By Your Side
Part – 12
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
*****
Only Him
Sebuah cafe di kawasan Hongdae menjadi pilihan Hyura untuk rencana makan siangnya hari ini. Perjalanan sekitar 45 menit gadis itu tempuh demi sampai di cafe tempatnya dan Sunhee sudah berjanji. Siang ini Hyura akan makan siang dengan gadis bersurai merah tersebut setelah berjanji semalam. Hubungan keduanya menjadi semakin dekat sekarang.
“Sudah menunggu lama? Mian. Mobilku sedikit bermasalah tadi.” Ujar Sunhee ketika ia baru saja tiba di cafe itu.
“Anniyo eonni. Aku juga belum lama sampai. Hanya sendiri?” balas Hyura.
“Nde, Jinhee harus menjemput adiknya sedangkan Minji harus kembali ke rumah sakit menemani harabeoji.”
“Baiklah, ada sedikit hal lain juga yang ingin aku bicarakan denganmu eonni.” Ujar Hyura.
“Tentang?”
“Nanti saja, kau sudah memesan makanan?”
“Belum. Kau sudah?” tanyanya. Hyura mengangguk.
2 piring bibimbab, sepiring teoppoki dan 2 gelas ocha menjadi pilihan kedua gadis itu untuk menjadi menu makan siang mereka. Sebenarnya mereka berdua baru saja bertemu sekitar 5 hari yang lalu, ketika showcase Infinite kemarin. Namun, karena suatu alasan, Hyura meminta Sunhee untuk bertemu.
“Oh, iya, Hyura-ya, apa yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya Sunhee setelah selesai menghabiskan seporsi bibimbab miliknya.
“Eoh? Sampai saja aku lupa, eonni.” Balas Hyura. “Hmm, bisa berkunjung ke dorm kami besok? Dan menemaniku ke rumah sakit lagi?” tanya Hyura.
“Rumah sakit? Untuk?” balas Sunhee bingung. “Kau sakit? Atau harus kembali mengecek keadaan tanganmu?”
“Anniyo, bukan untukku. Tapi menemani Jinki oppa. Keadaanku sudah baik-baik saja. Sudah tidak ada yang perli dikhawatirkan.”
“Jinki oppa? Memangnya dia sakit apa? Kenapa harus kembali melakukan pemeriksaan?” tanya Sunhee. “Mian terlalu banyak bertanya.”
“Gwenchana eonni. Tidak sakit apa-apa, hanya saja belakangan ini stamina Jinki oppa sedang tidak terlallu baik. Maka harus ada beberapa pengecekan ulang kembali. Dan juga suntik vitamin untuknya.” Jelas Hyura.
Sebenarnya ada yang Hyura tutupi dari keadaan Onew saat ini. Hanya ia dan Kyungshik yang mengetahuinya, bahkan para member pun belum mengetahuinya sama sekali. Ada masalah dengan pita suara milik leader SHINee itu. Entah apa jelasnya, karena Hyura sendiri masih belum sepenuhnya mengerti kenapa Onew sampai bisa sakit seperti itu. Dan di awal bulan Juni mendatang, sekembalinya dari SHINee World Concert III in Shanghai, ia sudah di jadwalkan untuk melakukan operasi polip vocal dan rekonstruksi mukosa pita suara.
“Bagaimana eonni? Bisa?” tanya Hyura penuh harap. Ya, gadis itu berharap kalau Sunhee bisa menemaninya besok. Menemani Onew juga dan setidaknya memberikan suntikan semangat bagi namja itu.
“Baiklah. Besok pagi aku akan mengunjungi dorm kalian kalau begitu.” Balas Sunhee.
“Gomawo eonni.” Balas Hyura akhirnya.
“Cheonmaneyo, Hyura-ya. Kalau dipikir-pikir lagi juga memang aku sudah cukup lama tidak mengunjungi kalian.”
“Nde, Taemin sering sekali menanyakanmu pada Jinki oppa kemarin-kemarin, makanya tidak aneh kalau dia sangat senang ketika bertemu denganmu di showcase kemarin.” Balas Hyura. “Bagaimana dengan hubunganmu dengan L oppa? Baik-baik saja?”
“Nde, sejauh ini baik-baik saja. Sudah lebih baik dibandingkan dulu. Ternyata menjalani hubungan dengannya tidak terlalu sulit. Semua itu hanya ketakutanku saja.” Balas Sunhee.
Hyura menganggukkan kepalanya, mencoba menampakkan kalau ia mengerti. Tapi hal itu kembali berkelibatan di kepalanya. Haruskah ia menceritakan pada Sunhee tentang apa yang dilihatnya? Tapi tidak, ia tidak mau mencampuri urusan keduanya. Cukup ia yang tahu saja dulu untuk saat ini.
*****
Sebuah Hyundai silver telah terparkir rapih di pelataran parkir dorm SHINee. Sejak kembali bekerja, Hyura memutuskan untuk melanjutkan ijin sang ayah membawa mobil sendiri untuk bekerja. Karena belakangan memang ia dituntut untuk pulang lebih terlambat dibandingkan sebelumnya dan juga karena masalah kesehatan Onew. Terlalu terlihat mencolok kalau mereka terus menggunakan van. Kalian tahun bukan kalau mata netizen negri ginseng ini sangat teliti. Begitu pula dengan para fans mereka. Van SHINee sudah sangat mereka kenali. Maka, Kyungshik meminta Hyura untuk menggunakan mobilnya untuk itu.
Hyura melangkahkan kakinya, membawa 2 kantung besar yang berisi makanan dari dalam mobilnya untuk para kelima member SHINee yang sedang tidak memiliki jadwal hari ini. Sesampainya di depan lift, ponselnya berbunyi. Sungyeol oppa call. Gadis itu lantas mengambil headphone nya untuk menjawab panggilan Sungyeol.
“Yobbosseo..” sapa Sungyeol dari seberang.
“Nde, oppa.” Balas Hyura.
“Sedang sibuk?” tanya Sungyeol karena mendengar suara bunyi lift.
“Tidak. Hanya sedang dalam perjalanan menuju dorm saja.” Balas Hyura.
“Dorm? SHINee maksudmu?”
“Nde, oppa. Memang dorm siapa lagi?”
Sungyeol tertawa garing. Menyadari kekakuan yang ditimbulkannya. “Mian, aku lupa.”
“Gwenchana.” Balas Hyura. “Ada apa oppa?” lanjut gadis itu lagi lalu mengangkat bawaannya memasuki lift dan menekan angka 17 sebagai lantai tujuannya.
“Anniyo. Hanya sedang ingin mengobrol dengamu saja.” Ujar Sungyeol.
“Bohong, dia sedang merindukanmu, nona Im.” Seru suata berat dari seberang. Suara khas milik Dongwoo.
“Hyung, kau menggangguku saja.” Keluh Sungyeol.
“Sedang menunggu untuk recording oppa?” tanya Hyura mengembalikan Sungyeol pada obrolan keduanya.
“Nde, sedang menunggu itu.” balas Sungyeol lesu, karena sebenarnya namja itu sudah bosan untuk menunggu kali itu. Bosan mendengar L yang selalu menceritakan mengenai Sunhee padanya dan bosan melihat tingkah para membernya yang tak henti-hentinya meledeknya.
“Dimana?”
“Simply Kpop.”
“Kenapa terdengar lesu seperti itu? Kau sedang tidak sehat?”
“Anniyo. Hanya bosan saja.” Balas Sungyeol. “Coba kau bisa berkunjung kesini.” Lanjutnya.
“Eoh? Aku?”
“Dwesso. Lupakan saja. Aku hanya asal bicara.” Potong Sungyeol segera setelah menyadari terlalu polos mulutnya itu untuk mengatakan hal tadi pada Hyura.
“Ah, baiklah. Oppa, ku tutup dulu telfonnya, aku sudah sampai di dorm SHINee. Annyeong.” Pamit Hyura.
“Eoh? Baiklah. Terima kasih sudah mau kuganggu.”
“Gwenchana. Tetap semangat untuk jadwalmu hari ini. Salam untuk yang lainnya.” ujar Hyura sebelum memutus sambungan telfon.
Hyura memasukan ponselnya kedalam tas dan menekan intercom dorm SHINee. Walaupun ia sudah tau password untuk masuk kedalam, namun kali ini ia sedang malas melakukannya. Jadi ia menunggu para penghuni dorm itu membukakan pintu untuknya. Hingga akhirnya sang oppa lah yang membukakan pintu setelah ia melihat Hyura ada di layar intercom.
“Kenapa tidak membukanya sendiri saja?” tanya Minho lalu mengambil 2 kantung besar yang dibawa oleh Hyura.
“Sedang tidak ingin saja, makanya aku menunggu kalian untuk membukanya.” Balas Hyura lalu melepaskan sepatu kets yang digunakannya. Penampilan yeoja itu hati ini lebih terkesan santai, hanya skinny jeans hitam dipadukan dengan blouse bewarna biru awan. “Sudah makan?”
“Belum, Kibum baru saja akan pergi ke super market untuk berbelanja bahan makanan. Apa yang kau bawa ini? banyak sekali.”
“Kebetulan, aku baru saja dari Hongdae bertemu dengan Sunhee eonni. Aku membeli beberapa kotak makanan untuk kalian. Makanlah.” Balas Hyura.
“Aah, gomawo saengi.” Balas Minho.
“Cheonmaneyo oppa.” Ujar Hyura. “Astaga, oppa. Kenapa kalian belum membereskan ini semua?” tanya Hyura melihat ruangan TV yang sudah amat sangat berantakan dengan bertumpuknya hadiah pemberian para fans di hari debut anniversary merke yang ke 6, 2 hari yang lalu.
“Setidaknya ini sudah jauh lebih rapih dibandingkan kemarin, Raa-ya. Kibum sudah mengerahkan titahnya untuk merapihkan ini semua. Tapi seperti yang kau tahu, kami lelah dan bingung ingin menaruhnya dimana.” Jelas Minho.
“Baiklah, terserah kalian saja, ini kan dorm kalian. Jadi ini juga tanggung jawab kalian.” Balas Hyura. “Jonghyun oppa, annyeong.” Sapa Hyura pada Jonghyun yang sedang merebahkan badannya di sofa sambil memeluk sebuah bantal pemberian fans.
“Annyeong nona Choi.” Balasnya enteng.
“Mwo? Margaku Im, oppa.” Balas Hyura.
“Yaa, tapi mungkin sebentar lagi akan berubah.” Lanjutnya tersenyum menggoda.
“Hyura-ya, wasseo?” potong Key keluar dari arah dapur dengan segelas air dingin di tangannya.
“Nde, oppa.”
“Bisa membantuku merapihkan segala kekacauan ruangan ini nanti. Mereka semua sangat tidak membantu.” Keluh Key.
“Eoh? Baiklah. Setelah aku menemui Jinki oppa. Oh iya, dimana dia?”
“Jinki hyung? Dia sedang berada di ruang belajar. Temui dia disana saja. Aku akan menaruh ini ke ruang makanan.” Ujar Minho.
“Lalu Taemin?”
“Sepertinya sedang berada di kamar.” Balas Jonghyun.
“Baiklah, aku menemui Jinki oppa dulu kalau begitu.”
Hyura melangkahkan kakinya menuju ruang belajar dimana ruangan itu adalah satu tempat khusus yang ada di dorm SHINee, dimana kelima member menyimpan buku-buku milik mereka disana. Ada juga seperangkat alay composing sederhana dan pc. Tempat dimana para member biasa menghabiskan waktunya untuk menulis lagu, Jonghyun dan Onew lah yang sering menggunakan tempat ini.
“Oppa, boleh aku masuk?” tanya Hyura menggeser pintu ruang belajar sedikit.
“Ah, kau datang? Masuklah.” Ajak Onew.
Hyura melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut lalu menutupnya lagi.
“Bisa kau kunci pintunya?” pinta Onew.
“Baiklah oppa.” Balas Hyura lalu memutar kunci sekali. “Sudah lebih baik?” tanya Hyura menghampiri Onew dan mengambil satu kursi kosong di dekatnya.
“Terkadang sedikit sakit, tapi setelah meminum obatnya jauh lebih baik.” Balas Onew.
*****
Hyura POV
Sebenarnya keadaan Jinki oppa sangat mengkhawatirkan, aku saja yang melihatnya terkadang mengeluh sakit menjadi sangat khawatir terhadapnya. Namun, karena tidak ingin yang lain khawatir terhadapnya, namja itu memilih untuk tidak memberitahu member yang lain. Dan untukku? Kenapa aku bisa mengetahuinya?
Itu tidak sengaja, ketika ia sedang bercerita apa yang dirasakannya terhadap Kyungshik oppa. Tidak sengaja aku mendengar itu. Tapi, sebenarnya memang belakangan ini aku sudah merasakan ada perubahan dengan kondis leader SHINee itu.
“Perbanyak istirahat sebelum pemeriksaan ulang besok, oppa. Dan jangan terlalu memaksakan diri kalau memang kau merasa tidak mampu. Berbagilah juga dengan member yang lain kalau memang tidak bisa bercerita denganku.” Ujarku khawatir.
“Gwenchana, Hyura-ya. Sampai saat ini aku masih bisa menanganinya sendiri. Bercerita dan membaginya denganmu kurasa sudah cukup.” Balasnya.
“Oppa, aku mengerti kalau kau seorang leader, kau tidak ingin membermu merasa khawatir. Namun berbagi dengan mereka tidak ada salahnya bukan. Sebelum mereka menjadi lebih khawatir kalau mereka mengetahuinya dengan terlambat.”
“Baiklah, terima kasih untuk saranmu, saengi.” Balasnya lalu mengacak kepalaku pelan.
“Cheonmaneyo, oppa.” Ujarnya. “Sudah makan?”
“Belum, masih mengerjakan ini.” balas Jinki oppa memperlihatkan komposisi lagu yang sedang dibuatnya.
Ia juga adalah salah satu member yang berbakat menciptakan lagu. Namun, ia masih merasa kurang percaya diri untuk meperlihatkannya ke publik. Tidak seperti Jonghyun oppa yang sudah sering mempublikasikan lagu buatannya.
“Sampai kapan mau menyimpannya? Buatanmu tidak kalah enaknya dengan buatan Jonghyun oppa.”
“Entaah, tidak dalam waktu dekat sepertinya.”
“Ya sudah, ayo kita makan kalau begitu. Aku membawa beberapa makanan di depan.” Ajakku.
“Memang kau habis darimana? Sampai serepot itu membawakan kami makanan?”
“Makan siang bersama Sunhee eonni.” Balasku. Senyum itu mengembang diwajahnya. Oppa, semoga senyuman itu akan selalu ada di wajahmu. “Kenapa kau tersenyum seperti itu?”
“Eoh? Anniyo. Ya sudah, ayo kita makan. Kajja.” Balasnya.
“Senang bisa melihat kau tersenyum seperti itu sekarang. Besok eonni akan kesini.”
“Jinjja?” tanyanya menoleh kepadaku yang masih duduk di kursiku.
“Nde, akan menemani kita ke rumah sakit besok. Kau senang oppa?”
Ia hanya tersenyum penuh arti, mengalihkan perhatiannya membuka pintu dan melangkah keluar ruangan. Oppa, semoga kau tidak sampai mendengarnya. Batinku.
*****
Namun tanpa Hyura sadari, sebenarnya Onew sudah mengetahui mengenai hubungan Sunhee dengan L. Namja itu sudah mengetahuinya. Dan bisa dipastikan kalau segala keceriaan yang dimunculkannya itu adalah poker facenya. Hal yang Hyura takutkan akan muncul kembali di wajah namja itu.
*****
Infinite’s Dorm
Jam baru saja menunjukkan pukul 6 pagi, tapi L sudah mengganggu waktu tidur sang partner in crime, Sungyeol. Karena jadwal Infinite di Mcountdown dan Music Bank hari ini, kegiatan ketujuh namja tampan itu akan dimulai sejak pagi hari. Jam 8, ketujuhnya sudah harus berangkat untuk persiapan sebelum meluncur menuju lokasi recording.
“Hyung, irreona.” Panggil L pada Sungyeol yang masih menenggelamkan tubuhnya dibalik selimut.
“Wae Myungsoo-ya, aku masih mengantuk. Ini belum waktunya kita berangkat bukan. Sudah, jangan ganggu aku.” Ujar Sungyeol mengibaskan tangannya di wajah L.
“Hyung, palli irreona. Temani aku. Hyung..” rengek L kembali dan membuat Sungyeol semakin menenggelamkan dirinya dibalik selimut. Mengambil bantal dan melemparkannya pada L. Tapi semangat namja pemilik lesung pipi itu tidak gentar, ia kembali membangunkan Sungyeol dengan berbagai cara, mulai dari membangunkannya dengan berbisik di telinga Sungyeol hingga menyemprotkan wajah namja tertinggi itu dengan air.
“Yaa. Kim Myungsoo, aku masih mengantuk.” Keluh Sungyeol namun tak digubris oleh L. Namja itu kembali mengganggu waktu tidur choding prince itu dengan berbagai cara.
“Sungyeol-ah, sudah. Ikuti apa yang diinginkan oleh Myungsoo saja. Jangan ikut mengganggu waktu istirahat kami.” Ujar Hoya yang juga tidur di kamar yang sama dengan Sungyeol.
“Dengar itu hyung. Ayo, cepat bangun. Palli. Temani aku.” Lanjut L.
“Aku masih mengantuk Kim Myungsoo. Jaeball, aku baru tidur pukul 4 tadi.” Protes Sungyeol.
“Tidak peduli. Itu salahmu sendiri. Sudah, ayo cepat bangun.” Tarik L hingga akhirnya mau tidak mau Sungyeol beranjak dari tempat tidurnya dan mengikuti langkah L ke ruang TV.
“Mwoya? Ini masih jam 6 pagi. Myungsoo-ya. Demi Tuhan, tanpa menemani mu pun waktu tidur ku sudah kurang.” Keluh Sungyeol saat dirinya di seret paksa sang visual.
“Hyung harus menemani ku, aku tidak tega membangunkan hyung yang lain apa lagi Sungjong.” Ujar L. Kontan mata Sungyeol langsung mendelik dan memandang L sengit. “Jadi kalau pada ku kau tega huh?”
“Eiys hyung. Kau kan tidak pernah bisa menolak permintaanku.” jawab nya sambil beraegyo dan membuat Sungyeol bergidik ngeri. “Sudah hyung. Aku tidak terima protes. Cepat bersiap, aku tunggu disini 5 menit lagi.”
“Mwo? Kau gila? Memangnya kau mau kemana? Kenapa harus aku dan kenapa harus sepagi ini?” protes Sungyeol lagi.
“Aku mau beli bunga untuk Sunhee.” Balas L manis.
“Mwo? Memangnya Sunhee suka bunga? Kurasa dia akan lebih senang kalau di belikan buku atau paling tidak makanan.”
Sesaat L terlihat ragu dan berfikir dengan ide ajaibnya pagi ini. “Benar juga yang kau bilang, hyung. Ah tapi terserah, aku akan tetap membelikannya bunga.”
“Ada apa denganmu tuan Kim? Sedang mau berbuat salah? Mendadak mau jadi pria romantis seperti ini, waktu kau akan bertemu dengan Daeyon kau juga membelikan Sunhee bunga.” Ujar Sungyeol sambil lagi-lagi menguap lebar, ia memang masih benar-benar mengantuk dan ini semua karena pria berdimple itu.
“Sudah cepat hyung.” Perintah L lagi.
“Baiklah, terserahmu Kim Myungsoo.” Balas Sungyeol. “Sepertinya kau sudah tertular virus kuasa kakak iparmu.” Keluh Sungyeol sebelum ia berjalan menuju kamar mandi.
*****
Sungyeol POV
Apa yang sebenarnya ada di kepala anak ini? Membangunkanku di pagi buta hanya untuk menemaninya membeli bunga untuk Sunhee di pasar? Kim Myungsoo kau keterlaluan. Kesalku. Kau bisa membelinya ketika berangkat nanti.
“Hyung, bagaimana dengan yang ini?” tanyanya sambil menyodorkan 2 batang bunga matahari kehadapanku.
“Terserahmu saja. Kau kan yang ingin memberikannya pada Sunhee. Kenapa bertanya padaku.” Jawabku kesal.
Sungguh, aku masih mengantuk saat ini. Walaupun mataku sudah tertutup kaca mata hitam dan wajah kami tertutup oleh masker penyamaran, tapi ini semua diluar akal sehat. Memang sulit kalau sudah berurusan dengan orang yang sedang jatuh cinta.
“Eiys, hyung. Jangan marah seperti itu. Aku mengajakmu kesini lebih pagi agar kita bisa mendapatkan bunga yang segar.”
“Apa katamu? Kita? Ini hanya kepentinganmu saja, bukan aku.” Balasku kesal. “Pasti ada sesuatu yang kau sembunyikan lagi kali ini makanya kau bersikap manis seperti ini pada Sunhee. Membelikannya bunga. Permintaan maaf sebelum melakukan kesalahan lagi? Benarkan?” tembakku asal.
“Yaa, hyung.” Protesnya.
“Wae?”
“Kau juga kan bisa membeli bunga untuk Hyura dan menitipkannya pada Sunhee nanti. Semalan ia bilang akan berkunjung ke dorm SHINee hari ini.” ujarnya malas ketika menyebut nama SHINee. Kim Myungsoo, masih saja cemburu dengan fan girling Sunhee.
“Cemburu ia kembali dekat dengan para member SHINee? Terutama Jinki hyung?” godaku.
“Cemburu? Untuk apa? Sunhee hanya menyukaiku, tidak pada yang lain.” Balasnya.
“Eiys, tapi kurasa Jinki hyung saingan terberatmu. Ya, walaupun kau sudah resmi memiliki Sunhee saat ini. Tapi bukan tidak mungkin kalau ia akan mengalihkan perhatiannya pada leader itu kalau kau melakukan hal gila.” Selorohku. Entah apa yang aku bicaraka. Semuanya keluar begitu saja sebagai bentuk kekesalanku pagi ini. “Sudah, aku mau melihat-lihat dulu.” Pamitku meninggalkannya yang kembali sibuk memilih bunga untuk kekasihnya itu.
Pandangan mataku tertuju pada deretan pohon kaktus yang dipajang di salah satu meja yang berada di depan kios. Mulai dari kaktus yang belum berkembang, hingga yang sudah menampakkan bunganya. Cantik. Aku tidak mengira kalau pohon seperti kaktus itu bisa secantik ini.
“Walaupun terlihat biasa saja dan orang menilainya sebagai tanaman yang tidak menarik, tapi kaktus akan menjadi tanaman yang indah kalau dirawat dengan baik. Mereka mampu tumbuh mandiri. Kau lihat itu. Sangat terlihat berbeda ketika ia sudah menunjukan bunganya.” Ujar pemilik kios padaku ketika aku melihat deretan pohon itu.
“Ah, nde ajhumma. Mereka sangat indah ketika sudah berbunga.” Balasku.
“Berikan ini pada teman barumu. Ini bisa menjadi hadiah persahabatan yang indah. Kalian bisa merawatnya bersama demi mendapatkan bunga yang indah nantinya.” Lanjutnya.
Kufikirkan apa yang pemilik kios itu sampaikan. Memang benar katanya kaktus yang sudah tumbuh dan berkembang dengan kemampuannya sendiri akan menjadi sangat indah. Namun, aku masih bingung dengan maksudnya mengenai hadiah persahabatan. Apa maksudnya?
“Bingung dengan maksudku anak muda?” aku mengangguk. “Teman baru adalah sahabat baru dan keluarga baru. Untuk itu, kau harus saling mengenal satu sama lain dan juga memahami satu sama lain agar hubungan persahabatan kalian bisa berjalan dalam waktu yang lama. Tidak hanya kau, tapi juga sahabatmu. Mungkin saat ini kau belum menjadi apa-apa, tapi suatu saat nanti kau pasti akan berhasil dengan masa depanmu. Ajak teman barumu itu untuk tidak hanya menjadi teman di waktu menyenangkan saja, tapi juga di waktu lainnya.” jelasnya.
Jadi seperti itu maksudnya. Aku mengerti sekarang. Setelah mempertibangkannya, akhirnya kuputuskan untuk membeli salah satu pohon kaktus yang berukuran tidak terlalu besar untuk kuberikan pada teman baruku yang spesial, Im Hyura. Terlalu mainstream bukan kalau mengikuti jejak Myungsoo yang membelikan bunga untuk Sunhee. Ini hadiah yang lebih unik.
“Baiklah, ajjhuma. Aku ambil yang ini.” ujarku.
Pemilik kios itu pun membungkuskannya untukku dan memberikannya padaku setelah aku membayarnya.
“Semoga temanmu menyukainya anak muda.” Ujarnya.
*****
Kesibukan sudah nampak di ruang TV dorm Infinite setibanya Sungyeol dan L dari aktivitas pagi buta keduanya itu. sebatang bunga matahari dengan ukuran sedang sudah berada di dalam genggaman L dan sebuah kaktus kecil berada dalam kantung kertas yang dibawa oleh Sungyeol.
“Habis melarikan diri darimana kalian sepagi ini? aku tidak salah lihat?” seru Sunggyu menyambut keduanya. Sambutan khas sang leader.
“Melakukan sedikit aktivitas tidak biasa, hyung.” Balas L.
“Kalian semua sudah bersiap?” tanya Sungyeol.
“Hanya Dongwoo hyung dan Sungjong yang belum. Sudah cepat kalian bersiap. Kita berangkat 20 menit lagi.” Balas Woohyun.
“Baiklah.” ujar Sungyeol yang sudah tidak terlihat kesal lagi setalh diculik paksa oleh L.
Sungyeol dan L meletakan belanjaan mereka diatas meja makan sebelum meninggalkan ruangan tersebut menuju kamar masing-masing untuk bersiap. Keisengan Woohyun dan Hoya muncul untuk melihat apa yang dibeli oleh Sungyeol, karena hanya belanjaan milik namja itu yang tidak terlihat bentuk dan rupanya.
“Ige mwoya? Kaktus?” seru Woohyun bingung.
Suara tawa terdengar dari arah kamar L yang sudah mengetahui maksud, tujuan dan siapa penerima tanaman itu.
“Myungsoo-ya, tutup mulutmu.” Teriak Sungyeol dari kamarnya.
“Siapa yang membeli ini?” tanya Hoya.
“LEE SUNGYEOL, hyung.” Teriak L.
Sungyeol pun segera keluar dari kamarnya dan mengambil kaktus miliknya sebelum tanaman itu rusak oleh para membernya. Ini spesial.
“Berikan padaku, hyung.” Ujar Sungyeol merebut tanaman itu dari tangan Woohyun.
“Untuk apa kau membeli itu, Yollie-ah?” tanya sang leader bijak, tak seanarkis membernya yang lain.
“Hadiah.” Balas Sungyeol lalu melangkahkan kaki menuju kamarnya, melanjutkan kegiatan bersiapnya.
“Hadiah untuk diberikan pada nona Im, hyung. Hadiah spesial.” Seru L yang sudah kembali dengan tas punggungnya.
“Mwoya? Untuk Hyura?” tanya Woohyun.
“Memang siapa lagi nona Im yang tengah dekat dengannya?” balas L.
“Phuahahahaha.” Tawa Hoya meledak. “Ternyata tidak hanya kelakuan kekanakannya saja yang aneh, idenya pun aneh.”
“Terlalu mainstream untuk memberikan bunga seperti yang lainnya.” balas Sungyeol akhinya setelah ia sudah selesai bersiap. “Sesuatu yang unik perlu bukan?”
“Cepat sekali?” ledek Hoya.
“Tapi tidak kaktus juga, hyung.” Keluh L.
“Terserahmu, Myungsoo-ya. Aku yang akan memberikannya. Bukan kau. Urus saja bunga matahrimu itu untuk Sunhee.” Balas Sungyeol.
“Ya, kau kira adikku itu kebun? Sedikit romantislah, Myungsoo-ya. Berikan ia bunga mawar, tulip atau yang lainnya. Bukan bunga matahari seperti ini.” protes Sunggyu.
“Ya, hyung. Terserahku ingin memberikan Sunhee bunga seperti apa.” Keluh L.
Woohyun yang memperhatikan pedebatan pagi itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Melihat sikap para membernya yang sedang gila karena jatuh cinta. “Yaa, sudah-sudah. Perdebatan ini tidak akan habis kalau terus dilanjutkan. Sudah, kita berangkat saja sekarang.” Seru Woohyun. “Dongwoo hyung, Sungjong-ah. Palli.”
*****
Hyura sudah berada di dorm SHINee lagi hari ini, setelah kemarin ia membantu Key merapihkan hadiah pemberian para fans hingga malam. Dan pagi ini ia sudah kembali berada di dorm kelima namja itu untuk menjemput Onew melakukan pemeriksaan lanjutan sebelum makan siang nanti.
“Jam berapa Sunhee akan datang?” tanya Onew menghampiri gadis itu ketika sedang berada di dapur.
“Mungkin sebentar lagi oppa. Tadi, eonni bilang ia sudah dalam perjalanan.” Balas Hyura.
“Hyung, kita tidak ada jadwal kan?” Tanya Taemin.
“Eoh, sampai sebelum makan siang hanya aku yang akan pergi ke rumah sakit untuk treatment dan suntik vitamin. Setelah itu Minho akan menjalankan jadwal solonya seingatku. Dan untuk kalian bisa santai dan beristirahat karna lusa kita sudah berangkat.” Taemin lalu menganggukan kepala mendengar penjelasan sang leader.
“Waeyo Taetae?” goda Jonghyun.
“Hyung jangan panggil aku begitu!” Taemin langsung protes pada Jonghyun yang masih belum puas menggoda maknae itu. Sedangkan Jonghyun malah memasang wajah devilnya, sudah lama ia tidak menggoda si bungsu itu.
“Wae wae wae? Shirreo?”
“Nde. Shirreo, jinja shirreo, wanjang shirreo.” tegas Taemin.
“Aigoo, uri maknae sudah besar rupanya? Mentang-mentang sudah punya pacar jadi tidak mau di panggil Taetae lagi? Padahal dulu juga terima saja di panggil seperti itu.” ujar Jonghyun.
“Hyung jinjaa!!” protes Taemin lagi.
“Kalau tidak mau di panggil begitu hentikan sikap manja mu pada Minji, Sunhee dan noona-noonamu yang lain Taetae-yaa.”
“Dino hyung jinjaaaa!!” Seru Taemin semakin kesal.
Tidak lama terdengar intercom berbunyi. Onew langsung bergegas menuju pintu untuk membukakannya, karena namja pecinta ayam itu yakin kalau Sunhee yang menekannya. Yeoja itu sudah tiba.
“Ada apa dengannya, Hyura-ya?” tanya Key bingung melihat kegesitan leadernya itu dari ruang TV setelah sebelumnya ia hanya dia mendengarkan kegaduhan yang diciptakan Jonghyun dan Taemin. Itu sangat mengganggunya.
“Sunhee eonni, oppa.” Balas Hyura.
“Pantas saja dubu itu bersemangat sekali.” Lanjut Jonghyun.
“Eiys, hyung. Kau juga seperti itu dulu kalau Minji noona tiba. Berkacalah.” Seru Taemin sok bijak. Perdebatan keduanya usai. Namun sebuah pukulan ringan mendarat dari arah Jonhyun dikepala sang maknae. “Hyung, appo.” Protesnya.
“Makanya, jangan seenaknya menasehatiku. Kalau kau juga sama seperti itu.” balas Jonghyun.
“Ya, kalian berdua memang sama saja. Sudah, hentikan.” Tengah Key.
“Kau juga sama.” Protes Jonghyun dan Taemin bersamaan.
Tidak lama, Sunhee masuk menghampiri ketiganya di ruang TV, Onew berada di belakang gadis itu dengan membawa kantung belanjaan yang berisikan makanan untuk kelima member SHINee dan juga Hyura.
“Jonghyun oppa, Key oppa, annyeong.” Sapa Sunhee.
“Annyeong, Sunhee-ya. Lama tidak bertemu.” Balas Jonghyun dari arah sofa.
“Nado annyeong nonna Kim.” Balas Key.
“Nonaaaa.” Seru Taemin bangkit dan menghambur pada Sunhee.
“Annyeong, Taeminnie. Apa kabarmu?” balas Sunhee.
“Baru saja diberitahu. Ingat umurmu tuan muda Lee. Masih pantaskah kau bertingkah seperti ini. Memiliki kekasih saja sudah, tapi kelakuanmu belum berubah.” Seru Onew menarik kerah baju yang Taemin pakai.
“Gwenchana oppa, baik Sungjong maupun Taemin, mereka berdua sama bagiku. Mereka tetap adik-adikku yang manis.” Balas Sunhee diikuti senyuman bangga Taemin karena ada yang membelanya.
“Eonni, wasseo?” sapa Hyura.
“Ah, nde.” Balas Sunhee.
“Enak sekali ada yang datang mengunjungi sebelum berpergian jauh, Minho selalu di temani Hyura, Kibum juga belum lama ini bertemu dengan Eunji bersama Taemin yang mengunjungi Naeun, lalu sekarang kau juga datang untuk menemui Jinki hyung. Aish aku juga mau seperti kalian. Di kunjungi pacar sebelum pergi jauh. ” Gumam Jonghyun dengan ekspresi kesalnya yang membuat Hyura, Sunhee dan Onew tertawa.
“Baru juga dua hari yang lalu kau bertemu dengannya.” Ujar Onew. “Atau kau telfon saja. Nanti dia pasti datang.”
“Makanya, hyung. Jangan pacaran dengan sekertaris CEO.” seloroh Taemin sambil menjulurkan lidahnya dan ikut duduk di sofa yang di tempati One dan Sunhee. Ia enggan mengusir Jonghyun atau nantinya akan di ledek dengan panggilan masa kecilnya lagi.
“Oh iya, oppa-deul, aku membeli ayam goreng dalam perjalanan menuju kesini. Kalian sudah makan?” tanya Sunhee.
“Belum.” Jawab Jonghyun, Key dan Taemin kompak.
“Ya sudah, kalian makanlah oppa.” Ujar Hyura. “Aku sudah memasakan nasi hangat untuk kalian.”
Keenamnya pun melangkahnkan kaki mereka menuju ruang makan untuk menyantap sarapan yang dibawa oleh Sunhee.
“Aku memanggil Minho oppa dulu, eonni.” Pamit Hyura.
“Baiklah, ajak ia makan juga.” Balas Sunhee.
Hyura meninggalkan kelimanya menuju kamar Minho untuk mengajak namja itu sarapan bersama. Sampai pukul 10 ini hanya namja itu yang belum keluar dari kamarnya sejak Hyura tiba tadi. Pasti masih tertidur. Pikir Hyura.
“Oppa, kau sudah bangun?” panggilnya, tidak ada jawaban. Sepertinya benar.
Baru saja Hyura akan membuka pintu kamar Minho, tiba-tiba suara namja itu sudah berada di belakangnya.
“Sudah, tapi aku baru saja selesai menyegarkan diri. Wae?” tanya Minho dengan rambutnya yang memang sudah basah.
“Kau mengangetkanku saja oppa. Aish.”
“Wae?” tanya Minho lalu membuka pintu kamarnya diikuti langkah kaki Hyura.
“Sudah selesai? Cepatlah ke ruang makan. Mereka sudah menunggumu.” Balas Hyura.
Bukannya menjawab, Minho lalu melepas baju kaos yang dikenakannya tadi dengan baju lain. Memperlihatkan bentuk tubuhnya yang semakin baik dan mengeluarkan aroma segar khas milik namja itu. Aroma yang tak pernah berubah di indera penciuman Hyura.
“Eiys, tidak ingat ada aku disini, oppa?” keluh Hyura.
“Kenapa? Terpesona dengan bentuk tubuhku?” goda Minho.
“Eoh? Biasa saja. Aku sudah biasa.” Balas Hyura.
“Sudah lebih baik bukan?”
“Terserahmu.” Balas Hyura. “Ya, sudah, aku tunggu di ruang makan bersama yang lainnya.”
“Eiys, adikku ini sudah mulai tergoda sepertinya.” Ledek Minho mencubit gemas pipi Hyura. “Tunggu aku, kita kesana bersama.”
Keduanya pun bergabung dengan yang lainnya di ruang makan. Setelah selesai menghabiskan sarapan pagi mereka itu, keenanya, kecuali Key melangkahkan kaki mereka menuju ruang TV untuk sedikit bersantai sebelum harus kembali pada aktivitas selanjutnya.
“Terima kasih untuk ayam gorengnya, Kim Sunhee.” Seru Jonghyun.
“Nde, oppa. Cheonmaneyo.” Balas Sunhee.
“Kau akan menemani Hyura dan Jinki hyung ke rumah sakit hari ini, Sunhee-ya?” tanya Minho.
“Nde, oppa. Aku yang mengajak eonni. Kurasa kalian mengerti maksudku.” Balas Hyura diikuti anggukan oleh Minho dan senyum simpul oleh Jonghyun, Key dan Taemin. Sedangkan Onew, hanya rona kemerahan yang mucul di wajah tampannya itu.
“Siapa yang membeli kaktus?!?” pekik Key ketika ia berjalan melewati barang bawaan milik Sunhee.
*****
Author is back ^^
Selamat kembali menikmati kelanjutan dari cerita ini
kalo ada sara boleh kok
comment yaaa
Dan untuk membalas bantuan kalian yang udah bikin author jadi WRITER OF THE MONTH
diusahakan untuk minggu ini akan di upload lagi kelanjutannya.
geundae, jangan bosen yaaa. ditunggu ajaa :)
Don't forget for LOVE LIKE SUBSCRIBE nya
xoxo,
@khaiicheen