home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > By Your Side

By Your Side

Share:
Author : khaiicheen
Published : 03 Sep 2015, Updated : 22 Aug 2017
Cast : SHINee - Minho Im Hyura (OC) Infinite - Sungyeol
Tags :
Status : Ongoing
4 Subscribes |10872 Views |9 Loves
By Your Side
CHAPTER 14 : Started

By Your Side

Part – 14

Author : tiara ekha (@khaiicheen)

*****

Started

Sejak pertemuan Minho, Hyura, Sungyeol kemarin siang, Minho terlihat semakin memprotect gadis itu. Ia merasa gelisah ketika sudah melihat langsung bagaimana terbukanya Sungyeol untuk mendekati Hyura, ia takut kalau ketakutannya selama ini akan terjadi kembali. Hyura berpaling pada yang lain. Maka, sejak hari itu Minho selalu mengantar Hyura pulang. Tidak membiarkan gadis itu pulang sendiri.

Dan bagi Hyura, ia merasa tidak akan pernah tahu mengenai apa yang akan terjadi dengan hubungannya dan juga Minho. Sampai saat ini, yang bisa ia lakukan hanyalah bersyukur saja, walaupun sebenarnya terkadang ia merasa jengah dengan ketidak jelasan hubungannya dengan Minho. Namja itu membatasinya, layaknya seorang namjachingu yang menjaga ruang gerak sang gadis.

Hyura memang tidak mengeluh dengan apa yang dilakukan Minho terhadapnya, cenderung berterima kasih, karena ia bisa mendapatkan perhatian masa kecilnya dari Minho seperti dulu. Namun terkadang rasa kesal itu muncul ketika Minho sudah mulai berlebihan membatasinya ini dan itu. Sepeti ketika gadis itu mempersiapkan barang bawaannya untuk menemani SHINee menuju Brazil semalam. Ketika Minho mengantarkan Hyura pulang sekembalinya mereka menjenguk Onew yang akan melakukan operasi di rumah sakit.

"Tidak ada hot pants ataupun pakaian yang terlalu terbuka. Gunakan saja celana jeans panjang dan kaos ataupun kemeja." Ujar Minho ketika ia menemani Hyura bersiap di rumahnya.

"Eiys, disana sedang musim panas oppa. Terlalu panas jika harus menggunakan pakaian serba panjang." Keluh Hyura, gadis itu tengah merasa bingung dengan sikap Minho yang berubah drastis seperti itu. Ia tahu memang Minho bertujuan untuk menjaganya, tapi caranya kali ini sangat aneh.

"Dengarkan aku saja. Aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu nanti. Terlebih kali ini hampir semua group yang ikut serta adalah group pria."

"Tapi ada Ailee juga oppa."                      

"Aku tidak menerima protesmu. Lebih baik berjaga-jaga bukan?"

"Ruang gerakku tidak akan nyaman kalau aku memakai baju panjang, oppaku sayang." Balas Hyura duduk dihadapan Minho lalu mencubit pipi namja itu gemas. "Aku tahu kau mengkhawatirkanku, terima kasih untuk itu. Tapi kau tenang saja, toh selama ini pun tidak ada masalah bukan." Balas Hyura tenang.

"Baiklaah, tapi janji untuk tetap menjaga dirimu disana. Tidak macam-macam ataupun tebar pesona pada yang lain." Ujar Minho.

"Eoh? Aku tidak salah dengar? Aku kan bukan idol oppa. Untuk apa dan dengan siapa juga aku akan tebar pesona. Sepertinya kata-kata itu lebih cocok diberikan padamu." Balas Hyura.

“Anniyo, khusus untukkmu jangan menebar pesona dihadapan para member Infinite. Kau mengerti?” ujar Minho memegang kedua pipi Hyura.

 “Eiys, memangnya kenapa oppa? Ada apa? Kau cemburu?” goda Hyura.

“Anniyo. Hanya saja aku tidak bisa mengawasimu dengan sering ketika berada disana nanti.”

“Aku tidak berjanji. Tapi akan kuusahakan. Lagipula mereka kan sahabatku oppa, sahabat kalian juga.” Balas Hyura menurunkan kedua tangan Minho dari pipinya dan menggenggam tangan namja tu. “Aku akan melakukannya semampuku oppa. Kau tidak perlu khawatir.”

Kembali pada situasi saat ini. Sekarang, Hyura beserta tim staff SHINee lainnya sudah berada di pintu keberangkatan luar negeri bandara kebanggan Seoul, Incheon. Kali ini, tim staff SHINee yang ikut serta dalam gelaran konser Music Bank in Brazil hanya 4 orang. Hyura, Kyungshik, Raemi dan satu coordi pembantu, Yookyung. Dan dalam keberangkatan kali ini, sudah dipastikan sang leader tidak ikut serta, karena kemarin malam Onew baru saja melakukan operasi polip vocal dan moksua pita suaranya.

Seperti biasa, Hyura beserta Raemi dan juga Yookyung sudah lebih dulu berada di depan pintu ruang keberangkatan dibandingkan kelima member SHINee dan Kyungshik yang baru saja masuk dari pintu utama. Sepintas, Hyura melihat gadis bersurai merah yang sudah sangat dikenalnya, Sunhee. Yeoja itu berada diantara salah satu rombongan tim staff idol yang ikut dalam konser kali ini. ya, sudah bisa dipastikan kalau ia berada di dalam rombongan staff sang kakak, Infinite.

“Eonni..” panggil Hyura menghampiri gadis itu.

“Hyura-ya, annyeong.” Balas Sunhee.

“Hanya sendiri?”

“Nde, diculik oleh manager oppa untuk menjadi coordi dadakan hari ini.”

“Baiklah, setidaknya ada yang menemaniku disana nanti. Tidak menjadi yeoja yang di protect secara khusus disana.” Ujar Hyura senang. “Dimana para member Infinite?”

“Eiys, sudah tidak sabar ingin bertemu dengan choding oppa?” goda Sunhee.

“Eoh? Anniyo. Hanya menanyakan saja. Eonni, tolong jangan terlalu membahas mengenai Sungyeol oppa ketika bersama dengan para member SHINee. Bisa membantuku untuk melakukan itu?” pinta Hyura.

“Wae? Minho oppa?” Hyura mengangguk. “Baiklah, tapi aku tidak bisa berjanji. Kau tahu sendiri bukan kalau para member Infinite itu suka sekali memancing keadaan. Terlebih Hoya oppa dan duet maut Woohyun dan Kibum oppa.”

“Gwenchana eonni. Kalau mereka sudah memulainya aku tidak bisa melawan. Untukku pribadi tidak masalah, hanya saja sedikit tidak enak dengan perasaan Minho oppa.” Ujar Hyura.

“Arasso. Aku mengerti sayang. Tenang saja.” Balas Sunhee.

“Baiklah, kita bertemu lagi di pesawat nanti.” Ujar Hyura hendak pamit.

“Bertemu di hotel sesampainya disana saja, Hyura-ya. Member Infinite masih belum mengetahui kalau aku ikut dengan mereka kali ini. Kau mengerti kan kalau aku diculik oleh tim mereka?” tanya Sunhee.

“Ah, baiklah eonni. Sampai bertemu lagi kalau begitu.” Balas Hyura lalu keduanya pamit ketika Sunhee sudah diminta untuk masuk ke dalam pesawat lebih dulu. Sedangkan Hyura menunggu para member SHINee dan Kyungshik untuk masukmbersama menuju pesawat.

******

Seluruh idol pengisi acara Music Bank in Brazil berserta staff mereka sudah tiba di bandara Internasiona Rio De Janeiro, Brazil. Setelah keluar dari pesawat dan mereka mengurus keperluan imigrasi masing-masing. Para idol seperti Ailee, MBLAQ, C.N Blue dan B.A.P telah lebih dulu masuk kedalam bis mereka dan lebih dulu berangkat menuju hotel. Sedangkan SHINee dan Infinite, kedua idol group ini akan berada di dalam satu bis yang sama.

Suara ribut sudah mulai terdengar ketika ketujuh namja tampan Infinite itu memasuki bus dan menduduki kursi mereka masing-masing. Seperti yang kalian tahu, Sungyeol lah namja paling tidak bisa diam diantara mereka, terlebih ketika ia sudah melihat Hyura ada di dalam rombongan staff SHINee ketika di bandara tadi. Namun sayang, selama di dalam pesawat tadi, ia tidak bisa bertemu dengan gadis itu, karena Minho selalu berada disamping gadis itu. Menjaganya dan meminta gadis itu untuk beristirahat.

 “Aku sangat bangga dan semakin menyayangi Inspirit hyung. Aku salut dengan mereka, mereka rela menunggu lama untuk menjemput kedatangan kita.” ujar Sungjong sambil melambaikan tangan pada Insprit yang ada di luar bus.

“Iya, aku sangat menghargai mereka.” Sahutku L pendek.

“Hyung, bukankah itu Sunhee noona.” Seru Sungjong tiba-tiba.

“Mana? Sunhee ikut dalam rombongan kita kali ini?” ujar Sungyeol kaget sambil ikut menghambur ke arah jendela yang ditunjuk Sungjong. “Baiklah, akan ada yang menemaniku bertemu dengan Hyura nanti.”

“Masih saja belum berani bergerak sendiri. Dia sudah memberikan sinyal positif padamu, Yollie-ah.” Ujar Woohyun menghampiri ketiganya. “ Sunggyu hyung, Sunhee ikut dalam rombongan kita kali ini? kenapa dia tidak mengabari kita?” seru Woohyun.

“Aku tidak tahu. Dia tidak memberikan kabar kepadaku. Aku fikir dia sedang berada di rumah. Baru saja aku mau memintanya untuk mengajak Minji pergi karena aku tidak ada.” Sahut Sunggyu.

“Eiys, bukan seperti itu. Hanya rasanya agak sulit bertemu dengannya kalau ia sedang berada diantara member SHINee. Terlebih lagi jika ia berada di dekat Minho.” balas Sungyeol lemah.

Suara tawa khas milik Dongwoo teredengar diantara mereka. “Jadi, kau takut dengan Minho?” goda namja berbibir tebal itu.

“Eoh? Takut? Memangnya siapa dia? Aku tidak takut, hanya enggan saja kalau ia sedang berada di dekat Hyura. Pandangannya sangat menyeramkan, seperti aku adalah ancaman yang akan mengambil gadisnya saja.” Ujar Sungyeol polos.

“Memang kau mengancam keberadaan gadis itu dari sisinya.” Balas Sunggyu.

“Maksudmu, hyung?” seru Sungyeol.

“Sudahlaah, lupakan saja. Aku lelah kalau harus menjelaskannya padamu. Sudah berkali-kali dijelaskan tapi kau tidak menangkapnya juga.” Seru Woohyun gemas.

“Yaa, hyung. Aku sungguh tak mengerti.” Balas Sungyeol.

“Yaa, bisa hentikan pedebatan kalian tentang gadis itu? Aku ingin istirahat. Kalau kalian ingin membicarakannya, jangan di tempat ini.” seru L dingin. Namja itu terganggu dengan perdebatan membernya itu, terlebih juga membahas mengenai membe SHINee disana.

*****

“Noona, kenapa kau tidak memberitahu kami kalau kau ikut kesini?” seru Sungjong to the ponit ketika Sunhee baru saja naik.

“Aah, mian Sungjong-ie aku lupa memberi tahumu. Lagipula sama saja kan, kita sudah bertemu sekarang.” Ucap Sunhee tersenyum sambil mengelus pundaknya.

“Sebagai balasannya kau harus menemaniku sampai hotel dan saat rehersal nanti. Aku tidak terima protes darimu.” Rengek Sungjong.

“Eiys, andwe. Sunhee akan menemaniku khusus hari ini sampai dengan rehersal selesai.” Potong Sungyeol menggamit lengan Sunhee.

“Andwe hyung. Noona akan menemaniku hari ini.” protes Sungjong.

“Ya, tidak bisakah kalian ini diam tidak memperebutkan Sunhee? Aku pusing mendengarnya.” Seru L dingin membuat Sunhee kaget. Namun, tak lama Sunhee menunjukan senyuman yang dipaksakan. Sungyeol menyadari hal itu.

“Mian, oppa, Jongie-ya. Tapi hari ini aku ikut untuk membantu Yoo Jung eonnie menjadi coordi kalian. Aku tidak bisa menemanimu Jong-ie ataupun kau oppa.” Balasku sambil tersenyum.

“Baiklah, berati kali ini aku benar-benar harus melakukannya sendiri, tanpa bantuan.” Balas Sungyeol.

“Sepertinya memang harus seperti itu, Sungyeol-ah. Mau sampai kapan selalu mengandalkan Sunhee untuk mendekatkanmu dengan Hyura.” seru Hoya santai dari kursinya sambil memejamkan matanya. Mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

“Oh iya, kenapa kau bisa berada bersama kami sekarang? Kenapa tidak mengabari kami kalau kau ikut dalam rombongan ini?” tanya Sungyeol.

“Manajer oppa baru memberitahuku semalam, aku lupa untuk memberitahukanmu. Aku fikir tadi kita akan sempat bertemu di bandara, namun aku sampai duluan dan harus membantu yang lain mengurus keperluan kalia. Mian oppa.” Jelas Sunhee.

“Hyung, kita menunggu siapa lagi?” seru Sunggyu pada salah satu staff panitia yang sedang berkomunikasi dengan walkie talkie.

“Kita masih harus menunggu para member SHINee, mereka masih belum dapat keluar karena banyaknya fans yang menunggu mereka. Tapi sebentar lagi mereka akan segera sampai.” Jelas staff tersebut.

“Kita satu bis dengan SHINee?” tanya Sungyeol antusias.

“Ya, Lee Sungyeol. Bisa pelankan suaramu?” protes Woohyun.

“Mian, hyung. Aku hanya terlalu bersemangat.”

Tidak lama berselang pintu bus terbuka, para member SHINee, Hyura, Kyungshik, Raemi dan Yookyung masuk ke dalam bus. Kyungshik, Raemi dan Yookyung sudah lebih dulu duduk di kursi depan bersama dengan manager Infinite dan staff mereka. Sedangkan Hyura dan keempat member SHINee memilih kursi dibagian belakang. Itu pun karena Minho menarik gadis itu untuk berada disampingnya. Kelimanya terlihat sangat lelah namun masih mencoba tersenyum untuk menyapa member Infinite.

“Annyeong oppa..” seru Sunhee ketika Minho, Jonghyun dan Key melewatinya untuk menuju tempat duduk mereka. “Annyeong, Hyura-ya. Kita bertemu disini rupanya.” Lanjutnya pada Hyura.

“Nde eonni. Aku tidak mengira kita akan satu bus.” Balas Hyura. “Annyeong Sungjong-ah.” Sapa Hyura juga pada Sungjong ramah. Namja manis itu hanya membalas dengan senyumannya. Senyuman yang cantik, seperti senyuman Taemin.

“Annyeong, Sunhee-ya. Kita bertemu lagi disini. Tapi kali ini tidak kembali dalam rangka diculik lagi bukan?” Balas Jonghyun ramah.

“Tidak diculik oleh mereka, oppa. Tapi di culik oleh tim mereka.” Balas Sunhee enteng.

“Seprtinya mereka senang sekali menculikmu. Ah iya, sayang sekali onew hyung tidak dapat ikut kali ini.” bisik Jonghyun jahil di telinga Sunhee.

“Apa terjadi sesuatu lagi dengannya, oppa?” tanya Sunhee khawatir.

“Gwenchana eonni. Jinki oppa baik-baik saja. Tapi karena satu dan lain hal ia tidak bisa ikut dalam penampilan kali ini. kesehatannya belum terlalu baik.” Jelas Hyura, namun disaat yang bersamaan, Sungyeol menghampiri gadis itu yang masih berdiri.

“Tidak lelah berdiri terus, Hyura-ya? Mau duduk disebelahku? Disana masih kosong.” Ajak Sungyeol.

“Raa-ya, kajja.” Seru Minho menarik tangan gadis itu untuk segera duduk.

“Eoh? Mian oppa. Sepertinya aku duduk di belakang saja. Bersama dengan member SHINee. Kalau ada kesempatan lagi, aku akan duduk denganmu.” Balas Hyura tidak enak.

“Aah, baiklah. selamat beristirahat kalau begitu.” Ujar Sungyeol lemas dan kembali ke tempat duduknya. Menarik hoddie jumper yang dikenakannya dan memasang headphone di telinganya.

“Hwoaaa, poor Sungyeol. Tidak akan semudah dan seleluasa biasanya.” Komentar Dongwoo.

“Ya, Choi Minho. Bisa bersikap biasa saja. Terlalu menjaganya sekali. Memang Hyura masih anak kecil.” Ujar Key gemas. “Sunhee-ya, sampaikan maaf kami atas sikap Minho tadi pada Sungyeol. Aku merasa tidak enak dengannya.” Lanjut namja bermata kucing itu.

“Nde, oppa. Setibanya di hotel nanti akan kusampaikan padanya.” Balas Sunhee.

“Im Hyura, kajja.” Tarik Minho lagi tanpa mempedulikan komentar Key.

“Geurae, oppa. Chankam.” Balas Hyura. “Kibum oppa, gwenchana. Dan eonni, aku pamit ke belakang lebih dulu. Selamat beristirahat.” Pamit Hyura.

*****

Hyura POV

Ada apa dengan Minho oppa? Kenapa ia menjadi dingin seperti ini? Sejak semalam, ia tak henti-hentinya memintaku ini dan itu. mengingatkankku untuk tidak tebar pesona di depan member Infinite? Ada apa dengannya? Lalu sejak di pesawat tadi pun seperti itu, aku tidak boleh berada jauh darinya. Harus selalu ada bersamanya, menemaninya. Raemi eonni dan Kibum oppa sampai gemas dengan sikapnya. Sebenarnya memang tidak masalah bagiku, hanya saja, ya, ini agak sedikit mengganggu.

“Ingat dengan apa yang kuminta padamu semalam bukan?” ujarnya ketika kami baru saja duduk di kursi kami.

“Arraso, oppa. Sudah berapa kali kau mengingatkanku sejak semalam?” balasku.

“Baiiklah, aku hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu.” Ujarnya.

Ya, aku mengerti kalau ia ingin menjagaku dan mengkhawatirkanku. Tapi rasanya untuk kali ini sudah agak keterlaluan. Ini bukan dirinya yang biasa. Minho oppa yang selalu menjagaku bukan yang seperti ini. Ada apa dengannya sebenarnya?

“Oppa..” panggilku.

“Wae?” sahutnya sambil memejamkan mata dengan telinga yang sudah dipasang headset miliknya.

“Oppa..” panggilku lagi lalu melepaskan headset yang dikenakannya di sebelah kanan.

“Wae, Raa-ya?” tanyanya menoleh padaku.

“Bisa tidak sedingin tadi di depan para member Infinite, khususnya Sungyeol oppa? Aku merasa tidak enak dengan mereka.” Ujarku. Ia hanya diam menatapku. “Oppa, kau mendengarkanku, kan?”

“Nde, aku mendengarkanmu. Tapi rasanya aku bersikap biasa saja dengannya tadi.” Balasnya sedikit dingin.

“Tapi itu bukan dirimu yang biasanya oppa. Kau tidak seperti itu kepada mereka sebelumnya.” Ujarku. “Oppa, aku tahu kau khawatir denganku, tapi bukan seperti ini caranya. Tolong hargai pekerjaanku dan hakku yang lain untuk berteman dengan siapa saja.”

*****

Minho POV

“Tapi itu bukan dirimu yang biasanya oppa. Kau tidak seperti itu kepada mereka sebelumnya.” Ujar Hyura. “Oppa, aku tahu kau khawatir denganku, tapi bukan seperti ini caranya. Tolong hargai pekerjaanku dan hakku yang lain untuk berteman dengan siapa saja.”

Kau menyadari itu, Raa-ya? Tapi kenapa kau tidak menyadari kalau aku kesal jika kau berada di dekat member Infinite, khususnya si anak kecil Sungyeol itu. Sejujurnya, semakin kesini, aku semakin takut kau akan menginggalkanku, terlebih ketika melihat kau sangat ceria dan akrab sekali dengan Sungyeol. Senyuman yang kurindukan nampak dari wajahmu 7 tahun yang lalu itu muncul lagi, namun ketika kau bersamanya.

“Oppa..” panggilnya. “Mengerti maksudku bukan?”

“Eoh? Mian kalau membuatmu tidak nyaman. Dan untuk masalah tadi, aku hanya merasa risih dengan sikapnya padamu. Berani sekali dia mengajakmu duduk bersamanya, sedangkan kau sedang menemaniku juga.” Balasku. Entah apa yang aku katakan. Terserahlah.

“Wae? Kau cemburu?” tanyanya langsung. “Oppa, Sungyeol oppa mengajakku tadi sebagai ajakan teman. Tidak lebih. Kalau kau cemburu, katakan saja. Tapi jangan melakukannya seperti tadi. Ia mungkin sedikit merasa tidak enak dengan sikapmu padanya tadi.” Ujarnya.

“Nde, aku cemburu. Cemburu melihatmu dekat dengannya. Melihat dirinya yang ternyata lebih berani mendekatimu dibandingkan yang kukira.” Balasku. Jujur, ya, mungkin aku memang harus jujur padanya.

“Apa aku tidak salah dengar, oppa? Kau cemburu? Untuk apa? Aku kan dongsaengmu, oppa. Ku rasa kata cemburu itu terlalu berlebihan.” Balasnya.

Apa katanya? Berlebihan? Raa-ya, kenapa kau menyadari perubahanku yang sangat sensitif ketika kau bersama Sungyeol, tapi tidak menyadari perasaanku padamu saat ini? Kau serius?

“Baiklah, terserahmu saja. Intinya aku tidak terlalu suka melihatmu bersama dengan Sungyeol. Kau mengerti itu?” balasku malas. “Sudah, aku ingin tidur sekarang. Bangunkan aku ketika sampai di hotel.” Pintaku mengakhiri perdebatan itu. “Dan, tetap disini. Aku pinjam bahumu.”

“Nde, oppa. Baiklah kalau itu yang kau inginkan.”

******

Mungkin perjalanan konser kali ini adalah perjalanan yang bukan hanya menguras tenaga bagi Minho, tapu juga menguras perasaan dan emosinya untuk bekerja dua kali lebih sabar dibandingkan biasanya. Ujian mentalnya dimulai sejak ini. Berada di dalam satu bus bersama dengan member Infinite, berada di satu lorong kamar hotel yang sama dan melihat bagaimana Hyura semakin akrab dengan Sungyeol, terutama ketika ada Key dan Woohyun di dekat mereka.

“Baiklah. Aku akan segera menemuimu disana.” Ujar Taemin memutuskan panggilan telfonnya dengan seseorang.

“Siapa yang menelfonmu?” tanya Minho.

“Hyura, dia memintaku ke kamar Kibum dan Jonghyun hyung. Wae?”

“Dwesso.”

“Ada apa dengan wajahmu, hyung? Tumben sekali tidak bersemangat ketika aku menyebut Hyura. Wae? Sepertinya kau juga tidak terlihat baik sejak tiba disini tadi?” tanya Taemin dari tempat tidurnya. Di setiap kesempatan konser, duo 2min ini memang selalu di tempatkan di kamar yang sama.

“Anniyo, hanya lelah saja. Sudah jangan menggangguku.” Balas Minho dingin.

“Wae hyung? Ceritalah padaku. Kau kan juga sering mendegarkan ceritaku. Berbagilah.” Ujar Taemin.

“Gwenchana. Tidak ada yang terjadi.” Balas Minho dingin.

“Hyung, apa yang salah denganmu? Kenapa menjadi mendadak dingin seperti ini?” Minho tidak menjawab. “Baiklah, terserahmu saja. Aku keluar dulu kalau begitu. Dan ingin menemu Hyura, kau ingin menitipkan sesuatu untuknya?”

“Ya sudah. Tinggalkan aku sendiri. Aku ingin istirahat saja.” Balas Minho.

Di saat yang sama, namun tempat yang berbeda. Hyura sedang mengobrol dengan Key di kamarnya. Namja itu adalah salah satu pengagas kedekatan Hyura dengan Sungyeol, bersama sang sahabat Woohyun. Dan namja itu juga tidak sengaja mendengar perdebatan kecil di dalam bus ketika mereka akan berangkat dari bandara menuju hotel tadi.

“Aku dengar kalian sempat berdebat kecil ketika di dalam bus tadi. Wae?” tanya Key.

“Kau mendengarnya oppa?” balas Hyura. Key mengangguk.

“Waeyo? Dia kembali bersikap sepertri itu?”

“Hmm..” Hyura menarik napasnya dalam. “Seperti itulah. Ia mengatakan kalau ia cemburu melihatku dekat dengan Sungyeol oppa. Dan katanya, ia tidak menyangka kalau Sungyeol oppa lebih berani dibandingkan apa yang ia pikirkan.”

Key tertawa. “Dasar pangeran kodok. Jaga saja terus gengsimu itu. Sudah semakin terpojok baru mau mengatakannya.” Ujar namja itu.

“Waeyo oppa? Kenapa kau tertawa seperti itu?”

“Tidak kah kau menyadari kalau ia sebenarnya menyukaimu juga. Hanya saja ia terjebak dengan oppa-dongsaeng zone yang dibuatnya sendiri?” tanya Key.

“Molla, oppa. Aku menyadari itu, hanya saja aku tidak mau untuk terlalu berharap lebih lagi seperti dulu. Aku belum siap untuk merasakannya lagi. Itu terlalu menyakitkan dan membuatku merasa bersalah.” Balas Hyura.

“Arraso. Aku mengerti apa maksudmu. Tapi, aku lebih setuju dengan sikapmu yang seperti ini. Jalani saja hubunganmu dengan Minho seperti yang ia inginkan. Menjadi oppa-dongsaeng seperti ini keinginannya bukan? Dia yang memintanya. Walaupun sebenarnya aku tahu, kalau ia menyayangimu lebih dari itu.” ujar Key menepuk bahu Hyura pelan. “Dan untuk keakrabanmu dengan Sungyeol, menurutku kau lanjutkan saja komunikasi dan keakraban diantara kalian. Aku melihat kau bisa tersenyum ceria dan lepas ketika bersamanya. Berbeda ketika kau berada di dekat Minho.”

“Ah, untuk itu oppa. Boleh aku sedikit bercerita denganmu?” Key mengangguk. “Sungyeol oppa memang berbeda dengan Minho oppa. Karakter keduanya sangat berbeda. Minho oppa bisa membuatku nyaman dengan cara dan perhatiannya, tapi dengan Sungyeol oppa, aku nyaman dengannya ketika ia sudah menunjukkan sifat cerianya, sifat kekanakan yang dimilikinya.”

“Kau menyukainya?” tembak Key.

“Eoh? Anniyo. Mungkin menyukai sebagai sahabat untuk saat ini.” balas Hyura.

“Kalau kau merasa nyaman, lanjutkanlah. Jangan mengurung perasaanmu sendiri nona Im. Aku tahu kau juga lelah dengan ketidak pastian hubunganmu dengan Minho. Jinki hyung menceritakannya padaku.” Ujar Key.

“Oppa, aku tidak ingin di cap sebagai gadis yang buruk. Mempermainkan perasaan orang lain. Dulu Jongin, apakah tidak jahat kalau itu juga terjadi pada Sungyeol oppa?”

“Itu bukan salahmu, saeng. Dan untuk Jongin dan Sungyeol, kurasa ini berbeda cerita. Kalau ketika dengan Jongin dulu, mungkin memang bisa dikatakan pelarian, karena kau dengan cepat menjalani hubungan dengannya tidak lama setelah Minho mengatakan kalau ia hanya menganggapmu sebagai adik, tapi kurasa juga itu karena Jongin yang menginginkannya. Jongin tahu kalau hubunganmu saat itu dengan Minho sedang tidak dalam keadaan yang baik, maka ia masuk dengan tujuan bisa mengantikan posisi Minho di hatimu. Ya, walaupun sebenarnya ia menyadari kalau itu harus dilakukannya dengan sedikit memaksakan.” Ujar Key dengan gaya khasnya.

“Lalu dengan Sungyeol oppa?”

“Kalau dengannya? Hmm, kurasa hatimu sendiri yang bisa menjawabnya. Sungyeol mencoba akrab dan mengenalmu dengan caranya sendiri. Tidak berusahan untuk menjadi orang lain, dan tetap menjadi dirinya. Bahkan sampai saat ini ia belum tahu mengenai hubungan pelikmu dengan Minho, bukan? Dan kau tidak perlu khawatir, akku tidak akan memberitahukannya mengenai masalah itu. Biarlah kau sendiri yang mengatakannya, kalau kau memang merasa perlu untuk mengatakannya. Dan yang aku tangkap dari apa yang kau ceitakan dan muncul dalam sikapmu kali ini, kau memang menikmatinya, menikmati segala bentuk keceriaan yang ia tunjukkan padamu. Kenyamanan yang nyata mulai dari seorang sahabat.” Lanjut Key.

“Geurae, terima kasih untuk saranmu, oppa.” Balas Hyura.

“Dan, ada hal lain yang ingin kusampaikan padamu juga.”

“Mwo?”

“Maafkan kami kalau terkadang kami keterlaluan menggodamu di depan Minho. Sejujurnya, aku, Jinki hyung, Jonghyun hyung dan Taemin memang sedikit gerah melihat sikap Minho padamu. Maka, kami sering sekali memancing emosinya untuk menunjukkan hal itu. Menunjukkan kalau ia menyukaimu dengan berbagai cara gila yang memang sengaja kami ciptakan. Mengungkit hubunganmu dengan Jongin dulu ataupun kedekatanmu dengan Sungyeol saat ini.”

“Oppa..” ujar Hyura terharu.

“Kami terlalu jahat?” tanya Key.

“Anniyo. Gomawo sudah mau membantuku untuk hal itu. Aku sudah menyadari itu.” balas Hyura.

“Cheonmaneyo, Im Hyura. Kami hanya ingin mellihatmu bahagia saja, karena kami sudah menganggapmu sebagai adik kami diluar pekerjaanmu sebagai asisten manager kami.” Ujar Key lembut mengelus rambut Hyura. “Oh iya, mau bekerja sama dengan kami?” sebuah ide jahil muncul di kepala namja itu.

“Maksudmu?”

“Tapi aku tidak menanggung kalau ternyata perasaanmu berubah. Pilihannya ada ditanganmu. Bahagialah dengan pilihan yang memang bisa membuatmu bahagia.”

****

Saat ini, Hyura dan Sunhee tengah berada di lorong kamar hotel, dimana SHINee dan Infinite menginap. Kedua gadis itu diminta untuk memanggil para member mereka untuk segera bersiap menuju vennue acara, melakukan rehersal penampilan mereka malam nanti. Setelah selesai memanggil keempat member SHINee di kamar mereka masing-masing, Hyura menemani Sunhee memanggil ketujuh member Infinite di kamar mereka. Itu pun, karena Key yang menyuruhnya. Melaksanakan ide jahil yang sudah dikatakan namja itu sebelumnya.

Hyura dan Sunhee berjalan menuju kamar Woohyun oppa dan Sungjong. Ketika keduanya mengetuk pintu dan masuk kedalammnya, betapa kagetnya kedua yeoja itu. Betapa berantakan kondisi kamar yang baru saja mereka injakkan. Seperti kapal pecah dengan bantal dan kursi tidak pada tempatnya. Keenam member yang berada di dalamnya sedang bercanda sambil saling melempar bantal satu sama lain. Dan salah satu bantal yang dilempar itu tidak sengaja mengenai kepala Hyura.

“Oppa-deul, ige mwoya? Astaga, ada apa dengan kalian? Berantakan sekali. ” Seru Sunhee dengan berkacak pinggang. “Kalau Yoo jung eonnie melihat ini pasti dia akan marah besar. Dan lihat apa yang kalian lakukan?” lanjut gadis itu lalu menaruh bantal yang mengenai Hyura di salah satu kursi dengan kasar.

Hal itu sontak membuat Sungyeol panik, karena ialah pelaku pelempar bantal yang tidak sengaja mengenai Hyura itu. Namja itu bangkit dari posisinya, mengampiri Hyura dan melihat keadaan gadis itu. “Gwenchana? Mian, aku tidak sengaja melemparnya tadi.”

“Hmm, gwenchana oppa. Hanya kaget saja.” Balas Hyura.

“Jinjja gwenchana?” tanya Sungyeol lagi. Hyura mengangguk lalu tersenyum, meyakinkan Sungyeol kalau ia baik-baik saja.”

“Bukankah sudah kubilang sejak tadi untuk tidak bercanda seperti anak kecil. Lihat apa yang kau lakukan padanya itu.” seru sang leader dari tempat tidurnya.

“Hyura-ya, mian. Kami tidak sengaja tadi.” Ujar Sungjong.

“Nde, gwenchana Sungjong-ah.” Balas Hyura.

“Oppa, cepat kalian rapihkan ini semua sebelum aku menelfon Yoojung eonni.” Ancam Sunhee mengeluarkan ponselnya.

“Eiys, jangan menelfonnya. Kami akan merapihkannya nanti.” Tahan Sungyeol lalu mengajak Hyura masuk lebih dalam kedalam kamar yang amat sangat berantakan itu.

“Oh iya, oppa. Aku minta maaf untuk sikap Minho oppa yang kurang menyenangkan di bus tadi. Jeongmal Mianhae.” Ujar Hyura merasa bersalah.

“Ah, gwenchana, Hyura-ya. Aku mengerti kenapa Minho seperti itu. Mungkin ia ingin segera beristirahat. Tenang saja, tak perlu khawatir.” Balas Sungyeol menenangkan.

“Oh iya, ada apa kalian berdua kesini? Kami sedang bercanda tadi. Dan untuk merapihkan ini semua, nanti juga akan ada petugas yang merapihkannya.” Seru Dongwoo.

“Bukan seperti itu oppa, hanya saja ini amat sangat tidak enak dilihat. Bagaimana kalu fans kalian melihat kelakuan kalian seperti in? Tidakkah kalian malu? Ada Hyura juga disini.”

“Maka dari itu Sunhee kami hanya melakukan hal seperti ini di hotel seperti sekarang. Kalau di dorm kami tidak akan seperti ini.” lanjut Hoya oppa. “Hyura-ya, tidak apa bukan kalau melihat ini semua?”

“Gwenchana oppa. Terkadang dorm SHINee pun sering seperti ini. Aku sudah terbiasa, terlebih lagi kalian kan para namja. Tidak mungkin merapihkannya seperti yeoja.” Balas Hyura.

“Hyura-ya, mian. Ini semua ide mereka untuk bercanda seperti ini. Seperti yang Howon katakan, kami memang sudah jarang bisa melakukan hal seperti ini lagi.” Bela Sungyeol.

“Nde, oppa. Aku mengerti.” Balas Hyura ramah, membuat Sungyeol tersenyum penuh arti.

“Tidak perlu melakukan pembelaan diri macam-macam Lee Sungyeol. Awalnya ini semua kan ide gilamu.” Interupsi Woohyun mengganggu keduanya.

“Ya, hyung.” Protes Sungyeol.

“Baiklah, terserah kalian saja. Aku hanya ingin mengingatkan kalau 10 menit lagi kita akan segera berangkat ke vennue. Staff panitia memberitahuku tadi. Jadi aku harap kalian bisa segera bersiap-siap.” Ujar Sunhee menunda perdebatan para member oppanya itu.

“Mwo? 10 menit lagi?” seru Sungyeol panik. “ Kenapa tidak memberitahu dari tadi? Aku masih lelah.”

“Nde, oppa. 10 menit lagi. Staff serta para idol yang lain akan menunggu di lobby.” Ujar Hyura.

“Kau alasan saja, hyung.” Ujar Sungjong. “Bukankah kehadiran Hyura sudah bisa menghilangkan kelelahanmu itu. Aku tidak melihat raut lelahmu sejah Hyura datang tadi.” Seru Sungjong lagi.

“Ini semua kan salah kalian sendiri oppa, bukannya beristirahat tapi kalian malah bercada dengan mengacak-acak kamar seperti ini.” Seru Sunhee.

“Geure, kami akan segera bersiap-siap. Tunggu kami, Kim Sunhee dan Hyura-ya. Kalian bisa turun ke lobi bersama kami?” Seru Woohyun yang segera memasukan barang-barangnya kedalam tas sedangkan yang lain mulai meninggalkan kamar untuk menuju kamar masing-masing.

“Tunggu aku juga, Im Hyura. Aku akan mengambil barang-barangku dulu dikamar.” Pamit Sungyeol.

“Nde, oppa. Hati-hati dan teliti lagi barang-barang yang akan kau bawa. Jangan sampai tertinggal.” Ujar Hyura menepuk lembut bahu Sungyeol yang memancing suara godaan dari pra member yang lain.

“ Baiklah. Kami akan menunggu kalian di luar.” Putus Sunhee lalu melangkah keluar bersama dengan Hyura dan juga Sunggyu.

“Benar apa yang dikatakan manajer hyung. Membawamu untuk menjadi coordi memang sangat membantu. Tidak hanya membantu mereka, tapi juga membantuku. Kau lihat, para member lebih menurut dengan apa yang kau katakan dibandingkan aku.” Ujar Sunggyu “Memberku memang sangat takut padanya, Hyura-ya. Ia sedikit menakutkan, tapi hanya bisa lembut kalau di hadapan Myungsoo san Jinki saja.” Lanjutnya.

“Aku hanya mengerjakan tugasku, oppa. Aku juga hanya membantu semampuku.” Jawab Sunhee. “Dan tolong untuk tidak menyambung-nyambungkanku lagi dengan Myungsoo oppa. Kami sudah berakhir.” Balas Sunhee lemah.

“Mian, jangan terlalu dipikirkan lagi. Nikmati saja pekerjaan kali ini. Ada Hyura juga yang akan menamanimu. Semoga kau bisa melupakannya. Aku masuk dulu.” Ujar Sunggyu.

Berakhir? Apa maksud Sunhee eonni dengan kata berakhir itu? Apa ia sudah memutuskan hubungannya dengan L oppa? Pertanyaan itulah yang berkelibatan di kepala Hyura.

“Eonni, gwenchana? Apa hubunganmu dengan L oppa sedang tidak baik?” tanya Hyura hati-hati.

Sunhee menarik napas berat. “Nan Gwenchana, Hyura-ya.” Balas gadis bersurai merah itu. “Dan mengenai hubunganku dengan Myungsoo. Kami sudah berakhir. Tidak ada hubungan apa-apa lagi diantara kami.”

“Kalian bertengkar hebat? Masalah yang kemarin?” tanya Hyura. Bukan karena gadis ini ingin tahu, ia hanya menjadi terfikir kalau kejadian di rumah sakit beberapa waktu lalu menjadi berimbas pada kandasnya hubungan kedua namja dan yeoja itu.

“Bukan, ada hal lainnya.” balas Sunhee. “Bisa untuk tidak membahasnya lagi. Bantu aku untuk tidak memikirkannya lagi.” Pinta Sunhee.

“Geurae, eonni. Maaf kalau aku membuatmu mengingatnya lagi.” Sunhee tersenyum.

“Sudah, ayo kita tunggu di dekat lift saja.” Ajak Sunhee.

Keduanya menunggu para member Infinite berkumpul sambil sibuk dengan ponsel keduanya. Sebenarnya Minho sudah beberapa kali menghubungi Hyura lewat telfon, namun gadis itu memang sengaja mengubah pengaturan profile ponselnya menjadi silent, seperti yang Key minta padanya.

From : Minho oppa

Eodiyaa?

Kenapa kau belum juga berada di lobby?

Ini sudah 15 menit sejak kau meminta kami menunggu tadi.              

-----------------------------------------------------------------------------

From : Minho oppa

Im Hyura..

Nan eodiga?

Dan kenapa kau tidak mengangkat panggilan telfonku?

---------------------------------------------------------------------------

From : Minho oppa

Ponselmu mati?

Atau kau mengubah pengaturannya?

Cepat turun ke lobby.

Kami masih menunggumu disini.

------------------------------------------------------------------------

From : Kibum oppa

Im Hyura, jjang..!

Lanjutkan terus.

Minho sudah terlihat gusar sejak tadi.

Tapi kau tidak perlu khawatir, kami akan memperhatikannya dari sini.

Selamat menikmati waktu bersama Sungyeol.

Hyura hanya mampu tersenyum membaca 3 pesan dari Minho dan 1 pesan yang dikirimkan Key. Melihat bagaimana Minho panik seperti itu membuat Hyura semakin yakin untuk melanjutkan ide yang Key sampaikan padanya tadi. Semoga saja ia tidak merasa bersalah kembali dengan perasaannya pada Minho. Dan untuk Key, oppa, terima kasih untuk semangat dan dukunganmu. Aku akan mencoba melakukannya semampuku. Ujar Hyura dalam hati.

*****

Annyeong readers :)

Author kembali dengan kelanjutan cerita Hyura, Minho dan Sungyeol lagi

Mianhamnida

Maaf banget buat keterlambatan update yang lama ini

Karena satu dan lain hal

Dan untuk membayar keterlambatan itu, kali ini author akan langsung post 4 capther sekaligus

Biar para readers setia By Your Side nggak terlalu nunggu lama lagi

Terima kasih sudah mau setia nungguin ff ini

Semoga minggu per minggu depanauthor sudah bisa update teratur setiap minggunya :)

Jangan lupa LOVE COMMENT dan SUBSCRIBE nya ya

 

xoxo,

@khaiicheen

 

 

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK