By Your Side
Part – 7
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
*****
Knowing and Hurting
Begitu tubuh ramping Hyura sudah masuk sepenuhnya ke dalam kamar sang kakak, Sunhee langsung buru-buru menutup pintu dan menguncinya dengan cepat. Sebenarnya tanpa di kunci pun tidak akan ada member infinite yang berani menerobos masuk kecuali si pemilik kamar itu sendiri, tapi Sunhee tidak mau sampai ada yang mencuri dengar pembicaraan nya dengan 2 maknae yang tengah bersamanya itu. Awalnya ia memang tidak punya niat untuk mengumpulkan keduanya disini, ia memilih mengungsi ke kamar Sunggyu karna sedang malas bertemu pandang dengan L, si pemilik tatapan tajam yang memiliki kekuatan mengintrogasi dan selalu memberikan efek yang berbeda untuk melemahkan benteng pertahanan gadis itu.
“Eoni ini kamar sunggyu oppa ya?” tanya Hyura
“Nde, ini kamar Sunggyu dan Woohyun oppa. Eottokhae arra?” tanya Sunhee.
“Dari ini” jawab gadis bermarga Im itu sambil mengangkat figura berisi foto yang ada di samping tempat tidur, itu foto masa kecil Sunggyu, Sunhee dan seorang anak gadis kecil yang sepertinya lebih tua dari keduanya.
Foto yang memang jadi kesukaan sang pemilik. Tanpa sadar senyum manis terukir di bibir Sunhee saat meilhat foto itu, dimana dirinya berdiri diapit sang eonni dan oppa dengan latar belakang pemandangan pantai Busan yang indah. Mengingatkan Hyura pada kenangan masa kecilnya juga bersama kedua oppanya. Sebelum status mereka yang berubah menjadi idol, ketika mereka bertiga masih bisa bebas jalan bersama tanpa peduli dengan orang-orang disekitar mereka. Hyura dan Sunhee memang tidak jauh berbeda, sama-sama putri bungsu di keluarga mereka, memiliki oppa yang merupakan idol -walaupun mungkin Sunhee bisa lebih bebas berada di dekat sang kakak- dekat dengan para idol yang sedang banyak digandrungi para fans remaja seusia mereka dan mungkin cerita cinta yang hampir sama. Sakit hati.
“Bagaimana dengan persiapan comeback infinite Sungjong-ssi?” kali ini Hyura bertanya pada Sungjong, karna Sunhee yang tak kunjung bicara dan suasana yang mendadak jadi canggung membuat gadis itu memberanikan diri untuk mengajak Sungjong mengobrol.
Mengingat mereka adalah 93 line dan Woohyun sudah beberapa kali menceritakan tentang Sungjong pada Hyura membuat gadis itu sedikit penasaran dengan maknae dari Infinite ini
Sungjong tersenyum sebelum menjawab “Panggil aku Sungjong saja Hyura-yaa kita kan 1 line, entah kenapa noona senang sekali mengumpulkan dongsaeng di 93 line.”
“Aku tidak melakukan nya dengan maksud tertentu kalian tau?” dengus Sunhee yang sedang dalam posisi berbaringnya diatas tempat tidur sang kakak.
Sungjong terkekeh pelan “Kau pasti tau bagaimana padat nya jadwal artis yang akan comeback, kan? Ditambah kegiatan solo beberapa member sudah lebih meningkat di banding comeback Destiny kemarin. Agak susah untuk berlatih sebanyak dulu, tapi kami masih tetap mencoba sebisa kami untuk menampilkan yang terbaik. Kami selalu ingin hasil yang maksimal dan tidak mengecewakan orang banyak”
“Tentu saja, Infinite kan memang dikenal karna kerja keras dan semangatnya” lagi-lagi sun hee menimpali, membuat Hyura mau tidak mau ikut tersenyum
“Benar apa yang eonni katakan, Infinite dikenal karena kerja keras dan semangat juang kalian yang luar biasa tinggi, sebagai staff sesama idol pun aku mengakui hal itu. Ah, aku jadi merindukan saat-saat promosi Everybody, terlebih lagi saat SHINee meraih daessang pertama mereka di Melon Award tahun lalu.” Ujar Hyura menerawang.
“Aku juga ingin meraih daessang seperti SHINee sunbaenim, mungkin belum dalam waktu dekat tapi ku harap secepatnya.” Ujar Sungjong.
Hyura bisa melihat bagaimana rasa dan keinginan kuat itu ada dalam tatapan maknae Infnite itu. Sama halnya seperti Taemin ketika SHINee di nominasikan dalam karegori daesang mereka itu. Dua maknae yang memiliki sifat yang hampir serupa. Ia yang selalu semangat dan optimis kalau akan membawa pulang trophy kemenangan tertinggi mereka itu, dan terbukti. SHINee bisa mendapatkannya.
Mendengar keingingan Sungjong tersebut akhirnya membuat Sunhee bangkit dari posisinya dan menatap Sungjong dalam “Kau pasti bisa Jongie-yaa, seperti yang kau bilang mungkin belum dalam waktu dekat masih ada banyak yang harus di perjuangkan untuk mendapatkan daessang seperti itu. Tapi aku pun berdoa dan berharap bahwa impian itu akan terpenuhi secepatnya. In the right time, as soon as possible”
“Kalau begitu kau mau membantu kami kan noona?”
“Tentu saja, kalian tau kan aku selalu mendukung infinite. Aku memang shawol tapi aku juga inspirit, shinee dan infinite adalah pusat dunia ku kau tau jadi aku akan selalu mendukung apa pun yang kalian lakukan dan membantu kalian sebisa ku” ujar Sunhee dengan semangat yang berapi-api.
“Kalau begitu, berbaikanlah dengan Myungsoo hyung.” ditatapnya Sunhee tepat di manik mata
*****
Hyura POV
Posis dudukku saat ini berada di samping Sunhee eonni. Ketika mendengar apa yang Sungjong katakan sebelumnya aku bisa melihat bahwa nyala api semangat yang muncul dalam tatapan manik mata Sunhee eonni yang terlihat bersemangat ketika menyemangati Sungjong tadi menghilang. Seketika tapapan itu digantikan dengan sedikit ekspresi bingung dan pancaran rasa pedih yang nyata
“Myungsoo hyung.” Tahan Sungjong. “ Dia kacau noona. Ia mengacaukan hubungannya denganmu, perasaanmu dan terlebih lagi hidup nya sendiri. Bukan hidup sebagai L melainkan hidup nya sebagai Kim Myungsoo.”
Sunhee eonni terhenyak, ia menundukan kepala nya seiring dengan hembusan nafas yang semakin berat. Aku kembali memperhatikan perbincangan keduanya dalam diam, mencoba memahami persaan Sunhee eonni dan juga pandangan Sungjong. Kupikir, kedekatan eonni dan L oppa hanya sekedar oppa dengan adik dari sahabatnya. Seperti yang kujalani dengan Minho oppa saat ini, karena kesan itulah yang aku tangkap ketika bertemu keduanya di rumah sakit waktu itu. Dan melihat bagaimana Jinki oppa bisa tersenyum bahagia ketika bersamanya, aku ingin mendekatkan keduanya, agar aku bisa melihat Jinki oppa selalu semangat menjalani aktifitasnya. Seperti member yang lain, yang sudah memiliki penyemangat mereka masing-masing.
“Aku tau noona sakit, aku tau noona kecewa terhadapnya. Aku bukan mengatakan ini untuk membelanya, noona tahu aku netral dan tidak memihak siapa pun. Seperti yang selalu terjadi aku hanya mencoba menyampaikan pemikiran ku, jadi tolong dengarkan aku noona.” Ujar Sungjong. “Aku tidak pernah melihatnya sekacau ini selain saat hubungannya dengan dia yang tidak perlu ku sebut namanya terungkap di media, pandangan putus asa itu. Aku melihat hal itu lagi di matanya belakangan ini. Kita sama-sama tau noona seberapa kacau hyung saat itu, tak perlu kujelaskan pun noona sudah paham seberapa hancur dirinya. Saat itu, kau adalah salah satu orang yang turut andil untuk dapat menariknya dari garis kematian dan depresi akut yang nyaris mendera nya. Jadwal nya full tapi ia nyaris selalu melewatkan jadwal sarapan nya, lebih memilih mengurung diri di kamar mandi atau berolahrag. Satu hal yang bukan kebiasaannya. Selalu tersenyum tiap kali Sunggyu hyung menyebut namamu atau Woohyun hyung yang bercerita tentang mu. Tidakkah kalian berfikir menjauh seperti ini justru menimbulkan goresan yang lebih dalam untuk masing-masing dari diri kalian? Aku tau noona juga kacau, Minji nuuna yang memberitahuku.” Aku melihat Sunhee eonni semakin menerawang pandangannya lebih jauh. “Maka dari itu aku memohon padamu noona, berbaikanlah dan buang jauh-jauh ego dan gengsi itu, aku tidak mau melihat mu terkapar di rumah sakit lagi dan hyung kembali dengan kehidupan zombie nya. Arra?”
Aku bisa melihat dan memahami kalau hubungan yang terjalin diantara eonni dan L oppa bukanlah suatu hubungan yang mudah. Cukup rumit dengan segala rasa sakit hati yang tersembunyi di dalamnya. Gengsi dan ego. Dua hal yang selalu mampu membuat seseorang berbohong dengan apa yang dirasakannya. Sepertinya hampir serupa dengan hubunganku dan Minho oppa dahulu. Ya, hubungan kami yang tidak kalah peliknya dengan mereka dulu. Tapi kenapa aku mengingatnya lagi. Im Hyura. Dan sepertinya akan sedikit sulit bagiku untuk melakukan keinginanku, mendekatkan eonni dengan Jinki oppa. Karena pasti akan ada yang tersakiti nantinya kalau itu tetap kulakukan.
*****
Hyura memperhatikan Sunhee yang sedang khusyuk dalam diamnya, memperhatikan Sungjong yang ikut menatap Sunhee dan kemudian memberikan tatapan teduh ke arah nya. Melempar kode bahwa ini lah permasalahan pelik dan jalan cerita yang terjadi di antara noona dan hyungnya, 2 orang yang sama kekanakan dan egois nya yang selalu bertengkar tapi sebenarnya saling mencintai satu sama lain. Satu lagi yang bisa Hyura tangkap dari hubungan keduanya. Satu pembeda yang jelas antara masalahnya dengan Minho dan pasangan ini.
Dalam hubungan gadis itu dengan Minho, masih ada satu pihak yang mau mengalahkan egonya dan masih bisa mengontrol diri mereka, tidak sampai menyiksa diri mereka sendiri sedangkan untuk pasangan ini, Hyura rasa kekerasan kepala keduanya lah yang menjadi masalahnya. Keduanya bertahan pada opini dan keyakinan mereka sendiri, tidak ada yang mau mengalah atau bersikap dewasa, menyiksa diri mereka adalah cara yang mereka ambil. Hyura mensyukuri, kalau dalam masalahnya, ia ataupun Minho tidak sampai sekstrem itu, walaupun sakit hati, keduanya bisa memilih untuk sama-sama bersika dewasa dan mencoba mengembalikan semuanya seperti awal.
“Fikirkan kata-kata ku barusan dengan baik noona, aku percaya kau bukan orang seegois itu.” ujar Sungjong lagi.
“Itu terlalu sulit Jongie-ya, mempercayainya dan menyayanginya, aku tidak pernah tau bahwa rasanya akan sesakit ini” balas Sunhee.
“Bukankah dari rasa sakit itu justru akan tumbuh cinta dan perasaan yang lebih kuat eonni? Karena saat kau pernah merasa disakiti kau akan berfikir kembali lebih jauh, kau tidak ingin kalau orang lain merasakan nya juga. Ketika kau pernah merasa dikecewakan maka kau juga tidak mau melakukan hal yang sama. Karena saat kau pernah mengalami itu semua, kau akan menjadi takut ketika ditinggalkan.” Ujar Hyura.
Ucapan tak terduga itu muncul dari mulut gadis yang sejak tadi memperhatikan apa yang Sungjong katakan pada Sunhee dalam. Ucapan yang membuat Sunhee langsung mengangkat kepala dan memandang prihatin pada gadis cantik yang duduk di sebelah nya.
“Saat Minho oppa mengatakan perasaannya, apakah rasanya sesakit itu Hyura-ya?” tanya Sunhee. Gadis itu memang sedikit banyak sudah menangkap cerita masa lalu Hyura dan Minho dari Onew di acara after party waktu itu.
“Aku tidak tau seberapa sakit yang kau rasakan sekarang, Aku pun tidak mau mengingat bagaimana perasaanku saat itu. Kecewa sudah pasti, sedih? Tidak perlu dipertanyakan lagi. Terlalu sakit mungkin mengingat segala hal yang sudah kami lalui bersama lagi waktu itu. Tapi dari situ aku belajar, belajar untuk tidak terlalu berharap banyak terhadap sesuatu kedepannya eonni. Dan mencoba untuk memberi tanpa perlu meminta terbuka dan melupakan gengsiku. Aku tidak pernah menyesal sudah mengungkapkan perasaan ku padanya, karena setidaknya aku tidak perlu lama-lama terbelenggu dengan hubungan tanpa kepastian seperti dulu.” Balas Hyura. Ada sedikit nada sedih yang tersirat dari gadis itu ketika ia harus mengingat bagaiman ceritanya dengan Minho dahulu. Cerita yang sudah tidak ingin diingatnya lagi, karena gadis itu sudah cukup bersyukur dengan kedekatannya dengan Minho lagi saat ini.
“Tok tok tok..” suara pintu terdengar.
“Saengi cepat keluar, jangan terlalu lama bersembunyi di kamarku.” Teriak si pemilik kamar dari luar.
“Nde, oppa. Kami akan keluar.” Seru Sunhee yang sudah kembali menampakan senyumannya lagi.
Ketiganya bangkit dengan isi kepala yang berbeda, mencoba memeti es kan pembicaraan sakral mereka yang seperti nya sudah harus diselesaikan karena gangguan Sunggyu dari luar.
*****
Pandangan mata Sungyeol kembali tertuju pada gadis baru pengunjung dorm Infinite yang baru saja keluar dari kamar sang leader bersama dengan Sunhee dan juga Sungjong.
“Hampiri dia, hyung dan ajak berkenalan. Kenapa kau hanya diam dan memandanginya saja dari sini.” Seru L. Namja itu bisa langsung menabak kalau sang sahabat baiknya sedang terpesona dengan yeoja manis berambut coklat itu.
“Hmm. Belum saatnya, Myungsoo-ya. Nanti saja.” Balas Sungyeol.
“Cih, bukan dirimu sekali. Kemana rasa percaya dirimu yang luar biasa itu?” decak L.
“Yaa, kau ini. Sama saja dengan yang lainnya.” balas Sungyeol.
Namja itu pun beranjak dari tempatnya ketika Hyura, Sunhee dan Sungjong sudah bersama mereka di ruang tamu. Gadis itu tepat duduk di hadapannya dan pandangan keduanya pun bertemu.
"Kalian semua sudah legal kan?? Bagaimana kalau kita minum." usul Hoya.
"Akan kuambilkan beberapa botol soju dulu. Chankaman." seru Sungyeol lalu beranjak. Menghindari degupan jantungnya yang mulai tidak beraturan saat Hyura sudah berada tetap dihadapannya.
"Nde, cepat ambil oppa. Aku ingin minum." seru Sunhee.
"Kau ingin mati? Jangan mencari penyakit lain, Hee-ya. Andwe. Kau tidak boleh minum." tegas Sunggyu.
"Oppa.." rengek Sunhee.
"Ambilkan minuman dingin saja untuknya, Sungyeol-ah." titah sang leader.
"Nde, hyung." balas Sungyeol dari dapur.
"Eonni, aku ingin minum air mineral saja. Dimana aku bisa mengambilnya?" tanya Hyura. Gadis itu memang tidak bisa minum minuman beralkohol.
"Di dapur. Kau bisa mengambilnya sendiri. Minta tolong pada Sungyeol oppa saja disana. Maaf tidak bisa menemanimu." ujar Sunhee.
"Nde, gwenchana eonni." balas Hyura.
Gadis itu pun melangkah menuju dapur untuk mengambil air mineral untuknya. Setibanya ia di dapur, ia melihat Sungyeol yang sedang mengmbil beberpa botol soju dari dalam lemari pendingin dan juga beberapa kaleng minuman bersoda disana. Hyura, gadis itu melihat Sungyeol agak kesulitan untuk mengambil minuman-minuman itu. Dengan inisiatifnya sendiri, ia membantu namja itu menaruh beberapa botol minuman di meja.
"Permisi, oppa. Dimana letak gelas untuk minum?" tanya Hyura.
"Ada di dekat dispenser." balas Sungyeol.
Namja itu belum menydari kalau Hyura ada disana. Hyura pun mengambil gelas di tenpat yang sudh Sungyeol katakan tadi dan mengambil segelas air untuknya. Untuk menghilangkan haus dan juga menghilangkan rasa sesak sesi ceritanya dengan Sunhee dan Sungjong tadi.
"Minji-ya bisa bantu aku?" tanya Sungyeol. Namja itu mengira kalau Minji lah yang bertanya pada dirinya tadi.
"Ada yang bisa kubantu, oppa?" tanya Hyuramenghampiri namja itu.
"Aa.. Anniyo." balas Sungyeol gugup. Bagaimana tidak, namja itu terkejut dengan siapa orang yang ada di hadapannya saat ini.
"Sini berikan beberapa botol padaku, oppa. Kubantu membawanya nanti." ujar Hyura. Wajah Sungyeol sudah memerah akibat jaraknya yang sudah lumayan dekat dengan gadis itu. "Oppa, apa ada yang salah?"
"Aa.. Anniyo." ujar Sungyeol. "Tidak jadi. Aku bisa membawanya sendiri nanti." lanjutnya. "Kau bisa kembali kedepan saja. Panggilkan Woohyun hyung saja nanti."
"Gwenchana, oppa. Sini kubantu membawakannya." ujar Hyura lalu mengambil beberapa botol yang ada dalam gendongan Sungyeol. Namja itu mendadak kaku dan tidak bisa bergerak. Hanya degupan jantungnya yang terdengar cepat.
"Go.. Gomawo, Hyura-ssi." balas Sungyeol akhirnya.
"Nde, oppa. Cheonmaneyo." balas Hyura tersenyum lalu melangkah menuju ruang tamu. "Dan panggil aku Hyura saja, oppa." lanjut gadis itu saat berbalik kembali menghadap Sungyeol.
Bagai tersihir pesona senyuman gadis itu. Sungyeol kembali mendadak kaku. Namja itu tidak beranjak dari posisinya dan masih memandang langkah Hyura yang sudah menghilang diujung ruangan.
"LEE SUNGYEOL. PALLIWA!!!" seru Sunggyu.
"Nde, hyuung." balas Sungyeol kembali ke alam sadarnya.
*****
Suasana hangat dan kekeluargaan tercipta diantara ketujuh penghuni dorm tersebut bersama dengan keenam tamu mereka. Membuat Hyura merasa nyaman berada diantara calon keluarga barunya itu. Keluarga baru karena kedepannya mungkin ia akan menjadi dekat dengan mereka. Keluarga barunya diantara para idol diluar dari artis SM. Gadis itu merasa seperti berada diantra para member SHINee disana.
"Hyung kau mau kemana??" tanya Sungyeol yang saat ini kadar kecerewetannya sedikit meningkat dan hampir menyamai tingkat kecerewetan sang main vocal, Woohyun.
"Ke balkon sebentar. Memandangi bintang malam ini." balas Dongwoo lalu mengambil gitar yang terletak di samping meja TV.
"Untuk apa? Kau mau bergalau disana?" tanya Sungyeol lagi.
"Terserahku untuk apa. Kau cerewet sekali." balas Dongwoo lagi.
"Ah, baiklah, hyung. Selamat memandangi langit malam ini, hyung. Semoga kami bisa mendengar permainan gitarmu yang menyayat hati." celoteh Sungyeol.
"Hmm, ada apa denganmu oppa? Sepertinya sekembalinya kau dari dapur kau terlihat sangat senang seperti itu." seloroh Minji.
"Eoh? Anniyo. Biasa saja. Nan gwenchana." balas Sungyeol.
"Kau tidak sedang sakitkan? Atau kepalamu terbentur tembok tadi sewaktu di dapur?" tanya Woohyun lalu meletakan tangannya di dahi Sungyeol, mengecek suhu tubuh namja itu. "Normal." ujar Woohyun.
"Yaa, tuan Nammu. Aku baik-baik saja." balas Sunyeol lalu menarik tangan Sungyeol dan keduanya mukai melakukan aksi bercanda kekanakan ala keduanya.
"Eiys, kalian ini tidak bisa menjaga image kalian sama sekali. Tidak ingat bukan hanya kita yang ada disini?" seloroh L. Keduanya pun berhenti, kembali ke posisi masing-masing dengan senyuman kikuk.
"Oppa, aku ingin menemani Dongwoo oppa dulu." ujar Sunhee lalu mengambil sebotol soju meninggalkan ruang TV dorm itu.
"Kau mau kemana?? Dan untuk apa kau membawa itu?" tanya Sunggyu.
"Untuk Dongwoo oppa." balas Sunhee. Gadis itu memilih untuk menyegarkan kepenatan pikirannya dari segala masukan dari kedua member 93 line sebelumnya. Menghindar dari sang 'partner in crime' Myungsoo.
"Lepaskan semua saja eonni. Jangan memendamnya sendiri." tahan Hyura.
"Nde. Maaf meninggalkanmu sebentar." ujar Sunhee.
"Gwenchana. Ada Kibum oppa dan yang lainnya disini." balas Hyura.
Sunhee pun meninggalkan ruangan tersebut dan beranjak menuju balkon, menuju tempat Dongwoo sedang memainkan gitarnya.
"Apa yang kalian bicarakan sampai bisa membuat Sunhee diam seperti itu?" tanya Hoya pada sang maknae. Namja beralis tebal itu masih merasa belum akrab dengan Hyura.
"Anniyo. Kami hanya sekedar mengobrol saja, hyung." ujar Sungjong. "Benarkan, Hyura?" Hyura mengangguk.
"Bukan hal lain yang lain yang kau bicarakan dengannya kan, Jongie-ya?" potong L.
"Memang apa yang mau kubicarakan dengan noona, hyung??" tanya Sungjong.
"Dwesso." balas Myungsoo.
"Yaa, sudaah-sudaah. Biarkan saja Sunhee seperti itu. Biarkan dia mengikuti keinginannya." ujar Sunggyu.
"Nde, sepertinya Sunhee sedang memiliki masalah dan dia sedang mencoba menenangkan dirinya, Mungkin." ujar Key memperhatikan.
"Nde, sudah. Biarkan saja Sunhee dengan Dongwoo hyung disana." tambah Sungyeol.
Para penghuni ruang TV itu pun akhirnya mrlanjutkan obrolan mereka kembali. Membiarkan Sunhee menemani Dongwoo. Mereka pun akhirnya memilih untuk menyaksikan beberapa video penampilan Infinite.
"Oppa, bagaimana kalau kita menonton video-video penampilan kalian saja. Sudah lama tidak melihat penampilan-penampilan kalian yang lalu." Ujar Minji.
"Nde, baiklah. Tunggu disini. Aku ambilkan dulu dvd penampilan kami." ujar Sunggyu lalu meninggalkan para tamunya sebentar menuju kamarnya.
"Hyura-ya.." panggil Key.
"Nde, oppa. Wae?" tanya gadis itu.
"Hmm, apa kau sudah mengenl mereka semua?" tanya Key kembali. Karena memang sejak tadi tidak ada acra perkenalan yang dilakukan gadis itu dengan keempat member Infinite yang belum dikenalnya, diluar Sunggyu, Woohyun dan Sungjong.
"Mengenal belum, tapi kalu mengetahui siapa saja mereka sudah." balas Hyura.
"Jinja?" seru Sungyeol antusias.
"Nde, oppa." balas Hyura.
"Kenapa kau bersemangat sekali siih uri choding prince?" ledek Hoya.
"Ya sudah. Lupakan." balas Sungyeol.
Key tertawa melihat tingkah Sungyeol. Ini memang yang direncankannya dan Woohyun ketika di ruang berlatih ToHeart tadi siang. Memperkenalkan para member Infinite pada gadis itu, terutama Sungyeol. "Baiklaah, baiklah. Sungyeol-ah, kalau mau berkenalan katakan saja langsung. Tidak perlu malu seperti itu." seru Key.
"Yaa, Kim Kibum. Tidak perlu terang-terangan seperti itu didepannya." seru Sungyeol malu.
"Lebih baik jujur, Sungyeol-ah." balas Key tertawa dengan gaya khasnya.
"Oppa." ujar Hyura malu.
"Wae? Kau juga malu? Dia ini member lain yang kau ketahui dari photo album mereka kemarin. Diluar Sunggyu hyung dan Woohyun." balas Key.
"Oppa, aish." seru Hyura.
"Geurae. Memang kau sudah mengetahui mereka satu persatu?" tanya Key lagi.
"Nde. Aku sudah tau. Aku sudah sempat melihat album mereka lagi yang memperhatikan para membernya satu persatu dan sedikit mencari tahu mengenai mereka." bisik Hyura.
"Baiklah. Kalau begitu cepat beritahu aku." balas Key.
"Namja yang beralis tebal itu Hoya oppa, maknae mereka yang bersama denganku dan Sunhee eonni tadi adalah Sungjong, yang sedang berada dibalkon itu Dongwoo oppa dan.."
"Lalu namja itu siapa?" tujuk Key pada Sungyeol yang sedari tadi memperhatikan Hyura dan Key.
"Hmm.. Mian, aku lupa oppa. Aku selalu lupa mengingatnya." balas Hyura. Ah, ingatanmu buruk sekali kau Im Hyura. Kibum oppa sudah sempat memanggilnya tadi. Batin Hyura.
Tawa kecang terdengar dari Woohyun. Poor Sungyeol. "Jadi dari semuanya kau hanya tidak mengetahui nama namja ini?" tanya Woohyun menarik Sungyeol. Wajah namja itu tampak kecewa.
"Anniyo. Mian oppa. Bukan aku tidak mengetahuinya, hanya saja aku lupa. Agak sulit untuk mengingat namanya, karena 3 member kalian memiliki nama yang hampi sama." balas Hyura. "Hmm. Sung.."
"Lee Sungyeol." ujar Sungyeol lalu memberikan tangannya pada Hyura. Gadis itu sempat kaget namun tetap membalas jabatan tangan namja itu. "Panggil saja Sungyeol. Kau ingat sekarang?" tanyanya.
"Ndee, Sungyeol oppa." balas Hyura.
"Baiklah, jangan lupakan namaku itu." lanjut Sungyeol.
"Eiys. Sepertinya kau lebih berani dari dugaanku, Sungyeol-ah." ujar Key membuat sepasang yeoja dan namja itu melepaskan jabatan tangan mereka.
“Untuk sebuah permulaan, kufikir ini sudah sangat baik, Bum-ah.” Seru Woohyun.
“Maksud kalian oppa?” tanya Hyura bingung. Duo ToHeart itu hanya tersenyum penuh arti.
“Heii nonna Im. Lalu aku siapa? Kau tidak tahu siapa aku?” seru L kesal karena dirinya belum disebut sama sekali oleh gadis itu.
“Err..” Hyura mengigit bibir bawahnya.
“Dia tidak mengenalmu, Myungsoo-ya. Bahkan dia sama sekali tidak tahu kalau kau adalah visual dari Infinite.” Balas Key.
“Oppa..” ujar Hyura malu.
“Kau tahu, ketika aku menyebut namamu sebagai member Infinite, gadis ini sama sekali tidak mengetahui tentang dirimu. Malah ia lebih mengenal Woohyun dan Sunggyu hyung.” ujarKey lagi.
Suara tawa bahagia terdengar dari mulut Sungyeol. Namja itu tersenyum puas melihat sang visual yang selalu mampu membuat para gadis berteriak itu malah dilupakan dan tidak diketahui sama sekali oleh yeoja ini. “Ternyata aku lebih baiik dibandingkan dirimu.” Serunya.
“Anniyo, oppa. Bukan seperti itu.” balas Hyura. “Aku tahu siapa dirimu sekarang. Visual Infinite, Kim Myungsoo atau yang lebih dikenal dengan L. Pemilik senyum maut yang dapat membuat para yeoja tersihir dengan senyumanmu.” Ujar gadis itu, mengingat penjelasan Minho beberapa waktu lalu dan artikel yang membahas mengenai visual Infinite itu.
“Lihat, bahkan dia lebih tahu mengenai diriku dibandingkan kau, hyung.” Ujar L bangga.
“Tapi dia terlihat seperti mengingat sesuatu ketika mengatakannya tadi. Jadi bisa kusimpulkan kalau ternyata popularitasmu tidak seberapa tuan Kim.” Ledek Hoya diikuti tawa bahagia dari mulut Sungyeol.
Tidak lama, Sunggyu kembali dengan beberapa dvd dokumentasi Infinite yang akan mereka putar kembali. Para namja di ruangan itu pun mulai membuka beberapa botol soju dan mulai menenggak minuman itu perlahan. Tidak lupa mengajak para yeoja yang ada di ruangan itu untuk turut serta.
"Ingin minum ini?" tanya Sungyeol pada Hyura. Namja itu sudah duduk di dekat Hyura. Kemajuan yang baik. Pikir Key dan Woohyun melirik keduanya.
"Anniyo oppa. Aku bukan peminum yang baik." balas Hyura.
Sebenarnya Key tahu kalau yeoja yang diajaknya ini tidak bisa meminum minuman alkohol. Tapi kali ini ia tidak ingin melarang gadis itu ini dan itu, seperti yang Minho lakukan. Biarkan saja, karen tujuannya mengjak Hyura ke dorm Infinite pun memang karena ingin mengajak yeoja itu bersenang-senang.
"Gwenchana, cobalah minum seteguk saja. Bukan untuk mabuk, hanya untuk menghangatkan tubuhmu saja." ujar Sungyeol.
"Baiklah, oppa. Gomawo." balas Hyura menurut.
Baru saja gadis itu meminum soju miliknya, suara nyanyian seorang gadis yang memilukan terdengar dari arah balkon. Sunhee, gadis itu tengah menyanyikan lagu Missing You milik 2NE1 dengan diiringi petikan gitar Dongwoo. Membuat suasana malam itu menjadi sedikit menyedihkan mendengar alunan suara lembut Sunhee yang tak kalah dengan sang kakak, menyanyikan lagu tersebut dengan penuh peghayatan. Sepertinya Sunhee eonni sedang mengeluarkan semua perasaannya. Pikir Hyura.
Kesebelas pasang mata yang berada di ruangan itu pun terpana dengan alunan suara lembut Sunhee sebelum akhirnya kesebelasnya kembali pada rencana mereka menonton dokumentasi penampilan Infinite.
“Oppa, boleh aku meminta sesuatu?” interupsi Jinhee ketika Sunggyu tengah memilih penampilan mana yang akan mereka putar kembali.
“Hmm, tentu saja. Apa yang kau inginkan?” tanya Woohyun lembut.
“Boleh kalian memutar penampilan kalian menyanyikan lagu Only Tears?” balas Jinhee.
“Tentu saja, Jinhee-ya.” Balas Sunggyu kemudian. “Chankam, akan kucarikan sebentar.”
Setelah menemukan lagu yang diminta oleh Jinhee, Sunggyu pun langsung memutarkannya. Sebuah penampilan spesial Infinite di panggung musik Music Bank beberpa tahun yang lalu dengan dominasi kostum bewarna biru. Baru mendengar intronya saja Hyura sudah terpana mendengarnya, alunan nada piano dan gitar yang dimainkan oleh duo maknae terdengar pas dengan suara bening Sungjoong.
Saranghanda mianhada
I love you. I’m sorry
Geurae deoneun andoegesseo
But i can’t do this anymore
Nan dagagal jagyeok jocha eobseo
I don’t even have the right to get close to you
Nal saranghaji ma
Don’t love me
Naegen maeumeul naeeojul yeoyudo eobseo
I don’t have the ease of being able to give you my heart
Maeireul himgyeopge salgo
I live every day beyond my strength
Haruga beogeowo ulgo
Each day is too much so i cry
“Wae, Hyura-ya?” tanya Sungyeol menyadari ada perubahan air muka pada wajah gadis disampingnya itu.
“Anniyo. Gwenchana oppa. Aku hanya terpana dengan lagu kalian ini, suara kalian sangat pas dengan musiknya. Lagu kedua kalian yang mampu membuatku merasakan artinya.” Balas Hyura.
Sungyeol terdiam. Tidak mengira kalau gadis disampingnya ini adalah seorang gadis yang mudah perasa dan juga mudah akrab dengan orang baru disekitarnya. Tipikal gadis yang menarik untuk dikenal lebih jauh. Pikir Sungyeol.
“Mau kuambilkan tissue?” tawar Sungyeol.
“Anniyo.” tolak Hyura. “Tapi lagu ini belum seberapa dibandingkan lagu yang Sunhee eonni nyanyikan tadi.” Lanjut Hyura.
“Ah, nde..” balas Sungyeol kikuk.
Walaupun Hyura sebenarnya tidak bisa mimum minuman beralkhol, namun entah kenapa malam ini gadis itu menjadi seperti bisa dan kuat untuk menerima jenis cairan memabukan itu dalam tubuhnya. Mungkin karena pengaruh atmosfir di dorm itu setelah Sunhee menyanyikan lagu dengan sepenuh perasaannya, membuat Hyura kembali mengingat bagaimana ia juga pernah merasakan berada di posisi yang sama seperti Sunhee saat ini dan juga lagu milik Infinite yang diminta Jinhee. Perpaduan yang pas untuk membuat gadis itu semakin merasakan perasaannya yang lalu. Membuatnya kembali berfikir, bagaimana ia dan Minho nanti?
Dokumentasi penampilan Infinite masih belum selesai diputar, namun para gadis yang berada di ruangan itu sudah hampir semuanya tumbang, kecuali Minji, ia masih memiliki setengah kesadarannya. Yeoja terkuat dibandingkan ketiga yeoja lainnya. Karena Sunhee pun juga sudah mabuk, ketika Dongwoo menopang tubuh gadis itu masuk ke dalam ruangan. Dan bisa juga dipastikan kalau Sunggyu meracau akibat ulah adiknya itu. Mungkin nasib sial tengah menimpah Dongwoo, ia lah yang menjadi sasaran kekesalan Sunggyu.
“Biar aku yang mengantar Sunhee pulang. Kau mengantar Minji dan Jinhee saja.” Seru L menyadarkan diri. Kedelapan namja di ruangan itu memang masih berada dalam kesadaran mereka dengan baik, walaupun beberapa botol soju telah mereka habiskan.
“Jinhee juga mabuk. Aku tidak bisa membawa satu orang mabuk dan satu orang setengah mabuk.” Seru Sunggyu. Ketiga yeoja yang sudah kehilangan kesadarannya itu tengah terduduk di sofa.
“Aku yang akan mengantar Jinhee kalau begitu, hyung.” Ujar Woohyun. “Bum-ah, kau yang bertanggung jawab pada Hyura. Mian menjadi seperti ini.”
“Eiiys Im Hyura. Jinjja, aku bisa dibunuh Minho kalau seperti ini.” seru Key lalu berdecak pinggang. Memikirkan musibah apa yang akan diterimanya nanti setibanya ia di dorm, karena ia tidak mungkin mengantarkan Hyura ke rumahnya. Ia tidak tahu dimana rumah Hyura. Dan apakah tidak akan menjadi pertanyaan bila ia mengantarkan Hyura dalam keadaan mabuk seperti ini? Apa yang harus ia jelaskan kepada nyonya Im?.
“Minho? Ada apa dengan Minho?” tanya Sungyeol yang sedari tadi memang memerhatikan Hyura yang sudah kehilangan kesadarannya. Ini juga salahnya, karena sudah menyuruh gadis itu minum.
“Sudah tidak usah banyak tanya Yeolie-ah.” Seru Sunggyu. “ Baiklah, kalau begitu. Aku mengantar Minji, Myungsoo mengantar Sunhee, Woohyun mengantar Jinhee. Dan Kibum-ah, kau memang harus membawa Hyura. Sampaikan salamku untuk membermu yang lain dan permintaan maafku pada Minho karna sudah membuat Hyura mabuk begini.” Ujar Sunggyu.
“Nde hyung” ujar ketiga namja itu lalu meminta bantuan kepada member yang lain untuk membantu mereka membawa ketiga gadis yang sudah kehilangan kesadaran itu turun menuju basement. Dan tanpa diminta ataupun disuruh, Sungyeol dengan cepatnya membantu Key menopang Hyura.
“Kubantu kau, Kibum-ah.” Seru Sungyeol.
“Nde, gomawo Yollie-ah.” Balas Key.
Keduanya pun segera menyusul langkah Woohyun, L dan Sunggyu serta Sungjong dan Hoya untuk membantu keduanya membawa para gadis itu menuju basement. Sedangkan Dongwoo memilih untuk membersihakan sisa peralatan pesta mereka.
“Sampai bertemu lagi, Im Hyura.” Bisik Sungyeol ketika meletakan tubuh Hyura di kursi penumpang van SHINee yang sudah menunggu. “Semoga kita bisa saling mengenal lebih jauh kedepannya.”
“Gomawo untuk bantuanmu, Sungyeol-ah. Lain waktu aku akan mengajaknya bertemu denganmu lagi atau bermain kesini.” Ujar Key.
“Cheonmaneyo, Kibum-ah. Dengan senang hati, beritahuku saja kalau kau ingin mampir kesini.” Balas Sungyeol. Keduanya pun akhirnya berpisah setelah pintu mobil tertutup.
“Ajjushi, kita langsung ke dorm saja.” Ujar Key.
*****
SHINee’s Dorm
“Im Hyura, jinjja. Aku benar-benar bisa dibunuh oleh Minho kalau seperti ini.” ujar Key sambil menopang gadis bermarga Im itu menuju dormnya. “Astaga, tubuhmu menjadi hangat seperti ini.”
“Gwenchana, oppa.” Balas Hyura yang sudah sedikit kembali ke alam sadarnya.
Kesalahan, ya ini adalah kesalahannya membiarkan gadis ini minum minuman beralkohol tadi. Tubuh gadis ini memang tidak mudah untuk menerima cairan bening yang memiliki kadar kemabukan cukup tinggi itu. Sepertinya semua itu baru bereaksi sekarang.
“Apanya yang tidak apa-apa? Bagaimana kalau Minho melihatnya nanti? Semoga saja ia sudah tidur.” Doa Key.
Keduanya pun sudah tiba di depan pintu dorm dan ketika Key ingin menekankan kode pengaman pintu, pintu itu mendadak terbuka daan. Dan Minho sudah ada di baliknya. Pandangannya kesal bercampur emosi dan juga panik melihat kedatangan keduanya.
“Ige mwoya?” seru Minho.
“Sudah, jangan banyak tanya dulu. Cepat bantu aku membawanya masuk sebelum penghuni lain menyadari ini semua.” Seru Key lalu Minho mengambil alih tanggung jawabnya untuk membawa Hyura masuk kedalam, tepatnya menggendong gadis itu dan meletakannya di sofa ruang tamu.
“Kibum-ah, ige mwoya? Apa yang terjadi dengannya?” seru Minho.
“Seperti yang kau lihat, ia mabuk. Tadi kami mengunjungi dorm Infinite untuk merayakan ulang tahun Myungsoo. Ada Sunhee juga, dan Hyura meminum sebotol soju ketika disana.” Jelas Key dari arah dapur, mengambil segelas air untuk menyegarkan kembali tenggorokannya yang terasa kering akibat kelelahan dan efek meminum soju tadi.
“Yaa, kau kan tahu kalau ia tidak bisa minum minuman beralkohol. Kenapa kau membiarkannya?” tanya Minho kesal.
“Mian, maafkan aku. Tapi disana kan kami bersama yang lainnya, Minho-ya. Aku tidak bisa mengontrol diirinya. Kupikir tidak masalah kalau ia hanya minum sedikit. Dia pun tidak menolak ketika ditawarkan tadi.” Balas Key seperti tanpa dosa.
“Aish, Kim Kibum. Jinjja. Kau sudah merusak rencana pergiku dengannya, menculiknya paksa dan membuatnya mabuk seperti ini.” seru Minho.
“Kecilkan suaramu atau yang lain akan bangun mendengar teriakanmu itu.” ujar Key. “Aku kan sudah meminta maaf, Minho-ya. Ini semua diluar dugaanku.” Balas Key.
“Terserahmu.” Seru Minho. “Ah, dan iya. Kenapa kau membawanya kesini? Kau bilang kan akan mengantarkannya pulang ke rumah.”
“Aku tidak tahu dimana rumahnya. Dan aku pun tidak mungkin mengantarkannya pulang dalam keadaan seperti ini.” balas Key. “Kau saja yang mengubungi eommanya kalau Hyura menginap disini, sampaikan juga maafku pada nyonya Im.”
“Arraso, baiklah. Tapi bantu aku membawanya ke kamar. Biarkan dia tidur di kamarku saja.” Ujar Minho.
Key pun menuruti permintaan Minho itu sebelum ia harus semakin lama mendengar ocehan Minho. Namja itu tahu, kalau sebenarnya Minho bukan marah terhadap dirinya, melainkan mengkhawatirkan keadaan Hyura yang saat ini sudah mulai sedikit demam.
“Gomawo untuk tidak memperpanjang ini semua. Aku kembali ke kamarku dulu. Jaga Hyura dan jangan melakukan hal yang macam-macam.” Ujar Key.
“Nde, Kim Kibum. Tanpa kau beritahu pun aku sudah pasti akan menjaganya.” Bals Minho.
Setelah Key meninggalkan kamarnya, Minho menelfon nyonya Im untuk memberitahukan kalau Hyura tidak bisa pulang malam ini dan menginap di dorm SHINee. Setelah menjelaskan alasannya dengan sedikit berbohong, Minho pun menyudahi panggilan telfonnya. Namja itu memandang gadis yang tengah tidur di hadapannya itu. Cantik dan tenang, seakan semua bebannya hilang dan digantikan dengan kebahagiaan. Namja itu pun menarik selimut yang digunakan Hyura lebih tinggi, menutup tubuh gadis itu agar dapat tidur dengan nyenyak.
“Kenapa kau sampai seperti ini, Raa-ya? Tetap memaksakan untuk minum walaupun kau tahu kalau tubuhmu tidak bisa menerimanya dengan baik. Lihat apa yang terjadi denganmu sekarang. Demam seperti ini. Aish, Im Hyura. Jinjja. Kau selalu mampu membuatku khawatir saja.” Ujar Minho lalu mengambil selembar plester penurun demam di kotak obat miliknya. Memakaikannya di dahi gadis itu dengan harapan bisa membantu menurunkan demam yang sudah melandanya.
Minho kembali menatap wajah gadis berambut coklat itu.
“Apa ada sesuatu yang kau rasakan hingga kau minum seperti ini? Apa ada hubungannya denganku?” pikir Minho.
Sejujurnya belakangan, namja bermata kodok ini memang sedikit paranoid bila membayangkan kalau Hyura kembali meninggalkannya. Membayangkan gadis itu sudah tidak lagi mampu menunggunya dan mengalihkan semuanya pada namja lain. Kata-kata Key yang meledeknya di acara valentine sebulan yang lalu membuatnya menjadi semakin banyak berpikir, sudah siapkan ia untuk memperjelas hubungannya dengan Hyura? Atau ia ingin merasakan kembali perhatian dan rasa sayang gadis itu beralih pada yang lain?
“Masih banyakkah waktu yang bisa kau berikan untukku, Raa-ya?” ujar Minho membelai lembut kepala gadis itu. “Aku menyayangimu dan tidak mau kalau sampai kehilanganmu lagi. Tapi maaf, mungkin semua itu tidak bisa dalam waktu dekat ini. Kau masih bisa menungguku, kan? Jangan alihkan perhatian dan perasaanmu pada yang lain kembali.” lalu ia mengecup bibir mungil Hyura lembut. “Selamat tidur. Semoga kondisi tubuhmu akan jauh lebih baik besok.”
Tanpa sepengetahuan namja itu, sebenarnya Hyura belum sepenuhnya hilang kesadaran, gadis itu masih bisa mendengar apa yang Minho katakan tadi. Gadis itu pun merasakan apa yang namja itu lakukan padanya. Mengambil ciuman pertama miliknya, orang yang paling dicintainya yang melakukan itu.
Oppa, mian. Aku tidak tahu sampai sejauh apa aku bisa menunggumu. Sudah banyak waktuku yang terbuang dulu, saat ini aku hanya ingin bersamamu. Membayar semua yang terlewatkan dulu. Batin Hyura. Bulir air mata pun keluar dari sudut mata gadis itu, tanpa Minho sadari dan Minho ketahui. Karena lampu ruagan tersebut sudah padam. Menemani sang pemilik kamar menuju alam mimpinya.
*****
Annyeong ^^
akhirnya sudah ku update chapter terbarunya..
semoga para readers suka dengan jalan ceritanya..
kalau di cerita ini ngerasa ada sangkut paut di beberapa momentnya dengan fanfiction The Real Side of You, itu adalah benang merah dari fanfiction ini dengan fanfiction tersebut..
karena aku dan authornya The Real Side of You memang memiliki project bersama untuk cerita ini..
Aku juga janji akan sering buat update seminggu sekali..
tapi dengan syarat jangan lupa untuk LOVE, SUBSCRIRBE dan COMMENT nya..
don't be a silent reader yaaa :)
Gomawo :)
big hug,
Ekha
@khaiicheen