home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > By Your Side

By Your Side

Share:
Author : khaiicheen
Published : 03 Sep 2015, Updated : 22 Aug 2017
Cast : SHINee - Minho Im Hyura (OC) Infinite - Sungyeol
Tags :
Status : Ongoing
4 Subscribes |10889 Views |9 Loves
By Your Side
CHAPTER 26 : Everythings Are Enough

By Your Side

Part – 26

Author : tiaraekha (@khaiicheen)

*****

Everythings are enough

Hyura’s flashback

“Annyeong, oppa..” sapa Hyura di cafetaria gedung SM.

“Annyeong..” balas Onew tanpa suara.

“Apa kabarmu, oppa? Sudah jauh lebih baik?”

Sang leader hanya tersenyum. “Tidak merindukan kami?” tanyanya.

“Mian meninggalkan kalian terlalu lama. Aku merindukan kalian, oppa.”

“Bagaimana dengan Minho? Kau merindukannya?” Senyuman ceria Hyura hilang ketika Onew menanyakannya mengenai Minho. “Gwenchana?”

“Ah, nde. nan Gwenchana.” Balas Hyura. “Kau tidak ikut latihan bersama dengan yang lain?”

“Jangan mengalihkan pembicaraan, Hyura-ya. Aku sudah tau semuanya.” Ujar Onew.

“Oppa..” ujar Hyura. “Mianhae.”

“Kenapa tidak menceritakannya padaku?”

“Ada alasan aku melakukannya.”

“Sudah lelah?”

“Molla. Tapi ini yang terbaik yang mampu kulakukan, oppa.”

“Kau yakin?”

“Tidak ada gunanya bila kami berdua mempertahankan ego masing-masing. Harus ada yang mengalah bila semuanya tidak ingin menjadi lebih buruk.” Ujar Hyura. “Dan aku lebih memilih untuk mengalah dari semuanya, oppa. Karena pada dasarnya kami memang belum memulai semuanya.” Pandangan gadis itu mulai menerawang.

“Jadi ini alasan mengapa kau menghilang sebulan ini?”

“Eoh?”

“Ini kah alasamu?” Hyura mengangguk. “Arrasso. Tapi bolehkah aku minta sesuatu padamu kali ini?”

“Mwoga?”

“Aku tahu ini akan sulit untuk kau lalui. Tapi aku yakin kau mampu melakukannya.”

“Ada apa, oppa?”

“Tetaplah berada di tim SHINee untuk kami, untukku, untuk Jonghyun, Kibum dan Taemin.” Pinta Onew.

“Geundae, oppa..”

“Hanya itu permintaanku padamu. Tetaplah bersama dengan kami.” Ujar Onew.

“Kurasa itu sulit.”

“Hyura-ya, kau pasti mampu. Semakin kau menghindari Minho, maka semakin sulit kau menghilangkan perasaanmu terhadap Minho. Kau gadis yang kuat, Hyura-ya. Kau bukan pengecut bukan?” tanya Onew.

“Oppa..”

“Jelaskan apa yang kau inginkan pada Minho. Jangan terus menghidarinya. Katakan apa yang kau inginkan padanya agar dia pun paham dengan apa yang kau inginkan. Tegaskan juga sikapmu terhadapnya kali ini.”

“Jinki oppa..” ujar Hyura terharu dengan perhatian namja di hadapannya itu.

“Aku tahu bagaimana sakitnya terus menghindar dari kenyataan, karena semakin kau menghindar kau akan semakin dalam merasaka sakitnya. Menegaskan sikap adalah hal yang terbaik yang seharusnya kau lakukan.” Ujar Onew. “Sudah terlalu banyak rasa sakit yang harus kau lalui sendiri selama ini, kurasa semuanya sudah cukup, Hyura-ya.”

“Oppa, Minho oppa adalah membermu..”

“Dia memberku bukan berarti aku harus membelanya bukan? Kalian berdua sudah sangat dewasa untuk menyelsaikan semua ini.”

“Geundae, gomawo oppa.”

Flashback end

*****

Dengan langkah sedikit malas Hyura melangkahkan kakinya menuju pintu utama kediaman keluarga Im untuk menemui seseorang yang telah menunggunya diluar sana. Menemui namja yang amat sangat ingin ia hindari dulu untuk sementara waktu ini. Dibukannya pintu lalu mengajak sang namja masuk.

“Masuklah..” ajak Hyura.

“Gomawo.” Kesan dingin dan kaku sangat terasa diantara keduanya.

“Kita bicara di halaman belakang saja. Ayo ikut aku.” Ajak Hyura lagi.

Keduanya berjalan menuju halaman belakang dalam diam. Sangat tidak keduanya sekali yang saling berdiam diri satu sama lain.

“Kesanalah lebih dulu, aku akan mengambil minum.” Pinta Hyura.

Dengan sebuah nampan di kedua tangannya, Hyura menyusul namja yang sudah meninggunya di belakang. Sepanjang jalan Hyura beberapa kali menghembuskan nafas berat. Kalau boleh menolak, ia ingin kembali saja ke kamarnya dan tidak menemui namja itu. Ia ingin itu.

“Ini untukmu.” Ujar Hyura memberikan segelas minuman dingin pada namja di hadapannya.

“Gomawo.” Balasnya.

“Ada apa kau ingin bertemu denganku, Choi Minho-ssi?” tanya Hyura to the poin.

“Mengenai apa yang kau lihat antara aku dan Soojung kemarin.” ujar Minho menatap lirih pada mata sang gadis. “Itu semua tidak seperti yang kau lihat.”

“Wae?” tanya Hyura sedikit membuang muka. Melihat mata namja itu membuatnya masih merasakan nyeri di sudut hatinya. “Memang apa yang aku lihat?”

“Raa-ya, jaebal. Jangan menghindariku seperti ini.”

Hyura diam. Dia enggan bicara.

“Katakan sesuatu, Raa-ya. Jaebal.” Ujar Minho lagi.

“Apa yang ingin kau dengar dariku, Minho-ssi? Dan untuk kau ketahui, aku tidak menghindarimu.” Balas Hyura dingin.

“Mianhada.” Ujar Minho lirih.

“Tidak ada yang salah dan tidak ada yang perlu dimaafkan.” Balas Hyura yang masih membuang muka dari Minho.

“Im Hyura, jaebal.” Minho semakin lirih. Disentuhnya wajah Hyura dan menaeik wajah cantik gadis itu untuk menghadapnya. “Tolong dengarkan aku?”

“Tidak ada yang perlu aku dengarkan dan bukan aku yang perlu mendengarkan.” Ujar Hyura menghempaskan tangan Minho dari wajahnya. “Dan tolong untuk tidak bersikap seperti ini denganku. Tolong bersikap sopanlah.” Pinta Hyura lalu beranjak dari posisinya.

Dengan sigap tangan kokoh Minho menangkap pergerakan Hyura. Di cengkramnya pergelangan tangan gadis itu. “Jaebal dengarkan aku. Jangan menghindariku, Raa-ya. Aku perlu menjelaskannya padamu.”

“Tidak ada yang perlu kau jelaskan padaku. Karena aku pun tidak mengerti apa yang kau maksud, tidak tahu hal apa yang ingin kau jelaskan. Lagipula kau dengan Soojung memang sudah seperti itu, bukan? Aku tidak peduli dengan apapun yang kalian lakukan. Itu semua tidak ada hubungannya denganku. Terima kasih.” Ujar Hyura kemudia melepas cengkraman tangan Minho yang dirasakannya semakin melemah setiap kali kalimat-kalimat itu meluncur dari bibirnya.

“Raa-ya, maafkan aku.” Ujar Minho lagi setelah Hyura melepaskan tangannya.

“Sudah kubilang sejak awal tadi, tidak ada yang salah dan tidak ada yang perlu dimaafkan.” Balas Hyura.

“Tolong dengarkan penjelasanku. Aku tidak ingin kau salah paham.”

“Kalau kau ingin mejelaskannya, jelaskan pada kekasihmu kelak. Tidak perlu menjelaskannya padaku, karena itu tidak ada gunanya. Aku bukan kekasihmu dan aku bukan siapa-siapamu, aku tidak memiliki kepentingan dengan itu semua. Ingat itu.”

“Geundae, Raa-yaa.”

“Bukankah manusia hanya melihat apa yang bisa dilihatnya? Lagipula, bagiku hubunganmu dan Soojung sudah cukup jelas. Sangat jelas bahkan. Jadi jangan pengaruhi aku dengan arti dan definisini dari hubunganmu itu. itu semua bukan urusanku sama sekali.”

“Im Hyura, jaebal..”

“Maaf, semuanya sudah berakhir, Minho-ssi. Aku bukan Hyura adik kecilmu dulu, aku Hyura asisten manager kalian. Tolong bersikaplah profesional dan saling menghargai posisi masing-masing.” Ujar Hyura lagi. “Agar aku tetap bisa berada di antara tim kita.” Lanjutnya.

Ada rasa sakit menusuk di dasar hatinya. Sakit dan teramat sakit ketika ia juga pada akhirnya harus jujur dengan perasaan dan juga komitmennya. Tapi sekali lagi ia berhasil melalui ini. Ia tidak menangis, karena air mata itu rasanya sudah terbuang dengan sia-sia sebelumnya. Hyura-ya, lanjutkan. Kuatkan keyakinanmu saja. Ujar Hyura dalam hati.

“Kembalilah ke dorm, besok kau masih memiliki jadwal pengambilan gambar untuk acara musikmu dan latihan kembali untuk persiapan konser. Jangan menyusahkan orang lain hanya karena dirimu sendiri. Pergilah.” Usir Hyura secara halus.

“Geurae, Raa-ya. Kalau hal itu adalah hal terbaik yang mungkin bisa tetap membuatmu tetap berada disekitarku.” Ujar Minho kecewa.

“Pergilah, aku juga ingin istirahat. Masih banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan besok.” Lanjut Hyura. “Dan ambil ini.” Ujar Hyura lalu melepaskan kalung pemberian Minho yang setahun belakangan ini menjuntai indah di leher jenjangnya.

“Raa-ya..”

*****

Hari berganti, 3 hari sudah Hyura kembali pada aktivitasnya bersama dengan tim SHINee. Kali ini ia sudah kembali full berada di dalam tim itu, tapi seperti pada keputusan awal, fokus yeoja itu hanya pada Taemin saja. Tidak terlalu menyeluruh dengan member yang lainnya. Dan selama hari itu juga, Hyura belum bertemu dengan Minho setelah pertemuan terakhir keduanya.  

Kembali beraktifitas, ya itulah yang Hyura lakukan hari ini. Namun, kali ini ia hanya perlu datang ke perusahaan menjelang malam, karena jadwal latihan keempat member SHINee yang baru akan di lakukan malam nanti dan baru malam nanti ia akan bertemu dengan Minho.  Semoga aku mampu membuat semuanya berjalan dengan baik. Ujar Hyura dalam hati.

Selebihnya, pekerjaan Hyura sudah diselesaikannya sedikit demi sedikit dan tak jarang dibawanya pulang ke rumah untuk segera di selesaikan. Tidak banyak memang, namun akan cukup menguras tenaganya kalau ia hanya menyelesaikannya di kantor dan juga harus membagi waktunya dengan menemani jadwal latihan SHINee atau Taemin.

From : Sunhee eonni

Kau dimana?

Bisa kita bertemu?

----------------------------------

To : Sunhee eonni

Aku di rumah eonni

Wae?

---------------------------------

From : Sunhee eonni

Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat besok..

Berminat untuk ikut?

---------------------------------------------------------------

To : Sunhee eonni

Baiklah, kita bertemu di Cube cafe saja..

Aku ingin bertemu dengan temanku juga..

Sampai jumpa disana eonni

Hyura segera mengarahkan mobil yang tengah di kendarainya menuju Cube cafe. Dirinya memang ingin pergi kesana untuk bertemu dengan Taeraa. Sudah lama ia tidak bertemu dengan calon kakak iparnya itu dan juga sebenarnya ia ingin bertemu dengan sang kakak. Namun Hyunsik tengah memiliki jadwal dengan groupnya. Tidak membutuhkan waktu lama, Hyura tiba di cafe tujuannya itu.

“Selamat datang. Ada yang bisa kami bantu?” sapa salah seorang waiters yang tengah berada di dekat pintu masuk. Hyura membungkuk hormat.

“Aku akan memesan langsung saja.” Balas Hyura.

“Eonni..” seru Taeraa ramah sambil melambaikan tangannya.

Hyura melangkahkan kakinya menuju meja order untuk bertemu dengan Taeraa yang memang tengah berjaga di tempat tersebut.

“Bagaimana kabarmu?” tanya Taeraa.

“Baik, Tae-ya.” Balas Hyura. “Bagaimana denganmu?”

“Seperti yang kau lihat.” Ujar Taeraa. “Ingin minum apa eonni?”

“Hmm, Strawberry yougurth soothies saja, Tae-ya.” Balas Hyura.

“Baiklah, akan kuantarkan ke mejamu kalau sudah selesai dibuat.”

“Gomawo.”

“Nde..”

Hyura memilih kursi di dekat jendela besar yang menghubungkannya langsung pada pemandangan jalan di depan cafe tersebut. Tidak lama, Taeraa datang dengan segelas strawberry youghurt smoothies pesanan Hyura dan sepiring chesse cake yang sengaja Taeraa hidangkan untuk gadis itu.

“Selamat menikmati ini, eonni.” Ujar Taeraa.

“Gomawo, Tae-ya. Duduklah..” ajak Hyura.

“Mian eonni. Masih ada yang harus kurapihkan di dalam. Nanti kalau sudah selesai aku akan kembali kesini.”

“Ah, baiklah. Figthing, Tae-ya.”

Selesai bertegur sapa dengan Taeraa, Hyura kembali pada kesibukannya memperhatikan pemandangan yang tersaji di hadapannya saat ini. Hyura menikmati apa yang tersaji di hadapannya tersebut. Hilir mudik pejalan kaki yang tak pernah terlihat lelah untuk menjalankan aktivitas mereka.

*****

Woolim Building

Kegiatan latihan ketujuh member Infinite telah selesai sejak setengah jam yang lalu. Setelah bersantai-santai sebentar, ketujuhnya kembali bersiap untuk jadwal mereka selanjutnya. Seminggu kedepan, diantara penuhnya jadwal latihan dan persiapan konser musim panas mereka, That Summer 2, ketujuhnya harus juga membagi waktu untuk melakukan promosi comeback album terbaru mereka, Be Back. Beberapa jadwal fan sign pun sudah menanti mereka.

“Yobosseo?” sapa Hyura.

“Naya, Sungyeol..”

“Nde, oppa. Waeyo?”

“Bagaimana kabarmu?”

“Baik. Bagaimana dengamu?”

“Sangat baik.” Balas Sungyeol bersemangat.

“Semangat sekali oppa. Sedang tidak ada jadwal?”

“Kami baru saja selesai berlatih. Apa kau sedang sibuk?”

“Eoh? Anniyo. Hanya sedang menunggu seseorang saja. Wae?”

“Anniyo.”

“Ada apa, katakan saja.”

“Anniyo. Aku hanya ingin mendengar suaramu saja. Kita belum bertemu lagi sejak kau mengunjungi dorm kami beberapa hari yang lalu.” Ujar Sungyeol.

“Aku sudah bertemu denganmu, oppa. Kau tidak ingat kalau aku datang ke comebackstage kalian?” balas Hyura.

“Ketika itu hanya kau yang melihat kami, kita tidak bertemu. Geundae, terima kasih untuk makan siang yang kau berikan untuk kami.”

“Nde, cheonmaneyo oppa.” Balas Hyura. “Mungkin kita bisa bertemu lagi lain waktu. Kita atur jadwal ketika masing-masing dari kita tidak sedang sibuk. Eotthe?” usul Hyura.

“Aah, untuk sebulan kedepan aku tidak yakin kalau jadwal kami memiliki kelonggaran.” Balas Sungyeol malas.

“Sesibuk itukah oppa? Tapi tenang saja. Masih ada waktu lain. Mungkin aku bisa mengunjungi dorm kalian nanti. Banyak cara untuk bertemu oppa. Tapi jangan sampai hanya untuk itu kita sama-sama mengacaukan jadwal pekerjaan masing-masing.”

“Nde, nona Im Hyura.” Balas Sungyeol. “Geundae..”

“Waeyeo?”

“Aku memiliki tiket konser musim panas kami yang kau bicarakan ketika kita bertemu kemarin. Berminat untuk datang?”

“Ahh..”

“Aku memiliki penampilan solo spesial untuk konser kali ini. Mau melihatnya?” ujar Sungyeol malu-malu.

“Kapan oppa?”

“9 Agustus. Eotthe?”

“Akan kuusahakan untuk itu. Semoga saja persiapan akhir Taemin untuk solo debutnya sudah sedikit melonggar di tanggal itu.” balas Hyura.

“Ah, kau bertanggung jawab untuk Taemin saat ini?”

“Nde, fokus utama pekerjaanku kali ini adalah debut solonya.”

“Sungyeol-ah, kajja. Kita harus segera berangkat.” Seru salah satu suara tim staff Infinite.

“Geurae, hyung.” Balas Sungyeol. “Hyura-ya..”

“Nde, oppa?”

“Maaf obrolan kita harus berakhir sekarang. Manager hyung sudang memanggilku untuk segera bersiap.” Ujar Sungyeol.

“Ah, nde oppa. Gwenchana. Semangat untuk menyelesaikan jadwal hari ini.” Balas Hyura.

“Gomawo.”

Sambungan terputus. Sungyeol pun mengambil tas ransel miliknya lalu menyusul keenam membernya yang lain untuk segera pergi menuju tempat fan sign di salah satu pusat perbelanjaan di Hongdae. Bertemu dengan para inspirit yang telah menanti mereka.

*****

Hyura POV

Aku seperti merasakan angin segar pada perasaanku sekarang. Berbincang singkat dengan Sungyeol oppa memang memberikan sedikit energi sendiri bagiku. Sudah lama rasanya aku tidak merasakan hal seperti ini.

“Eoh? Anniyo. Im Hyura kau tidak boleh seperti itu. Jangan menyakiti orang lain lagi hanya karena keegoisanmu sendiri. Andwe.” Ujarku dalam hati lalu menggelengkan kepala.

Setelah sedikit menjernihkan pikiranku ini, aku meraih gelas minuman yang sudah kupesan tadi. menyeruputnya dan menikmatinya. Karena di  tengah udara yang cukup panas siang ini, minuman ini sangat menyegarkan. Ku raih kembali ponsel yang ku letakan di sebelahku, membuka fitur pemutar musik lalu memutar salah satu lagu baru kesukaanku yang baru saja ku download semalam.  

Infinite – Back

Ya, walaupun sudah berkali-kali mendengarkan lagu tersebut tapi aku baru saja mendownloadnya semalam dan memasukannya pada daftar lagu di playlist miliku. Kemudian, aku membuka tasku dan mengambil sebuah paper bag berukuran kecil yang kubeli ketika akan menuju acara musik beberapa hari yang lalu. Sebuah benda yang sama sekali belum kubuka sejak aku membelinya.

*****

“Ah, jadi asisten SHINee ini sudah beralih kepada group oppaku?” ujar sebuah suara yang mengagetkan Hyura. Gadis itu tengah membuka photobook album Infinite yang dibelinya.

“Eoh, eonni wasseo?” balas Hyura.

“Nde, mian membuatmu menunggu terlalu lama.” Ujar Sunhee.

“Gwenchana eonni. Sudah memesan?”

“Nde, nanti salah satu pelayan mereka yang sudah ku kenal akan mengantarkannya.”

“Ah, kau memiliki kenalan di cafe ini juga?”

“Nde, seorang gadis yang membantuku beberapa waktu yang lalu.”

Hyura mengangguk paham. “Ah iya, ada apa kau mengajakku bertemu?”

“Chankaman.” Ujar Sunhee lalu gadis itu mengambil sesuatu dari dalam tasnya. 5 buah tiket. “Ige, aku ingin mengajakmu untuk ikut dalam acara ini.” Lanjut Sunhee.

Hyura mengambil selembar tiket yang diberikan oleh Sunhee. “Be Back – Infinite Fan Sign?” Ujar Hyura.

“Nde, tiket acara fan sign album terbaru mereka.” Balas Sunhee lalu menunjuk album Infinite yang ada di hadapan Hyura. “Jiae, adik Jinhee mendapatkannya dari sebuah salah satu teman sekolahnya. Dia mengajakku, Minji, Jinhee dan juga kau, karena teman-temannya di sekolah bukan Inspirit. Ingin ikut?”

“Gomawo sudah mengajakku, eonni. Tapi kenapa kalian ingin datang ke acara ini. Bukankah kalian bisa bertemu dan meminta tanda tangan langsung kepada para member?” tanya Hyura bingung.

“Nde, kami bisa saja melakukan itu, Hyura-ya. Tanpa kau tanyakan pun kami bisa, sama halnya dengan kau bersama SHINee. Tapi kami hanya ingin merasakan saja bagaimana rasanya menjadi seorang fans yang datang ke fan sign. Kalau memintanya langsung kepada mereka itu membosankan dan bisa kupastikan tidak akan mudah mendapatkannya. Banyak permintaan yang mereka minta pastinya.” Jelas Sunhee.

“Aah, jadi kau fans dari group oppamu juga, eonni?”

“Tidak pada semuanya. Hanya pada Hoya, Dongwoo, Sungyeol oppa dan uri maknae Sungjoong.” Balas Sunhee.

“Lalu dengan ketiga member yang lainnya? Sunggyu, Woohyun dan L oppa?”

“Eoh? Mereka? Molla. Aku bukan fans mereka. Aku harus berfikir dua kali lebih dulu untuk menjadi fans mereka. Terlebih Myungsoo dan oppaku itu.” balas Sunhee dengan ekspressi malas yang berhasil memancing tawa Hyura. “Eonni, kau lucu sekali.”

Sejenak Hyura merasa kalau semakin banyak kesamaan yang dimilikinya dengan Sunhee, maka tidak aneh kalau mereka bisa menjadi semakin akrab. Tidak hanya cerita cinta keduanya dengan para visual group yang memiliki kesamaan, tapi status keduanya yang merupakan adik seorang idol pun sama. Hanya saja, Sunhee bisa lebih bebas menunjukannya kepada publik tidak seperti Hyura. Tapi Hyura juga merupakan fans dari group kedua oppanya dan ia tidak malu untuk mengakuinya. Ia menyukai kedua oppa nya ketika berada di atas panggung. Berbeda dengan rasa suka pada kedua oppanya ketika mereka adalah kakak dan adik.

“Jadi bagaimana? Kau mau ikut bukan?” tanya Sunhee penuh harap.

“Apa mereka tahu kalau kalian akan datang?” jawab Hyura.

“Anniyo. Kita buat surprise untuk mereka. Kalau kau bersedia. Aku akan menjemputmu besok. Tidak perlu membawa atribut apapun. Datang saja dengan membawa album mereka.” Ujar Sunhee.

“Eonni, apa kau yakin?” tanya Hyura.

“Nde, tidak perlu ragu. Lagipula kau sudah pernah melihat mereka perform live bukan dan menyaksikannya dari kursi penonton. Bagaimana? Menyenangkan bukan?” tanya Sunhee.

“Eoh? Bagaimana kau tahu mengenai itu?”

“Yoojung eonni yang memberitahukannya padaku. Selamat datang dan selamat menjadi bagian dari Inspirit.” Balas Sunhee semangat. Entah semangat darimana yang gadis itu dapatkan. “Jadi, kau ingin ikut dengan kami bukan?”

“Hmm, baiklah. Seminggu kedepan pun aku hanya memiliki jadwal bekerja menjelang sore.” Balas Hyura. “Dan sepertinya ini akan menjadi hal yang menyenangkan.”

*****

Setelah selesai bertemu dengan Sunhee dan membuat janji untuk bertemu kembali besok hari dan juga sedikit mengobrol dengan Taeraa mengenai sang kakak, Hyura segera menuju gedung perusahaannya bekerja. Karena jam sudah menunjukkan hampir pukul 5 sore dan kelima member SHINee akan melakukan latihan nanti malam. Sebelum menemani jadwal latihan bersama dengan keempat memberyang lain, Hyura lebih dulu menjemput Taemin yang sudah latihan lebih awal untuk persiapan debut solonya.

Untuk kegiatan menemani Taemin, tidak banyak yang ia lakukan. Hanya menemani dan memantau jalannya latihan saja. Seperti yang sudah kalian tahu, Taemin amat sangat mencintai menari. Terlebih ini adalah untuk solo debutnya, namja itu terlihat sangat berlatih keras untuk penampilan debutnya yang juga beradadi jadwal yang sama dengan hari pertama gelaran konser SM Town IV in Seoul.  Waktu dua jam tidak terlalu terasa karena sepanjang menemani Taemin, Hyuradi suguhkan penampilan yang apik dari lead dancer SHINee itu.

“Terima kasih sudah menemani jadwal latihan untuk debut soloku nanti, Hyura-ya.” Ujar Taemin merangkul hangat bahu Hyura lalu berjalan keluar dari ruang latihannya.

“Cheonmaneyo, Taemin-ah. Anggap ini permintaan maafku pada kalian karena aku meninggalkan kalian kemarin.” Balas Hyura.

“Eiys, tidak semudah itu mendapatkan maafku nona Im.” Ujar Taemin.

“Eoh? Jadi selama ini kau belum memaafkanku?”

“Belikan aku ice vanila latte di cafetaria dulu baru akan kumaaafkan kau.” Ujar Taemin.

“Sejak kapan kau meminta imbalan seperti ini tuan Lee Taemin?” balas Hyura lalu melirik Taemin.

“Hmm,sebenarnya aku sedang ingin memintamu mentraktirku saja. Aku lupa membawa dompetku di ruang latihan SHINee.” Ujar Taemin lalu meringis lebar.

“Baiklah, kita ke cafetaria sekarang.” Ajak Hyura.

2 gelas ice americano,  segelas ice vanilla latte, segelas green tea hangat dan segelas cappucinno rendah gula sudah berada di tangan Hyura. Kelima gelas minuman tersebut masing-masing milik Key, Jonghyun, Taemin, Hyura dan Minho.

“Rendah gula untuk Minho hyung?” tanya Taemin.

“Eoh?” balas Hyura.

“Untuknya?”

“Aah, aku membelikan semuanya Taemin-ah. Jinki oppa dan Kyungshik oppa menitipkan kalian padaku sepenuhnya hari ini.” Balas Hyura.

“Ah, begitu rupanya?” Hyura mengangguk. “Geundae, terima kasih Hyura-ya tetap bersama kami di tim SHINee dan..” tahan Taemin.

“Dan apa Taemin-ah?”

“Dan masih menganggap keberadaan Minho hyung diantara kita.”

“Aku harus profesional dalam bekerja. Hanya itu.” balas Hyura. “Sudah, ayo cepat kita ke atas. Kasihan Jonghyun dan Kibum oppa menunggumu terlalu lama. Kajja.” Ajak Hyura mengalihkan pembicaraan dari masalah Minho.

Keduanya berjalan menuju lift yang berada di dekat pintu lorong. Menekan tombol angka 3 untuk menuju ruang latihan dimana para member yang lain sudah menunggu mereka. Satu penampilan Hyura menarik perhatian Taemin. Ada sesuatu yang hilang dari diri gadis itu. Tapi apa itu? Taemin masih mencoba mengingatnya.

Denting lift membawa mereka untuk segera melangkah menuju ruang latihan yang terletak di sudut lorong. Masih dengan pikirannya sendiri, Taemin masih mencoba mengingat apa yang hilang dari penampilan sang asisten manager.

“Ada apa denganmu, Taemin-ah? Ada sesuatu yang salah dengaku?” tanya Hyura bingung karena sejakdi dalam lift tadi Taemin terlihat beberapa kali memperhatikannya dalam.

“Eoh? Anniyo. Hanya merasa ada yang hilang dari penampilanmu. Tapi apa?” balas Taemin bingung.

“Apa? Memang ada sesuatu yang aneh?”

“Bukan itu, tapi..” tahan Taemin. “Ah, sudah lupakan. Biar nanti aku mengingatnya lagi.”

Taemin melangkah lebih dulu untuk membuka pintu ruang latihan.  Minho, Jonghyun dan Key sudah menunggu keduanya dengan melakukan peregangan. Ketika Hyura masuk ke dalam ruangan itu, tatapan matanya dengan Minho kembali beradu. Ini kali pertama keduanya kembali bertemu langsung sejak pertemuan malam itu. Menyadari ada satu rasa yang di rasakan di sudut hatri terdalamnya, Hyura kemudian mengalihkan padangannya dengan menyapa kedua member yang lainnya.

“Annyeong, oppa..” sapa Hyura pada Key dan Jonghyun.

“Yaa, akhirnya asisten manager kami kembali juga.” Seru Key menghampiri Hyura.

“Annyeong nona Im.” Balas Jonghyun.

“Ini untuk kalian.” Ujar Hyura memberikan 2 gelas ice americano yang memang di pesannya untuk duo Jongkey itu.

“Gomawo..” seru Jonghyun senang.

“Terima kasih banyak dan selamat datang kembali bersama dengan kami.” Ujar Key.

“Hyung, kita akan berlatih lagu apa untuk malam ini?” seru Taemin dari arah komputer.

“Aku sudah mengaturnya tadi. Kau lakukan pemanasan lebih dulu. Setelah itu kita mulai.” Ujar Jonghyun.

“Geurae, hyung.” Balas Taemin.

Setelah melihat Hyura telah selesai bertegur sapa dengan duo JongKey, Minho memberanikan diri untuk menghampiri gadis itu.

“Hanya untuk mereka? Tidak ada untukku?” tanya Minho mencoba menyampaikannya dengan nada senatural mungkin yang ia mampu. Sesungguhnya ada rasa sesak di perasaannya ketika melihat Hyura memberikan minuman yang dibawanya lebih dulu pada Jonghyun dan Key sedangkan gadis itu tidak menawarkannya. Dulu, namja itulah yang menjadi orang pertama yang di hampiri Hyura setiap kali ia datang dengan membawakan makanan atau minuman untuk mereka.

“Eoh? Ige..” balas Hyura lalu mengambil gelas cappucinno less sugar yang sengaja di pesannya untuk Minho.

“Gomawao.” Balas Minho.

“Hmm..” hanya itu yang keluar dari bibir Hyura lalu gadis itu beranjak dari posisinya di hadapan Minho dan beralih pada Taemin yang masih berada di depan komputer untuk memutar lagu yang akan mereka gunakan.

Ketiga member SHINee yang ada di ruangan itu menyadari atmosfer kaku yang muncul diantara Minho dan Hyura saat itu. Tapi mereka lebih memilih untuk tidak berkomentar lebih dulu untuk saat ini. Seperti yang sang leader minta pada ketiganya. Membiatkan Hyura dan Minho menyelesaikan semua ini dengan kedewasaan yang keduanya miliki.

Latihan berjalan dengan cukup lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Kurang lebih 3 jam keempatnya berlatih dengan ditemani oleh Hyura dan salah satu koreografer. Beberapa lagi seperti everybody, dream girl dan green rain berkumdangan sejak dimulainya latihan. Keempatnya terlihat sudah cukup kompak untuk gerakan dance di ketiga lagu itu.

“Hyung, apa kita akan latihan seperti hari ini lagi besok?” tanya Taemin.

“Nde, seperti hari ini dan dengan jam yang sama, Minnie-ah. Wae?” Balas Jonghyun.

“Anniyo. Hanya menanyakannya saja. Aku berencana untuk pergi dengan Naeun besok.” Ujar Taemin.

“Memang kau tidak memiliki latihan solo?” tanya Key.

“Anniyo, Shim seonsaengnim memberikanku waktu istirahat sehari. Maka dari itu aku ingin bertemu dengan Naeun. Persiapan konser ini sudah banyak menyita waktuku dengannya.” Lanjut Taemin lagi.

“Benarkah itu, Hyura-ya? Apa benar kalo Taemin tidak memiliki jadwal latihan solonya besok?” tanya Key lagi.

“Ya, hyung. Kau tidak percaya padaku? Kau fikir aku berbohong, sengaja membolos latihan hanya untuk bertemu dengan Naeun?” seru Taemin.

“Nde, karena kau sering melakukannya ketika trainee dulu.” Balas Key.

“Tapi itu kan dulu, hyung. Aku sudah tidak pernah melakukannya lagi sejakkita debut.” Ujar Taemin.

“Sudah, oppa. Sudah.” Tengah Hyura. “Besok Taemin memang diberikan libur oleh Shim seonsaengnim.” Balas Hyura.

“Ah, berati benar kalau seperti itu.” lanjut Key.

“Kibum hyung, neo jinjja.” Ujar Taemin.

“Memang kau ingin mengajaknya pergi kemana, Taemin-ah?” tanya Jonghyun.

“Molla, aku belum memikirkan kemana kami akan pergi. Intinya aku hanya ingin bertemu dengannya.” Balas Taemin.

“Kalau begitu ajaklah Naeun berkunjung ke dorm. Besok Minji akan ke dorm untuk berkunjung. Aku memintanya untuk memasak, karena aku pun sudah lama tidak bertemu dengannya. Persiapan ini memang melelahkan.” Usul Jonghyun.

“Hmm, sepertinya bukan ide yang buruk hyung. Memang sudah lama juga para gadis tidak berkunjung ke dorm kita.” Balas Taemin.

“Minta Naeun mengajak Eunji juga kalau begitu.” Ujar Key.

“Ajak saja sendiri, hyung. Aku hanya akan membantumu menjemput mereka saja.” Balas Taemin.

“Yaa, Lee Taemin..” seru Key yang hanya di balas senyuman lebar oleh Taemin.

“Kau akan ke dorm besok, bukan?” tanya Jonghyun pada Hyura.

“Nde, kau akan datang bukan? Tidak seru bila para gadis tidak datang dengan lengkap. Aku akan mengajak Sunhee noona juga nanti.” Ujar Taemin.

“Eoh, mian oppa. Aku sudah memiliki janji dengan Sunhee eonni dan kedua temannya besok. Sepertinya lain waktu aku baru akan berkunjung ke dorm kalian lagi. Mian.” Balas Hyura.

“Eodi?” tanya Key.

“Salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Cheongdam.” Balas Hyura.

“Aaah.. Infinite juga memiliki jadwal fan sign disana besok.” Ujar Key. “Chankam..” tahan Key.

“Waeyeo oppa?” tanya Hyura sedikit kikuk.

“Apa kau akan menemani Sunhee untuk bersama dengan Infinite besok?” tebak Key.

“Hmm..” Jawab Hyura. “Anniyo. Sunhee eonni hanya mengajakku pergi saja.” Lanjutnya sedikit berbohong.

“Jeongmal?” yakin Jonghyun.

“Nde, oppa. Kupikir selagi aku memiliki waktu, aku ingin juga untuk bersenang-senang dengan teman-temanku. Jadwal kalian pun baru akan dimulai sore hari.” Balas Hyura.

“Lagipula kalau kalian kesana untuk bertemu dengan Infinite pun tidak apa. Tidak ada yang melarangmu Hyura-ya. Itu hak mu. Selama tidak mengganggu kinerjamu dengan kami, itu tidak masalah. Mereka sahabat kami juga, bukan?” ujar Key bijak. “Mulailah juga mengenal mereka lebih jauh nona Im.” Tambah Key setengah berbisik pada Hyura lalu mengajak gadis itu ber-hifive.

Minho tidak turut ikut dalam obrolan santai yang terjadi. Namja itu memilih memejamkan matanya untuk sejenak merelaxkan tubuhnya. Namun walaupun mata itu terpejam, telinga nya tetap ikut dalam obrolan itu. mendengar setiap perbincangan yang dilakukan oleh ketiga membernya dan juga Hyura.

Jadi kali ini kau sudah mulai lebih serius untuk berada diantara mereka, Raa-ya? Dan meninggalkan aku sepernuhnya? Lirih Minho dalam hati.

******

“Ikut aku sebentar, Raa-ya.” Ajak Minho menggamit pergelangan tangan Hyura ketika keduanya berada di basement gedung dan bersiap pulang dengan kendaraan masing-masing.

“Tolong lepaskan aku, Minho-ssi.” Ujar Hyura melepaskan tangan Minho pada dirinya. “Aku ingin pulang. Pekerjaanku denganmu sudah selesai. Mian.” Tolaknya.

“Tolong ikut dengaku sebentar saja. Ada yang ingin aku katakan padamu.”

“Sudah tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Minho-ssi. Kufikir kau masih ingat dengan apa yang kuminta padamu malam itu.”

“Jaebal. Hanya kali ini. Setelah ini aku tidak akan mengganggumu lagi selepas urusan pekerjaan.”

Hyura terlihat berfikir, hingga akhirnya ia menuruti permintaan Minho. “Bicaralah disini saja. Katakan dengan jelas apa yang ingin kau katakan agar kita tidak perlu membahas hal lain lagi yang tidak berurusan dengan pekerjaan.”

“Geurae. Terima kasih kau masih mau mendengarkanku.” Ujar Minho lalu mengambil sesuatu dari saku celana trainee yang masih di gunakannya. “Aku tidak pernah mengambil kembali barang apapun yang sudah kuberikan pada orang lain.” Lanjut Minho kemudian memberikan kalung berliontinkan 5 bintang yang dikembalikan oleh Hyura padanya malam itu.

Diraihnya tangan Hyura untuk menerima kembali kalung itu. “Aku tidak membutuhkannya lagi.” Tolak Hyura.

“Kau boleh membuangnya kalau memang sudah tidak ingin menggunakannya lagi. Aku sudah memberikan itu padamu dan itu milikmu. Itu hakmu untuk memperlakukannya seperti apa. Tapi aku tidak menerima ini kau kembalikan padaku.” Ujar Minho.

Hyura diam. Gadis itu menatap kalung yang ada di dalam genggamannya itu.

“Aku akan mengikuti apa yang kau inginkan, Raa-ya. Aku akan melakukannya untukmu. Aku akan melaluinya karena ini adalah konsekuensi yang harus kulalui dari perbuatanku. Terima kasih untuk tetap bersama dengan kami di tim ini. Aku akan mengalah, Raa-ya. Aku tidak ingin karena kesalahanku, semua harus menanggungnya.” Ujar Minho.

“Baiklah, terima kasih untuk pengertiannya, Choi Minho-ssi.” Balas Hyura.

“Nde, Im Hyura-ssi.” Ujar Minho lalu membungkuk. “Aku pergi.”

***** 

Annyeong readers, I'm back.

Setelah panjangnya kegiatan yang bikin aku nggak bisa update beberapa bulan ini, maaf ya. 

Sebagai permintaan maafnya aku update 2 part sekaligus niih untuk kalian. 

Jangan lupa comment, love dan subscribe ya :) 

Happy reading ^^

 

xoxo,

khaiicheen

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK