By Your Side
Part – 27
Author : tiaraekha (@khaiicheen)
*****
A different feeling
Matahari pagi sudah menampakkan dirinya untuk menyapa seluruh penghuni bumi memulai aktivitasnya. Sama halnya dengan Hyura. Mata hari pagi yang sudah menyinari kamar gadis itu lewat celah jendela kamar seakan memanggil sang gadis untuk segera bangun dari alam mimpinya. Pulang larut selepas menemani SHINee dengan jadwal latihan malam mereka membuat Hyura masih merasa sedikit mengantuk pagi ini. Namun dering ponsel yang berbunyi membuat gadis itu untuk menghentikan kegiatan nya dibalik selimut itu.
“Selamat pagi nona Im Hyura..” ujar si penelfon. Hyura belum sempat melihat siapa yang menefonnya pagi itu.
“Nde, selamat pagi. Nuguseyo?” balas Hyura.
“Naya. Kim Sunhee.” Balas Sunhee. Gadis itulah yang menelfon Hyura pagi ini. “Kau baru bangun?”
“Ah, ternyata kau eonni. Nde, semalam aku pulang larut setelah menemani jadwal latihan malam. Waeyeo?”
“Begitu rupanya.” Balas Sunhee. “Anniyo, aku hanya ingin memberitahumu kalau aku akan menjemputmu jam 10 nanti. Kita harus menjemput Jiae lebih dulu.” Jelas Sunhee.
“Bukankah acaranya akan di adakan menjelang siang? Kenapa sepagi ini kita sudah harus berangkat?”
“Eoh? Ini sudah cukup siang untuk dikatakan masih pagi, Hyura-ya. Ini sudah pukul 9.”
“Benarkah?” tanya Hyura lalu beranjak melihat jam di meja kecilnya. “Ah, mian eonni. Aku belum melihat jam tadi. Kalau begitu aku bersiap dulu setelah ini.” Balas Hyura.
“Nde, berpenampilanlah biasa saja, Hyura-ya agar kita tidak dikenali oleh mereka.” Ujar Sunhee.
“Baiklah eonni. Terima kasih sudah mengingatkanku.” Balas Hyura.
Sambungan terputus. Hyura menyingkap selimut yang masih menutupi tubuhnya lalu mengikat rambutnya tinggi-tinggi dan beranjak menuju kamar mandi di dalam kamarnya. Selesai menyegarkan diri gadis itu beranjak turun ke ruang tamu rumahnya dimana sang keluarganya tengah menghabiskan waktu bersama di ruang TV pagi ini.
“Annyeong eomma, appa dan oppa-oppaku yang tampan.” Sapa Hyura pada keempat anggota keluarganya.
“Annyeong uri maknae.” Balas Seulong hangat.
“Hwoa, jinjja. Kau baru bangun?” seru Hyunsik.
“Nde, aku pulang larut semalam. Aku harus menemani SHINee menyelesaikan jadwal latihan mereka.” Balas Hyura lalu menghampiri sang ayah yang tengah duduk di sofa dan bergelayut manja pada sang ayah.
“Yoksi, uri maknae sudah dewasa sekarang. Sudah lama tidak seperti ini padaku.” Ujar tuan Im lalu membelai lembut kepala sang anak.
“Nde, lama sekali. Appa sangat sibuk belakangan ini dan ditambah aku pun sudah jarang berada di rumah.” Balas Hyura. “Apaa, nan bogoshippo.”
“Nado, Raa-ya.” Balas tuan Im.
“Geurae, karena Hyura sudah bangun ayo kita lekas sarapan. Seulong dan Hyunsik harus kembali ke dorm masing-masing setelah ini bukan?” ujar nyonya Im.
“Eoh? Jadi kalian belum sarapan sejak tadi?” tanya Hyura.
“Nde, hanya minum kopi saja selama menunggu kau bangun.” Balas Hyunsik.
“Yaa, kenapa kau tidak makan lebih dulu saja kalau begitu. Aku kan tidak memintamu menungguku bangun, oppa.” Ujar Hyura.
“Eomma bilang harus menunggumu.” Balas Hyunsik lagi.
“Sudah, ayo kita segera ke meja makan. Shin ajhumma sudah menyiapkan sarapan untuk kita. Kajja.” Ajak Seulong menengahi perdebatan kedua adiknya itu.
“Eiys, dua anakku ini sudah besar dan dewasa, tapi kenapa masih suka sekali untuk bertengkar karena masalah kecil.” Ujar tuan Im bijak.
“Hyunsik oppa yang memulainya, appa.” Balas Hyura sedikit manja.
“Eomma, lihat dia. Sudah kita tunggu tapi malah menyalahkan aku.” Ujar Hyunsik tak mau kalan dan mencari perlindungan dari sang ibu.
“Eiys, sudah jangan di lanjutkan. Ingin aku merekamnya dan memberitahukan pada kekasih kalian bagaimana sikap kalian ini?” ujar Seulong.
“Eoh? Silahkan saja oppa. Paling Taeraa yang menyesal memiliki kekasih seperti dia.” Ujar Hyura.
“Kalau kau memberitahukan Taeraa maka aku akan memberitahukannya pada Sungyeol hyung.” Balas Hyunsik lagi tak mau kalah dengan sang adik.
“Sungyeol? Aku tidak salah dengar. Siapa dia? Bukankah Hyura dengan Minho?” ujar sang ayah.
“Eoh? Jangan dengarkan Hyunsik oppa, appa.” Ujar Hyura lalu menatap kesal sang kakak.
“Anniyo oppa. Aku hanya bercanda. Sungyeol adalah temanku.” Putus Hyunsik akhirnya.
“Ya sudah, ayo kita makan sekarang.” Ajak nyonya Im dari arah meja makan.
Sarapan pagi itu berjalan dengan lancar dan juga hangat. Belakangan kegiatan seperti ini hanya bisa dilakukan oleh keempat anggota keluarga yang lain minus sang ayah. Kesibukan tuan Im dengan pekerjaannya membuat pria bersahaja itu harus banyak menghabiskan waktu dengan pekerjaannya.
“Oh iya, adeul-ah..” panggil nyonya Im.
“Nde, eomma. Waeyeo?” tanya Seulong.
“Begini, akhir bulan depan eomma dan appa akan merayakan ulang tahun pernikahan kami. Kami ingin mengajak kalian semua makan bersama. Perayaan kecil dengan makan malam keluarga saja, bibi kalian Seoyoung juga akan liburan ke sini.” Ujar nyonya Im lagi.
“Aah, tidak terasa sudah akan mendekati perayan ulang tahun kalian kembali.” Ujar Hyunsik.
“Apa Seoyoung imo akan mengajak kedua anaknya? Yeonjae dan Yeonhee?” tanya Hyura antusias. Sudah lama ia tidak bertemu dengan kedua sepupu kecilnya itu.
“Nde, mereka akan datang. Seoyoung akan berlibur sekeluarga.” Balas nyonya Im.
“Baiklah eomma. Kami akan mengosongkan jadwal di tanggal tersebut kalau begitu.” ujar Seulong.
“Jangan lupa untuk mengajak pasangan kalian masing-masing.” Pinta tuan Im.
“Geurae appa. Aku akan mengajak Taeraa nanti. Sekaligus mengenalkannya juga pada keluarga besar kita.” Ujar Hyunsik.
“Aku akan memberitahukannya pada Sunmi nanti appa. Semoga saja ia tidak memiliki jadwal pemotretan atau pekerjaan lainnya di tanggal itu.” ujar Seulong.
Hyura hanya diam seraya tersenyum bingung mendengar permintaan sang ayah tersebut. Mengajak pasangan? Siapa yang akan diajaknya nanti? Minho? Ia langsung menggelengkan kepalanya kuat, menolak dengan sangat untuk mengajak namja itu. Kedua orang tuanya tidak mengetahui apa yang terjadi antara dirinya dengan Minho. Hanya kedua oppanya saja dan Sunmi.
“Kau akan mengajak Minho kan, Raa-ya?” ujar nyonya Im.
“Eoh?”
“Kau akan mengajak siapa nanti?” ulang tuan Im.
“Hmm, molla appa. Kalau aku hanya sendiri saja bagaimana?” tanya Hyura.
“Ajak saja Minho seperti liburan kita di pulau Nami waktu itu.” ujar nyonya Im.
“Aku menemani Yeonjae dan Yeonhee saja nanti, eomma.” Balas Hyura.
“Apa terjadi sesuatu antara kau dengan Minho?” selidik nyonya Im.
Wanita setengah baya itu mencium ada sesuatu yang berbeda dengan sang putri setiap kali mencoba membahas Minho.
“Eoh? Anniyo. Hanya saja aku tidak yakin. SHINee sudah akan kembali dengan gelaran Japan Arena Tour mereka kembali.” Jawab Hyura asal.
“Kau yakin?” tanya nyonya Im lagi.
“Nde. Lagipula masih satu bulan lagi bukan? Yang terpenting aku sendiri yang harus mengosongkan jadwalku untuk itu. Siapa yang akan datang bersamaku nanti biarlah aku memberitahukannya lain waktu.” Ujar Hyura mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Baiklah kalau begitu.” Lanjut tuan Im.
*****
Hyura POV
Melihat angka jam di ruang TV yang menunjukkan angka pukul 09.50 menit. Aku kembali ke kamar setelah sarapan pagi –yang cukup telat- itu selesai. Segera bersiap sebelum Sunhee eonni menjemputku ke acara yang telah diajaknya kemarin. Aku memilih untuk duduk lebih dulu dikursi belajarku, merapihkan barang-barang yang akan kubawa kedalam tas serta mengambil album Be Back milik Infinite yang akan kuberikan kepada ketujuh namja itu untuk ditanda tangani nanti.
Sebuah kalung yang kusimpan di salah satu bagian tasku kembali menarik ingatanku pada apa yang terjadi semalam. Kalung pemberian Minho oppa yang sudah kukembalikan padanya ketika malam ia datang kesini dan di kembalikan padaku semalam. Kuambil kalung itu dan kupandangi lima bintang yang menjuntai sebagai liontinnya itu.
“Aku akan mengikuti apa yang kau inginkan, Raa-ya. Aku akan melakukannya untukmu. Aku akan melaluinya karena ini adalah konsekuensi yang harus kulalui dari perbuatanku. Terima kasih untuk tetap bersama dengan kami di tim ini. Aku akan mengalah, Raa-ya. Aku tidak ingin karena kesalahanku, semua harus menanggungnya.”
Kata-kata Minho oppa semalam kembali terngiang di ingatanku. Sejujurnya aku merasa bersalah ketika mendengar kata-kata itu keluar dari bibirnya semalam. Di satu sisi perasaanku mengatakan kalau aku sudah terlalu jahat padanya sampai membuatnya seperti itu, namun di sisi lain aku tidak mau terus berada disana. Aku bukan keledai yang jatuh dilubang yang sama untuk kedua kalinya. Sudah cukup.
“Mian oppa. Aku tidak bisa menepati janjiku waktu itu.” ujarku lalu memasukan kalung itu dalam sebuah kotak kecil dal menyimpannya di laci meja belajarku. “Mungkin kalau takdir mempertemukan kita pada jalan yang sama lagi, aku akan memakai ini kembali nanti. Semoga saja.” Lanjutku seraya menutup laci itu, menutup semua rasa sakit selama ini. Menyimpannya sejauh mungkin hingga tidak bisa kulihat dan kurasakan lagi.
Dulu aku memang pernah berjanji untuk tidak melepas kalung ini walau apapun yang terjadi diantara kami berdua. Karena aku berjanji akan selalu berada disampingnya. Namun, kurasa aku tidak bisa memenuhinya saat ini. Terlalu sulit untuk terus berada di jalan yang sama walau kau tahu kalau itu hanya menyakitimu saja. Maka dari itu, aku memilih untuk melepaskannya dan mengembalikan ini pada namja itu. Melepaskan semua yang mengikatku secara tidak langsung dengannya.
*****
Dengan berbalut sebuah t-shirt V-neck putih berbahan tipis dipadukan dengan skiny jeans bewarna hitam dan sepasang sepatu running, Hyura siap untuk acara fansign Infinite yang akan didatanginya hari ini. Gadis itu mengambil tas selempang yang akan digunakannya dan juga sebuah kacamata hitam serta topi bewarna hitam untuk penampilannya kali ini. Album Be Back milik infinite pun sudah tersimpan rapih di dalam tasnya. Ia sudah siap untuk menjadi seorang fans yang akan bertemu dengan idolanya hari ini.
“Inikah rasanya menjadi seorang fans yang akan bertemu dengan idolanya?” ujar Hyura mellihat pantulan penampilannya yang terdapat di cermin lemari bajunya.
Gadis itu kembali mensyukuri berkat dan keberuntungan yang dimilikinya. Bila para gadis seusianya diluar sana harus bekerja keras dan berjuang untuk bertemu dengan para idola mereka selama ini, ia dengan mudahnya bertemu dengan para idol itu. Pekerjaannya yang membuatnya mampu mendapatkan keberuntungan itu. Pekerjaan yang terlihat menyenangkan namun sebenarnya sedikit memelahkan. Mengatur jadwal dan menemani para idol pada jadwal mereka yang cukup padat, tidak tega melihat kelelahan yang mendera mereka dan sebagainya. Namun di satu waktu, Hyura memang pernah berharap untuk hidup menjadi seorang fans biasa, ia ingin merasakan bagaimana sulitnya perjuangan untuk bertemu dengan idola mereka agar ia bisa mengetahui apa yang para fans inginkan dari idola mereka. Dan kesempatan itu datang hari ini.
Dilangkahkan kaki gadis itu menuju lantai bawah rumah orang tuanya. Berpamitan dengan kedua orangtuanya dan pergi ke coffee shop di dekat rumahnya, karena ia berjanji dengan Sunhee untuk bertemu disana. Kedua oppanya sudah berangkat lebih dulu tidak lama setelah mereka menyelesaikan sarapan paginya. Dalam perjalanan kali ini, Sunhee menjemput Hyura menggunakan mobil Benz hitam milik Minji. Karena menurut Sunhee, mobil BMW merah miliknya bisa terlalu mencolok bila ia gunakan. Sunhee, Minji dan Jinhee sudah menunggu di dalamnya.
“Annyeong eonni-deul.” Sapa Hyura ketika memasuki mobil Minji dimana ketiga gadis itu telah menunggu.
“Annyeong, Hyura-ya.” Balas Minji, Sunhee dan Jinhee bergantian.
“Nice fashion nona Im. Sungyeol oppa dan yang lainnya tidak akan mengenali penampilanmu yang seperti ini. Sangat berbeda dari biasanya, natural tanpa make up. Aku saja sampai tidak mengenalimu dari jauh tadi.” ujar Sunhee bersemangat.
“Kau juga cantik eonni dengan baju seperti itu.” balas Hyura.
Hari ini Sunhee terlihat sangat manis dengan tank top hitam dibalut cardigan tipis bewarna putih dan sebuah short pants denim. Sporty. Itu kesan yang terlihat dalam pandangan Hyura. Sedangkan Minji, gadis itu lebih memilih penampilan yang agak tomboy dengan memadukan strap jeans dengan sebuah tanktop hitam yang dibalut kemeja kotak-kotak yang kebesaran. Dan Jinhee yang tetap dengan kesan feminimnya. Sebuah rok denim berbahan kaos yang di padukan dengan kemeja putih tanpa lengan dan sebuah bandanya di rambut hitam panjangnya.
“Baiklah, kita jemput Jiae lebih dulu di sekolahnya kalau begitu.” Ujar Minji.
“Siap untuk hari ini?” seru Sunhee.
Minji mulai menjalankan Benz hitam miliknya menuju sekolah Jiae yang memakan waktu sekitar satu jam untuk sampai disana. Sepanjang perjalanan pun Sunhee dan Minji menjelaskan rencana mereka untuk acara fansign hari ini. Intinya, hari ini mereka akan menjadi seorang fans dan masing-masing dari para gadis itu telah diberikan pentunjuk apa saja yang harus di lakukan nanti. Membuat para member Infinite tidak menyadari siapa mereka.
******
Infinite’s fansign vennue, Cheongdam
Setelah menjemput Jiae dan menemani adik dari Jinhee itu berganti pakaian, Hyura, Sunhee, Minji, Jinhee dan Jiae mulai masuk dalam antrian para inspirit yang sudah menunggu jauh lebih dulu dibandingkan mereka. Mencoba berbaur dengan para fans dari group pelantun Back itu lebih dalam. Menyelami apa yang diinginkan dan diharapkan oleh para Inspirit pada group tersebut.
Setelah mengantri selama kurang lebih satu jam, mereka baru di perbolehkan untuk memasuki area fansign yang berada di dalam pusat perbelanjaan tersebut. Berbaris dengan rapih, menyaksikan ketujuh namja itu mulai memasuki panggung tempat dilakukannya fansign dari jarak kurang lebih 4 meter dari panggung. Teriakan Inspirit mulai terdengar menggemuruh memenuhi area ketika ketujuhnya mulai menyapa para inspirit satu persatu.
Ketujuhnya nampak sangat ceria dengan penampilan mereka kali ini. Simple hanya dengan menggunakan kemeja bewarna denim dengan dipadukan skinny jeans bewarna putih. Hanya Dongwoo yang menggunakan celana pendek sedengkul seorang diri. Style khas namja berwajah dino itu. Dalam fansign kali ini, coordi Infinite memilih untuk menampilkan kesan casual dari para anak asuhnya itu dibandingkan menggunakan kostum panggung yang di dominasi warna hitam.
“Cih, coba lihat apa yang dilakuan pangeran es itu? Tebar pesona sekali dia.” Decak Sunhee gemas melihat fan service yang mulai ditunjukan oleh L. Senyuman dengan dimple khas milik namja itu selalu ditampilkannya.
“Bukankah visual memang seperti itu eonni? Menjadi wajah dari group dan memberikan service yang baik pada para fans.” Ujar Hyura.
“Nde, tapi aku gemas saja melihatnya seperti itu.” balas Sunhee lagi.
“Kau cemburu, Hee-ya?” tanya Jinhee.
“Mwo? Cemburu. Lupakan.” Elak Sunhee. “Ingat apa yang harus kita lakukan nanti disana.” Ingat Sunhee sambil menununjuk panggung dimana ketujuh namja itu mulai bersiap di balik meja untuk memulai fansign hari ini.
“Nde eonni. Sepertinya kau bersemangat sekali untuk ini.” Ujar Jiae.
“Tentu, karena kapan lagi aku bisa seperti ini dengan mereka. Kita lihat saja.” Ujar Sunhee dengan senyum evilnya.
“Tapi aku tidak ikut bertanggung jawab kalau Sunggyu oppa sampai marah denganmu ya.” Ujar Minji.
“Geurae. Tenang saja. Aku jamin dia tidak akan marah. Mungkin yang ada dia akan senang karena melihat kita ada disini.” Balas Sunhee.
“Eoh? Bukankah kita sengaja menyamar agar tidak mereka kenali eonni?” tanya Hyura bingung.
“Nde, untuk kau, Jinhee dan Minji memang seperti itu. Tapi untukku dan Jiae, kami punya rencana lain nanti.” Balas Sunhee. “Benar ‘kan, Jiae?” lanjut Sunhee yang dibalas dengan senyuman evil oleh Jiae.
Jinhee hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat antusias sang sahabat dan Hyura kembali mengalihkan pandangannya pada panggung utama. Tidak lama lagi giliran mereka akan tiba. Di sela menunggu giliran, Sungyeol dan Woohyun terlihat sangat sering memberikan fan service kepada para inspirit. Tidak jarang kedua namja itu menggunakan hadiah yang diberikan oleh para fans dan memenuhi permintaan foto dengan gaya imut. Senyuman lepas nampak di wajah mungil Hyura. Rona kemerahan pun bersemu di wajah natural tanpa make up nya.
Sebenarnya, penampilan kelima gadis ini cukup mencolok dibandingkan para inspirit yang lainnya. Bila para inspirit terlihat berbondong membawa berbagai macam hadiah dan banner untuk ditunjukan kepada para member, tapi kelima gadis ini datang tanpa bawaan apapun. Hanya bermodalkan album yang sudah mereka beli sebelumnya dan menyimpannya di dalam tas. Simple dan santai. Dan mungkin membuat para inspirit atau staff yang bertugas berfikir kalau mereka berlima seperti tidak terlalu berniat untuk ikut, karena sepanjang menunggu antrian mereka juga terlihat sangat santai dan tidak terlalu menunjukan antusiasnya untuk segera bertemu dengan para member diatas panggung.
Dimulai dengan Jiae yang tidak banyak memunculkan kecurigaan pada member. Ia berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan sedikit kecurigaan pun. Mungkin karena para member Infinite baru bertemu dengannya beberapa kali saja, jadi mereka tidak terlalu mengenali wajah Jiae yang memang juga di samarkan dengan menggunakan masker yang dinaikan sampai menutupi hidung. Hanya satu geraknya yang sempat menimbulkan kecurigaan, karena ia melewati Hoya dengan santainya dan beranjak pada Sungjoong yang berada di sebelah namja beralis tebal itu. Memancing tatapan kesal yang tersurat dari namja itu.
Diikuti oleh Jinhee yang terlihat tengah berada di hadapan sang kekasih. Ia berhasil melewati Dongwoo tanpa menimbulkan sedikit kecurigaan apapun. Dan beralih pada Woohyun yang berada di sampingnya.
“Annyeonghaseo..” sapa Woohyun.
Jinhee hanya menunduk hormat saja lalu memberikan album yang tengah di pegannya pada sang kekasih. Woohyun terlihat tersenyum simpul ketika menyadari sesuatu pada pergelangan tangan gadis yang ada di hadapannya itu. Dengan setengah menahan tawa ia melanjutkan pertanyaannya.
“Irreumi nugu?”
“Bisa kau hanya menandatanganinya saja tanpa harus menuliskan namaku?” pinta Jinhee.
Suara gadis itu memang tidak terlalu terdengar jelas karena wajahnya tertutup oleh masker.
“Baiklah.” Balas Woohyun yang terlihat sangat cerah.
To : Mrs Nam :)
Terima kasih sudah datang dan mendukung kami
Sarangheyo *heart :*
Tulis Woohyun.
“Terima kasih banyak dan terus dukung kami, khususnya aku.” Ujar Woohyun menjabat tangan Jinhee dan memberikan simbol hati melalui jari tangannya ketika Jinhee akan berlalu pada Sungjoong.
Kemudian adalah Minji. Dikarenakan dengan penampilannya hari itu yang terlihat sangat tomboy, Minji berhasil melalui pertemuan dengan para member tanpa meimbukan kecurigaan apapun. Termasuk ketika ia berhadapan dengan sang kekasih, Sunggyu yang entah bagaimana tidak dapat mengenali gadisnya sendiri. Sebenarnya Minji sudah dengan sengaja memancing perhatian ketika ia berhadapan dengan Sunggyu. Tanpa banyak bicara Minji hanya meminta tanda tangan namja itu dan menolak berjabat tangan ataupun berhi-five ketika Sunggyu mengayunkan tangannya di udara. Memancing gelengan bingung dan kesal yang tersurat di wajah namja itu. Yang sebenarnya juga membuat gadis itu sedikit merasa bersalah pada sang kekasih.
“Mian oppa.” Ujar Minji ketika akan berlalu meninggalkan Sunggyu.
Selanjutnya adalah Hyura, ia sudah berada dalam antrian untuk meminta tanda tangan dari ketujuh member yang ada di hadapannya saat ini. Dimulai dari Dongwoo dan diakhiri dengan Sungyeol. Hyura menahan nafas menghilangkan rasa groginya. Entah darimana rasa itu muncul.
“Aku tidak boleh tertawa dan membuat mereka mengenaliku.” Ujar Hyura dalam hati, menormalkan nafasnya dan menarik lidah topi yang di gunakannya lebih menutupi wajahnya.
“Anyeonghasseo..” sapa Dongwoo.
Hyura hanya menunduk hormat lalu memberikan album miliknya dari dalam tas. Dongwoo terlihat sedikit mengintip wajah Hyura yang tertutup topi itu, mencari tahu seperti apa wajah inspirit dihadapannya itu.
“Siapa namamu?” tanya Dongwoo bersiap menuliskan pesan diatas foto miliknya.
“Im Gabby.” Balas Hyura dengan suara yang agak ditahan dan ia memilih menggunakan nama baptis yang di dapatkannya ketika di Indonesia agar para member tersebut tidak curiga.
“Seperti ini?” tanya Dongwoo lagi menunjjukan hangul yang ditulisnya untuk nama Hyura.
“Nde. Gomawo oppa.” Balas Hyura lalu tersenyum. Lalu berjabat tangan dengan rapper tersebut.
Sebuah senyuman yang membuat Dongwoo tersenyum lebar lalu melirik Sungyeol dan member lainnya.
“Waeyo hyung?” tanya Woohyun di sebelahnya.
“Gwenchana. Kau akan menyadarinya nanti.” Balas Dongwoo ketika Hyura baru akan mulai beranjak menuju tempat Woohyun di sampingnya.
“Annyeong..” sapa Woohyun mengajak hi-five.
“Annyeong, oppa.” Balas Hyura lalu berhifive dengan namja itu.
Ia masih terlihat menunduk menutupi identitasnya.
“Im Gabby?”
“Nde..”
“Geurae. Terima kasih sudah datang. Terus support kami.” Ujar Woohyun lalu menandatangani foto miliknya tidak lupa menambahkan gambar hati di akhir tanda tangannya.
“Gomawo oppa.” Balas Hyura lagi.
Sejujurnya Hyura sudah amat sangat ingin tertawa melihat bagaimana Woohyun tidak mengenalinya. Ia juga terkikik pelan melihat gambar hati yang dibuat oleh Woohyun disana. Hwoa, daebak. Seperti ini kah rasanya? Ujar Hyura dalam hati.
Setelah selesai dengan Woohyun, selanjutnya adalah Sungjoong dan Hoya. Tidak ada banyak interaksi lain yang tercipta dengan sang maknae dan lead dancer Infinite itu. Sama seperti dengan Woohyun, keduanya hanya menyapa sejenak dengan memangil nama Hyura dan memberikan tanda tangan mereka serta mengucapkan terima kasih atas dukungan yang sudah di berikan oleh gadis itu.
Giliran selanjutnya adalah Sunggyu. Dongwoo sempat memberikan kode pada namja itu untuk memperhatian lebih jauh gadis yang akan berada di hadapannya setelah ini. Dengan percakapan menggunakan kode yang hanya keduanya mengerti, Sunggyu mengikuti intruksi Dongwoo untuk memancing gadis itu menunjukkan wajahnya.
“Annyeonghaseo..” sapa Sunggyu.
“Annyeonghasseo oppa.” Balas Hyura kemudia memberikan album yang sudah dibukanya pada lembar foto milik Sunggyu.
“Irreumi nuguseyo?” tanya Sunggyu.
“Ige..” tunjuk Hyura menunjukkan namanya yang sudah ditulis oleh Dongwoo.
“Aah, Im Gabby..” balas Sunggyu lalu dengan sengaja menjatuhkan spidol yang akan digunakannya ke hadapan Hyura dan berhasil memacing perhatian dari para member.
“Gwencaha hyung?” tanya Woohyun.
“Eoh, gwenchana. Spidolku jatuh.” Balas Sunggyu mencoba menenangkan membernya yang lain dan mengistruksi secara tidak langsung agar mereka kembali pada kegiatan mereka menyapa para fans. “Bisa kau tolong ambilkan?” pinta Sunggyu.
Hyura menunduk, mengambil spidol milik Sunggyu yang ada di kakinya. Ketika Hyura menunduk, tidak sengaja lidah topi miliknya membentur sisi luar meja dan nyaris membuat topinya tersebut terlepas. Beruntungnya gadis itu cepat menyadarinya dan segera merapihkannya.
Sunggyu terlihat mengulum senyum ketika mengenali gadis yang berada di hadapannya itu. Ia tahu kalau itu Hyura, karena ketika topi yang dikenakan gadis itu sempat bergeser, ia melihat wajah gadis bermarga Im tersebut dari celah kacamata yang digunakannya.
“Gomawo..” balas Sunggyu setelah menerima spidol miliknya. Ia lalu melirik Sungyeol sekilas yang secara tidak sengaja sedang melirik kearahnya dan tersenyum simpul.
“Kenapa kau hyung?” tanya Sungyeol dengan gerak bibir.
Sunggyu menggeleng namun masih menahan senyum. “Anniyo.” Balasnya. “Terima kasih untuk kedatangan dan dukungannya nona Im.” Ujar Sunggyu memberikan album yang sudah selesai di tanda tanganinya.
“Eoh? Aah, nde. Gomawo oppa.” Balas Hyura kemudian berlalu menuju member di sebelah Sunggyu, L. “Aish, Im Hyura apa yang tadi kau lalukan.” Keluh Hyura pada dirinya sendiri karena insiden topi sebelumnya yang membuatnya hampir saja membuat penyamanarannya terbongkar.
Sunggyu terlihat memberikan sebuah kode pada L yang berada di sebelahnya dengan menuliskan sesuatu pada selembar kertas.
Gadis yang akan meminta tanda tanganmu setelah ini adalah Hyura.
Tapi ia menggunakan nama samaran untuk mengelabuhi kita.
Bersikaplah biasa saja dan jangan sampai menimbulkan kecurigaan.
Kita lihat, apakah Sungyeol mengenalinya atau tidak?
L mengangguk mengerti dengan instruksi yang diberikan oleh Sunggyu melalui pesannya tersebuut.
“Sepertinya ini menyenangkan.” Ujar L.
Disapanya Hyura hangat lalu menuliskan sebuah pesan pada lembar foto miliknya yang sudah dibuka oleh Hyura sebelumnya.
To : Im Gabby
Terima kasih untuk makan siangnya waktu itu ^^
Diakhirinya dengan sebuah tanda tangan.
Hyura terkejut dengan isi pesan yang ada pada foto L di hadapannya. Lalu ia melirik sekilas pada sang visual yang kemudian dihadiahi dengan senyuman khas milik sang visual tersebut. Senyuman maut visual yang seketika mengingatkannya pada Minho. Gadis itu kemudian menggeleng pasti. Kemudian berlalu pada member terakhir, Sungyeol.
*****
Hyura POV
To : Im Gabby
Terima kasih untuk makan siangnya waktu itu ^^
Apa maksud dari pesannya itu?
Apa mereka mengenaliku? Tapi sepertinya tidak mungkin. Woohyun oppa dan Sungjoong saja tidak mengenaliku. Bagaimana mungkin? Dengan member yang lain aku tidak terlalu dekat seperti dengan mereka. Dan apa itu? Kenapa L oppa tiba-tiba tersenyum evil seperti itu padaku? Andwe. Mereka tidak boleh sampai mengenali kami.
Kulangkahkan kakiku pada member terakhir yang berada di ujung barisan, Sungyeol oppa. Tiba giliranku untuk meminta tanda tangannya. Kurasakan darahku mendesir lebih cepat dari biasanya. Ada apa ini?
“Annyeonghasseo..” sapanya khas.
“Annyeonghasseo..” balasku dengan suara yang kubuat lebih pelan.
Mengingat bagaimana dengan L oppa tadi, aku takut kalau mereka benar-benar mengenaliku. Dan pada saat yang sama, L oppa terlihat melirik ke arah kami berdua. Jaebal, jangan sampai ia mengenaliku. Ujarku dalam hati.
“Irerummi nugu?” tanya Sungyeol oppa yang kulihat sudah menandatangani foto miliknya.
“Ige..” tunjukku.
“Ah, Im Gabby?”
“Nde.” balasku.
“Geurigo gomawo sudah membeli album kami dan menyempatkan untuk datang ke acara ini.” Balasnya lalu mengajakku berhi-five. Ia menunjukkan senyuman khasnya, gummy smile miliknya. Dan tidak tampak rasa lelah di wajah tampannya. Ia memang terlihat sangat bersemangat sejak fansign ini dimulai.
“Nde..” balasku. “Sungyeol oppa, fighhting.” Ujarku lebih keras dan sedikit menunjukan wajahku padanya.
Tidak apa, ini adalah member terakhir. Dan kurasa ia pun tidak akan mengenaliku. Pikirku dalam hati.
*****
Terakhir adalah Sunhee, otak dari rencana penyamaran dalam acara fansign ini. Dengan mengikat rambutnya tinggi-tinggi dan menutupinya dengan sebuah topi, ia melangkah dengan yakin untuk bertemu dengan para member Infinite yang sudah berada diatas panggung. Tersenyum pada Dongwoo yang juga menyapa dan menyambutnya dengan ramah. Namun dengan tetap berhati-hati untuk tidak menimbulkan kecurigaan pada Dongwoo. Keduanya cukup dekat, cukup mengkhawtirkan juga kalau sampai Dongwoo bisa mengenalinya.
“Annyeong..” sapa Dongwoo mengajak Sunhee berhi-five.
“Annyeonghasseo Dongwoo oppa.” Balas Sunhee dengan suara yang sengaja di beratkan.
“Siapa namamu?” tanya Dongwoo lagi.
“Can I wrote my name by my self?” balas Sunhee dengan bahasa Inggris.
“Ooh, of course..” balas Dongwoo dengan bahasa Inggris yang ia mengerti.
Sunhee menuliskan namanya. ‘Sunflower’
“Aah, can you speak korean?” tanya Dongwoo bingung.
“Nde, jigeumsik.” Balas Sunhee mengada-ada.
“Baiklah, terima kasih sudah mendukung kami.” Ujar Dongwoo mengakhiri sesi mereka.
Berlanjut pada Woohyun. Sunhee memilih melewati namja itu dan mengabaikan jabatan tangan yang di suguhkan kepadanya dan beranjak pada sang maknae di sebelah gadis itu.
“Mwoya?” decak Woohyun.
“Waeyeo?” tanya Dongwoo. “Gadis itu mengabaikanmu?”
“Nde. Dia mengabaikan jabatan tanganku dan langsung menemui Sungjong tanpa menoleh padaku. Hwoa jinjja.” Ujar Woohyun.
Sunhee merupakan gadis yang berada di barisan akhir dari sekian banyak Inspirit yang datang untuk acara itu. Tapi namja itu tidak terlihat curiga dengan gerak gerik Sunhee. Padahal sebelumnya ia sudah mampu mengenali sang kekasih Jinhee.
“Hwoaa, mungkin ia adalah fans dari Sungjong. Lihat saja dia sangat antusias berinteraksi dengan Sungjoong.” Tunjuk Dongwoo.
“Molla, terkadang memang tingkah laku fans sangat berbeda-beda.” Balas Woohyun.
Sama seperti dengan Dongwoo, ketika giliran Sunhee bertemu dengan Sungjong dan Hoya ia terlihat sangat ramah. Tersenyum kepada kedua namja itu yang sebenarnya mengherankan, karena keduanya sama seperti dengan Dongwoo yang tidak mengenalinya. Sesempurna itukah penyamarannya kali ini. Pikir Sunhee.
Setelah berpuas menyapa Hoya dan Sungjoong, tiba saatnya untuk ia bertemu dengan sang kakak, Sunggyu dan L yang duduk bersebelahan. Sama halnya seperti yang dilakukannya pada Woohyun. Sunhee melewati kedua namja itu dan segera melangkah pada Sungyeol. Memancing kembali pandangan heran dari Woohyun dan pandangan bingung dari Sungjoong serta Hoya. Sunggyu dan L hanya bisa menatap bingung satu sama lain melihat bagaimana penolakan yang dilakukan gadis dihadapan Sungyeol saat ini pada mereka.
“Annyeonghasseo..” sapa Sungyeol sedikit bingung menyadari gadis dihadapannya ini melewati leader dan visualnya begitu saja.
“Annyeonghasseo..” balas Sunhee.
“Tidak meminta tanda tangan dari mereka?” tanya Sungyeol menunjuk kedua namja di sebelahnya.
“Anniyo. Aku tidak berminat.” Balas Sunhee asal. “Aku hanya ingin meminta tanda tanganmu, Dongwoo oppa, Hoya oppa dan maknae kalian, Sungjong saja.” Lanjut Sunhee.
“Aaah, begitu rupanya..” balas Sungyeol kikuk. Ia bingung bangaimana harus merespon kata-kata Sunhee itu dan memilih untuk segera menandatangani foto miliknya di album gadis itu.
“Gomawo, oppa.” Balas Sunhee. “Terima kasih untuk hiburan kalian hari ini.” Akhir gadis itu lalu beranjak turun menuju bawah panggung.
Meninggalkan kebingungan di benak para member.
*****
Selepas acara fansign tersebut, rasa kesal masih dirasakan oleh Sunggyu, Woohyun dan L karena ulah fans terakhir yang datang di acara tersebut.
“Aku benar-benar tidak mengerti dengan seorang fans yang terakhir tadi..” ujar Sunggyu.
“Hwuahahhaahaha..” Dongwoo terdengat tertawa bahagia.
“Kenapa kau tertawa seperti itu hyung?”protes L.
“Eoh? Anniyo. Baru kali ini aku melihat kalian bertiga diabaikan begitu saja.” Balas Dongwoo. “Leader, main vocal bahkan visual diabaikan begitu saja olehnya.” Lanjutnya.
“Yaa, apa maksudmu, hyung?” kali ini Woohyun yang melayangkan protesnya.
“Anniyo. Hanya lucu saja.” Balas Dongwoo lagi.
“Tapi memang membingungkan. Ketika aku menanyakan kepadanya kenapa melewati Sunggyu dan Myungsoo, gadis itu menjawab kalau dia hanya menyukaiku, Sungjoong, Hoya dan Dongwoo hyung saja.” Ujar Sungyeol.
“Jinjja hyung?” tanya Sungjong tak percaya.
“Nde, dia mengatakan itu padaku.” Lanjut Sungyeol lagi.
“Hwoa daebak. Ternyata ada juga yang tidak menyukai kalian hyung, Myungsoo-ah.” Komentar Hoya.
“Yaa!! Apa maksudmu Lee Howon?” tanya Sunggyu.
“Opsso.” Balas Hoya lagi lalu berjalan mendahului para membernya.
Ketujuhnya sedang berada dalam perjalanan kembali ke ruang tunggu.
“Terserah apa katamu saja Howon-ah.” Ujar Woohyun. “Tapi walaupun menyebalkan pada akhirnya, aku masih merasa senang dengan fansign hari ini.”
“Wae hyung?” tanya Sungjong polos.
“Hmm, Jinhee datang ke acara kita tadi dengan menyamar menjadi seorang inspirit.” Jelas Woohyun.
“Jinjja?” tanya Dongwoo. “Aku tidak menyadarinya.”
“Nde..”
“Eotthoke arra?” tanya Sungyeol penasaran.
“Ia menggunakan jam tangan di tangan kanannya. Dan jam tersebut merupakan pemberianku di ulang tahunnya itu beberapa bulan yang lalu. Jam yang didesain khusus hanya untuknya itu dan ada ukiran namaku di background jam itu.” jelas Woohyun.
“Hwoaa daebak.” Seru Dongwoo. “Aku hanya menyadari kehadiran Hyura tadi.” lanjutnya.
“Nugu hyung? Hyura?” terdengar teriakan antusias dari choding prince infinite, Sungyeol.
“Jinjja?” tanya Woohyun.
“Sungyeol hyung, kau tidak menyadarinya?” L angkat bicara.
“Opsso. Apa itu benar?” yakin Sungyeol.
“Nde, ada Hyura diantara salah satu inspirit yang datang itu hyung. Gadis terakhir sebelum gadis menyebalkan yang mengabaikanku dan Sunggyu hyung.” Jelas L. “Sunggyu hyung yang memberitahuku.” Lanjut L.
“Jinjja?” tanya Sungyeol lagi.
“Nde, gadis dengan t-shirt putih tipis yang sepanjang bertemu dengan kita selalu menunduk.” Jelas Sunggyu.
“Benarkah? Aish, aku selalu gagal untuk mengenalinya setiap kali ia datang melihat kita.” Keluh Sungyeol. “Yoojung noona, mana ponselku.” Ujar Sungyeol meminta ponsel yang dititipkannya pada sang coordi.
“Chankaman, hyung..” potong Hoya. “Aku mencium ada yang aneh dengan kehadiran ketiga gadis itu..” lanjutnya.
“Maksudmu?” tanya Sunghyu terlihat berfikir. Ketujuhnya saling pandang satu sama lain. “Mingkinkah?”
******
Selamat pagi menjelang siang Readers :)
Author kembali dengan update terbaru nih.
Maaf agak terlambat untuk posting.
Selamat menikmati cerita selanjutnya ini.
Jangan lupa Love Subsribe dan Commentnya ya
xoxo,
khaiicheen