home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > By Your Side

By Your Side

Share:
Author : khaiicheen
Published : 03 Sep 2015, Updated : 22 Aug 2017
Cast : SHINee - Minho Im Hyura (OC) Infinite - Sungyeol
Tags :
Status : Ongoing
4 Subscribes |10873 Views |9 Loves
By Your Side
CHAPTER 18 : You Gime Me So Much Pain

By Your Side

Part – 18

Author : tiara ekha (@khaiicheen)

*****

You give me so much pain

Baru saja namja itu tenang, meminta masukan dari Donghae sedikit banyak bisa membuatnya berfikir jernih untuk menghadapi masalah perasaannya dengan Hyura. membuatnya berfikir untuk mengatakan semuanya dengan baik-baik dan kepala dingin. Namun apa yang dilihatnya saat ini membuat perasaannya kembali bergejolak. Rasa cemburu itu hadir memenuhi seluruh ruang perasaan dan pikiran Minho.

Hyura bersama dengan Sungyeol? Benar dugaannya, teman yang di maksud Hyura selama ini adalah Sungyeol. Namja yang dengan gencar setra terbukanya menunjukan rasa tertariknya pada Hyura dan juga namja yang sudah mencuri kehadiran Hyura dari sisinya saat ini. Hal yang sama yang pernah dilakukan oleh Kai padanya dulu.

"Annyeong Minho-ya." Sapa Sungyeol ramah mencoba menghilangkan keterkejutannya dan  mencairkan atmosfer dingin yang mendadak tercipta.

"Jadi ini alasanmu pergi meninggalkan jadwal pengambilan gambar hari ini. Pergi dengan temanmu?" Ulang Minho mengabaikan sapaan Sungyeol.

"Aah, mian, sepertinya ada salah paham disini, Minho-ya." Sungyeol kembali mencoba.

"Diam kau. Aku tidak butuh penjelasan apapun darimu. Aku sedang berbicara dengannya." Seru Minho kasar membuat Sungyeol beku di hadapan namja itu. Kesal karena sikap Minho yang mendadak menjadi tidak sopan seperti itu. Sedangkan Hyura, gadis itu membelalakan matanya. Tak menyangka kalau Minho sampai akan melakukan hal seperti itu. Ada apa dengan namja bermata kodok itu?

"Oppa." Seru Hyura akhirnya. Ia tidak bisa lagi diam.

"Tarawa. Cepat." Ajak Minho menarik tangan gadis itu paksa. Membuat Sungyeol menahan langkah gadis itu dan mencoba memperjelas situasi yang sebenarnya terjadi. Ini hanya jalan-jalan biasa.

Ternyata, kekuatan Minho ditengah rasa kalut dan emosinya mendadak berubah menjadi berkali lipat. Dihempaskannya tangan Sungyeol kasar sehingga membuat Sungyeol terjatuh. Hyura pun semakin panik, ada apa dengan oppanya ini? Setan apa yang merasukinya sampai ia tidak mengenal sifat sang oppa.

"Oppa. Hentikan." Seru Hyura melepas tangan Minho paksa dan berlari menuju Sungyeol yang sudah terjatuh. Untungnya tidak ada luka di tubuh namja itu. "Oppa, gwenchana?" Tanya Hyura panik.

"Aah, nan gwenchana." Balas Sungyeol yang sudah mencoba bangkit dan menepuk-nepuk celananya yang kotor karena terjatuh tadi.

"Jinjja gwenchana?" Sungyeol menangguk pasti.

"Hyura-ya, sepertinya aku hanya bisa mengantarmu sampai disini. Kau tidak perlu khawatir denganku. Aku baik-baik saja. Temui Minho dan jelaskan padanya apa yang sebenarnya terjadi. Sepertinya dia salah paham dengan kita." Lanjut Sungyeol. Untungnya tidak ada luka satupun di tubuh Sungyeol.

"Im Hyura, palli. Kau sudah tidak mau mendengarkanku lagi?" Seru Minho semakin keras. Membuat Hyura menjadi semakin kesal. Untung saja suasana tempat parkir sedang sepi. Hanya ada mereka bertiga, kalau tidak entah apa yang mungkin terjadi. Kalian bisa menebaknya sendiri.

"Oppa, mian tidak seharusnya kau sampai seperti ini. Terima kasih atas ajakan makan malamnya, tapi maaf atas perlakuan Minho oppa padamu. Jeongmal Mianhae." Pinta Hyura.

"Nde, sudah tidak perlu khawatir. Segera temui Minho sebelum ia semakin salah paham. Lain waktu, kalau sudah lebih baik aku akan mencoba berbicara juga dengannya." Ujar Sungyeol meyakinkan Hyura, sebenarnya namja itu masih ingin menahan Hyura ada disisinya karena sepertinya setelah ini pasti sesuatu yang buruk akan terjadi diantara keduanya. Minho sudah terlihat emosi ketika kembali menghampiri keduanya.

"Sampai kapan terus beradegan seperti ini? Belum puas sudah pergi seharian ini, huh?" Seru Minho lalu mencoba menarik lengan kiri Hyura.

"Oppa.." Bantah Hyura.

"Sudah, ikuti saja apa yang Minho minta, Hyura-ya." Bisik Sungyeol lalu menepuk bahu Hyura lembut. Satu bentuk ketenangan yang Hyura dapatkan dari namja itu di balik rasa kesalnya dengan sikap Minho saat ini. "Minho-ya, aku minta maaf karena sudah mengajak Hyura tanpa izin darimu. Tapi sepertinya kau salah paham." Lanjut Sungyeol. "Baiklah, kalau begitu aku pamit."

Minho sama sekali tidak memperdulikan ucapan Sungyeol. Ia semakin menarik lengan Hyura untuk mengikuti langkahnya. Hyura pun mau tak mau mengikuti langkah Minho yang sedikit kasar, gadis itu mengalahkan egonya sebelum lengannya semakin terasa sakit karena di tarik paksa oleh namja bermarga Choi itu. Ia melambaikan tangannya pada Sungyeol yang tersenyum menguatkan dirinya dari sisi mobil.

*****

"Belum puas juga berjalan-jalan seharian ketika di Brazil kemarin dengannya nona Im?" Ujar Minho tak bersahabat ketika keduanya berada di dalam lift. Emosi masih menguasainya.

"Oppa, ada apa denganmu?" Balas Hyura mencoba menahan emosinya yang sejujurnya juga sudah tersulut karena sikap kasar Minho tadi.

"Jawab pertanyaanku. Belum puas?" Sentak Minho.

Tanpa sadar air mata segera mencuat di permukaan mata bening Hyura. Ia tak menyangka kalau Minho akan bersikap seperti itu padanya. Minho juga membentaknya. Apa yang ada dipikiran namja itu?

"Kenapa tidak menjawabnya??" Tanya Minho lagi.

"Oppa.." Hyura menjadi pucat pasi. Pandangannya mengabur karena air mata yang sudah menggenani matanya.

"Oppa? Oppa? Oppa? Aku Choi Minho. Bukan oppamu." Seru Minho semakin kalut.

"Oppa wae?? Kenapa denganmu?? Kenapa kau marah denganku saat ini. Aku dan Sungyeol oppa hanya jalan-jalan sebentar dan memutuskan makan malam di restoran orang tuanya. Hanya itu." Jelas Hyura.

"Aaah, jadi dia mengajakmu pergi bertemu dengan orang tuanya? Daebak, aku tak menyangka kalau ia akan seberani itu." Ujar Minho meremehkan.

"Oppa, geumahae. Apa yang salah dengan dirimu?" Seru Hyura akhirnya. Yeoja ini juga sudah tidak bisa menahan kesabarannya untuk menghadapi Minho yang menjadi terlalu sensitif dan sering kali mengikuti emosinya belakangan ini. Minho yang ia kenal adalah namja penyabar dan penyayang, selalu berfikir dua kali sebelum melakukan sesuatu dan namja yang  tidak mudah terpancing emosi seperti saat ini.

"Wae? Kau sudah berani membentakku saat ini? Hebat sekali Im Hyura." Seru Minho.

"Oppa yang kenapa? Aku tidak mengerti. Ini bukan dirimu. Choi Minho yang ku kenal bukan yang seperti ini." Ujar Hyura membalikan badan Minho di hadapannya.

"Aku? Aku kenapa? Masih perlu kujelaskan lagi?" Tantang Minho.

"Tidak seharusnya kau berbuat seperti itu pada Sungyeol oppa tadi. Itu tidak sopan." Ujar Hyura kesal dengan sikap Minho sebelumnya.

"Tidak sopan? Lebih tidak sopan mana dengan mengajak seseorang pergi tanpa ijin?"

"Oppa.." Seru Hyura tak tertahankan.

"Wae? Aku bukan oppamu, aku Choi Minho." tegas Minho.

"Apa yang salah denganmu? Kau yang mengatakan kalau kau oppaku bukan? Kau juga yang memperjelas itu semua lagi ketika di Brazil kemarin. Untuk apa juga Sungyeol oppa meminta ijin padamu untuk mengajakku pergi. Kedua oppaku saja mengijinkan aku pergi dengan siapapun tanpa meminta ijin dari mereka. Kenapa ia harus melakukannya padamu?" Lepas Hyura. Minho terdiam.

"Karena aku..." Tahan Minho. Ada perasaan lain berkecamuk dalam dadanya, bukan hal seperti ini yang ia inginkan.

"Karena kau apa, oppa? Jujur aku lelah oppa, lelaah." Seru Hyura tak kalah emosi. Yeoja itu sudah mencoba untuk menyabarkan dirinya agar tidak sampai meluapkan semuanya. Belakangan ini memang ia terganggu dengan sikap Minho padanya.  Tapi ia masih mencoba menerima semuanya. Akan tetapi, untuk hari ini? Ia merasa kesabarannya sudah tidak bisa di tahannya lagi.

Pintu lift terbuka. Minho tidak melanjutkan kata-katanya, ia  melangkahkan kakinya kasar menuju pintu dormnya, membuat Hyura juga harus mengikuti langkah namja itu, menjelaskan serta meminta penjelasan dari semua yang telah terjadi ini. Semuanya belum selesai, Hyura butuh penjelasan.

*****

Suasana damai diantara canda tawa yang muncul dari para penghuni dorm dan para tamu mereka mendadak menjadi terasa mencengkam ketika seseosok namja bertubuh jangkung membuka pintu dengan kasar dan membantingnya juga. Tidak lama juga suara passcode yang di tekan mengikuti, pintu dorm kembali terbuka namun dengan rasa yang lebih lembut.

Key yang tengah bermain dengan 2 anjing kesayangannya, Comdae dan Garcon serta para tamunya, Minji, Sunhee dan Woohyun terperanjak kaget mendengar keributan yang disebabkan oleh Minho. Ia segera bangkit berdiri setelah sebelumnya memberikan Comndae yang ada di pelukannya pada Onew yang sudah turut serta dalam suasana hangat itu. Ya, walupun Onew belum bisa banyak berbicara, tapi kehadiran para sahabat serta orang spesialnya itu memberikan suntikan semangat tersendiri baginya.

“Ige mwoya?” seru Key ketika mendapati Minho melemparkan sepatu yang dipakainya kasar dan sudah melangkah menuju dapur untuk mengambil minuman. Mencoba meredamkan emosinya. “Ya, Choi Minho. Tidak kah kau melihat semuanya sudah rapih? Kenapa kau membuatnya berantakan lagi.” Seru Key kesal karena Minho mengabaikannya.

Tak lama, Hyura membuka pintu dengan sepasang mata yang samar-samar masih tergenangi oleh air mata. “Hyura-ya, wae?” tanya Key panik lalu merengkuh gadis itu dalam pelukan tangannya.

“Gwenchana, oppa. Dimana Minho oppa?” Hyura tersenyum, tapi Key tahu itu adalah senyuman yang dipaksakan.

“Dia berada di dapur. Oh iya, ada Sunhee dan Woohyun juga. Mereka ada di ruang TV.” Ujar Key.

“Baiklah oppa, aku akan menemui mereka nanti. Tapi sepertinya aku harus menemui Minho oppa lebih dulu sekarang.” Balas Hyura.

Minho kembali ke arah pintu kamarnya ketika Hyura dan Key akan beranjak menemuinya di dapur. Namja itu menjadi lebih dingin dan kasar dibandingkan sebelumnya. Rasa cemburunya bernar-benar sudah membutakan namja itu sehingga membuatnya tidak sadar dengan keberadaan para tamu di dormnya.

“Oppa, kita perlu bicara.” Ujar Hyura menahan langkah Minho. Namun apa yang dilakukan oleh namja itu? Ia menghempaskan tangan Hyura kasar hingga membuat gadis itu nyaris terjatuh kalau tidak ada Key di belakang gadis itu.

“Ya, Choi Minho. Setan apa yang sedang merasukimu? Ada apa dengamu? Kasar sekali.” Seru Key emosi yang mau tak mau memancing pendengaran keenam orang lain yang ada di ruang TV untuk melihat keributan itu.

“Diam kau Kim Kibum.” Balas Minho kasar.

“Oppa, jangan melampiaskannya pada yang lain. Ini masalah kita.” ujar Hyura mencoba menguatkan dirinya yang sebenarnya sudah ingin menangis saja melihat sikap Minho yang semakin tak dikenalnya.

“Wae? Wae? Wae? Ada apa ribut-ribut ini?” seru Jonghyun mengampiri ketiganya.

“Puas kalian membuatku tersiksa dan menjebakku dengan semua perasaan bersalah ini?” seru Minho semakin kesal.

“Yaa, Choi Minho. Ada apa ini? Kami tidak tahu ada masalah apa denganmu dan Hyura. Kenapa kau kembali dengan emosi dan bersikap kasar pada Hyura?” seru Key yang mulai terpancing.

“Oppa, geumanhae.” Seru Hyura mencoba menenangkan Minho walaupun sebenarnya yeoja itu pun  sedang mencoba menenangkan dirinya sendiri.

“Sebenarnya ada apa ini oppa? Kenapa oppa marah pada hyura?” Interupsi Sunhee yang bingung dengan keadaan dihadapannya itu.

Sedari tadi, yeoja bersurai merah yang berdiri besisian dengan Onew itu sudah menahan rasa penasaran nya, tapi ia juga tak bisa diam saja melihat Hyura yang dibentak dengan kasar seperti itu, karena walau bagaimanapu di bentak itu rasanya tidak enak, terlebih oleh orang terdekat.

“Diam kau nona Kim! Tidak perlu ikut campur! Ini semua terjadi karena mu, karena kehadiran mu dan karena hyura mengenal mu. Kalau kau tidak masuk ke dalam hidup kami mungkin ia tak akan seperti ini, Onew hyung tidak akan sakit.” Bentak Minho kasar, mengarahkan jari telunjuknya pada Sunhee. Sikap yang amat sangat tidak sopan.

Sunhee mendadak terdiam, pijakannya melemah. Ia sangat terguncang dengan perkataan Minho, yang menganggap dirinyalah penyebab Onew jatuh sakit dan perubahan sikap Hyura? Kepalanya merunduk seraya beban hati yang semakin berat masalah nya sbeelum ini juga sudah cukup banyak, spontan Onew memegang kedua bahu Sunhee yang ada di hadapannya untuk membuat gadis itu kembali nyaman.

“Oppa, jinjja geumanhae. Jangan melampiaskannya pada mereka yang tidak mengetahuinya. Sunhee eonni tidak salah, ia tidak tahu apa-apa.” Seru Hyura.

“Bela saja semua orang yang mendukungmu Im Hyura. Kau tidak perlu lagi menganggapku ada kalau begitu. Pergilah dengan Sungyeol sesukamu. Dekatlah dengan banyak namja yang kau suka. Buat perasaanku semakin tidak karuan karenamu.” Kalimat bersayap itulah yang akhirnya meluncur keluar dari mulut Minho yang sudah kesal.

Onew yang sempat merasa kesal dengan sikap kasar Minho pada Sunhee sebelumnya mencoba memahami masalah yang sebenarnya tengah terjadi. Tapi ia masih merasa kesal dengan apa yang Minho lakukan pada Sunhee tadi. Ia tidak membenarkan cara namja itu meluapkan emosinya saat ini.

“Oppa, ini semua tidak seperti yang kau fikirkan.” Hyura kembali mencoba menjelaskan semuanya.

“Tidak seperti yang kufikirkan? Tapi semua itu adalah yang kulihat nona Im Hyura.” balas Minho yang akhirnya memilih untuk menumpahkan semua kekesalannya. “Kau tidak menghargai kehadiranku. Aku mengkhawatirkanmu tapi kau malah bertindak mengikuti keinginanmu saja.”

“Arraso, oppa. Arraso.” Balas Hyura. “ Tapi tidak seperti ini.”

“Lalu harus seperti apa lagi?”

“Oppa, geumhan.” Gadis itu menangis. Segala kekesalan dan emosinya sudah berada di permukaan. Ia tidak ingin semuanya semakin berantakan. Emosi yang merajai Minho membuat orang-orang disekitar mereka terkena imbasnya.

Suasana di depan kamar Minho itu pun mendadak hening, hingga akhirnya Hyura melanjutkan perkataannya. “Oppa, jujur aku lelah dengan semua keambiguan yang kau ciptakan belakangan ini. Kau melarangku melakukan ini dan itu, menjagaku melebihi kau menjaga dirimu sendiri, tidak memperbolehkanku dekat dengan orang baru, terlebih namja. Apa maksudmu selama ini? Kau bukan namjachinguku oppa, kau hanya oppaku. Kau sendiri bukan yang mengatakan itu. Aku adalah dongsaengmu. Dongsaengmu. Kenapa kau melakukan ini semua padaku seakan aku adalah kekasihmu?” Nada keputus asaan dan emosi yang meluap terkuak semua ke permukaan. Hyura yang mencoba menghadapinya sengan bersabar, menahan emosinya, menenangkan diri hingga akhirnya ia tidak bisa membendung semuanya lagi. Ia lelah.

“Mian oppa, aku hanya mencoba mencari teman dan sahabat lain. Apakah aku salah kalau aku bersahabat dengan Sungyeol oppa dan dekat dengannya? Apakah aku tidak boleh bahagia seperti dirimu bersama dengan teman-temanmu? ” Ujar Hyura menahan tangisnya.

Minho terdiam. Ia mendadak tak bisa mengungkapkan apa yang ada dalam perasaannya. Ingin sekali ia mengatakan semuanya, namun bibirnya mendadak terasa kaku.

“Hentikan Im Hyura, jangan meminta maaf lagi." seruan itu berasal dari Minji yang sedari tadi hanya memperhatikan jalannya pertengkaran itu. Sekarang ia paham, kearah mana ini semua bertujuan. Dan, rasanya memang ini adalah puncaknya. Keenam pasang mata menatapnya heran, terlebih lagi Minho dan sang kekasih, Jonghyun.

"Sudah cukup kau merendahkan diri mu di depan pria egois ini, tidak cukupkah luka yang sudah ia goreskan pada mu selama ini?"

Mata bulat minho seakan menyala begitu mendengar perkataan Minji, "Nonna..." ia menggertakan gerahamnya keras. Kilatan amarah itu semakin terpancar dari mata bulatnya.

"Wae tuan Choi? Apakah yang kukatakan itu adalah salah? Kalau memang salah, katakan dimana letak kesalahanku?” tantang Minji.

Gadis ini pun sudah ikut tersulut emosi melihat sikap Minho itu, jangankan Hyura, ia saja yang selama ini hanya diam memperhatikan sudah merasa kesal dengan segala ketidak jelasan yang Minho ciptakan itu.  Minho terlihat meremas tangannya kuat, menahan emosi dirinya.

“Apakah itu merupakan salah Hyura jika kau yang tak berani mengungkapkan perasaanmu padanya? Apakah itu merupakan kesalahan Hyura jika kau yang tak bisa menerobos tembok kokoh yang kau buat?”

Minho terdiam. Geram, itu yang dirasakannya.

“Ku tanya sekali lagi padamu, apakah itu kesalahan Hyura juga jika ia lelah menunggumu dan mencoba mencari kenyamanan pada orang yang balas menyayangi nya dengan cara sederhana, cara yang lebih mudah ia mengerti? Kenapa kau suka sekali menyalahkan orang lain?"

"Cinta tak harus di ungkapkan dengan kata-kata noona" sentak Minho lagi, membuat Jonghyun tercengang dengan perkataan Minho tadi. Raut tak suka tampak jelas di wajah dino prince itu.

"Itu menurut penilaianmu saja tuan Choi. Menurut apa yang kau anggap benar, tapi tidak benar bagi kami yang melihatnya. Kalau kau mencintainya, katakan. Cinta itu harus di realisasikan.” Lanjut Minji. “Kau membangun tembok hanya dengan satu pintu yang kau pegang sendiri kuncinya, Hyura sesekali saja kau ajak masuk bila sedang sendirian selebihnya kau tutup pintu itu rapat-rapat. Saat ia merasa kesepian dan mulai menemukan tempat lain yang lebih nyaman yang bisa menerimanya kapan pun dan bisa ia singgahi kapan saja kau mulai membatasi ruang gerak nya, mengunci pergerkannya. Kau menahannya untuk tetap disimu tanpa mau memperhatikan perasaannya. Lalu sekarang jelaskan pada ku mana dari bagian tindakan yang kau lakukan itu yang bisa mendefinisikan arti cinta, huh? Dimana tuan Choi?"

"Kwon Minji!" Tangan minho mengepal rapat dan nada suaranya meninggi.

“Wae? Wae?” tantang Minji. Gadis bermarga Kwon itu geram. “Apa yang aku katakan salah? Kalau memang kau adalah oppanya. Tidak seharusnya kau melakukan itu. Selalu melarang adikmu untuk bahagia. Dan kalau kau memang seorang laki-laki, tegaslah dengan pilihan dan komitmenmu.”

“Noonaaaa..” geram Minho kembali.

“Dengarkan aku Choi Minho. Aku sebagai sahabatnya, sahabat yang mengerti dirinya.” Tahan Minji namun sengaja menekankan pada kalimat akhir.  “Aku lebih merestui hubungan Hyura dengan Jongin dahulu dan Sungyeol saat ini. Karena ia lebih bahagia dengan mereka dibandingkan dirimu.” Seru Minji.

Jonghyun –sang kekasih- menarik sang gadis. Mencoba meredakan kekesalan yang di rasakannya.

“Kwon Minji kau tidak tahu apa-apa..” seru Minho.

“Bukan aku yang tidak tahu apa-apa. Tapi kau..”

Sunhee yang belum pulih dari ketakutannya akan sikap Minho, kembali terdiam beku melihat Emosi Minho yang semakin buruk. Kalau tak ada Woohyun yang menopangnya, sudah pasti gadis itu akan langsung ambruk, sementara Hyura hanya menatap Minho dengan pandangan tak percaya, sejak kapan oppa yang paling disayanginya itu berubah jadi sedemikian kasar?

“Choi Minho GEUMANHAE.” Teriak Hyura keras. Gadis itu kemudian terduduk di lantai dan menutup telinganya. “Oppa JAEBAL!! Hentikan.” Teriaknya lagi dalam tangis.

Key, namja itu mencoba menenangkan Hyura. Namun tatapan matanya masih menorotkan kekesalan pada Minho. Dan Jonghyun hendak maju untuk menerjang Minho saat suara serak milik Onew membekukan semua yang ada di tempat

"Hentikan Choi Minho! Aku tak pernah mengajari mu untuk berbuat dan bertindak sekasar ini, apa kau gila? Tidak kah kau punya rasa malu pada tamu-tamuku? Pada tamu-tamu kita? Kembalilah ke kamarmu. Redakan dulu emosimu, baru setelah itu kita bicara.” Ujar sang Leader.  “Taemin-ah, cepat antar dia ke kamarnya." Lanjut Onew tegas dengan pandangan yang tak pernah Woohyun dan Sunhee lihat sebelumnya.

Dengan patuh Taemin menggiring Minho menuju kamarnya, Minho sempat berhenti di depan Hyura yang menundukan wajahnya karna gadis itu sudah tidak sanggup menatap wajah pria bermarga Choi itu. Sejujurnya, perasaan namja itu teriris dengan apa yang terjadi diantara keduanya saat ini. Ia amat merasa bersalah telah membuat Hyura seperti sekarang. Bukan hal seperti ini yang diinginkannya. Bukan sama sekali.

"Hyung ayo jalan." ucap Taemin pelan, Minho tersadar dan segera berjalan menuju kamarnya.

Sepeninggal Minho dan Taemin, Onew memperhatikan 3 wajah gadis dengan ekspresi yang berbeda, jangan ditanya lagi seperti apa ekspresi wajah Hyura, gadis itu sudah sangat kacau dengan mata sembap dan wajah pucat pasi. Minji terlihat masih agak emosi dan kaget akibat bentakan Minho tapi yeoja itu masih terlihat baik-baik saja karena ada Jonghyun yang mendekapnya. Sedangkan, tatapan mata Onew melembut seraya menatap Sunhee yang terlihat jelas masih agak terguncang dalam pelukan Woohyun.

"Aku minta maaf. Tidak seharusnya pemandangan ini yang kalian lihat. Entah apa yang terjadi tapi aku rasa pasti ada alasan kenapa minho melakukan hal itu.” Ujar Onew meminta maaf dengan suara yang sudah semakin hilang. Ia menahan rasa sakit pada tenggorokannya karena efek pemulihan pasca operasi yang belum lama dijalaninya.

"Ada apa dengan namja itu? Lihat saja, dia harus memiliki alasan yang kuat kalau tidak mau aku memarahinya terus menerus.” Ujar Key berapi-api.

"Sudah, biarkan aku yang berbicara dengannya nanti.” Tenang Onew. “Sekarang aku minta kalian antarkan mereka pulang. Kibum-ah, tolong antarkan Hyura pulang sampai rumahnya. Kau juga antar Minji pulang, Jjong-ah. Ini sudah malam." Titah sang leader dan kedua namja itu pun mengangguk seraya menggiring yeoja yang bersama mereka untuk pulang.

"Tenangkan diri mu Hyura-ya, nanti kita bicarakan megenai ini. Ingat bahwa kau bisa berbagi semua ini dengan ku, arrachi?" ujar Onew memegang lebut bahu Hyura.

"Ne oppa. Terima kasih atas perhatianmu. Istirahatlah. Maaf kalau semua ini bisa membuat keadaanmu memburuk." Hyura menjawab pertanyaan onew dengan senyum yang di paksakan, lalu mata sipitnya memperhatikan Sunhee yang masih dalam pelukan Woohyun dan menghampirinya.

“Gwenchana..” balas Onew tanpa suara, melainkan melalui gerakan bibir dan diikuti senyuman menenangkan khas miliknya. Membuat Hyura sedikit merasa lebih baik. Selanjutnya, Hyura beranjak menghampiri Sunhee.

"Sunhee eonni mian. Maafkan aku dan jangan dengarkan apa yang Minho oppa katakan. Aku meminta maaf atas namanya juga.” Ujar Hyura. “Dan mengenal eonni dan member infinit, tidak ada hal yang tidak pernah aku sesalkan, aku justri bersyukur sudah mengenal kalian." Ujar Hyura menatap Sunhee lembut tepat dimanik mata yeoja itu, tapi gadis bermarga Kim itu hanya menatapnya datar tanpa ekspresi. Hyura, gadis itu masih dengan mata berair. Mencoba menguatkan dirinya sendiri agar gadis di hadapannya itu bisa jauh lebih baik. Ia tahu, Sunhee juga tak kalah kagetnya dengan sikap Minho tadi.

"Ku rasa kami juga harus pulang Hyura-ya, aku merasa tidak enak dengan Minho dan err...” tahan Woohyun. “Sunhee, kurasa dia butuh waktu untuk menormalkan kembali fikirannya." Terang Woohyun. “Kami pamit.”

Onew melangkah ke depan Sunhee, akan tetapi gadis itu langsung refleks melangkah mundur.  Membuat hati namja itu terasa pedih, dan terlebih lagi Hyura. Gadis bermarga Im itu menjadi semakin tidak enak pada Sunhee dan juga Onew. Ia tidak mau kalau sampai Sunhee menjauhi Onew hanya karena ini semua. Permasalahannya dengan Minho, tapi orang lain yang menanggungnya. Ia tidak mau. Akan tetapi, sebenarnya perasaan Sunhee memang sedang tidak stabil dan Hyura tahu persis tentang hal itu, membuatnya menjadi merasa tidak enak dan bersalah pada gadis dengan surai merah tersebut.

“Oppa, ayo pulang.” Pinta Sunhee dengan suara yang masih terdengar takut. Gadis itu kaget luar biasa dengan perkataan Minho, karena baginya kata-kata yang Minho ucapkan adalah kata-kata paling kasar yang pernah ia dengar. “Mian oppa, ini semua salahku.” ucapnya lagi pada Onew, Jonghyun dan juga Key.

“Sunhee-yaa, jangan dengarkan apa yang Minho katakan. Ia hanya sedang kehilangan akal.” balas Key yang masih menunggu Hyura yang tak kunjung beranjak di depan Sunhee.

“Hyura-ya, mian.” Ujar Sunhee lalu menarik tangan Woohyun yang masih mau berpamitan lebih dulu pada member Shinee. Sedangkan Onew, ia hanya bisa mengantar kepergian dua orang tersebut dengan diam.

*****

Begitu memasuki ruang kamar, Minho langsung menghempaskan tubuh ke tempat tidur miliknya berbaring sambil menutupi kedua mata dengan lengan kokohnya. Sementara Taemin, ia menarik kursi dan duduk menghadap hyung kesayangannya itu yang masih terlihat kacau.

“Hyung, ada apa denganmu sebenarnya? Aku tidak pernah melihatmu sekasar ini. Ini bukan dirimu yang kukenal.” Ujar Taemin membuka obrolan.

“Bisakah semua orang berhenti bertanya ada apa denganku? Tidak pernah melihatku seperti ini, bukan berarati aku tak bisa melakukan hal ini bukan?” tanyanya tajam.

“Aku tidak mengerti ada apa dengan sikapmu sebenarnya. Lagipula, aku hanya bertanya, kenapa kau menjadi marah-marah seperti ini?” Seru Taemin tak terima ketika niat baiknya menenangkan Minho  dan berbicara baik-baik dengan pria itu malah di sambut dengan respon yang dingin.

Maknae group itu sudah menekan amarahnya saat melihat miho membentak Sunhee dan Minji tadi. Bagaimana pun minho adalah member yang paling dekat dengannya, apapun yang ia perbuat,  sangb maknae akan selalu mencoba mengerti itu, sama seperti yang Minho lakukan setiap kali ia berulah dulu.

“Mian, tapi lebih baik kau tinggalkan aku sendiri saja Taemin-ie. Aku sedang tidak ingin di ganggu.” Ujar Minho lebih tenang.

“Baiklah, kuharap hyung bisa memperbaiki semua yang telah terjadi hari ini sebelum semua terlambat. Hyura terlihat sangat terpuruk hyung. Aku tahu kau menyadari itu semua bukan?”

Namja kelahiran 93 itu pun kemudian berlalu keluar dari kamar Minho, lalu menemukan Onew yang sedang duduk sendirian di ruang tengah sambil memijit kepalanya.

“Apa Hyura, Sunhee dan Minji noona sudah pulang, hyung?” tanyany dan Onew hanya mengangguk sebagai balasan. Tenggorokannya kembali merasa sakit karena memaksa diri berbicara banyak tadi.

“Istirahatlah hyung. dan kembalilah ke rumah orang tuamu saja, biarkan apa yang terjadi hari ini, aku, Jonghyun dan Kibum hyung yang menyelesaikannya. Jangan memaksa dirimu lebih jauh lagi.” Ujar Taemin khawatir. “Dan mengenai Sunhee noona, aku akan bantu menjelaskan padanya mengenai sikap Minho hyung tadi. Ia hanya sedang dalam keadaan kacau.” ucap Taemin lagi, dan Onew membalasnya tanpa suara, ‘gomawo’ lalu mengacak rambut sang maknae lembut.

Sementara itu di dalam mobil yang dikendarai oleh Key, Hyura tetap diam dan tidak berniat berbicara sama sekali. Ia masih merasa terpukul dengan apa yang baru saja terjadi dalam harinya. Gadis itu sibuk dengan isi kepala dan hatinya sendiri, sedangkan Key tidak berniat mengganggu. Bicara dengan Hyura saat ini hanya akan jadi hal yang sia-sia, karna menurutnya hal yang paling gadis itu butuhkan saat ini adalah waktu untuk berfikir dan ketenangan. Maka dari itu ia tak berniat berbicara apa pun dan hanya fokus untuk menyetir. Mengantarkan gadis itu dengan selamat sampai rumah.

*****

Infinite's Dorm

"Aku pulang.." Seru Woohyun lalu melepaskan sepatunya dan beranjak menuju ruang tamu dormnya.

"Wasseo?" Balas Sungyeol.

"Dimana yang lain?"

"Bukankah kau bertemu dengan Myungsoo tadi hyung?”

"Nde, kami sempat bertemu di depan tadi. Tapi dia langsung masuk ke kamarnya seletah ia menanyakan Sunhee padaku. Apa sesuatu terjadi antara mereka?” tanya Woohyun.

“Molla, hyung. Sejak kembali tadi ia langsung menuju dapur dan kembali ke kamar ketika kalian bertemu. Aku menyapanya saja tak dihiraukannya.” Jelas Sungyeol sedikit kesal.

“Lalu apa yang sedang kau lakukan di jam seperti ini, kenapa tidak beristirahat juga? Besok kita harus kembali ke lokasi untuk melanjutkan pengambilan gambar." Ujar Woohyun lalu ikut menjatuhkan dirinya di sofa, disamping Sungyeol.

"Tidak ada, hanya sedang belum mau beristirahat saja. Dan seperti yang kau lihat juga, aku sedang mengompres tanganku ini." Balas Sungyeol sambil mengompres bagian lengannya yang terlihat sedikit memar.

"Apa yang terjadi sampai tanganmu seperti ini?" Tanya Woohyun khawatir.

"Tidak terjadi apapun, hanya kecelakaan kecil, kau tahu bukan kalau aku tidak bisa diam. Tenang saja." Balas Sungyeol menenangkan. "Oh iya, kau darimana? Kenapa baru kembali sekarang? Pergi dengan Jinhee?? Tapi tidak mungkin, kau mana berani mengajak Jinhee pergi sampai selarut ini." Tanya Sungyeol membombardir.

"Eiys, kau ini. Tidak terbalik? Seharusnya aku yang bertanya bagaimana kencanmu dengan Hyura hari ini? Aku dengar dari Kibum kau pergi bersamanya hari ini.." Balas Woohyun.

"Kencan? Siapa yang kencan hyung? Kami hanya makan malam bersama saja di restoran orang tuaku. Sekalian aku juga mengunjungi mereka." Balas Sungyeol.

"Geotjimal. Orang tuamu hanya alibimu saja untuk pergi berdua dengannya. Ya sudah. Terserahmu saja. Untuk kali ini aku percaya padamu." Balas Woohyun jahil.

"Memangnya aku pernah berbohong denganmu, hyung?" Woohyun hanya mengangkat bahunya asal menjawab pertanyaan Sungyeol itu.

“Seing, bahkan sangat sering.” Ujar Woohyun asal.

“Eiys, aku tidak pernah berbohong padamu atau yang lain hyung. Mana ada anak kecil yang suka berbohong. Anak kecil itu polos hyung, tidak suka berbohong seperti orang dewasa.” Seloroh Sungyeol.

“Geurae, terserahmu sajalah Lee Sungyeol, uri choding prince.” balasWoohyun.

Keduanya pun melanjutkan obrolan sambil menonton TV dan membalas pesan di ponsel masing-masing. Tapi hanya Woohyun yang berbalas pesan dengan sang kekasih, tidak pada Sungyeol, Hyura tak kunjung membalas pesannya. Apa mungkin ia sudah tertidur? Pikir Sungyeol.

"Mungkin Hyura sudah beristirahat. Jangan mengganggunya, mungkin ia lelah dengan apa yang sudah terjadi hari ini." Ujar Woohyun menarik perhatian Sungyeol pada namja itu.

"Mungkin, perjalanan kami hari ini cukup melelahkan memang. Terlebih lagi seharian ini pun ia memiliki pekerjaan sampai aku menjemputnya tadi." Balas Sungyeol.

"Yollie-ah.." Panggil Woohyun.

"Nde, hyung. Waeyo?"

"Apa kau benar-benar menyukai Hyura?" Tembak Woohyun.

Kejadian di dorm SHINee tadi sedikit banyak mengganggu pikirannya juga. Mulai dari Sunhee hingga Hyura. Apa yang terjadi pada kedua gadis itu di depan matanya hari ini benar-benar membuatnya pusing. Dan semua itu sedikit banyak juga berhubungan dengan salah satu membernya yang berada di hadapannya saat ini.

"Waeyo hyung? Aku?" Woohyun mengangguk. "Hmm, sampai saat ini aku tertarik dengan kepribadiannya hyung. Dia ceria, baik dan ramah. Untuk kedepannya akan seperti apa aku tidak tahu. Jalani saja, karena saat ini aku menikmati hubungan persahabatan yang terjalin diantara kami." Balas Sungyeol.

"Berniat untuk menjadikannya kekasihmu?"

"Aku belum yakin untuk berada pada tahap itu. Aku tidak ingin terburu-buru. Jalanin saja apa yang terjadi saat ini, bagaimana kedepannya biarlah waktu yang menjawab."

"Arraso. Baiklah kalau seperti itu. Aku hanya bisa menitipkan pesan saja padamu. Jaga dia kalau kau memang menginginkannya, tapi jangan menjadi orang yang terlalu menjaganya dan melarangnya ini dan itu kalau kau belum memiliki status yang jelas dengannya. Kau mengerti bukan maksudku?"

"Nde, arrayo. Tenang saja. Aku pun masih sadar bagaimana porsi diriku untuk berada di dekatnya." Balas Sungyeol. "Tapi ada apa hyung? Tumben sekali kau menasehatiku seperti ini."

"Anniyo. Tidak ada apa-apa." Ujar Woohyun. "Ya sudah, ini sudah semakin malam. Cepatlah beristirahat, jangan lupa dengan jadwal kita besok."

"Nde hyung. Kau duluan saja. Aku masih belum mengantuk." Balas Sungyeol. “Ah iya hyung, Sunggyu hyung mencarimu tadi. Sepertinya ia menunggumu di kamar kalian. Mian aku lupa mengatakannya padamu.” Lanjut Sungyeol.

*****

Semua yang sudah terjadi pada Hyura semalam telah berhasil menguras semua tenaganya, namun rasa letih dan lelah itu tak kunjung membawa gadis itu beristirahat. Sepanjang malam gadis itu hanya memandangi layar ponselnya, berharap kalau Minho membalas pesannya atau merespon kembali panggilan telfonnya. Tapi nihil, hingga jam menunjukan pukul 4 pagi, tidak ada tanda kehidupan pada ponsel gadis ber-eye smile itu. Hanya beberapa pesan masuk dari Sungyeol yang ada untuk menanyakan kaba gadis itu, namun tak dihiraukan oleh Hyura. Fokusnya adalah menunggu kabar dari Minho. Walau bagaimanapun ia merasa bersalah pada kedua namja itu, terlebih Minho. Terlepas dari kekecewaan yang dirasakan oleh yeoja itu.

Mata mungilnya sudah terlihat sembab, tatanan rambut yang sedikit berantakan membuat penampilan gadis itu semakin buruk. Suara tangisnya sudah tak terdengar lagi, ia mengangis dalam diam. Sejak diantar pulang oleh Key semalam, Hyura tak kunjung mengeluarkan suara ceria khas miliknya. Hanya ada tatapan lelah dan kecewa di manik mata yeoja itu.

*****

Hyunsik POV

Ada sesuatu yang tidak baik dengan Hyura sepulangnya ia malam ini. Key sunbae mengantarkannya pulang malam ini, bukan Minho hyung. Dan satu hal lagi, ia dalam keadaan kacau. Keadaan yang hampir serupa dengan setahun yang lalu ketika aku menjemputnya pulang dari pulau Jeju bersama dengan SHINee.

Tapi keadaan kali ini semakin parah. Eomma dan appa memang sedang tidak berada di rumah, mereka sedang pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan beberapa hari kedepan dan aku, kali ini aku sedang tidak memiliki jadwal dan memilih untuk pulang ke rumah menemani Hyura. Sejak gadis itu pulang, ia langsung masuk ke kamarnya, menutup pintu mengurung dirinya. Aku semakin yakin kalau sesuatu yang buruk memang terjadi padanya. Khawatir, itu yang aku rasakan. Tapi aku tidak ingin langsung menanyakannya pada Hyura, lebih baik ia menenangkan dirinya terlebih dahulu. 

Sesekali aku mengintip ke dalam kamar adik bungsuku itu, ia terlihat terduduk di bawah jendela kamarnya. Lampu kamar di matikan, hanya cahaya remang lampu taman yang masuk melalui jendela kamar yang menerangi kamarnya. Ia tak kunjung beranjak dari posisinya sejak terakhir aku lihat. Ia masih disana. Aku tahu ia menangis, tapi tak ada suara tangisan yang terdengar. Sepertinya ia menangis dalam diam. Satu kebiasaan buruk gadis itu bila sudah terlalu sakit menahan semua bebannya. Im Hyura, ada apa denganmu, ceritalah padaku. Batinku.

Setelah melihat jam di layar ponselku, pukul 5 dini hari dan ia masih berada di posisi yang sama, aku memberanikan diri untuk masuk ke kamarnya, menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada adik kesayanganku itu. Aku membuka perlahan pintu kamar bercat putih itu dan masuk kedalamnya. Aku pun tidak menyalahkan lampu kamar ruangan itu, hanya melangkah perlahan untuk menghampirinya.

"Raa-ya.." Panggilku lembut lalu duduk di sampingnya. Pandangannya kosong. Tak ada jawaban. "Raa-ya.." Panggilku lagi.

Ia menengok, ada respon kali ini, namun tak lama ia terjatuh di pangkuanku, ia pingsan.

*****

Dering ponsel menggema dari ponsel milik Hyunsik. Taeraa menelfon namja itu, mengabari kalau ia sudah berada di depan rumah kediaman keluarga Im.

"Oppa, aku sudah berada di depan rumahmu." Ujar Taeraa di ujung telfon.

"Baiklah, tunggu sebentar. Shin ajhuma akan membukakan pintu utukmu." Balas Hyunsik.

Tidak lama kemudian, sesosok tubuh yeoja tinggi semampai sudah berada di ruang keluarga kediaman keluarga Im. Taeraa yang hari ini sedang tidak memiliki jadwal kuliah berkunjung ke rumah sang kekasih, karena permintaan Hyunsik untuk menemaninya menjaga Hyura yang mendadak pingsan pagi tadi.

"Bagaimana keadaan eonni, oppa?" Tanya Taeraa, ekspressi khawatir nampak terlihat di wajah gadis itu.

"Ia sudah siuman dan sudah kembali tertidur beberapa waktu yang lalu. Terima kasih sudah mau datang menemaniku menjaganya hari ini." Ujar Hyunsik.

"Cheonmaneyo oppa." Balas Taeraa. "Wajahmu terlihat lelah sekali. Kau juga tidak tidur seperti eonni sejak semalam?" Hyunsik menggeleng. "Aku sempat tidur beberapa jam walaupun selalu terbangun ketika aku khawatir dengan keadaan Hyura, tapi memang sejak ia pingsan tadi aku belum kembali tertidur lagi."

"Ya sudah, kau bisa tidur sekarang. Aku yang akan menjaga eonni di kamarnya. Kau tidak perlu khawatir, kalau ia sudah bangun lagi aku akan membangunkanmu."

"Baiklah, terima kasih Taeng-ie."

Hyunsik pun mengantarkan Taeraa ke kamar sang adik, dan ia juga memilih untu tidur di kamar itu, di sofa santai yang ada di sudut kamar Hyura. Namun di balik posisi tidurnya, Hyunsik mencoba menghubungi Minho menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Hyura, karena seingatnya Hyura memiliki jadwal dengan SHINee seharian kemarin. Sedangkan Taeraa, gadis itu memilih mengisi waktu menunggunya dengan membuka beberapa text book mata kuliahnya dan mengerjakan beberapa tugas kampus yang harus diselesaikannya.

To : Minho hyung

Hyung, ini aku, Hyunsik.

Bisa bertemu sore nanti di Cube cafe?

Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.

*****

SM Building

Ketiga member SHINee, Jonghyun, Key dan Taemin masih mendiamkan Minho sejak kejadian yang tidak mengenakan di dorm semalam. Dan karena masalah kesehatan pun hari ini Onew tidak menemani keempatnya berlatih dan memilih pulang ke rumah orang tuanya untuk beristirahat lebih intens. Taemin  yang meminta sang leader untuk benar-benar mengistirahatkan kondisi tubuhnya.dan Jonghyun serta Key yang mengantarkan sang leader kr rumah orang tuanya.

"Dimana Hyura, hyung? Tumben sekali sampai jam seperti ini ia belum datang?" Tanya Key pada Kyungshik yang baru saja masuk ruang latihan mereka.

"Untuk beberapa hari kedepan mungkin ia tidak bisa bergabung dengan kita lebih dulu. Kakaknya menelfonku tadi, katanya ia sedang sakit dan butuh waktu istirahat beberapa hari." Jelas Kyungshik. "Pekerjaannya memang sedang menggila belakangan ini, terlebih lagi ia juga yang kembali bertanggung jawab untuk konser akhir kalian di Jakarta minggu depan."

"Ah, begitu rupanya. Kasihan Hyura, dia tidak hanya lelah fisik, tapi juga perasaan." Ujar Jonghyun disengaja untuk menyindir Minho secara halus.

"Apa mungkin ini semua ada hubungannya dengan kejadian semalam hyung?" Tanya Taemin polos.

"Semalam? Memang ada apa dengan semalam?" Tanya Kyungshik penasaran.

"Anniyo. Tidak ada apa-apa hyung." Balas Key. "Ya sudah, ayo kita berlatih saja lagi. Taemin-ah, Jonghyun hyung. Ayo latihan." Ajak Key.

*****

Minho POV

Hyura sakit? Apa ini semua benar? Atau ini alasannya saja untuk tidak mau bertemu denganku karena kejadian semalam? Tapi, tidak mungkin. Ia bukan tipe yeoja yang takut untuk bertemu dengan seseorang yang sedang memiliki masalah dengannya, ia pasti akan bertemu dengan orang tersebut agar semua permasalahannya segera selesai. Tapi kalaupun memang ia benar-benar sakit, apa ini semua karena pertengkaran kami semalam? Hyura-ya, Mian.

Ponselku bergetar, pesan masuk dari Hyunsik.

From : BTOB Hyunsik

Hyung, ini aku, Hyunsik.

Bisa bertemu sore nanti di Cube cafe?

Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.

Apa yang ingin dibicarakannya? Apa Hyura sudah bercerita dengannya tentang kejadian semalam?

*****

 

Annyeong readers ^^

sesuai dengan janji author di minggu lalu,

mulai minggu ini setiap minggunya author akan mempublish ff ini seminggu sekali

(itu kalau ngga ada halangan ya :D)

selamat menikmati kembali cerita terbaru dari By Tour Side ini 

Jangan lupa untuk Love Komen dan Subscribe nya ya 

 

dan author juga mau minta bantuan kalian niih

Author juga buat ff dari SNSD Yoona dan Super Junior Donghae untuk ikutan #FreeTickerSNSDPhantasia. 

kalian bisa buka ff nya dengan judul The Way I Meet You,

bantu dengan komen dan juga Love nya ya.

satu love dan komen kalian sangat berarti buat ngebantu author.

terima kasih banyak

 

xoxo,

@khaiicheen

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK