By Your Side
Part – 13
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
*****
Another present
“Siapa yang membeli kaktus?!?” Pekik Key dengan suara melengkingnya yang khas.
“Aku yang membawanya oppa.” Balas Sunhee.
“Untuk apa kau membeli kaktus seperti ini?” lanjut Key.
“Bukan aku yang membelinya.” Ujar Sunhee lalu bangkit mengambil hadiah yang sudah dalam genggaman Key itu.
“Manis sekali hiasannya.” Balas Key.
“Siapa yang memberikan hadiah seperti itu?” pertanyaan itu berasal dari suara berat yang berada di samping Hyura, suara Minho.
Flashback
“Yeobseyo oppa.” Ujar Sunhee.
“Saeng, eodiga?” tanya Sungyeol.
“Aku? Dalam perjalanan menuju dorm SHINee, waeyo?”
“Dorm SHINee?” tanya Sungyeol pura-pura tidak tahu. “Astaga, pantas saja aura esnya kembali muncul sejak pagi ini.” Sungyeol terkekeh.
“Eoh? Aku kan sudah memberitahunya sejak semalam oppa. Kalian sedang apa?”
“Baru saja selesai segmen wawancara untuk backstage Mcoutdown. Dan asal tau Hee-ya, wajah nya itu benar-benar mengerikan membuat manager hyung kesal dengannya.”
“Jinja?” tanya Sunhee. “Eiys, itu bukan salahku, oppa. Dia saja yang terlalu pencemburu.” Balas Sunhee tertawa.
“Aku setuju denganmu, lawliet itu terlalu pencemburu. Anyway, boleh aku minta tolong padamu?”
“Sudah kuduga, pasti ada sesuatu dibalik sikap manismu ini.” keluh Sunhee. “Ada apa oppa?”
“Aku ada titipan untuk...” tahan Sungyeol. “Kau mau membantuku mengantarkannya?”
“Heol? Oppa aku ini tidak bekerja untuk woollim maupun Infinite. Kenapa harus aku yang mengantarkannya?“ Protes Sunhee yang sudah mulai menangkap kemana arah pembicaraan choding prince itu. Dan rasanya ingin sekali rasanya berteriak pada chodding ini.
“Ayolah Kim Sunhee, hanya kau yang bisa membantuku mengantarkannya.” Pinta Sungyeol. Karena belum mengantarkan hadiah itu saja, ia sudah habis dibully para membernya pagi tadi.
“Memang hadiah apa? Dan untuk siapa?” pura Sunhee.
“Kau datang saja ke gedung Mnet. Nanti manager hyung akan mengantarkannya bagaimana? Tapi maaf, aku tidak bisa turun menemuimu karena harus recording Mcountdown dan Mcountdown begins.” Jelas Sungyeol. Oppa, gerak gerikmu terbaca sekalli. Keluh Sunhee.
“Baiklah, 30 menit lagi aku sampai dan kau berhutang padaku.”
“Geurae. Kim Sunhee yang terbaik. Terima kasih Saeng.” Ujar Sungyeol.
Flasback end
“Eiys, kau mau tahu sekali tuan Choi.” Ledek Key yang sudah melihat nama pengirim hadiah tersebut di kartu ucapannya. Hyura-ya, sini. Ambil hadiahmu.” titah Key.
Gadis bermarga Im itu bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri sang diva. Sementara Jonghyun dan Taemin menghalangi Minho yang sudah akan melangkah maju untuk mengikuti langkah gadis itu.
“Kalian ini sedang apa hyung?” protes Minho ketika Jonghyun dan Taemin menahan langkahnya.
“Sudah, duduk saja disini dan lihat dari sini.” Seru Jonghyun.
“Kau penasaran sekali atau penasaran saja Choi Minho?” tanya Key.
“Baiklah, terserah kalian.” Ujar Minho terpaksa mengalah, karena sebenarnya namja itu sangat penasaran dengan siapa yang memberikan Hyura hadiah ajaib itu.
Apakah orang yang sama dengan yang sering mengirimkan gadis itu pesan? Lee Sungyeol?
*****
Wajah Hyura nampak bahagia dan senyuman itu kembali tersungging di wajah cantiknya. Senyuman yang sudah jarang ia munculkan dihadapan Minho. Dari tempatnya, Minho hanya dapat memperhatikan perubahan ekspresi gadisnya itu dengan tersenyum di dalam hati. Senyuman itu kembali, Raa-ya. Batin Minho.
Gadis itu tegah memegang sebuah kartu yang berisikan sebuah pesan singkat dari sang pengirim.
To : Teman baruku, Im Hyura
Apa kabar?
Tidak perlu berlama-lama, langsung saja.
Hyura-ya, aku mungkin seperti tanaman kaktus ini.
Banyak yang menganggap remeh karena penampilannya yang kurang menarik.
Tanaman yang kurang bagus untuk dipajang dan juga tidak sedap dipandang karena diri-duri yang mereka miliki.
Tapi tahukah kau, bahwa kaktus adalah tanaman yang bisa menghidupi diri mereka sendiri.
Mereka juga bisa menyimpan banyak air untuk bertahan hidup.
Walaupun begitu, duri-duri yang mereka miliki lama kelamaan akan berubah menjadi sebuah bunga yang cantik kelak.
Aku mengibaratkan diriku seperti kaktus yang sedang dalam genggamanmu ini.
Masih belum terasah dan belum tahu akan menjadi apa kedepannya.
Mungkin aku memang tidak setampan Myungsoo ataupun memiliki suara emas seperti Woohyun dan Sunggyu hyung.
Namun setidaknya aku akan berusaha bertahan dalam segala keadaan apapun.
Jadi, maukah kau untuk mempelajari dan mengenal lebih jauh mengenai kaktus ini?
Yang suatu saat akan mengembangkan bunga dan menampilkan keindahan untukmu?
Senang berteman denganmu Im Hyura.
Mari kita berteman baik kedepannya J
Lee Sungyeol
Tidak hanya Minho yang memperhatikan gadis itu. Sunhee juga. Ia melihat wajah Hyura yang begitu berseri dan terlihat sangat bahagia setelah membaca kartu ucapan yang di gantung di pohon kaktus itu. Sunhee memang belum sempat membaca isi pesan dari Sungyeol itu, karena merasa itu tidak sopan meskipun sang pemberi adalah salah satu oppanya.
“Noona apa isi kartu itu?” Suara Taemin menelusup indera pendengaran Sunhee.
“Eoh? Aku juga tidak tau Taemin-ie, Sungyeol oppa tidak memberitahuku.”
“Aah, jadi yang memberikannya Sungyeol?” tanya Jonghyun menekankan nama Sungyeol di hadapan Minho.
“Terima kasih, eonni.” Balas Hyura yang kembali bersama Key menghampiri para member SHINee dan Sunhee.
“Aigoo, ternyata Sungyeol memang selalu di luar dugaan. Anak itu memang selalu berbeda dari yang lainnya.” seru Key bersemangat.
“Bagaimana, Hyura? Jhoa? Kau suka mendapatkan hadiah yang berneda dari yang biasanya?” tanya Taemin.
“Eoh, nomu nomu jhoa oppa. Ini pertama kali nya aku mendapat hadiah yang unik seperti ini. Tidak seperti yang lainnya. Ini sederhana tapi memiliki makna yang kuat.” Ujar Hyura polos, belum menyadari ada perubahan ekspresi dari sang oppa.
“Boleh aku liat surat nya?” Jonghyun kembali memancing ekspresi Minho.
“Biarkan eomamu ini melihatnya Hyura-yaa.” pinta Key.
“Dan appamu juga mau melihatnya.” tambah Onew.
“Mwoya? Eomma? Appa?” seru Minho namun diabaikan oleh keempat membernya yang lain. Hyura hanya tersenyum lalu memberikan kartu yang tergantung pada pot tanaman kaktus itu pada Key.
“Aku juga, aku ingin membacanya. Sedikit penasaran dengan apa yang choding itu sampaikan padamu.” seru Sunhee diikuti langkah yanh sama oleh Taemin dan Jonghyun yang tak kalah bersemangat.
Sementara Minho hanya melihat pemandangan yang ada di depannya sambil mengerutkan alis dan menahan kesalnya karena para member mengabaikannya dan menjebaknya berada dalam perasaan serba salahnya. Kelima orang itu berkumpul di salah satu sofa, berebut mencari spot terbaik untuk membaca. Key, Onew dan Sunhee duduk di sofa sementara Taemin dan Jonghyun berdiri berbaris dibelakang ketiganya. Pemandangan yang sungguh membuat Hyura tidak bisa menahan senyumnya. Karena sudah lama rasanya dorm SHINee tidak seramai ini dan Onew juga terlihat sebahagia itu. Tawa-tawa histeris mulai terdengar seiring dengan kartu ucapan yang langsung di kembalikan oleh Key kepada sang pemilik dan Hyura menyimpan kartu itu di dompetnya. Dan hal itu membuat Minho semakin menunjukkan ekspresi kesalnya. Hanya ia yang tidak mengetahui apa isi karti ucapan itu.
“Oppa, waeyo?” tanya Sunhee langsung.
Gadis itu sebenarnya memperhatikan perubahan ekspresi Minho.
“Eoh? Gwenchana. Hanya ceritanya saja sedih.” Balas Minho lalu mengalihkan perhatiannya pada layar TV yang sedang menyala.
“Mwo? Apanya yang sedih hyung? Matamu tidak bermasalah kan?” protes Taemin. “Sudah jelas itu acara komedi.”
“Kalau kubilang sedih ya sedih.” Seru Minho kesal.
“Yaa, bukan acaranya yang sedih, Taemin-ie. Tapi perasaannya yang sedih.” Seloroh Jonghyun enteng.
“Aaah, jadi perasaanmu yang sedih, hyung? Baiklah aku mengerti kalau begitu.” Lanjut Taemin.
Duo Jongtae itu pun tertawa sampai memukul-mukul lantai karena senang ketika melihat ekspresi kesal Minho yang langsung memilih masuk kamar dibandingkan harus kembali mendengarkan keempat membernya memojokkannya lagi.
“Kau mau kemana oppa?” tanya Hyura menahan langkah Minho.
“Mendadak aku lelah. Aku ingin istirahat.” Balas Minho.
“Geurae. Istirahatlah, pukul 2 nanti, Kyungshik oppa akan menjemputmu untuk melakukan jadwal solomu.” Ujar Hyura lalu menepuk bahu Minho lembut.
Raa-ya, kau selalu berhasil membuatku semakin takut. Takut kehilangan dirimu lagi. Batin Minho lalu melangkah meninggalkan ruang TV dormnya.
*****
Perjalanan menuju rumah sakit menjadi riuh dengan Onew yang menjadi sangat bersemangat untuk menggoda Hyura mengenai hubungannnya dengan Sungyeol. Namja itu mencoba untuk mencairkan suasana diantara mereka. Suasana hatinya dan suasana hati Hyura. Ia memang menjadi tempat curhat Hyura mengenai hampir semua hal dan membuat sang leader mengerti dengan jelas perasaan dan kejengahan yang di alami gadis itu, akibat tidak kepastian Minho dan sifat protektifnya. Tidak mau menyatakan perasaan tapi melarang gadis itu dekat dengan pria lain.
“Jadi, sudah sejauh apa hubungan kalian? Melegakan kalau kau bisa menemukan yang lain. Kau juga ingin bahagia bukan?” tanya Onew langsung tanpa basa-basi lagi.
“Eoh? Kami hanya berhubungan biasa oppa. Sama seperti hubungan aku denganmu dan juga yang lainnya.” balas Hyura.
“Tapi sepertinya Sungyeol oppa berharap untuk hal yang lebih dari itu.” Ujar Sunhee.
“Maksudmu eonni?”
“Setidaknya, seperti itulah makna yang tersirat dari pesannya tadi.” Jelas Sunhee.
“Jadi bagaimana nona Im? Beralih perhatian pada Sungyeol?” tanya Onew.
“Mwo?” tanya Hyura kaget dengan apa yang disampaikan Onew. “ Molla oppa. Lihat saja bagaimana kedepannya nanti. Aku hanya tidak ingin mengulang kesalahan saja. Tidak ingin ada yang tersakiti lagi.” Jelas Hyura.
“Pikirkan dirimu sendiri juga. Kalau kau tidak ingin ada yang tersakiti, lalu mengapa kau harus menyakiti perasaanmu sendiri. Kurasa kau juga memiliki batas kesabaran. Tidak selamanya kau yang harus menunggu. Kejar kebahagiannmu.” Balas Onew lalu mengelus kepala gadis itu lembut. Membuat Hyura menjadi kembali menerawang.
“Benar apa yang Onew oppa katakan, Hyura-ya.” Lanjut Sunhee.
“Terima kasih untuk dukungan kalian oppa, eonni. Tapi jujur, memang sampai saat ini aku masih belum terlalu memikirkan kesana. Jadi aku belum bisa untuk memberikan komentar apapun. Aku masih bisa menikmatinya hingga saat ini.” balas Hyura.
Obrolan ketiganya berakhir ketika Hyura sudah memarkirkan mobilnya di basement rumah sakit.
“Kajja, oppa, eonni.” Ajak Hyura lalu melepaskan sabuk pengamannya dan mengambil jaket serta kacamata untuk dikenakan oleh Onew di kursi belakang.
Ketika turun, Onew sudah menggunakan penyamarannya, jaket, kacamata dan masker. Sedangkan Hyura dan Sunhee hanya menggunakan masker saja.
“Eoni mian, kalau kau menjadi tidak nyaman. Ini semua harus kita kenakan, karena kita hanya pergi bertiga, tanpa manager. Jadi agak rawan kalau kita datang dengan penampilan yang terlalu terang-terangan.” bisik Hyura pada Sunhee saat kedua nya sedang mengurus pendaftaran Onew di bagian administrasi. Sedangkan Onew sendiri sudah menunggu di ruang tunggu dokter Park.
Setelah selesai mengurus semua urusan administrasi, Hyura menghampiri Onew yang sedang menunggu. Tidak lama keduanya masuk ke ruang pemeriksaan dan meninggalkan Sunhee untuk menunggu. Sebenarnya, gadis bersurai merah itu sendiri yang memutuskan untuk tidak ikut kedalam, karena ia merasa ini adalah urusan Onew dan Hyura saja. Ia tidak perlu sampai mengetahuinya. Gadis itu lebih memilih untuk melangkahkan kaki nya menuju cafetaria yang berada di lantai dasar, matanya mengantuk dan ia memutuskan untuk menikmati segelas kopi sebelum ia semakin mengantuk.
*****
Hyura POV
Sekarang adalah giliran Jinki oppa bertemu dengan dokter Park untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dari sakit yang terngah dideritanya. Sunhee eonni tidak ikut dengan kami masuk kedalam ruangan, bukan karena aku memintanya untuk tidak ikut, tapi eonni sendiri yang tidak ingin ikut dan lebih memilih untuk menunggu di cafetaria rumah sakit saja untuk membeli kopi. Ia bilang mendadak merasa mengantuk.
Setelah konsultasi awal selesai dilakukan, dokter Park mengajak kami untuk beranjak menuju ruang pemeriksaan lanjut. Dokter Park mengajak kami menuju ruang CT Scan untuk melihat lebih jauh mengenai detail penyakit yang mengganggu tengorokan namja bersuara lembut itu.
“Gwenchana, Hyura-ay. Tak perlu khawatir. Aku baik-baik saja. Sunhee sudah membuatku jauh lebih baik.” Ujar Jinki oppa menghampiriku. Menempuk lembut bahuku.
Melihatnya yang biasa-biasa saja justru membuatku semakin khawatir. Karena walaupun ia mau terbuka kepadaku, tapi aku rasa tidak semuanya ia sampaikan padaku. Dan mengenai Sunhee eonni, semoga ideku untuk mengajaknya bisa memberikan semangat tersendiri baginya. Aku bersyukur ketika Jinki oppa mengatakan itu. Oppa, aku lebih khawatir dengan perasaanmu saat ini dibandingkan perasaanku sendiri. Batinku.
Jinki oppa memasuki ruangan untuk berganti baju pemeriksaan, sedangkan aku menunggu diluar bersama dengan dokter Park. Memperhatikan segala rangkaian pemeriksaan yang sebernya diriku sendiri juga tidak mengerti. Hanya doa saja yang bisa ku ucapkan dalam hati ketika melihat itu semua. Berharap kalau semuanya baik-baik saja. Sekitar 20 menit Jinki oppa berada di ruangan itu, menyelesaikan segala pemeriksaan selanjutnya dan juga treatment serta suntik vitamin untuk menjaga kestabilan kondisi tubuhnya.
*****
“Jinki-ya, masih merasa sakit di tengorokanmu?” tanya dokter Park.
Onew mengangguk. Ia tidak bisa bersuara terlebih dahulu. Efek dari obat treatment yang dilakukannya.
“Gwenchana oppa?” tanya Hyura khawatir.
“Tenang saja, Hyura-ya. Ini hanya efek obat aja. Sebentar lagi juga ia akan kembali pulih dan bisa berbicara seperti sebelumnya.” Ujar dokter Park menenangkan.
Saat ini ketiganya sudah kembali berada di ruangan dokter Park untuk melakukan konsultasi akhir pemeriksaan kali ini.
“Bagaimana keadaannya, dokter?” tanya Hyura lagi.
“Sejauh ini semuanya sudah stabil. Kondisi yang lainnya juga stabil. Mungkin memang akan sedikit terasa sakit kalau ia memaksakan pita suaranya bekerja lebih keras. Tapi selama ia masih bisa mengaturnya itu tidak terlalu masalah.” Jelas dokter Park.
“Tapi tidak akan ada masalah bukan kalau ia tetap ikut dalam rangkaian konser SHINee nanti?”
“Gwenchana. Tapi tetap seperti yang dijadwalkan, sekembalinya kalian dari Shanghai nanti ia harus segera melakukan tindakan selanjutnya. Mengerti Jinki?”
Onew mengangguk lalu tersenyum. Sedikit banyak efek obat yang dirasakannya mulai berkurang dan ia sudah bisa kembali berbicara. “Nde, saem. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan tetap menjalankan semuanya.”
“Baiklah, kalau begitu. Terus lanjutkan mengkonsumsi obat yang kuberikan untuk menjaga kondisimu agar tetap stabil. Konsultasi kali ini sudah cukup. Istirahat dan jangan terlalu memaksakan. Ingat?”
“Gomawo, saem. Kami pamit kalau begitu.” Ujar Hyura bangkit diikuti Onew yang menjabat tangan dokter Park lalu ikut melangkahkan kakinya.
Akhirnya Hyura dan Onew keluar dari ruangan dokter Park dan memilih beristirahat sebentar di salah satu kursi tunggu untuk menghubungi Sunhee yang berpisah dengan keduanya.
“Aku atau kau yang mau menghubungi eonni?” tawar Hyura.
“Kau saja, aku masih sedikit sulit untuk berbicara.” Balas Onew dengan suara yang belum sepulih awal.
“Baiklah, aku akan mengirimkannya pesan saja kalau begitu.” Ujar Hyura lalu mengeluarkan ponselnya, mengirimkan pesan pada Sunhee, mengabarkan kalau keduanya sudah selesai melakukan pemeriksaan.
“Terima kasih karena sudah mengajak Sunhee hari ini. Tapi apakah tidak apa menculiknya dari Myungsoo?” tanya Onew yang membuat Hyura cukup terkejut.
“Eoh? Tidak oppa, Sunhee eonni sendiri yang mengatakan kalau ia sedang tidak memiliki kesibukkan. Makanya ia mau ikut denganku menemanimu kesini.” Balas Hyura menutupi, namun Onew mengerti dan menyadri itu semua.
“Tidak perlu menutupinya, Hyura-ya. Aku sudah tahu kalau mereka berdua sudah berkencan. Jangan menculiknya lagi seperti ini, arra? Aku bisa memintanya sendiri untuk menemaniku. Tapi sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat.”
“Oppa..” ujar Hyura lirih merasa bersalah sekaligus takut karena Onew sudah mengetahuinya.
“Gwenchana, kau tidak perlu khawatir.” Balas Onew.
*****
Sekembalinya SHINee menyelesaikan rangkaian konsernya di Shanghai, keempat member yang lain baru mengetahui mengenai sakit yang tengah di derita Onew di pita suaranya. Hal itu tidak sengaja mereka ketahui ketika akhirnya kondisi Onew menurun akibat kelelahan dan menyebabkan namja itu sampai tidak bisa mengeluarkan suaranya. Keadaan yang akhirnya membuat Hyura merasa bersalah karena sudah ikut menutupi masalah tersebut dari keempat member yang lain.
“Maafkan aku tidak memberitahu kalian oppa.” Ujar Hyura pada keempat member SHINee yang tengah makan siang dengannya di salah satu restaurant di dekat rumah sakit.
Saat ini Onew sedang menjalani pemeriksaan terakhir sebelum melakukan operasi polip vocal dan rekonstruksi mukosa pita suara beberapa hari lagi, tepatnya di jadwal keberangkatan SHINee menuju Brazil untuk ikut dalam gelaran Music Bank in Brazil. Namja pecinta ayam itu sedang melakukan pemeriksaan final ditemani oleh sang manager. Sedangkan mereka mengantarkan Onew sebentar, sebelum berangkat menuju perusahaan dan melakukan final meeting dengan para idol yang akan ikut serta dalam konser musik di negeri samba itu.
“Gwenchana. Ini bukan salahmu. Jinki hyung memang seperti itu. Terkadang ia sangat tertutup untuk masalahnya sendiri.” Ujar Jonghyun.
“Kami memang sangat khawatir kemarin dan sempat kesal karena kami tidak mengetahuinya, tapi kau sudah membantu hyung menjaga dirinya. Seharusnya kami yang meminta maaf, karena kami tidak peka dengan apa yang sedang hyung rasakan.” Ujar Key.
“Jinki oppa yang memintanya. Ia tidak mau kalau kalian sampai khawatir dengan keadaannya. Maka aku pun tidak berani untuk mengatakannya.” Balas Hyura.
“Sudah, tidak apa. Selama hyung sudah baik-baik saja saat ini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Terima kasih sudah membantu kami memperhatikannya, Raa-ya.” Ujar Minho lembut, merangkul bahu Hyura dan menenangkan gadis itu.
“Eiys hyung. Tapi tidak perlu sampai seperti itu juga. Kau mencari kesempatan dalam kesempitan.” Seloroh Taemin gemas.
“Yaa, sudah-sudah. Bukan waktunya untuk membahas seperti itu Taemin-ah.” Potong Jonghyun sebelum perdebatan mungkin akan dimulai diantara 2min itu.
“Nde, sebaiknya kita segera kembali ke perusahaan. Sepertinya para idol lain sudah hampir tiba disana.” Ajak Hyura yang sebenarnya juga sedang mencoba melarikan diri dari kekikukan suasana yang mungkin akan muncul kalau perdebatan itu dilanjutkan.
Kelimanya pun segera melangkah meninggalkan restoran tersebut menuju van mereka yang sudah terparkir tidak jauh dari pintu masuk. Dengan menggunakan penyamaran seperti biasa, keempat member SHINee masuk lebih dulu menuju mobil sedangkan Hyura menyusul di belakang. Waktu perjalanan yang harus mereka tempuh sekitar 30 menit untuk dapat tiba di gedung SM, itu pun kalau keadaan jalan sedang lancar. Dan untungnya, kondisi jalan raya siang itu tidak terlalu ramai, jadi belum sampai 30 menit kelimanya sudah tiba di gedung perusahaan mereka.
“Kalian segeralah menuju ruang meeting. Raemi eonni bilang kalau beberapa idol lain sudah sampai di ruang meeting.” Ujar Hyura setelah mereka sudah berada di dalam lift.
“Siapa saja yang sudah datang?” tanya Taemin.
“MBLAQ dan Ailee. Eonni bilang mereka berdua yang sudah berada di ruang meeting. Lee PD sedang dalam perjalanan.” Balas Hyura menyampaikan pesan yang dikirimkan Raemi padanya.
“Infinite?” Tanya Key jahil.
“Sepertinya mereka masih dalam perjalanan oppa.” Balas Hyura lagi.
“Mengetahuinya langsung atau Raemi noona yang memberitahumu?” tanya Jonghyun.
“Sungyeol oppa yang mengatakannya. Ia mengabariku lewat pesan singkat tadi.”
“Aaah, arra.” Balas Jonghyun tersenyum simpul.
“Pergilah bersama saja. Memangnya kau mau kemana?” tanya Minho.
“Ada beberapa kertas mengenai konsep kalian yang tertinggal di ruanganku oppa. Aku harus mengambilnya lebih dulu.” Balas Hyura. “Kalian lebih dulu saja. Aku akan menyusul nanti.”
“Baiklah, sampai bertemu di ruang meeting kalau begitu.” Ujar Key.
“Nde, kajja. Kita tuan rumah di sini, tidak enak dengan yang lain kalau sampai mereka menunggu terlalu lama.” Ujar Jonghyun.
“Geurae. Sampai bertemu disana kalau begitu.” Balas Hyura lalu keempat namja itu meninggalkannya lebih dulu.
*****
Tidak lama setelah keempat member SHINee tiba di ruang meeting, para member Infinite pun tiba di lorong yang sama dengan mereka. Salah satu membernya langsung menarik perhatian Minho, namja tertinggi dalam group itu yang terlihat sangat bersemangat kali ini. Namja yang mampu membuat Minho gelisah karena kedekatannya dengan Hyura.
“Annyeong Kibum-ah.” Sapanya pada Key riang.
“Annyong Sungyeol-ah. Sepertinya kau nampak ceria sekali hari ini.” balas Key.
“Tentunya ia ceria, oppa. Ada hal lain juga yang ingin dilihatnya disini.” Ujar satu-satunya yeoja yang ada disana. “Minho oppa, annyeong.” Sapanya pada Minho lalu bergantian menyapa kedua member yang lainnya.
“Mencari Jinki hyung noona?” tembak Taemin. “Hyung akan menyusul ikut dalam meeting kali ini. kau tunggu saja.” Sunhee hanya mengguk pelan, mencoba mengerti apa yang disampaikan oleh Taemin.
“Terjadi sesuatu dengan Jinki hyung? Kudengar ia sedang tidak dalam kondisi yang cukup baik.” Tanya Dongwoo.
“Nde, ia kelelahan sekembalinya kami dari konser di Shanghai kemarin. Jadi ia harus mengecek keadaannya ke dokter hari ini. Tapi setelah itu semua selesai, ia akan bergabung dengan kita nanti.” Jelas Jonghyun.
“Tapi, apakah keadaannya baik-baik saja?” tanya Sunhee khawatir karena memang beberapa waktu yang lalu ia baru saja menemani Onew ke rumah sakit bersama dengan Hyura.
“Kau tenang saja. Jinki hyung baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir.” Balas Minho lembut mencoba menenangkan Sunhee.
“Ah, baiklah. Semoga saja.” Balasnya. “Oh iya, oppa. Dimana Hyura?”
“Dia sedang mengambil beberapa data kami yang tertinggal di ruangannya.” Jelas Minho.
Baru saja Minho selesai menjelaskan, sebuah suara dari ujung lorong menarik perhatian kesepuluh namja yang ada di lorong tersebut. “Eonniii..” sapa Hyura melambaikan tangannya dan tersenyum hangat.
“Pelan-pelan saja, Raa-ya.” Tegur Minho pada sang adik yang setengah berlari menghampiri mereka dengan sepatu hak tinggi yang gadis itu gunakan. Namun teguran Minho itu tak digubrisnya, yeoja itu lalu memeluk Sunhee singkat.
“Disapa lalu dipeluk. Bolehkah aku juga mendapatkannya?” seloroh Sungyeol asal. “Hyura-ya, annyeong.” Sapa namja itu.
“Annyeong oppa..” sapa Hyura serta membalasnya dengan senyuman hangat. Namun, disaat yang bersamaan juga sebuah jitakan di kepala sudah dilayangkan Sunggyu pada salah satu membernya itu. “Hyung, appo.”
“Maafkan kelakuannya, Hyura-ya. Sikap kekanakannya memang sudah kelewatan belakangan ini.” ujar Sunggyu mohon maaf.
“Gwenchana oppa, aku senang melihat Sungyeol oppa yang seperti itu. Dia selalu mampu membuatku tersenyum.” Balas Hyura riang dan diikuti senyuman bangga oleh Sungyeol.
Minho cukup terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Sungyeol tadi dan respon dari Hyura terhadap namja itu. Apakah Hyura tidak senang kalau berada didekatku? Batin Minho. Tatapan matanya sudah menunjukkan tatapan tajam yang cukup mematikann. Death glare khas miliknya.
*****
Minho POV
Apa yang ia katakan? Ingin dipeluk juga oleh Hyura? Aku tidak salah dengar? Sungguh berani sekali choding prince itu. Hyura milikku dan hanya aku yang boleh melakukan itu padanya. Dia adikku, aku akan menjaganya untuk tidak mendapatkan perlakukan aneh-aneh dari orang sepertinya. Astaga, apa yang ada dalam pikiranku ini? Lee Sungyeol, kau lebih berani dibandingkan yang kuduga.
“Sudah-sudah, ayo kita segera masuk saja. Tidak enak dengan teman-teman lain yang sudah menunggu di dalam.” Ujar Sunggyu hyung yang sepertinya sudah bisa membaca keadaan.
“Tunggu hyung, tapi kan Sunhee tidak ikut dalam meeting kita ini. Kita hanya menculiknya untuk menemani kita saja.” Ujar Woohyun.
“Eoh? Lalu untuk apa aku ada disini sekarang kalau hanya untuk diterlantarkan menunggu seperti ini?” protes Sunhee. Sepertinya yeoja itu di ajak paksa oleh para oppanya itu. “Tahu akan seperti ini, lebih baik aku melanjutkan tidurku saja di rumah.”
“Bagaimana kalau eonni menunggu di ruang latihan EXO saja. Ada Baekhyun dan Chanyeol oppa disana.” Usul Hyura. Apa katanya? EXO?
“Yaa, Im Hyura.” seruku.
“Waeyo oppa?” tanyanya polos lalu menatapku. Gadis ini berubah menjadi tidak peka atau apa?
“EXO? Hmm, sepertinya bukan ide yang buruk.” Ujar Sunggyu hyung yang sepertinya menyetujui usulan Hyura menitipkan sang adik bersama member EXO. “Baiklah, kau tunggu kami disana saja.” Putusnya.
“Geurae, eonni ayo ikut aku. Akan kuantarkan kau bertemu dengan mereka.” Ujar Hyura bersemangat lalu menarik tangan Sunhee.
“Kajja, aku juga akan mengantarkanmu. Aku akan menelfon Jongin untuk ikut menemanimu nanti.” UjarTaemin. Ide apa lagi ini?? Baru saja Sungyeol, sekarang EXO. Dan Jongin. Hyura-ya, kenapa kau semakin membuatku menjadi takut kehilanganmu? Dan ada apa dengan hariku ini? Moodku sepertinya bena-benar dibuat hancur hari ini. Astaga.
“Im Hyura, andweeeee...!” larangku.
Aku tak peduli dengan semua pandangan mata yang tertuju padaku saat ini. Termasuk pandangan mata Sungyeol yang sepertinya terlihat bingun dengan sikapku ini pada Hyura. Tapi terserahlah, aku juga memang berniat untuk menunjukkannya. Menunjukkan kalau Hyura adalah milikku.
“Waeyo oppa? Aku hanya mengantar eonni saja. Tenang, akku tidak akan macam-amacam. Jadi kau tidak perlu khawatir.” Balas Hyura menepuk bahu Minho singkat.
“Wae? Masih belum rela? Atau kembali takut?” tanya Kibum cukup lantang. “Sudah, jangan dengarkan dia, Hyura-ya. Cepat antarkan Sunhee ke ruangan EXO lalu menyusullah kedalam setelah itu.” ujar Kibum yang membuat perasaanku ini semakin tak karuan.
“Ya, Kim Kibum.” Protesku. Namun terlambat, kedua tanganku sudah ditarik olehnya dan juga Jonghyun hyung untuk segera masuk menuju ruang meeting.
*****
Suasana meeting berjalan cukup lancar dan tanpa hambatan. Semua yang hal yang disampaikan oleh Lee PD dapat diterima dengan jelas oleh para guetstar acara tersebut nantinya. Mereka akan melakukan keberangkatan besok siang dan sudah dipastikan kalau SHINee hanya akan tampil berempat saja tanpa sang leader. Namun hanya SHINee beserta tim mereka dan Lee PD saja yang mengetahuinya. Tidak pada idol yang lainnya. Perusahaan masih menutupnya rapat-rapat.
Walaupun sebenarnya final meeting itu berjalan dengan lancar, namun perasaan dan mood visual SHINee, Minho tidak sebaik saat ia tiba di kantornya itu sejam yang lalu. Interaksi Sungyeol dan Hyura di awal kedatangan Infinite hingga berjalannya meeting sangat mengganggu konsentrasinya. Ya, karena sepanjang meeting berjalan, Hyura berada diantara kedua group itu. Sebenarnya itu karena tanggung jawabnya untuk mengurus penampilan spesial ToHeart nanti.
Sungyeol yang duduk di sebelah Woohyun hanya berjarak kurang dari satu meter dari gadis itu, selalu mampu membuat Hyura tersenyum sepanjang meeting berjalan dengan candaan khas dan sikap kekanakannya. Hal yang semakin membuat Minho cemburu karena Key dan Taemin menghalanginya. Dan memang senyum lepas itu sudah jarang muncul di wajah manis Hyura ketika Minho bersama dengannya.
“Dimana Onew hyung, Hyura-ya? Aku tidak melihatnya ikut serta dalam meeting tadi.” tanya Sungjong.
“Iya, kami tidak melihatnya.” Ujar Dongwoo.
“Bagaimana ia akan mengetahui mengenai apa yang kita bahas dii meeting tadi?” tanya Hoya.
“Eoh? Sepertinya urursan Jinki oppa belum selesai. Kami akan memberitahukannya saja nanti ketika bertemu.” Jelas Hyura.
Sebenarnya, Onew memang tidak datang dalam meeting ini. Akan tetapi, Hyura tahu kalau leadernya itu ada di gedung yang sama dengan mereka saat ini. Onew sedang menemani Sunhee yang sebelumnya menunggu di ruang latihan EXO bersama dengan para membernya.
“Apa sesuatu terjadi dengan Jinki, Kibum-ah?” tanya Sunggyu sedikit khawatir.
“Eoh? Anniyo, hyung. Seperti yang Hyura katakan tadi, sepertinya Jinki hyung memang belum selesai mengurus urusannya. Tidak perlu khawatir.” Jelas Key.
“Aaah, arraso. Baiklah kalau begitu.” Ujar Sunggyu. “Baiklah. Sampai jumpa dibandara lusa nanti. Kami kami juga akan pamit kembali sekarang.” Pamit Sunggyu.
“Tidak menjemput Sunhee eonni dulu, oppa?” tanya Hyura.
“Oh iya, aku lupa kalau Sunhee juga ikut kami.” Balas Sunggyu. “Myungsoo-ya, bisa kau hubungin Sunhee untuk segera kesini?” pintanya pada sang visual.
Suatu perubahan ekspresi terlihat jelas di wajah sang visual tersebut. Hyura menyadari kalau ada sesuatu yang terjadi dengannya. Ia tahu, L memang dingin, tapi keadaannya kali ini lebih buruk daripada itu. Entah, Hyura tidak berani mendeskripsikannya.
“Kau bisa menghubunginya sendiri, hyung. Aku ke mobil lebih dulu.” Tolak sang visual dingin dan langsung meninggalkan keenam membernya dan keempat member SHINee lainnya.
“Ada apa dengannya? Kenapa dia dingin sekali?” ujar Sungyeol.
“Bukankah memang ia selalu dingin seperti itu.” seoroh Hoya.
“Maafkan atas sikap Myungsoo tadi.” ujar Woohyun. “ Sepertinya sedang terjadi sesuatu dengannya.”
“Gwenchana, Woo-ya. Bagi kami itu tidak masalah. Mungkin Myungsoo sedang lelah.” Balas Jonghyun lalu tersenyum.
“Kalau begitu aku saja hyung yang memanggil noona.” Usul Taemin. “Hyura-ya, kajja. Temani aku menjemputnya di ruang latihan EXO.” Ajak Taemin dengan sengaja karena sudah menyadari perubahan mood hyung terdekatnya, Minho.
“Baiklah oppa. Ayo. Kalian tunggu di cafetaria saja, oppa-deul. Aku akan mengantarkan eonni bertemu kalian disana.” Balas Hyura.
“Aku ikut menemani kalian.” Putus Minho dingin.
“Ya, tidak perlu. Kau menemani kami mengantarkan mereka saja ke cafe.” Cegah Key. “Sungyeol-ah, kau saja yang menemani Taemin dan Hyura menjemput Sunhee. Cepatlah.” Perintah sang diva.
“Baiklah.” balas Sungyeol ceria. “Terima kasih Kibum-ah.” Bisiknya.
“Yaa, Kim Kibum. Apa-apaan kau ini? Aku saja yang menemaninya. Sungyeol tidak tahu dimana ruang latihan EXO.” Protes Minho. “Kenapa kau memperbolehkannya sedangkan aku kau larang?”
“Sudah, diam saja. Aku tidak mau mendengar protesmu tuan Choi. Aku menyuruhnya karena Sunhee. Bukan karena hal lain.” Jelas Key cepat yang hanya mendapatkan dengusan sebal dari Minho. sedangkan Hyura, Taemin dan Sungyeol sudah meninggalkan mereka menjemput Sunhee.
“Yaa, Bum-ah. Kasihan Minho.” ujar Woohyun tersenyum jahil.
“Whoa, pemandangan ini sepertinya sudah tidak aneh dilihat ya, hyung. Di dorm kita punya Sunggyu hyung yang seperti itu pada Sunhee, ternyata SHINee juga memilikinya. Dan sepertinya perjalanan menuju konser di Brazil nanti akan menjadi menyenangkan.” Seloroh Hoya tanpa dosa.
“Kalau Sunggyu hyung dan Sunhee kan memang kakak beradik, kalau Minho dan Hyura, mereka oppa-dongsaeng yang spesial, Howon-ah.” Ujar Jonghyun memancing.
“Jonghyun hyung.” Seru Minho.
“Sudah, hyung. Sampai kapan kita mau tetap disini. Ayo segera menunggu di cafetaria saja.” Tengah Sungjong menyadari perubahan atmosfer pembicaraan mereka.
*****
Sungyeol POV
“Sungyeol-ah, kau saja yang menemani Taemin dan Hyura menjemput Sunhee. Cepatlah.” Ujar Kibum.
Tanpa banyak bertanya dan berkomentar, serta sebelum Minho protes, aku segera menghampiri Taemin dan Hyura untuk menjemput Sunhee di ruang latihan EXO. “Baiklah dan terma kasih Kibum-ah.” Balasku.
Sama-samar aku mendengar nada protes yang kembali dikeluarkan oleh Minho. entah, sebenarnya aku agak sedikit bingung sejak kejadian tadi. Saat kami baru sampai dan Minho marah ketika Hyura akan mengantarkan Sunhee ke ruang latihan EXO. Ada apa dengan namja itu?
“Hyung, kajja.” Panggil Taemin dari dalam lift.
“Eoh, chankaman.” Ujarku lalu menghampiri mereka.
Suasana terasa canggung ketika kami bertiga berada di dalam lift ini. Aku memang tidak terlalu mengenal Taemin dengan baik, hanya sekedarnya saja, tidak seperti dengan Kibum. Maka, sampai kami tiba di lantai 5 ruang latihan EXO, hanya diam yang bisa kulakukan ketika Taemin sibuk berbincang dengan Hyura.
“Mau sampai kapan menunggu disini oppa?” tanya Hyura mengagetkanku.
“Eoh? Sudah sampai rupanya.” Balasku.
“Nde, kajja. Taemin sudah berjalan lebih dulu.” Ujarnya.
“Mian, aku melamun tadi.”
“Gwenchana oppa.” Balasnya lalu berjalan bersisian bersamaku, melangkah menuju ruang latihan EXO yang ada di sudut lorong.
“Tidak lelah?”
“Aku? Hmm, tidak. Kau sendiri oppa?” tanyanya.
“Sebenarnya agak sedikit lelah, tapi sekarang sudah berkurang. Menghilang bahkan.” Balasku. Karena ada kau yang membuatku semangat hari ini nona Im. Ujarku dalam hati karena tidak mungkin aku mengatakannya langsung.
“Melegakan. Aku sedikit khawatir dengan kesehatan kalian sebenarnya. Terkadang aku saja merasa lelah, tapi kalian memperlihatkannya walaupun aku tahu kalian merasakan hal yang sama.” Ujarnya menerawang.
“Selama ada yang menyemangati kami, kami merasa baik-baik saja. Aku mengerti ke khawatiranmu, Hyura-ya. Kau mengkhawatirkan para member SHINee bukan?” tanyaku, karena memang tidak mungkin ia mengkhawatirkan infinite.
“Anniyo, kalian semua oppa. Member SHINee dan Infinite. Aku mendengar cerita kalian dari Sunhee eonni. Bagaimana jadwal kalian yang sedang menggila belakangan ini. Tidak jauh berbeda dengan apa yang member SHINee juga rasakan.” Jelasnya. Aku tidak menyangka kalau ia ternyata memikirkan kami juga. Senangnya.
“Tenang saja, Hyura-ya. Aku dan member Infinite lainnya sudah mulai terbiasa lagi dengan jadwal kami ini. Rutinitas yuang harus kami jalankan setiap kali akan comeback. Dan terima kasih juga sudah mengkhawatirkan kami.” Ujarku.
“Sama-sama, oppa. Kalian adalah oppaku sekarang, walaupun kalian bukan bagian dari pekerjaanku, melihat kalian seperti itu mengingatkanku pada kedua oppaku juga. Ya, memiliki teman dan oppa seorang idol memang menyenangkan, tapi terkadang aku merasa tidak tega ketika kalian sudah mulai kelelahan.” Ujarnya. Oppa? Apa maksudnya.
“Maksudmu dengan oppamu?”
“Eoh? Aah, kalian maksudku. Minho oppa adalah oppaku yang sudah bersamaku sejak kecil. Maksudku aku mengkhawatirkannya terkadang.” Jelasnya.
“Oh iya, mengenai Minho hyung. Sebenarnya ada hubungan apa antara kau dengannya? Sepertinya ia melarangmu sekali untuk bertemu dengan member EXO. Kalian berpacaran?” tanyaku penasaran.
“Eoh? Anniyo, oppa. Seperti yang kukatakan tadi, ia adalah oppaku saja. Dan untuk masalah dengan EXO. Bisa kita tidak membahasnya sekarang. Cukup aku saja yang mengetahuinya. Mian.” Ujarnya. Sepertinya ada yang ia tutupi dengan hal itu.
“Baiklah. Oh iya, bagaimana dengan kaktus yang kuberikan?” tanyaku mengalihkan kekikukkan yang muncul.
“Aku menyimpannya di dekat jendela kamarku oppa.” Balasnya. “Oh iya, aku belum menyampaikan terima kasihku padamu secara langsung. Terima kasih atas hadiah unikmu itu oppa dan aku bersedia untuk mengenal dan mempelajari tentang kaktus itu lebih jauh.”
Apa katanya? Ia bersedia? Bersedia mengenalku dan berada bersamaku lebih jauh? Bukankah ini jawaban yang baik? Ia mau menerimanya saja aku sudah berterima kasih, tapi ternyata ia juga mau membalas jawaban pesan yang kusampaikan. Ia mengataknnya langsung. Terima kasih Tuhan, mungkinkah ini pertanda darimu agar aku kembali melangkah maju mengenal gadis ini?
*****
“Oppa, wae?” tanya Hyura memperhatikan wajah Sungyeol yang sedikit merona kemerahan. “Apa ada yang salah dengan kata-kataku?”
“Eoh? Anniyo. Hanya senang saja mendengar kau menyimpannya dengan baik. Tolong rawat kaktus itu Hyura-ya, jangan sampai ia mati agar hubungan pertemanan kita juga tidak berakhir.” Balas Sungyeol.
“Noona tidak ada di ruang latihan EXO. Baekhyun hyung dan Jongin bilang kalau tadi ia bertemu dengan Jinki hyung dan belum kembali sampai sekarang.” Ujar Taemin menghampiri keduanya.
“Jinja?” tanya Sungyeol.
“Nde, mereka mengatakan seperti itu.” ujar Taemin.
“Kalau begitu kita hubungin salah satunya saja. Tanyakan dimana keberadaan mereka.” Usul Hyura.
Taemin dan Sungyeol pun mengambil ponsel masing-masing untuk menghubungi salah satu dari mereka. Taemin menghubungi Onew dan Sungyeol menghubungi Sunhee. Salah satu panggilan terjawab.
“Hee-ya, eodi?” tanya Sungyeol ketika panggilan telfonnya tersambung.
“Eoh? Mian oppa. Aku tidak mengabari kalian.” Balas Sunhee. “Aku sedang pergi bersama dengan Onew oppa.” Jelas Sunhee.
“Kembali dengannya?” tanya Sungyeol.
“Annyeong, Sungyeol-ah. Maaf membuat kalian khawatir. Sunhee sedang bersamaku saat ini, kalian tak perlu khawatir. Aku yang akan mengantarkannya pulang nanti. Tolong sampaikan itu pada Sunggyu.” Jawab Onew yang mengambil alih panggilan telfon dari Sungyeol itu.
“Ah, baiklah kalau begitu, hyung. Aku akan menyampaikannya. Terima kasih banyak.”
“Nde, cheonmaneyo Sungyeol-ah.” Balas Onew sebelum mengakhiri panggilan telfonnya.
“Bagaimana hyung?” tanya Taemin.
“Nde, bagaimana oppa?” tanya Hyura tak sabar.
“Sunhee sedang bersama dengan Onew hyung saat ini.” Jawab Sungyeol.
“Ah, begitu rupanya.” Ujar Hyura. “Ya sudah, oppa. Kalau begitu sekarang kita menemui yang lain saja agar mereka tak lagi menunggu.” Usul Hyura.
“Baiklah kalau begitu.” Ujar Taemin. “ Tapi maaf, aku tidak ikut mengantarkan kalian, Sungyeol hyung. Aku ada perlu sebentar dengan Jongin.” Lanjut maknae SHINee itu. “Dan, Hyura-ya aku akan langsung menunggu di ruang latihan saja nanti. Kita bertemu disana.”
“Geurae. Kalau begitu aku mengantar Sungyeol oppa dan yang lain dulu, Taemin-ah.” Balas Hyura.
“Annyeong Lee Taemin. Sampai berjumpa di bandara lusa.” Lanjut Sungyeol.
“Kalau begitu, kajja oppa.” Ajak Hyura.
Keduanya pun turun menuju cafetaria, tempat dimana kelima member Infinite san ketiga member SHINee menunggu. Tak jarang, Sungyeol sudah mulai berani untuk menjahili gadis yang ada di sampingnya itu. Sebuah langkah baru lagi yang direspon baik oleh Hyura. Dan tanpa mereka sadari, sepasang mata memperhatikan kearaban keduanya sejak tadi dari arah cafetaria. Minho.
*****
Selamat pagi readers ^^
Memenuhi janji untuk minggu ini
Dan juga biar weekend nya nggak bete-bete amaat
Sudah kembali di update ya
Selamat menikmati dan jangan lupa untuk LOVE COMMENT dan SUBSCRIBE nya :)
Dan kalau ada ide juga bisa bantuin author nya, komen aja langsung
Hehehe
Selamaat hariii Sabtuuu :*
xoxo,
@khaiicheen