By Your Side
Part – 4
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
*****
Me, You, Us J
8 Maret 2014 – SHINee World Concert III in Seoul day 1
Konser tunggal SHINee yang ketiga akan segera berlangsung hanya dalam hitungan jam lagi. Sejak tiba di Seoul Olympic Stadium, venue konser SHINee hari ini pukul 10 pagi tadi, kesibukan ekstra sudah mulai terlihat. Beberapa staff konser dan artis berlalu-lalang di sepanjang lorong ruang tunggu hingga panggung. Beberapa staff wardrobe juga tengah terlihat memindahakan beberapa steger hanger konstum para member seseuai dengan pemiliknya masing-masing. Raemi, sang coordi SHINee terlihat memimpin timnya untuk mengurus kostum-kostum SHINee nanti. Gold, Black and White, ketiga warna itulah yang akan mendominasi penampilan SHINee malam nanti. Tidak lupa juga jubah handuk bewarna pink berada dalam salah satu gantungan kostum yang ada. Ya, kostum tersebut akan SHINee gunakan spesial untuk lagu Girls, Girls, Girls.
“Eonni, ada yang bisa kubantu?” tanya Hyura yang sedang berada di lorong bersama dengan Raemi.
Gadis itu nampak casual dengan perpaduan short pants jeans dan baju crew bewarna hitam. Rambutnya yang sudah mulai panjang diikatnya tinggi seperti ekor kuda. Dan HT di kantung belakang short pants yang digunakannya, untuk monitor kegiatan nanti.
“Tidak ada, Hyura-ya. Terima kasih. Kau istirahat saja. Semua persiapan juga sudah selesai. Lebih baik kau kembali ke ruang tunggu, bantu Kyungshik mengurus anak-anak.” Ujar Raemi tersenyum hangat. Raemi, salah satu anggota dari tim inti staff SHINee yang sangat dekat dengannya. Ia sudah menganggap Hyura seperti adiknya sendiri.
“Baiklah kalau begitu. Kau juga jangan lupa beristirahat eonni. Masih ada waktu sekitar 2 jam sebelum semuanya harus bersiap.” Balas gadis berkuncir kuda itu.
Hyura melanjutkan langkahnya menuju ruang tunggu SHINee. Para member baru saja selesai melakukan rehersal untuk penampilan mereka nanti malam. Satu yang Hyura kagumi dari kelima namja ini, walaupun semalam semuanya baru selesai latihan di malam hari dan sudah harus bangun di pagi hari untuk segera ke tempat ini, melakukan rehersal untuk kurang lebih 30 lagu yang akan mereka tampilkan, tapi tidak ada raut kelelahan sedikit pun tersirat di wajah mereka. Kelimanya terlihat sangat menikmati apa yang mereka jalani saat ini. 6 tahun debut, aku rasa mereka sangat profesional. Batin Hyura.
Ketika ia hendak menuju ruang tunggu, tidak sengaja ia berpapasan dengan Onew yang tengah ingin pergi ke atap gedung. Mencari udara segar sejenak sebelum mereka bersiap.
“Kau mau kemana oppa?” tanya Hyura ketika mereka berpapasan.
“Mau ikut denganku? Tidak lama, hanya sebentar saja.” Balas Onew.
“Baiklah.” balas gadis itu.
*****
Hyura POV
“Kau darimana oppa? Setelah kami selesai rehersal aku tidak melihatmu lagi.” Ujar Jinki.
Saat ini kami berada di atap gedung stadium. Melihat pemandangan di luar yang sudah dipadati oleh para Shawol yang tengah menanti gate utama dibuka kurang dari 3 jam lagi. Gerombolan gadis-gadis remaja yang kira-kira usianya sebaya denganku terlihat berbaris dengan rapih dengan berbagai hand banner di tangan mereka dan beberapa atribut untuk menampilkan kecintaan mereka pada SHINee.
“Aku? Baru saja selesai mencari kegiatan lain. Membantu tim lain yang butuh pertolongan.” Balasku.
“Bersitirahatlah, ini semua baru akan dimulai.” Ujarnya.
“Tenanglah, oppa. Kalian yang seharusnya beristirahat. Kalian sudah latihan sampai malam, bangun pagi dan langsung melakukan rehersal setibanya disini. Kalian juga perlu istirahat, penampilan kalian harus prima nanti malam.”
“Rasa lelahku semuanya mendadak hilang ketika aku membayangkan mereka dan melihat mereka saat ini.” ujar Jinki oppa. “Kau lihat mereka?” tanyanya lagi. Aku hanya mengangguk lalu memperhatikan lautan fans yang berada di bawah. “Mereka saja tidak lelah berpanas-panasan dan menunggu waktu demi melihat kami nanti. Rasanya sedikit tidak adil bila aku harus bersantai-santai di dalam sedangkan mereka semua sedang berusaha untuk bertemu kami nanti.” Lanjutnya.
“Arraso, oppa. Kau memang leader yang baik. Kau tidak hanya memikirkan dirimu dan juga membermu. Tapi kau juga memikirkan mereka yang sangat mendukung dan mencintai kalian.” Balasku lalu menepukan kedua tanganku di pundaknya.
Ya, Jinki oppa adalah leader terbaik yang pernah ku kenal. Dia akan selalu mendahulukan kepentingan groupnya dan keinginan membernya dibandingkan keinginannya sendiri. Namja yang sangat memperhatikan sekitarnya dan namja yang juga sensitif setelah Jonghyun oppa kalau berurusan dengan rasa cinta mereka pada fans. Tidak seperti Minho oppa dan Taemin yang jarang sekali menangis. Tidak aneh memang bila keduanya disebut anak tanpa emosi.
Sepanjang aku mengenal Minho oppa dan sepanjang aku bekerja sama dengan SHINee, hanya ketika SHINee memenangkan Daesang di Melon award tahun lalu aku melihatnya menangis. Ya, itulah oppaku, oppa yang sudah ku kenal lebih dari 7 tahun yang lalu.
“Apa yang sedang kau pikirkan, Hyura-ya?” tanyanya memecah lamnunanku.
“Anniyo oppa. Tidak sedang memikirkan apapun.” Balasku. “Oppa. Boleh aku bertanya sesuatu?”
“Wae?”
“Apakah eonni bersurai merah itu akan menonton konser kalian malam ini. Aku dengar dari Kibum oppa, dia juga seorang Shawol.” Tanyaku asal.
“Hmm, Sunhee maksudmu?” aku mengangguk. “Molla, aku sudah mengajaknya dan memberikannya tiket tapi ia menolaknya. Katanya ia sedang ada beberapa tugas kuliah.” Jelas Onew oppa.
“Berarti ia tidak datang?”
“Dia mengatakan akan mengabariku lagi, tapi sampai sekarang ia belum mengabariku. Entahlah, mungkin ia tidak akan datang.”
“Aah, jadi itu yang membuatmu sedikit terlihat murung sejak semalam?”
“Eoh? Apa aku terlihat seperti itu?”
“Matamu tidak bisa membohongiku oppa.” Balasku.
Memang sudah kuperhatikan sejak semalam. Terkadang mata si pecinta ayam ini terlihat sendu. Ditengah antusias dan keceriaan yang ditunjukkannya, sesekali aku menangkap ekspressi kecewa sekaligus sedih setiap kali ia mengecek ponselnya.
Ia tertawa, tawa khas yang dimilikinya. “Yaa, sepertinya kau juga sudah mulai memperhatikanku terus, nona Im. Diluar dari Minho.” ujarnya.
“Aku memang memperhatikan kalian semua.” Balasku. “Ah, apa jangan-jangan salah satu alasanmu ke atap gedung ini bukan hanya untuk mencari udara segar. Tapi..”
“Tapi apa?”
“Tapi sebenarnya kau ingin mencari keberadaan eonni cantik itu.” lanjutku.
“Yaa, tidak mungkin Hyura-ya. Lagipula mana mungkin aku mencarinya di kerumunan fans yang banyak itu. Sejauh mataku memandang, hanya lautan fans yang bisa aku lihat dari sini. Sulit untuk mencarinya.” Jelas Jinki oppa. “Itu pun kalau ia datang.”
“Geure, arraso oppa.” Balasku lalu tersenyum penuh arti pada sang leader itu.
*****
Onew POV
Meilihat kerumunan Shawol yang menanti gate utama dibuka dari sini membuatku terharu. Untuk hanya sekedar bertemu kami saja, mereka harus berjuang menempuh panas dan berdesak-desakan. Pemandangan ini semakin membuatku mencintai mereka, karena kalau tanpa mereka mungkin kami tidak akan berada disini sampai sekarang.
Sejujurnya alasanku ke atap gedung ini bukan hanya untuk mencari angin segar, aku juga ingin melihat para shawol yang sedang mengantri dari sini, karena tidak mungkin bukan kalau aku keluar dan melihat mereka secara langsung. Jadi kuputuskan atap gedung ini adalah tempat yang strategis untuk melihat mereka.
Selain itu juga, sebenarnya aku ingin menghilangkan penatku dari Sunhee. Ya, gadis itu berhasil membuat perasaanku menjadi tidak karuan karena tak kunjung mengabariku akan datang menonton konser kami atau tidak. Aku sudah sempat menawarkan free ticket di kelas VIP untuknya, karena aku juga mengajak beberapa member Infinite melalui Woohyun. Tapi ia menolaknya, katanya ia sedang banyak tugas kuliah dan rasanya tidak bisa ikut menonton konser kami kali ini. Kecewa, entahlah.
Tapi tanpa disangka, ternyata Hyura, gadis yang saat ini tengah berada bersamaku disini menyadari perubahan ekspresiku beberapa kali. Tanpa basa-basi ia bisa langsung menebaknya. Anak ini memang berbeda, perhatian yang ditunjukannya untuk kami memang sama, walaupun sedikit berbeda pada Minho. Gadis yang setahun belakangan ini selalu bersama kami, membantuku mengurus keempat member yang lain dan senantiasa memperhatikan kami seperti perhatiannya pada oppanya.
“Sepertinya sudah cukup kita disini.” Ujarku.
“Kau sudah selesai mencari angin segarnya dan memperhatikan mereka, oppa?” balasnya.
“Sudah, aku akan menemui mereka di dalam nanti. Lagipula apa kau tidak ingin menemani Minho? Nanti ia akan uring-uringan kalau kau terlalu lama menghilang.”
“Ya, oppa. Aku akan menemani SHINee, bukan hanya Minho oppa saja. Arra?” protesnya.
“Nde, arraso.” Balasku lalu mengacak puncak kepalanya.
*****
Suara gemuruh fans yang memanggil-manggil SHINee sudah terdengar sejak sejam yang lalu. Sejak gate utama dibuka untuk para fans menempati posisi mereka. Kelima member SHINee pun telah siap dengan kostum openning mereka. Kostum yang didominasi dengan warna Gold. Hyura terlihat sibuk di depan ruang tunggu SHINee dengan HT yang berada di tangannya. Minho yang sedari tadi memperhatikan gadis itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala saja melihat bagaimana antusiasnya gadis itu menghubungi para staff di tim panggung.
“Ya, hyung. Lihat Hyura, sejak tadi ia tidak terlihat lelah sama sekali. Ia semangat sekali mengurus konser ini sampai kau saja di lupakan olehnya.” Ledek Taemin sambil membenarkan posisi mic nya di sebelah Minho.
“Itu tandanya, Hyura profesional, Taemin-ah. Ia berkonsetrasi penuh pada pekerjaannya.” Ujar Jonghyun.
“Dia memang seperti ini setiap kali kita memiliki konser. Lupa dengan semua urusan pribadinya dan fokus pada tanggung jawabnya.” Ujar Minho sedikit kesal.
“Tapi itu juga kan untuk kebaikan kita. Kau bersabarlah, Minho-ya.” Lanjut Onew menghampiri ketiganya.
“Baiklah, oppa-deul cepat kalian bersiap. Lima menit lagi opening akan segera dimulai. Cepat ke belakang panggung.” Seru Hyura membuka pintu ruang tunggu.
“Baiklah, kajja. Para Shawol sudah menanti kita disana.” Ajak Onew.
“Chankam, hyung.” Ujar Key yang masih belum selesai mengurus sepatunya.
“Kau menyusul saja, Kibum-ah.” Seru Jonghyun.
Keempatnya pun segera keluar dari ruang tunggu disusul oleh Key tidak lama. Minho sempat memperlambat langkahnya, menyamai langkahnya dengan gadis yang berada di sebelahnya saat ini.
“Lelah?” tanyanya.
“Anniyo.” Balas Hyura.
“Bagaimana perasaanmu?”
“Perasaanku? Aku semangat sekali dengan konser ini.” ujarnya. “Kau?”
“Pastinya. Shawol sudah menungguku disana. Jangan cemburu ketika aku menebar karismaku diatas sana pada mereka.”
“Eoh? Tidak akan.” Balas Hyura meledek. “Sudah, percepat langkahmu oppa. Aku yakin kau dan kalian akan menampilkan yang terbaik untuk mereka. Berikan fan service yang terbaik. Jangan mengecewakan perjuangan mereka sejak menunggu tadi. Arra?”
“Nde, arraso.” Balas Minho.
“Fighting oppa.” Ujar Hyura lalu menepuk pelan bahu Minho yang akhirnya menciptakan senyuman maut khas sang visual.
*****
Hyura POV
Sepanjang penampilan SHINee di konser mereka kali ini, penampilan di lagu Girls, Girls, Girls adalah penampilan yang paling seru bagiku. Kericuhan sempat terjadi ketika Kibum oppa mengoceh tentang bandana yang digunakannya tertukar dengan milik Jonghyun oppa. Ya, bandana yang membuat Jinki, Jonghyun dan Kibum oppa nampak menggemaskan. Taemin pun tidak kalah menggemaskannya. Maknae group kami itu tertihat lucu dengan kacamata bulat yang dikenakannya. Sedangkan Minho oppa, hanya dia yang tidak banyak macam dengan penampilannya, tapi ketika mereka menyanyikan lagu tersebut dialah yang paling banyak menampilkan tingkah imut dihadapan para Shawol.
Rangkaian SHINee World Concert III in Seoul hari ini sudah selesai dengan lancar. Para Shawol pun tersenyum puas dengan penampilan yang disuguhkan oleh kelima member. Satu hal yang membuatku semakin bangga dengan mereka. Tanggung jawabku memang sudah selesai ketika lagu Green Rain mulai bergema diseantero Seoul Olympic Stadium tersebut. Kyungshik oppa yang mengambil tanggung jawabku untuk penampilan akhir. Ia menyuruhku untuk beristirahat walaupun aku sudah menolaknya, tapi ia tetap menyuruhku. Jadilah aku menuruti perintahnya dan kembali ke ruang tunggu SHINee.
Tidak lama aku beristirahat di ruangan itu, kelimanya sudah kembali ke ruang tunggu setelah konser berakhir. Taemin adalah member pertama yang masuk, tanpa peduli dengan sekitarnya ia lalu menghambur padaku dan memelukku.
“Konser kami berhasil dengan sukses. Gomawo untuk bantuanmu, Hyura-ya.” Ujarnya.
“Chukkae, Taemin-ah. Kalian juga sudah menampilkan yang terbaik.” Balasku.
Setelah itu, kalian bisa menebak siapa yang menghampiriku. Minho oppa. Ketika Taemin sedang memelukku tadi, aku melihat ia memandang kami dengan tatapan cemburu. Ya, ia cemburu dengan sikap Taemin padaku. Aneh memang, karena ini sebenarnya hal yang biasa untuk kami. Tapi, sebelum ia protes, aku menghampirinya. Lalu memeluknya.
“Chukkae, oppa. Selamat atas keberhasilan konser kalian. Tapi ingat, perjuangan kalian belum selesai. Besok masih ada 1 konser lagi yang menanti. Tetap semangat, arraso?” ujarku dalam pelukan sang pangeran kodok itu.
“Nde, gomawo, Raa-ya.” Balasnya lalu mengacak rambutku yang memang sudah sedikit berantakan.
Setelah mengucapkan selamat pada dua member termuda itu, aku menghampiri Kibum oppa dan juga Jonghyun oppa yang terlihat sedang menenangkan emosinya dari keharuannya atas keberhasilan konser hari ini. Ya, uri crying king kembali menangis seturunnya ia dari panggung. Aku memeluk keduanya bergantian dan mengucapkan selamat pada mereka.
“Chukkae, oppa. Satu project kita yang belum selesai. Tetap semangat.” Ujarku.
“Nado fighting. Kau akan melihatnya bukan?” tanyanya. Aku mengangguk.
“Pasti oppa. Aku kan tidak hanya ingin melihat prosesnya saja. Aku juga ingin melihat hasil akhirnya.” Ujarku.
“Sudah menangisnya, oppa?” tanyaku pada Jonghyun oppa yang masih terlihat menenangkan emosinya. “Chukkae atas keberhasilan kalian. Oh iya, eonni menitipkan ini padaku. Ia minta maaf belum bisa kembali sehingga ia tidak bisa datang.” Lanjutku lalu mengambil sebuket bunga yang sudah Minji eonni titipkan padaku.
“Gomawo, Hyura-ya.” Balas Jonghyun.
Satu member yang aku lihat masih belum kembali. Jinki oppa. Apa mungkin ia sedang mencari-cari yeoja yang bernama Sunhee itu? Tidak lama ia tiba. Aku menghampirinya dan mengucapkan selamat padanya.
“Chukkae our leader. Puas dengan penampilan kalian? Oppa, kau hebat. Shawol merasa puas dengan penampilan kalian tadi.” Ujaku.
“Aah, terima kasih banyak, Hyura-ya.” Balasnya. “Oh, iya aku kedalam dulu. Aku ingin berterima kasih pada tim.” Lanjutnya.
“Nde, kau terlalu lama kembali oppa. Semua sudah di dalam.” Balasku.
Aku berpapasan dengannya di pintu masuk saat aku hendak pergi keluar untuk bertemu dengan Kyungshik oppa dan Raemi eonni yang sudah mengirimiku pesan untuk bertemu mereka di belakang panggung. Setelah urusan tersebut selesai aku segera kembali ke ruangan tunggu untuk memanggil para member dan bersiap untuk after party. Ketika sampai di ruangan tersebut, aku melihat sudah banyak orang yang ada disana. Ada 6 orang baru yang berada di ruangan itu, diantara keenamnya ada Sunggyu dan Woohyun oppa, serta yeoja berambut merah yang pernah kutemui beberapa waktu yang lalu. Yeoja yang tengah di perhatikan oleh Jinki oppa. Ya, sepertinya benar, yeoja itu adalah orangnya.
“Maaf mengganggu kalian. Oppa-deul, bersiaplah, sebentar lagi kita akan berangkat ke tempat after party.” Ujarku memecah obrolan mereka. Saat itu juga aku mendengar Kibum oppa menyebut namaku berberapa kali. “Kau sedang membicarakanku ya, oppa?” tanyaku padanya yang tengah mengobrol dengan namja beralis tebal yang pernah aku lihat di suatu tempat. Tapi aku lupa.
“Kami tidak membicarakanmu. Oh iya, kau cari si pangeran kodok sana. Tadi dia pergi keluar.” Ujar Kibum oppa saat aku tengah mengambil tasku yang berada disana.
“Kenapa harus aku? Kau bisa menghubunginya, oppa. Aku harus segara kembali ke backstage lagi untuk mengurus beberapa hal.” Balasku.
“Yaa, kau saja. Itu pun kalau kau tidak ingin kehilangan oppa sepertinya.” Lanjut Kibum oppa lagi dan menekankan kata ‘oppa’ itu padaku.
“Baiklah, oppa. Kalian cepat bersiap. Aku tunggu di van.” Pamitku akhirnya.
*****
Kelima member SHINee, Hyura dan seorang gadis yang sudah Hyura kenal dengan nama Kim Sunhee itu telah tiba di salah satu restoran elit dikawasan Gangnam untuk melakukan after party keberhasilan pembukaan konser tunggal ketiga SHINee. Hyura sudah berkenalan dengan gadis berambut merah yang saat ini sedang bersamanya tadi ketika dalam perjalanan. Sepanjang perjalanan menuju tempat ini pun keduanya sudah mulai akrab satu sama lain dengan mengobrol dan membongkar aib para member SHINee dibantu juga dengan Taemin yang mencairkan suasana diantara mereka.
Flashback
“Tolong awasi Taemin, Sunhee-ya. Jatahnya minum untuk malam ini hanya 2 gelas. Kami tidak mau sampai kecurian lagi." ujar Jonghyun.
"Kau tolong awasi Sunhee juga, Hyura-ya. Aku agak khawatir kalau dia sampai mabuk lagi." ujar Onew polos.
"Oppa, memang aku meracau apa ketika mabuk kemarin?" tanya Sunhee.
"Sesuatu yang membuatku menjadi lebih mengenalmu. Rahasia." balas Onew.
"Ya oppa. Apa? Aku malu." balas Sunhee. Onew hanya tertawa saja membalas pernyataan Sunhee tadi.
"Yaa, hyung. Aku kan juga mau minum banyak seperti kalian. Jaebal." rengek Taemin.
"Tidak, sekali tidak. Ya tidak. Itu saja sudah kami beri keloggaran dengan memberikanmu ijin minum 2 gelas." ujar Minho.
"Hyung, jaebal. Aku tidak akan mengulanginya lagii. Janji." ujar Taemin lalu memberengutkan wajahnya kesal.
"Sudahlah, Taemin-ah. Aku akan menemanimu minum hanya 2 gelas nanti." balas Onew menengahi.
"Aish hyung. Jinjja." ujar Taemin menyerah.
Taemin pun terus menggerutu atas pembatasan dari para hyungnya akibat kesalahannya beberapa hari yang lalu. Sunhee yang bingung dengan penyebab para member SHINee membatasi sang maknae untuk minum pun bertanya pada Hyura mengenai alasannya. Ia penasaran, kalau bukan karena suatu hal yang fatal tentunya para member SHINee yang lain tidak mungkin membatasi Taemin sampai seperti itu.
"Hyura-ya. Boleh aku bertanya sesuatu?" bisik Sunhee pada Hyura.
"Wayeo eonni?" balas Hyura. Suara Taemin masih terdengar, namja itu masih mendumal kesal pada keempat hyungnya.
"Ada apa dengan Taemin? Kenapa para member SHINee yang lain membatasinya untuk minum?"
"Beberapa hari yang lalu Taemin pulang dengan keadaan sangat mabuk. Ia tidak bisa menghubungi Naeun, member Apink karena gadis itu tengah sibuk dengan persiapan comebacknya. Jadi ia melampiaskannya dengan mabuk." jelas Hyura.
"Aah, jadi karena itu sampai para member melarangnya seperti ini." ujar Sunhee.
“Nde, karena itu eonni. Makanya aku tidak ikut berkomentar saat ini. Mengingat bagaimana keempat member yang lain mengkhawatirkannya kemarin. Mungkin ini lebih baik.” Balas Hyura.
Flashback end
Sepanjang acara after party SHINee ini, Sunhee, si gadis berambut merah itu selalu merapat pada Hyura. Ia terlihat canggung dengan situasi di acara tersebut dan beberapa kali bersama dengan Onew ketika Minho menarik gadis berkuncir kuda itu untuk menemaninya. Ya, Sunhee, gadis bermarga Kim itu memang tidak terlalu ingin mencemplungkan dirinya dalam hiruk pikuk kehidupan para idol walaupun sang kakak adalah leader dari salah satu group papan atas, Infinite.
“Chanyeol oppa, Baekhyun oppa, Jongin-ah.” Sapa Hyura ketika melihat keberadaan 3 member EXO di acara after party tersebut. “Kalian menonton tadi?”
“Nde, tapi kami langsung pergi kesini setelah konser selesai, jadi tidak bisa menghampiri kalian di back stage.” Jelas Kai.
“Aah, kau juga datang, Sunhee-ya?” sapa Chanyeol pada Sunhee.
“Nde, apa kabar dengan kalian? Lama tidak bertemu.” Balas Sunhee.
“Kami? Kami baik-baik saja. Seperti yang kau lihat.” Balas Baekhyun.
“Kalian sudah saling kenal, oppa?” Hyura bingung dengan kearaban ketiganya.
“Kami sempat bertemu beberapa kali ketika aku mengunjungi SM bersama oppaku, Hyura-ya.” Balas Sunhee.
“Kau kenal dengan member SHINee?” tanya Chanyeol.
“Bukan kenal oppa, tepatnya dia teman spesial Jinki oppa.” Bisik Hyura pada Chanyeol dan itu membuat gadis itu harus sedikit berjinjit agar bisa menjangkau telingan salah satu happy virus EXO itu.
“Aah, arraso.” Balas Chanyeol lalu tersenyum jahil.
“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Sunhee bingung.
“Anniyo eonni.” Balas Hyura. “Baiklah, kalian nikmati acara ini saja lebih dulu. Aku akan bertemu dengan para member, kami berpisah dengan mereka di pintu masuk tadi.” Pamit Hyura.
“Nde, cepat kembali pada oppamu itu, Hyura-ya. Sebelum ia menyadari kau sedang berada dengan kami disini. Bisa-bisa..” ujar Kai.
“Eiys, Jongin-ah, kau cemburu?” ledek Baekhyun.
“Mwo? Bukan, hyung. Tapi bisa gawat saja kalau Minho hyung menyadari adiknya ini sedang bersamaku.” Balas Kai.
“Tapi kan ada mereka, Jongin-ah. Tenang saja, kau tidak perlu khawatir. Sepertinya Minho oppa juga sedang sibuk dengan Kyuline.” Balas Hyura. “Ya, sudah. Aku tinggal dulu. Annyeong.”
Hyura dan Sunhee pun meninggalkan ketiga member EXO tersebut dan beralih pada sofa yang berada di tengah ruangan. Kelima member SHINee tengah menyapa para tamu terdekat mereka yang sudah menyempatkan waktunya untuk hadir di acara pesta kecil mereka ini. Kedua gadis ini pun memilih untuk duduk dan menunggu, sebenarnya Hyura bisa saja menghampiri para tamu SHINee yang datang, karena gadis itu sudah kenal beberapa dari mereka, namun keberadaan Sunhee mengurungkan niatnya untuk melakukan itu. Hyura merasa tidak tega untuk meninggalkan gadis berambut merah itu sendirian, terlebih lagi ia masih belum banyak mengenal banyak orang disini. Setelah puas menyapa para tamu mereka, Onew dan Minho menghampiri tempat Hyura dan Sunhee yang sedang menikmati beberapa kue yang dihidangkan.
“Bisa ikut aku sebentar?” ajak Minho pada gadis berkuncir kuda itu.
“Kemana oppa? Disini saja, aku tidak tega meninggalkan Sunhee eonni sendiri.” Balas Hyura.
“Sunhee-ya, bisa aku meminjam Hyura menemaniku sebentar?” ijinnya pada Sunhee yang sempat kikuk dengan situasi itu.
“Ah, silahkan, oppa.” Balas Sunhee lalu memberikan instruksi pada Hyura untuk memenuhi permintaan Minho.
“Gwenchana eonni?”
“Nde, gwenchana. Ikut saja. Aku tidak apa-apa.” Balas Sunhee.
“Pergilah, aku akan menemani Sunhee disini. Kalian juga perlu menikmati waktu kalian bukan?” ujar suara lembut yang menghampiri ketiganya.
“Naah, ada Jinki hyung disini. Sudah, kau tidak perlu khawatir. Kajja.” Ujar Minho.
“Baiklah, eonni maaf aku meninggalkanmu dulu.” Pamit Hyura. Keduanya pun meninggalkan Sunhee dan Onew berdua.
“Kau tidak nyaman, Sunhee-ya?” tanya Onew menghampiri gadis itu dengan sekaleng minuman berkarbonasi di tangannya. “Tidak minum untuk malam ini. Gyu bilang kalau tenggorokanmu sedang tidak baik.”
“Anniyo, oppa. Aku baik-baik saja. Hanya aku masih belum terbiasa dengan suasana seperti ini.” balas si gadis berambut merah itu lalu menerima minum pemberian Onew dan kembali mengikat rambutnya.
“Katakan saja kalau kau memang tidak nyaman. Aku akan mengantarkanmu pulang.” Balas Onew lagi.
“Gwenchana, oppa. Aku akan menikmatinya sampai acara ini selesai.” Ujar Sunhee.
“Baiklah. Oh iya, maaf Hyura harus meninggalkanmu sebentar. Minho pasti memiliki suatu keperluan dengannya.”
“Gwenchana, oppa. Aku juga tidak ingin mengganggu kalian ataupun yang lainnya.” balas Sunhee.
“Minho memang selalu seperti itu belakangan ini. Terkadang terlalu membatasi ruang gerak Hyura untuk dekat dengan orang baru. Ah iya, bukan maksud Minho melarang Hyura untuk dekat denganmu, hanya sajaa..”
“Waeyo oppa?”
“Ya, Minho sedikit menjaga Hyura karena kekhawatirannya. Kekhawatiran kalau saja mungkin Hyura akan meninggalkannya lagi.” Ekspressi bingung nampak secara jelas di wajah Sunhee. Gadis itu bingung dengan maksud perkataan Onew.
“Maksudmu oppa?”
“Ya, karena kau sudah menjadi bagian dari keluarga kami dan kau juga sudah mulai akrab dengan Hyura, akan ku ceritakan mengenai keduanya. Supaya kau lebih memahaminya.” Jelas Onew lalu di lanjutkannya penjelasan mengenai kedekatan Hyura dengan Minho pada Sunhee.
Bukan maksud Onew untuk membeberkan hubungan Hyura dengan Minho pada Sunhee, tapi hanya sekedar memberitahu saja apa yang terjadi diantara keduanya. Karena Onew yakin kalau Sunhee akan menjadi teman bagi Hyura kedepannya, diluar dari Minji, kekasih Jonghyun. Sedangkan di ruangan yang sama dan tempat yang berbeda, Minho terlihat tengah makan beberapa potong kue dengan gadis berkaca mata yang seharian ini melupakannya karena sibuk dan fokus pada pekerjaannya.
“Kau sudah makan?” tanya Minho. Hyura hanya mengangguk. “Geotjimal. Kau kan sibuk dengan pekerjaanmu seharian ini. Mana mungkin kau ingat untuk makan. Cepat makan ini.” lanjut namja itu lalu menyuapi Hyura sepotong cake coklat kedalam mulutnya.
“Aku sudah makan, oppa. Tadi ketika kalian beristirahat, aku sudah sempat makan sebelum kembali mengurusi perisapan kalian.” Balas Hyura.
“Lusa, setelah menyelesaikan jadwal dengan Kibum apa kau ada pekerjaan lain?” tanya Minho.
“Hmm, sepertinya tidak. Waeyo?”
“Bagaimana kalau kita pergi? Perusahaan memberikan kami waktu untuk beristirahat. Temani aku jalan-jalan. Eotthe?”
“Baiklah, tapi nanti akan kukabari lagi, karena seingatku juga Hyunsik oppa mengajakku pergi hari itu.”
“Lain kali saja pergi dengan Hyunsik-nya. Aku tidak memiliki jadwal kosong lagi dalam beberapa waktu dekat ini.”
“Hyunsik oppa juga sudah mengajakku sejak beberapa minggu yang lalu, hanya saja aku belum dapat memastikannya kapan. Lagipula kan kubilang tadi kalau aku tidak salah ingat.” Balas Hyura. “Oppa, waktuku bersama denganmu lebih banyak bukan dibandingkan waktuku bersama kedua oppaku sendiri? Kita masih bisa bertemu setiap hari di perusahaan atau di dorm, tapi dengan mereka. Belakangan ini saja mereka berdua sudah jarang untuk pulang ke rumah menemaniku.” Jelas Hyura.
Minho terdiam. Ia mengerti bagaimana Hyura merindukan perhatian dari kedua oppa yang sangat disayanginya itu. Seulong dan Hyunsik, kesibukan keduanya di tahun ini lah yang menjadi alasan mengapa keduanya sudah jarang bertemu dengan sang adik bungsu itu. Menjadi idol memang banyak menyita waktu, waktu untuk keluarga, sahabat dan orang terdekat.
“Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau aku menemanimu pergi dengan Hyunsik juga. Atau, apa ia ingin mengenalkan yeojachingunya padamu?” tanya Minho.
“Molla, tapi sepertinya mungkin memang begitu. Menurut eomma memang belakangan ini Hyunsik oppa tengah dekat dengan seorang yeoja, teman sekolah salah satu membernya. Tapi aku tidak tahu siapa nama yeoja itu.” jelas Hyura.
“Arraso. Kita double date kalau seperti itu.” cetus Minho.
“Mwo? Double date? Terserahmu saja oppa. Aku tidak berkomentar.” Balas Hyura.
Double date? Aish, Minho oppa apa kau tidak ingat dengan penjelasan Kibum oppa tentang double date itu? batin Hyura.
“Oh iya, Raa-ya. Kau lihat Jinki hyung disana?” tanya Minho lalu menunjuk Onew yang tengah tertawa lepas dengan Sunhee yang berada tidak jauh dari tempat keduanya duduk.
“Nde. Jinki oppa terlihat sangat senang dan bahagia dengan keberadaan Sunhee eonni. Baru kali ini aku melihatnya selepas itu, oppa.” Balas Hyura.
“Memang, Jinki hyung sering meyuruhku untuk jangan tertutup soal perasaan, tapi dia sendiri terkadang seperti itu. Tapi sejak ia dikenalkan dengan Sunhee, sejak gadis itu berkunjung ke dorm SHINee, pergi ke Lotte World bersama dengan Taemin dan terakhir pergi ke kebun anggur milik paman Kibum, senyuman dan rona kebahagiaan selalu nampak dari wajahnya. Sepertinya hyung menyukai Sunhee.”
“Kalau memang gadis itu bisa membuat Jinki oppa bahagia kenapa tidak? Lagipula aku kasihan melihatnya jika harus sendiri terus ketika kita berkumpul bersama dengan yang lainnya, seperti waktu valentine kemarin.”
“Maksudmu? Hyung sendiri tanpa pasangan?” Hyura mengangguk. “Aah, berarti kau mengakui aku sebagai pasanganmu, kan?”
“Mwo? Bukan seperti itu maksudku, oppa.” Balas Hyura kikuk.
“Lalu?”
“Dwesso, ingat. Hubungan kita hanya oppa-dongsaeng saja. Aku menemanimu kemarin karena aku dongsaeng yang baik, oppa. Tidak lebih.” Balas Hyura.
“Aah, baiklah.” ujar Minho enteng.
“Oppa..” panggil Hyura.
“Mwo?”
“Apa kalian tidak telalu berlebihan bersikap seperti itu pada Taemin. Kasihan dia, oppa.” Ujar Hyura yang lalu memperhatikan Taemin tidak seceria biasanya.
Sejak setibanya di tempat party itu, Taemin seperti malas setelah keempat hyungnya melarangnya untuk minum. Padahal di depannya sudah terhidang beberapa potong ayam goreng dan botol soju.
“Ini semua demi kebaikannya, Raa-ya. Sudah baik kami tidak memarahinya dan juga menelfon kedua orang tuanya karena masalah kemarin. Biarkan saja, kami hanya tidak ingin Taemin menjadi salah arah. Kalau kami biarkan terus, mungkin setiap kali merasa ada masalah, dia akan melampiaskannya dengan minum. Ya, walaupun kami tahu kalau Taemin tidak akan mungkin melakukannya lagi. Tapi waspada perlu bukan?” jelas Minho.
“Geure, aku mengerti. Kalian melakukan ini juga demi kebaikannya.” Balas Hyura. “Kalau begitu aku pergi menemani Taemin dulu oppa. Kasihan dia sendiri seperti itu dan kau bergabunglah lagi dengan Kyu line disana. Sepertinya Kyuhyun oppa sudah memperhatikan kita sejak tadi.”
“Baiklah, jaga Taemin, Raa-ya. Aku menemui Kyuhyun dan Changmin hyung dulu.” Balas Minho.
*****
Jam sudah menunjukkan waktu hampir lewat tengah malam ketika Minho mengantarkan Hyura sampai di rumah gadis itu. Sang ibu, nyonya Im menyambut kepulangan putrinya tersebut di depan pintu utama. Hyura memang sudah menghubungi sang ibu kalau ia akan pulang telat malam ini dan Minho pun ikut menelfon nyonya Im untuk meminta ijin mengajak Hyura ikut dalam after party SHINee tadi. Nyonya Im memberikan ijin pada sang putri, karena acara itu adalah bagian dari tanggung jawab pekerjaannya dan terlebih lagi ia juga percaya kalau sang putri akan aman kalau Minho berada di dekatnya.
“Eommoni, mian baru mengantar Hyura sampai larut malam seperti ini.” ujar Minho ketika turun mengantarkan Hyura masuk hingga kedalam rumahnya.
“Gwenchana, Minho-ya. Terima kasih banyak sudah mengantarkannnya pulang dengan selamat.” Balas nyonya Im.
“Cheonmaneyo, eommoni. Kalau begitu aku langsung pamit saja. Sudah malam, aku juga akan kembali beristirahat untuk konser hari kedua besok.” Pamit Minho.
“Menginap sajalah disini. Kamar Hyunsik sedang kosong. Ia sedang tidak kembali kesini. Sudah malam, aku khawatir kau akan mengantuk ketika menyetir nanti.” Ujar nyonya Im menghkhawatirkan namja yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri.
“Iya, oppa. Sudah malam. Kau juga sudah terlihat lelah sejak mengantarkanku tadi. Aku akan menghubungi Kyungshik oppa dan member yang lain kalau kau akan menginap di rumahku. Besok pagi kau bisa kembali, bersama denganku juga.” Ujar Hyura yang sudah mulai terlihat lelah.
“Tidak perlu, aku masih bisa menahan lelahku dalam perjalanan sampai dorm.” Tolak Minho.
“Oppa, eomma mengkhawatirkanmu. Sudah, menginap saja. Aku juga tidak ingin hal buruk terjadi padamu kalau kau tetap memaksakan diri.” Balas Hyura.
*****
Hyura POV
Sejujurnya sejak awal Minho oppa bersikukuh mengantarkanku pulang pun aku sudah menolaknya. Raut kelelahan tampak di wajahnya. Tentunya ia kelelahan, bagaimana tidak. Tidak hanya ia, keempat member SHINee yang lainnya pun sudah terlihat lelah karena tenaga mereka tidak berhenti terforsir sejak semalam, tadi pagi hingga rangkaian konser hari ini selesai. Jonghyun oppa, Kibum oppa dan Taemin sudah memutuskan untuk segera kembali ke dorm setelah acara after party selesai, sedangkan Jinki oppa, ia harus bertanggung jawab mengantarkan Sunhee eonni terlebih dahulu dan Minho oppa, seperti yang kalian lihat. Ia tengah mengantarku pulang.
“Oppa, eomma mengkhawatirkanmu. Sudah, menginap saja. Aku juga tidak ingin hal buruk terjadi padamu kalau kau tetap memaksakan diri.” Ujarku padanya lalu aku menarik tangannya untuk ikut masuk kedalam.
Aku sedikit merasa khawatir dengannya kalau ia tetap memaksakan diri untuk pulang. Sepanjang perjalanan mengantarkanku saja, aku melihatnya beberapa kali menguap. Untungnya eomma menyarankannya untuk menginap, jadi mau tidak mau ia tidak bisa menolaknya. Aku juga sudah menawarkannya tadi, tapi ia menolaknya dengan alasan yang sama.
“Baiklah, aku akan menginap. Eommoni, maaf merepotkanmu.” Ujarnya pada eomma.
“Gwenchana, Minho-ya. Kau seperti baru kali ini saja menginap disini. Anggap seperti rumah sendiri saja, arra.” Balas eomma.
Kami bertiga melangkahkan kaki masuk menuju kedalam rumah. Saat ini appa memang sedang berada di luar kota untuk urusan pekerjaan, jadi eomma memang sendirian sejak beberapa hari ini. terlebih aku juga sibuk dengan persiapan konser SHINee kemarin. Terkadang aku merasa bersalah ketika harus meninggalkan eomma sendirian di rumah. Tapi mau bagaimana lagi, eomma mengajarkanku untuk profesional dalam bekerja. Jadilah aku seperti ini.
“Kau bisa menggunakan pakaian Hyunsik dulu agar nyaman.” Ujar eomma. “Raa-ya, antarkan Minho ke kamar Hyunsik dan pinjamkan dia pakaian milik oppamu.”
“Nde, eomma.” Balasku. “Eomma, kalau kau sudah lelah kau bisa istirahat lebih dulu. Aku akan mengantarkan oppa ke atas nanti.”
“Nde, eommoni. Bersitirahatlah lebih dulu. Aku bisa mengurusnya bersama Hyura.” lanjut Minho.
“Baiklah, kalau begitu. Istirahat yang nyenyak. Aku masuk duluan.” Balas Eomma.
*****
Minho POV
Disinilah aku, berada di kamar Hyunsik untuk menginap di rumah Hyura malam ini. Memang, ini bukan kali pertama aku menginap di rumahnya, mungkin ini sudah kali kesekian aku menginap disini, tapi terkadang aku masih saja merasa tidak enak dengan eommoni yang menyuruhku menginap. Terlebih kali ini tidak ada Seulong hyung, Minseok hyung ataupun Hyunsik disini. Hanya ada Hyura.
“Oppa, kau bisa menggunakan ini.” ujar Hyura lalu memberikanku 1 stel pakaian milik Hyunsik yang baru saja ia keluarkan dari lemari.
“Tidak perlu repot, Raa-ya. Aku bisa menggunakan ini saja.” Balasku.
“Gwenchana, oppa. Pakai ini saja.” Titahnya.
Mau tidak mau aku pun mengikuti perintahnya. Mengambil 1 stel pakaian milih Hyunsik yang diberikannya. Sebuah kaus dengan sebuah celana training.
“Gomawo, Raa-ya. Sudah, kau juga cepat berganti baju dan beristirahat. Kau sama sekali tidak istirahat seharian ini.” ujarku padanya.
“Iya, oppaku sayaang. Aku akan kembali ke kamarku dan segera berisitirahat. Aku pamit.” Balasnya.
Apa katanya? Oppaku sayang? Hmm, yaa. Aku memang oppanya, wajar kalau ia memanggilku seperti itu. Ia menyayangiku sperti ia menyayangi kedua oppanya. Batinku.
*****