gadis itu terhenti ketika melihat seorang namja bertubuh jangkung yang baru saja keluar dari sebuah van dengan seorang yeoja. Namja yang dikenalnya dengan seorang yeoja yang tidak ia kenal. Keduanya terlihat akrab dan sangat dekat. Hal itu membuat gadis tersebut tanpa sadar menghentikan kegiatannya dan menajamkan pandangannya melihat lebih jelas dengan sosok namja yang tengah di perhatikannya.
“Oppa..” ujar gadis itu yang memancing Key untuk ikut menengok pada pandangan mata Hyura tertuju.
“Waeyo, Hyura-ya?” tanya Key bingung.
“Anniyo, lupakan. Mengenai Sunhee eonni dan Jinki oppa. Bisa aku tidak berkomentar dulu?”
“Ah, baiklah. Kita akan bahas ini lain kali.” Balas Key.
“Ya sudah oppa, ayo kita kembali ke ruang latihan kalian. Aku juga harus memberi tahu Jinki oppa mengenai jadwal pengecekan kesehatannya.” Ajak Hyura.
Namun, sepanjang perjalanan gadis itu bersama Key menuju ruang latihan SHINee di lantai 5. Sesi curhat Sunhee dengannya dan Sungjong sebulan yang lalu kembali bermunculan di kepala gadis itu. Ia mencoba memasukan semuanya dan menyambungkan dengan apa yang baru saja dilihatnya. Sepelik itukah? Sesakit itukah? Batin Hyura.
*****
Annyeong
melanjutkan cerita yang sebelumnya.
part ini, sebelum dan sesudah ini adalah bonus.terima kasih sudah setia menunggu dan membaca fanfiction ini.
jangan lipa POVE COMMENT dan SUBSCRIBE nya
xoxo,
@khaiicheen