home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > By Your Side

By Your Side

Share:
Author : khaiicheen
Published : 03 Sep 2015, Updated : 22 Aug 2017
Cast : SHINee - Minho Im Hyura (OC) Infinite - Sungyeol
Tags :
Status : Ongoing
4 Subscribes |10873 Views |9 Loves
By Your Side
CHAPTER 17 : Please Don't Do That

By Your Side

Part – 17

Author : tiara ekha (@khaiicheen)

*****

Please don’t do that

Kembali dari Brazil bukan berarti kalau pekerjaan semakin ringan. Namun sebaliknya, pekerjaan Hyura untuk menangani anak asuhnya itu semakin meningkat. Tidak hanya gadis itu, tapi juga Kyungshik. 2 orang manager dan asistennya ini tengah dipusingkan dengan kemungkinan Onew yang tidak dapat berpartisipasi dalam rangkaian akhir SHINee World Concert III mereka di Jakarta akhir bulan mendatang. Keadaan Onew masih belum memungkinkan untuk tampil dalam konser pertama mereka di ibukota Indonesia itu nanti. Dokter Park masih belum mengijinkan pasiennya itu untuk turut serta dan dengan segala pertimbangan dari perusahaan sepertinya itu semua akan disetujui.

Hyura, gadis itu merasa pusing dengan kemungkinan itu karena ia tahu bagaimana antusiasnya para Shawol di Indonesia dengan gelaran konser tunggal perdana kelimanya itu dan merasa sedih kalau seandainya di konser pertama itu sang leader tidak bisa turut tampil. Ia memahami bagaimana perasaan para shawol itu, karena beberapa teman semasa sekolahnya di Indonesia adalah Shawol dan beberapa hari terakhir mereka kembali saling berkomunikasi. Apakah ini keputusan tepat yang di ambil perusahaan? Di satu sisi ia memang tidak bisa memaksakan keadaan, karena SM mengambil keputusan ini demi kebaikan Onew juga, karena setelah operasi polip vocal yang dijalani namja itu, Hyura dan yang lainnya hanya dapat berkomunikasi dengannya melalui pesan singkat atau gerakan bibir ketika mereka bertemu langsung. Tapi di sisi yang lain, ia tidak bisa membayangkan bagaimana kecewanya para shawol disana? Terlebih sahabat-sahabatnya pun merupakan fans dari leader pemilik eyesmile maut itu.

"Apa yang sedang kau lamunkan, Hyura-ya?" Ujar Kyungshik menghampiri Hyura yang tengah terduduk melamun memperhatikan kegiatan pemotretan yang tengah di jalani oleh SHINee saat ini.

"Eoh? Anniyo oppa." Balas Hyura menggeleng.

"Masih terfikirkan mengenai ketidakhadiran Onew nanti?" Tebak Kyungshik.

"Molla oppa, hanya terasa sedih saja ketika tidak ada Jinki oppa disana nanti. Rasanya sepi, seperti ketika kita ke Brazil kemarin. Dan juga, memikirkan bagaimana kecewanya shawol nanti ketika mereka tahu sang leader tidak akan bergabung. Para sahabatku ketika di sana sudah menungu ini bertahun-tahunn oppa. Tapi aku juga tidak mau hal buruk terjadi kalau memaksakan Jinki oppa ikut serta kesana." Jelas Hyura.

"Aku mengerti dan paham apa yang sedang kau fikirkan. Kau memang sangat perasa dengan perasaan orang lain, Hyura-ya. Tidak hanya memikirkan keadaan Jinki tapi juga para shawol disana. Ya, mungkin karena kau pernah berada dan tinggal diantara mereka maka kau memiliki rasa kedekatan dengan mereka." Balas Kyungshik. "Tapi seperti yang kau katakan tadi juga. Kita tidak bisa berbuat banyak. Ini semua demi kebaikan Jinki."

"Arraso oppa. Aku juga sudah berbicara dengan tim promotor di Jakarta nanti. Aku sudah menjelaskan semua yang diminta oleh perusahaan. Mereka bersedia menyanggupinya dan juga akan mengumumkannya D-2 konser berlangsung. Tapi kita juga perlu menyiapkan pernyataan resmi dan tertulis dari perusahaan sebagai bentuk permintaan maaf pada para shawol yang akan dirilis oleh tim promotor. Itu permintaan mereka." Lanjut Hyura.

"Tenang saja. Untuk itu nanti akan kumintakan pada Minji untuk membuatnya. Kau tidak perlu khawatir." Balas Kyungshik."Tapi kau akan ikut membantu kami menyelesaikannya hingga akhir bukan? Karena hanya kau yang bisa membantuku untuk berkomunikasi disana nanti." Pinta Kyungshik.

"Nde oppa. Aku akan melakukan tanggung jawabku untuk itu." Balas Hyura dengan senyum lebih segar tersungging di wajahnya.

"Geuare. Terima kasih untuk bantuanmu selama ini. Keberadaanmu sangat membantuku, Hyura-ya. Bangga sudah bisa bekerja sama dengan orang sepertimu." Ujar Kyungsik. "Oh iya, sepertinya kita akan melakukan pengambilan gambar untuk video message Jinki nanti. Bisa kau membantu membuat kata-kata permintaan maaf itu?"

"Bukannya aku tidak mau membantu oppa. Tapi sepertinya aku sudah melihat staff produksi membuatnya tadi. Memang bahasanya sedikit tidak teratur, tapi tidak apa oppa." Ujar Hyura.

"Baiklah kalau begitu." Balas Kyungshik. "Sudah, jangan dipikirkan lagi. Sampaikan saja permintaan maaf kita pada para sahabatmu di Indonesia nanti. Aku akan memberikanmu waktu untuk bertemu dengan mereka disana." Lanjut Kyungshik lalu menepuk bahu Hyura lembut dan bangkit meninggalkan gadis itu dengan segala pekerjaan dalam tabletnya.

Onew semakin nampak lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Itu yang nampak dalam pandangan Hyura ketika Onew mulai melakukan take untuk video messagenya. Namja itu tersenyum manis dengan membuka lembar demi lembar kertas yang sudah bertuliskan permintaan maafnya tidak bisa menghadiri konser tunggal perdananya itu. Walaupun kata-kata yang ditampilkan sedikit tak beraturan dan sedikit aneh ketika Hyura membacanya secara penuh, tapi rasa terharu dan sedihlah yang mendominasi ketika Hyura memperhatikan jalannya pengambilan gambar. Air mata sudah mulai tergenang di pelupuk matanya sehingga memancing Taemin dan Key untuk menghampirinya. Dimana Minho? Namja itu tengah beristirahat di salah satu sudut sofa karena malam sebelumnya ia tidur larut demi menonton pertandingan bola favoritnya.

"Waeyo?" Sergap Key yang sudah memperhatikan Hyura sejak tadi.

"Kau menangis, Hyura-ya?" Tambah Taemin.

"Aaah, ini menyedihkan sekali, oppa. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi ketika para shawol nanti disana melihatnya." Ujar Hyura menepuk-nepuk kedua sudut matanya. Mencegah air mata itu semakin mengalir keluar.

"Ya, memang ini sedikit menyedihkan ketika konser pertama kami disana, tapi Jinki hyung tidak bisa ikut serta. Semoga mereka tidak kecewa." Balas Key.

"Semoga saja hyung. Tapi kita akan tetap menampilkan yang terbaik bukan. Seperti yang Jinki hyung minta pada kita." Lanjut Key.

"Kalian memang tetap harus menampilkan yang terbaik oppa-deul. Membayar ketidakhadiran Jinki oppa disana." Balas Hyura.

"Nde, kami pasti akan melakukannya. Tenang saja." Seru Jonghyun menghampiri ketiganya setelah ia selesai menelfon sang kekasih.

"Oppa, wasseo?"

"Minji menelfon tadi." Balas Jonghyun. "Oh iya, setelah jadwal hati ini selesai apa kita masih ada jadwal yang lainnya setelah ini?"

"Sepertinya tidak ada. Setelah ini semua selesai kita akan kembali ke dorm, agar kalian bisa beristirahat sebelum besok kalian akan membuat koreografi ulang menutup beberapa penampilan Jinki oppa." Jelas Hyura.

"Baiklah, tadi Minji mengatakan akan berkunjung ke dorm dan kita makan bersama disana." Balas Jonghyun.

"Hwoaa, tepat sekali. Woohyun dan Sunhee pun berencana akan ke dorm hari ini. Mereka ingin menjenguk Jinki hyung." Tambah Key.

"Sayang sekali Naeun sedang sibuk, aku tidak bisa mengajaknya hari ini. Padahal ia juga ingin menjenguk Jinki hyung." Gumam Taemin.

"Mungkin lain waktu, Taemin-ah. Naeun pun sibuk untuk pekerjaannya bukan?" ujar Hyura menengahi.

"Oh iya, kau akan ikut dengan kami ke dorm bukan?" Tanya Jonghyun. Belakangan ini memang intensitas kunjungan Hyura ke dorm SHINee sudah tidak sesering dulu. Banyaknya pekerjaan yang harus di selesaikannya membuat gadis itu sering pulang terlambat dari jam kerjanya dan karena kelelahan pula, maka ia segera pulang ke rumah untuk beristirahat dan berkunjung ke dorm hanya ketika memiliki waktu luang. "Hari ini kan kita selesai lebih awal dibandingkan biasanya. Temani Minji nanti ." Lanjut Jonghyun.

"Aaah, mian oppa. Sepertinya aku tidak bisa ikut ke dorm setelah ini. Aku sudah memiliki janji dengan temanku." Tolak Hyura halus.

"Teman?" Taemin bingung.

"Teman atau teman?" Tanya Key yang mulai mengerti.

"Nde, temanku Taemin-ah. Maaf tidak bisa ikut hari ini."

"Sungyeol?" Tembak Jonghyun langsung. "Kurasa itu bukan hanya sekedar teman." "Errr.." Hyura menggigit bibirnya singkat. Bingung bagaimana harus menjelaskannya pada ketiganya. Hubungannya dengan Sungyeol memang semakin dekat sekembalinya mereka dari Brazil, walaupun sebenarnya tidak terlalu mengganggu kinerja gadis itu belakangan ini. Bahkan, gadis itu tampak lebih ceria dibandingkan sebelumnya.

"Sudah katakan saja kalau kau akan pergi dengannya. Kami akan merahasiakannya dari Minho." Potong Jonghyun.

"Aah, terima kasih oppa. Tapi aku menemuinya karena ia mengajakku mengunjungi restoran milik kedua orang tuanya." Jelas Hyura.

"Gwenchana nona Im. Mau kalian memang berjanji untuk pergi atau apapun, itu hakmu untuk menemui dan pergi dengan siapa. Selama pekerjaanmu juga memang sudah selesai tidak ada salahnya kau bersenang-senang." Tambah Key.

"Aah, iya. Benar itu. Bertemu dengan seseorang yang bisa membuatmu nyaman akan sangat membantumu menghilangkan kelelahan yang kau rasakan. Naeun juga seperti itu denganku." Tambah Taemin.

"Eeiiiys, kita sedang mengobrol mengenai Hyura dan Sungyeol, Lee Taemin. Bukan untuk mendengarkan curahan hatimu." Seloroh Key.

"Hanya mencontohkan, hyung. Aku pun tidak ingin bercerita denganmu. Mulutmu terlalu terbuka untuk menceritakannya pada Eunji. Aku kapok bercertita padamu." Balas Taemin.

"Yaa, sudah-sudah. Jinki hyng juga sudah selesai. Ayo kita bersiap kalau begitu." Potong Jonghyun untuk menghentikan perdebatan kecil antara Taemin dan Key.

*****

Infinite’s dorm

Namja pemilik tinggi paling menjulang diantara para penghuni lain itu sudah nampak rapih dengan setelan kaus berkerah bewarna gelap yang diberikan oleh seorang yejoa padanya dan celana panjang denim bewarna lebih terang. Kesibukan namja itu bersiap pun mulai terlihat setelah ia selesai beristirahat dari jadwal shooting drama terbaru yang dibintanginya tadi pagi.

“Hyung, cepat buka pintunya. Aku ingin mengambil bajuku.” Seru sang maknae sambil mengetuk-ngetuk pintu kamarnya dengan lebih kencang.

“Yaa, Sungjong-ah, sabar. Tunggu sebentar lagi.” Balas Sungyeol dari dalam kamar.

“Sudah sejak tadi aku bersabar hyung, tapi kau tak kunjung membuka pintunya. Kau ini sedang apa sebenarnya?” seru Sungjong kesal,

“Lee Sungyeol, cepat buka pintunya atau aku mencabut ijinmu untuk pergi hari ini. Kalian berdua sangat mengganggu waktu istirahat kami. Arra?” ancam Sunggyu kesal mendengar keributan yang sejak tadi melanda dormnya.

Sungyeol pun akhirnya membuka pintu kamar dengan terpaksa, dibandingkan namja itu harus kehilangan ijin untuk pergi menemui Hyura lebih baik ia mengalah saja dan membukakan pintu untuk Sungjong.

“Jadi aku menunggu sejak tadi hanya untuk ini?” tanya Sungjong kesal setelah Sungyeol membuka pintu kamar mereka.

“Sudah, jangan banyak komentar ini dan itu.” protes Sungyeol.

“Huuh..” Sunggyu menghempaskan nafas beratnya. “Memang banyak tingkah aneh ketika kalian jatuh cinta.” Lanjutnya meggeleng.

“Kau juga sama seperti itu, hyung. Tak perlu sok bijak mengomentari.” Seru Hoya dari arah sofa.

“Baiklaah, terserahmu Lee Howon. Kau memang belum merasakannya saja.” Balas Sunggyu lalu beranjak menuju dapur untuk mengambil minum.

“Sunggyu hyung, aku pinjam mobilmu. Dimana kunci mobilnya?” tanya Sungyeol mengalihkan pembicaraan kedua membernya.

“Ada di laci kabinet TV. Isi kembali bensinnya, aku baru saja mengisinya full semalam.” Balas Sunggyu.

“Nde, gomawo hyung. Tenang saja.” Balas Sungyeol lalu mengambil kunci mobil yang dimaksudnya dan berpamitan pada para membernya yang sedang bersantai di dorm.

*****

To : Im Hyura

Aku sudah sampai di depan gedung SM.

Range rover putih.

Sudah selesai?

SEND

Kali ini, Sungyeol hendak mengajak Hyura untuk mengunjungi restoran milik orang tuanya untuk mengajak gadis itu makan malam sederhana, sekaligus mengenalkan Hyura pada keluarganya sebagai sahabat dekatnya diluar Sunhee, Jinhee dan Minji. Tidak ada maksud lain dalam benak namja itu untuk mengajak Hyura bertemu dengan orang tuanya. Hanya itu.

From : Im Hyura

Sudah sampai oppa?

Baiklah, tunggu sebentar, aku sedang memesan minuman dulu di cafetaria.

Aku sudah melihat mobilmu.

Chankam.

Tidak lama menunggu, Hyura nampak sudah keluar dari gedung SM dengan membawa 2 gelas minuman dingin yang baru saja di belinya. Gadis itu menyebrangi jalan lalu menghampiri Sungyeol yang sudah memarkirkan mobil milik Sunggyu di bahu jalan.

“Mian membuatmu lama menunggu, oppa.” Ujar Hyura ketika ia baru saja masuk kedalam mobil itu.

“Gwenchana. Aku juga belum lama sampai.” Balas Sungyeol.

“Ige, permintaan maafku untukmu.” Ujar Hyura lagi lalu memberikan segelas minuman dingin pada Sungyeol.

“Tidak perlu repot, tapi terima kasih. Kebetulan aku juga sedang haus.” Balas Sungyeol.

“Cheonmaneyo, oppa.” Ujar Hyura lalu menarik seatbelt untuk digunakannya, namun terjadi sedikit masalah. Seatbelt miliknya tidak bisa ia tarik hingga benar, sedikit tersendat.

“Chankam, biar aku bantu.” Tawar Sungyeol lalu meletakan gelas minuman dinginnya lalu menarikan seatbelt di kursi Hyura.

Tubuh keduanya saling berhadapan dan jarak wajah diantara keduanya juga semakin dekat. Membuat Sungyeol aliran darah ditubuh namja itu seakan mengalir lebih deras dan membuat degupan jantungnya lebih cepat. Suatu hal yang tidak direncanakannya, spontan muncul dalam benaknya.

“Gomawo, oppa.” Balas Hyura singkat setelah Sungyeol kembali pada posisiny. Sebenarnya tanpa gadis itu sadari, ada degupan tak wajar juga yang muncul di perasaannya.

“Aaaj, nde. Cheonmaneyo, Hyura-ya.” Balas Sungyeol terdengar masih mengatur nafasnya, tidak, bukan. Ia tengah mengatur degupan jantugnya untuk kembali normal.

*****

Sungyeol POV

Entah dorongan darimana hingga aku bisa melakukan hal seperti tadi. Sejujurnya aku spontan untuk melakukan itu. Tak ada niatan apapun dibalik itu semua. Tapi jantungku ini berdegup semakin kencang ketika aku menyadari posisi kami sangat dekat. Jarak kami sangat dekat.

“Oppa, sampai kapan kita akan menunggu seperti ini? kau tidak kunjung menjalankan mobil ini.” ujarnya mengembalikanku ke alam sadar.

“Eoh? Mian. Kita jalan sekarang.” Balasku menyalahkan mesin mobil dan memulai perjalanan kami menuju rerstoran keluargaku.

“Baiklah, berkonsetrasilah oppa.” Ujarnya. “Oh iya, oppa. Boleh aku menyalahkan lagu?” izinnya.

“Silahkan.” Balasku. “Ingin memutar lagu apa?”

“Lagu kalian saja. Aku sedang mendengarkan lagu-lagu kalian belakangan ini.”

“Baiklah.”

Alunan suara merdu kami, tapi sebenarnya suara merdu Sunggyu dan Woohyun hyung yang mendominasi lagu-lagu Infinite yang tengah diputar saat ini. lagu-lagu itulah yang menemani perjalanan kami hingga tiba di restoran orang tuaku. Mulutku mendadak terasa kelu untuk mengajak gadis yang duduk disampingku ini berbicara. Kejadian tak terencanakan tadi membuat rasa percaya diriku menjadi hilang. Jujur aku gugup dengan apa yang terjadi tadi, walaupun tampaknya gadis itu terlihat biasa-biasa saja.

*****

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, keduanya tiba di restoran milik kedua orang tua Sungyeol. Tuan dan nyonya Lee sudah menunggu kedatangan sang putra tertua yang menelfonnya semalam untuk mengajak salah seorang teman dekatnya saat ini.

“Kita sudah sampai.” Ujar Sungyeol memcah keheningan yang tercipta sebelumnya, lalu namja itu membuka jacket yang dikenakannya.

“Kau memakainya oppa?” tanya Hyura.

“Ah, nde.” Balas Sungyeol kikuk menggaruk bagian tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

“Terlihat tampan.” Ujar Hyura tersenyum.

“Benarkah?”

Hyura mengangguk. “Oh iya oppa, apa tadi aku melakukan kesalahan?” tanya Hyura akhirnya. Sebenarnya sejak awal perjalanan keduanya tadi, Hyura sempat bingung dengan kesunyian perjalanan mereka itu. Bukan Sungyeol yang ia kenal.

“Eoh?”

“Apa aku melakukan kesalahan sampai membuatmu diam dan tidak mengajakku berbicara sejak tadi?”

“Aaaa.. anniyo. Hanya saja aku bingung ingin membuka obrolan apa denganmu. Kau juga nampaknya terlihat sangat menikmati lagu-lagu Infinite yang di putarkan.”

“Begitu rupanya?” tanya Hyura.

“Nde, mian kalau membuatmu merasa tidak nyaman, Hyura-ya.”

“Gwenchana oppa. Sebenarnya aku yang takut kalau membuatmu menjadi tidak nyaman.”

“Tidak. Ya sudah. Ayo kita segera turun. Kedua orang tuaku sudah menunggu di dalam.” Ajak Sungyeol.

Entah seperti memiliki telepathy atau apapun, ini kali kedua mereka menggunakan baju yang nampak serasi seperti seorang kekasih. Kalau ketika di Brazil kemarin, Key lah yang menjadi coordi dadakan untuk Hyura, tapi hari ini memang benar-benar sebuah ketidak sengajaan. Hyura menggunakan celana denim bewarna biru jeans dipadukan dengan sebuah blouse senada dengan kaus yang dipakai oleh Sungyeol. Benar-benar tidak sengaja, karena sebelum bertemu dengan Sungyeol pun Hyura memang baru saja selesai menemani jadwal pemotretan SHINee.

Acara makan malam sederhana yang direncanakan oleh Sungyeol berjalan dengan lancar. Penuh kehangatan diantara dirinya, kedua orang tuanya dan juga Hyura. Merasa seperti berada ditengah keluarganya. Makan malam penuh rasa kekeluargaan, suatu bentuk kebahagian kecil bagi Hyura ketika keluarga sahabatnya yang lain bisa menerimanya seperti bagian keluarga mereka sendiri.

“Terima kasih atas hidangan makan malamnya, tuan dan nyonya Lee.” Ujar Hyura berterima kasih.

“Sama-sama, Hyura-ssi. Sering-seringlah berkunjung kesini.” Balas nyonya Lee.

“Akan kususahakan datang kembali kesini kalau aku memiliki waktu luang.” Ujar Hyura.

“Baiklah, eomma, appa. Kami pamit dulu. Aku harus mengantarkan Hyura kembali lebih dulu. Aku juga ikut pamit ke dorm.” Pamit Sungyeol pada kedua orang tuanya.

“Baiklah, hati-hati di jalan. Ingat kau mengajak anak perempuan orang lain. Jaga ia selamat sampai kediamannya.” Tambah tuan Lee.

“Tidak perlu khawatir, appa. Aku akan menjaganya.” Balas Sungyeol.

Keduanya pun akhirnya melangkah meninggalkan restoran milik kedua orang tua Sungyeol menuju mobil Sunggyu nyang sudah di parkir di bahu jalan sebelumnya. Melanjutkan perjalanan mereka untuk kembali ke Seoul.

*****

SHINee’s Dorm

“Sunhee-ya, wasseo?” sapa Key dari arah dapur menyambut kedatangan sang sahabat beserta seorang gadis yang sudah menelfonnya siang tadi.

“Nde, oppa. Bagaimana kabar kalian?” tanya Sunhee.

“Ya, Kim Kibum. Jadi hanya Sunhee yang kau sapa, tidak denganku?” protes sang sahabat, Woohyun.

“Eiys, masih perlu aku menyapamu juga?” balas Key.

“Apa kabar nona Kim dan tuan Nam. Lama tidak berjumpa dengan kalian.” Sapa Minji yang sedang merapihkan beberapa piring makanan di meja makan.

“Annyeong Minji eonni.” Balas Sunhee.

“Haii nona Kim. Mengunjungi kami atau Jinki hyung?” tembak Jonghyun langsung.

“Err..” tahan Sunhee.

“Melakukan keduanya hyung. Mengunjungi dorm kalian ini dan juga leader kalian. Adikku ini sudah sangat khawatir dengan keadaan leadermu itu.” potong Woohyun. “Minji noona, annyeong.” Sapa namja itu.

“Sebenarnya tanpa kau beritahukan pun aku sudah bisa menebaknya, Woo-ya.” Balas Jonghyun. “Jinki hyung sedang beristirahat dikamarnya. Kau masuklah kesana, temui dia. Tapi ia belum bisa banyak berbicara.” Lanjut Jonghyun.

“Nde, oppa. Tenang saja, aku akan menemuinya nanti.” Balas Sunhee. “Oh iya, dimana Minho oppa dan juga Taemin?”

“Minho? Dia sedang pergi keluar sebentar. Sedangkan Taemin sepertinya ia sedang membersihkan diri.” Balas Key.

“Pergi dengan Hyura, oppa?” tanya Sunhee.

“Anniyo, pergi sendiri. Entah kemana, aku tidak tahu. Tapi katanya tidak lama. Mungkin sebentar lagi ia kembali.” Balas Jonghyun.

“Lalu dimana Hyura?” tanya Woohyun.

“Memangnya kalian tidak tahu? Hyura kan sedang pergi dengan Sungyeol.” Balas Key.

“Jinjja? Pantas saja saat aku kembali ke dorm ia sudah tidak ada disana.” Seru Woohyun.

“Hyura mengatakan seperti itu pada kami tadi.” Balas Jonghyun.

“Hmm, apa Minho oppa mengetahui mengenai ini?” tanya Sunhee penasaran, karena gadis itu memahami benar bagaimana sikap cemburu Minho pada kedekatan Hyura dengan Sungyeol.

“Sepertinya tidak. Tadi Hyura hanya mengatakan kalau ada janji dengan temannya saja. Tolong jangan beritahukan Minho soal ini sebelum semuanya menjadi buruk.” Ujar Minji menghampiri keempatnya.

“Benar. Jangan ada yang mengatakan apapun dulu mengenai Hyura dan Sungyeol ketika ada Minho diantara kita. Semuanya baru saja menjadi lebih baik belakangan ini.” ujar Jonghyun  menasihati.

*****

Minho POV

Kemana Hyura setelah jadwal kami selesai hari ini. Saat aku terbangun dari tidur istirahatku, ia sudah tidak ada di lokasi pemotretan. Menurut yang lain ia sudah pergi lebih dulu karena memiliki janji dengan temannya. Temannya? Keyakinanku semakin mengarah pada sosok member Infinite yang tengah dekat dengannya belakangan ini, Lee Sungyeol. Aish, apa namja itu lagi?

“Ya, ada apa dengan permainanmu malam ini. Bukan dirimu sekali.” Ujar Donghae hyung.

“Molla hyung. Mendadak niat bermainku hilang.” Balasku.

“Bukan kau sengaja mengalah untukku di hadapan Yoona, kan?” tanya Donghae hyung melirik sang kekasih yang sedang menunggunya di pinggir lapangan.

Aku, Donghae hyung dan Yoona noona tengah berada di salah satu lapangan basket di dekat dormku. Dorm SHINee dan SNSD berada di dalam satu kawasan yang sama, hanya berbeda gedung saja. Dan malam ini Donghae hyung memang sedang memiliki waktu untuk mengunjungi sang kekasih yang sudah lama ia tinggalkan karena kesibukan kerja keduanya.

“Beristirahatlah kalau kalian berdua memang merasa lelah. Tidak perlu kalian lanjutkan lagi.” Seru Yoona noona dari pinggir panggung dengan sedikit menyaringkan suaranya.

“Baik sayang.” Balas Donghae hyung. “Bisa membelikan kami minuman dingin?”

“Aku akan mengambilnya saja ke dorm. Kalian tunggu saja disini.” Balas Yoona noona.

“Gomawo noona.” Seruku. Yoona noona pun meninggalkan kami yang masih berada di lapangan. “Aku menyerah kali ini hyung.” Ujarkku lalu mengempaskan tubuhku yang sudah basah dengan keringat ke atas lapangan.

“Baiklah, kalau begitu aku menang darimu malam ini.” ujar Donghae hyung mengikutiku.

“Bukan untuk itu.” balasku.

“Lalu untuk?”

“Perasaanku.” Jawabku singkat.

“Maksudmu? Hyura?” aku mengangguk. “Ada apalagi dengan kalian?” tanyanya.

Pandanganku menerawang jauh pada hamparan bintang yang terbentang di atas langit luas. Membawaku pada rasa bingung dan cemburu yang kembali mencuat ketika harus mengingat kembali kedekatan Hyura dengan Sungyeol belakangan ini. Walaupun terakhir kali aku sudah mengatakan kalau aku akan menjadi oppa yang baik untuknya, namun perasaanku tak dapat kupungkiri kalau aku cemburu melihatnya.

“Semakin terjebak dengan oppa-dongsaeng zone yang kau buat dengannya?” tembaknya langsung. Donghae hyung memang berbeda. Ia adalah hyung paling peka yang kukenal. “Tebakkanku benar?”

“Apa yang harus kulakukan hyung? Melihatnya bersama orang lain membuatku tidak bisa tenang, tapi di saat yang sama, aku juga tidak bisa mengatakan itu semua padanya. Ketika di Brazil kemarin ini semua sempat terjadi. Ia sangat dekat dengan salah satu member Infinite, Sungyeol dan aku tidak bisa melakukan apapun ketika aku sangat cemburu melihat kedekatan mereka berdua. Dan bukannya membantuku mengajak Hyura berada di dekatku, ketiga memberku yang lain memilih untuk mendukung Hyura dengan Sungyeol dan membuatku merasa semakin kesal.” Jelasku.

Kudengar Donghae hyung tertawa. “Wae hyung?”

“Gwenchana. Lanjutkan.” Balasnya.

“Hyung, memangnya salah kalau aku mekhawatirkannya seperti itu? Bukankah kau juga melakukan hal yang sama dengan Yoona noona ketika berita mengenai hubungan asmara noona dan Seunggi hyung sengajak di kuak ke publik oleh perusahaan?”

“Berbeda cerita untukku Choi Minho. aku tidak memproteksinya, aku hanya menjaganya. Menjaganya dengan semampuku tapi aku tidak mencoba membatasi ruang geraknya. Kami sama-sama tahu mengenai arti kehadiran masing-masing. Awalnya mungkin memang aku marah ketika mendengarnya, namun Yoona bisa meyakinkanku. Terserahlah dengan anggapan publik yang seperti apa dengan hubungannya dengan Seunggi tapi aku hanya mencoba untuk percaya. Kami percaya dan menghormati satu sama lain.” Jelas Donghae.

“Tapi hyung?”

“Tapi apa?”

“Hyura juga sudah mengetahui perasaanku padanya, harusnya ia memahami dan mengerti alasan kenapa aku berbuat seperti ini padanya. Dan satu hal lain yang membuatku tak habis pikir, ketiga memberku yang lain senang sekali membuat Hyura semakin dekat dengan Sungyeol, terlebih Kibum. Semuanya membuatku dalam mood yang tidak baik belakangan ini.”

Donghae kembali tertawa renyah menanggapi sikap cemburu kekanakan salah satu dongsaengnya itu. Seorang Choi Minho yang selalu memiliki pesona luar biasa diatas panggung, mampu membuat para gadis bertekuk lutut dengan pesona yang dimilikinya, saat ini terdiam tak berdaya hanya karena ulah jahil para sahabatnya yang menguji keberaniannya untuk mengatakan apa yang dirasakannya terhadap Hyura.

“Minho-ya..” panggil Donghae menepuk bahu namja itu perlahan. “Maaf kalau sedikit kasar. Kau ini bodoh atau memang tidak peka?” tembak Donghae langsung dan membuat Minho segara mengubah posisinya menjadi duduk menghadap hyungnya itu.

“Maksudmu hyung?”

“Kalau aku yang menjadi membermu, aku juga akan melakukan hal yang sama seperti yang Kibum lakukan padamu. Tidak, mungkin akan lebih parah dibandingkan apa yang ia lakukan. Aku tidak akan segan untuk menjodohkan Hyura pada namja lain atau memperkenalkannya pada sahabat-sahabatku.”

“Ya, hyuung..” rengek Minho karena merasa Donghae tidak berada di pihaknya.

“Ya, tunggu dulu. Aku belum selesai bicara.” Potong Donghae. “Hyura adalah gadis yang baik dan ceria. Jangankan kau, kami para member Super Junior pun seakan bisa mendapatkan suntikan semangat dari keceriaan yang ditampilkannya. Tapi, belakangan memang aku pribadi merasa seperti ada sesuatu  yang tenggelam dari wajah ceria gadis itu. Keceriaan yang ditampakkannya seperti tertutup oleh kabut sendu. Ia harus menjadi dewasa karena tuntutan keadaan. Hal yang sama dengan yang ku lihat walaupun ia berkencan dengan Jongin dulu.” Lanjut Donghae. Minho terdiam. Wajahnya terlihat murung. “Minho-ya, kurasa ia juga butuh kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Ia juga perlu bebas memilih.”

“Jadi menurutmu, apa yang kulakukan saat ini adalah salah hyung?”

“Bukan maksudku apa yang kau lakukan padanya selama ini adalah salah. Aku mengerti bagaimana kekahwatiranmu padanya. Bagaimana ketakutanmu kalau ia sampai berpaling pada yang lain lagi seperti dulu, hanya saja tidak kah kau berfikir? Kalau apa yang kau lakukan adalah membuat gadis itu terus menunggu dirimu yang sampai saat ini masih terjebak dengan komitmen yang sengaja kau buat? Semuanya sudah jelas Choi Minho, sebenarnya kau merasa sakit dengan pilihamu ini, tapi kau tetap memaksakan.” Tambah Donghae bijak.

“Hyung..” ujar Minho.

“Bukankah ini menyakiti kalian berdua? Kau menyakiti dirimu sendiri dan juga menyakitinya?”

“Jadi, hyung...”

“Lakukan yang terbaik yang mampu kau lakukan. Jangan menunda waktu untuk mengatakan yang sebenarnya saat ini. Sebelum semuanya terlambat dan kau harus merasakan kembali gadis itu diambil oleh orang lain.” Nasihat Donghae.

“Molla hyung. Sejujurnya semuanya bukan seperti itu. Aku hanya sedang tidak bisa berfikir jernih untuk melakukannya.”

“Semua kembali padamu. Yang perlu kau tahu, apa yang para membermu lakukan adalah bentuk perhatian mereka padamu. Mereka mencoba untuk jujur menyampaikan semuanya padamu tanpa ada yang mereka sembunyikan. Dan kurasa selama ini juga Hyura selalu jujur padamu.”

Selanjutnya, Minho hanya bisa tersenyum getir menanggapi apa yang Donghae katakan padanya sejak tadi. Kembali mengingat kalau semua yang Donghae katakan padanya itu adalah benar. Serta bagaimana sikap Hyura  padanya belakangan ini. Ya, ia menyadari kalau selama ini semuanya mungkin memang sudah diluar batas. Apa yang dilakukannya sudah keterlaluan. Mungkin saat inilah ia harus melakukannya.

“Hyung terima kasih atas nasihatmu tadi. Aku kembali lebih dulu ke dalam, kau bisa melanjutkan kencanmu kembali dengan Yoona noona.” Ujar Minho pamit.

“Baiklah, tenangkan dirimu dulu, Minho-ya. Aku tidak bermaksud mengguruimu atau apapun. Aku hanya ingin bisa melihat kau dan Hyura sama-sama tersenyum ceria seperti dulu. Kalau kau ingin melakukannya, dinginkan kepalamu terlebih dahulu dan jauhkan perasaan cemburumu itu.” balas Donghae bangkit mengajak sang dongsaeng untuk turut berdiri.

“Geurae hyung. Aku pamit, sampaikan salamku pada Yoona noona.” Pamit Minho.

Minho pun melangkahkan kakinya meninggalkan Donghae yang juga sudah berjalan masuk menuju lobby apartemen untuk langsung menuju dorm SNSD. Merasa sedikit penat dengan segala hal yang saat ini berkelibatan di kepalanya, Minho pun memilih untuk menuju sebuah minimarket di dekat apartemennya untuk membeli sebotol minuman isotonik. Setelah membayar minuman yang dinginkannya itu, ia kembali melanjutkan langkahnya menuju dorm.

Keningnya bertaut samar ketika ia melihat sebuah mobil range rover bewarna putih yang sudah dikenalinya dengan mobil milik leader Infinite, Sunggyu. Namun, hal lain yang membuatnya terkejut adalah bukan keberadaan mobil itu di area parkir apartemen dormnya, melainkan sosok namja tinggi yang sedang membukakan pintu bagi seorang gadis. Sosok namja dan yeoja yang sudah sangat dikenalinya. Tanpa banyak berfikir, ia segera melangkahkan kakinya menuju kedua orang yang sudah sangat dikenalinya itu.

“Im Hyura.” panggil Minho dengan nada yang menegaskan kalau namja itu marah dengan apa yang baru saja dilihatnya, bahkan panggilan itu pun terdengar menakutkan bagi Sungyeol yang menatapn namja itu terkejut.

“Oppa..” balas sang gadis dengan ekspresi yang tak kalah terkejutnya.

“Heol?! Jadi ini temanmu selama ini?” tanya Minho dingin.

“Oppa..”

***** 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK