Pertemuan terakhir Hyerim dan Dyo masih menyisakan banyak tanda tanya dihati Hyerim. Hyerim sangat percaya, Dyo tidak akan melupakannya meski dia sekarang lebih memilih tinggal di Gangnam, ponselnya pun sudah tidak aktif lagi. Dan tak sekali pun dia memberi kabar tentang keadaannya, hingga 5 tahun berlalu tanpa cerita.
Hingga Tuhan mempertemukan mereka, hari itu EXO hadir sebagai salah satu bintang tamu dalam sebuah konser music, suasana yang begitu ramai dan penuh dengan teriakan fans tak membuat Hyerim berkutik sedikit pun. Pandangan matanya fokus pada Dyo yang saat itu menyanyikan lagu Wolf. Semua fans berteriak dan mengikuti lantunan lagu Wolf, tapi Hye Rim justru meneteskan air mata, mengingat semua kenangannya di SMA dengan Dyo dan bagaimana dia berpisah dengan Dyo. Dia baru menyadari sesuatu, bahwa dia sangat merindukan Dyo. Saat dia sudah mulai melupakan Dyo sebagai masa lalunya.
Malam ini Hye Rim bahkan tidak bisa tidur karena mengingat kejadian tadi sore. Malam sudah sangat larut, tapi Hye Rim memilih berjalan keluar rumah dan melihat-lihat ke beberapa toko dan minimarket yang masih buka malam itu. Karena persediaan makanannya habis, Hye Rim ingin membeli beberapa makanan. Di minimarket itu tidak ada seorang pembeli pun kecuali Hye Rim. Saat Hye Rim sibuk memilih mie instan, dia hanya mendengar seseorang datang.
“Permisi, minuman vitamin tempatnya dimana?” tanya seseorang pada kasir minimarket.
“Ah~ silakan kearah sini, disana ada banyak minuman vitamin yang anda inginkan” jawab kasir sambil menunjukkan jalan.
“Ah~ iya, terima kasih…” seseorang itu berterima kasih sambil membungkuk pada kasir. Saat pandangan Hye Rim menyebar keseluruh minimarket untuk mencari makanan selanjutnya yang dia cari, dia tidak sengaja melihat sebuah gantungan ponsel jatuh, Hyerim sempat mengira gantungan itu milik toko, lalu dia sadar melihat talinya yang terputus. Gantungan Pororo itu milik seseorang.
Hye Rim mencari satu orang yang ada di supermarket dan menghampirinya, namun langkahnya terhenti sejenak melihat orang itu dari sisi samping.
"Dyo??? Bukan, tidak mungkin..." Hyerim yang terkejut mencoba memastikan kalau orang itu bukan orang yang dipikirkannya.
Tapi apa yang dia pikirkan terbukti, pemilik gantungan ponsel ‘Pororo’ itu memang Dyo. Setelah yakin itu Dyo, Hye Rim langsung bergegas menutup kepalanya dengan topi jaket yang dia pakai dan langsung meletakkan keranjang belanjanya begitu saja. Hye Rim bergegas meninggalkan mini market tanpa banyak bicara lagi.
Perasaannya memang lega saat dia sudah meninggalkan mini market, namun apa yang dia lakukan terlihat konyol. Kasir mini market bahkan heran melihat tingkahnya yang meninggalkan keranjang belanjaannya begitu saja
“Kenapa aku harus kabur? Aku bahkan tidak membeli apa-apa hanya karena dia disana, ah~ tapi aku belum siap jika harus bertemu dengannya. Sudahlah, mungkin ada minimarket lain yang masih buka, aiiishh~” Hye Rim melanjutkan berjalan mencari minimarket yang masih buka.
Langkahnya terhenti ketika melewati sebuah toko kaset dan dia mencoba masuk untuk melihat-lihat. Baru membuka pintu toko, Hyerim sudah mendapat kejutan lagi, keadatangannya langsung disambut sebuah poster jumbo EXO. Sebenarnya tidak masalah karena itu hanya sebuah poster, tapi pertemuannya dengan Dyo benar-benar membuatnya seperti dikejar hantu
"Iisssh~ kenapa aku jadi seperti ini?” Hye Rim bergegas menuju kasir untuk menanyakan sesuatu,
“Permisi~ apa album EXO masih ada bonus posternya?”
“Iya masih ada~ anda bisa mendapatkan official poster besarnya, apa kau penggemar mereka?”
“Ah bukan, aku hanya ingin membelinya untuk hadiah. Baiklah aku akan melihat-lihat sebentar” baru saja berbalik Hye Rim di kejutkan lagi dengan kedatangan dua orang yang langsung masuk ke toko dan menuju kasir.
Dan Hyerim hanya tertegun saat mengetahui orang itu adalah Sehun dan Luhan yang sedang ingin membeli sesuatu. Mereka terlihat sibuk bicara dengan kasir dan Hyerim masih belum percaya, bisa bertemu mereka secara tidak sengaja. Dia langsung berbalik dan menghampiri mereka dengan berpura-pura menanyakan sesuatu lagi pada kasir.
"Permisi~ maaf aku ingin bertanya lagi, album perdana EXO… apa masih ada?” pertanyaan Hyerim yang menyela pembicaraan mereka, jelas membuat Sehun dan Luhan langsung melihat ke arahnya dengan pandangan sedikit aneh.
“Tunggu sebentar… saya akan melayani mereka terlebih dulu”
“Baiklah… aku akan menunggu” saat kasir pergi mencari barang yang mereka cari, Hyerim pura-pura acuh pada mereka. Pandangannya menyebar ke seluruh ruangan, sesekali Hyerim melirik dan mendengar yang mereka bicarakan. Sebenarnya jantungnya saat ini bergedup sangat kencang karena Sehun tepat ada disebelahnya bersama Luhan.
“Annyeonghaseyo~… apa kau EXO fans?” sambil membungkuk dan Luhan mengikuti, mereka tersenyum. Hyerim semakin tidak tahan ingin berteriak senang karena Sehun menyapanya lebih dulu. Tapi Hyerim masih bersikap tidak mengenal mereka.
“O~, iya aku EXO fans, ada apa?” Hyerim bahkan terlihat sangat natural bisa berakting tidak kenal mereka. Padahal perasaannya benar-benar ingin meledak-ledak karena sangat senang. Luhan dan Sehun saling melihat dan sedikit tertawa mendengar jawaban Hyerim.
“Apa kau mengenal semua member EXO?”
“Oh~ maaf… aku hanya menyukai lagu-lagu mereka, jadi aku tidak terlalu tahu dengan member”
“Hyung, sepertinya kita harus memperkenalkan diri” berbisik pada Luhan Luhan
“Ah~ baiklah, annyeonghaseyo perkenalkan saya Luhan EXO M” membungkuk
“Dan aku Sehun EXO K” membungkuk
Dalam hati Hyerim tertawa menang “Hehehehe~” aktingnya pun masih dilanjutkan dengan pura-pura terkejut saat mereka selesai memperkenalkan diri.
“Oh~ benarkah…!!? Omo, cheosunghamnida cheonmal cheosunghamnida, imnida Hyerim... ” saat itulah kebahagiaan Hyerim benar-benar meledak, Hyerim beberapa kali membungkuk sambil minta maaf. Pada akhirnya Hyerim berhasil mendapatkan tanda tangan mereka bahkan foto bersama mereka.
Tapi baru sekali berfoto-foto ria, Hyerim melihat seseorang masuk toko dan dengan suara yang lantang berteriak.
“Yeorobeun~ kalian sudah menemukannya?” teriak seseorang yang tiba-tiba masuk dan menyapa mereka berdua, itu Chanyeol. Awalnya Hyerim tidak melihat siapa pun yang berjalan di belakang Chanyeol saat masuk toko, tapi begitu tahu itu Dyo lagi-lagi Hyerim harus bergegas pergi dengan langsung memakai topi jaketnya dan menaikkan resleting jaketnya sampai menutupi seluruh wajah, Hyerim berbalik dan berusaha mencari jalan keluar. Hyerim memang berhasil keluar dari toko, tapi dia lupa didepan toko ada tangga dan dia jatuh tersungkur. Jelas tidak bisa melihat apa-apa, karena wajahnya tertutup jaket. Dia sangat gugup, sampai tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Sehun, Luhan, Chanyeol dan Dyo hanya melihat keheranan. Melihat tingkah bodoh Hyerim, mereka bahkan tertawa melihat Hyerim yang terlihat lucu, namun dengan sigap Chanyeol, Luhan, Sehun, Dyo bahkan penunggu toko bergegas keluar toko dan melihat keadaan Hyerim. Chanyeol mencoba membantu Hyerim berdiri
“Dia kenapa hyung?” tanya Sehun
“Mwola”
“Kau baik-baik saja?” tanya Chanyeol yang tidak tahu apa-apa, dia terlihat yang paling bingung melihat kebodohan Hyerim.
Sepertinya Dyo mengenali jaket yang dipakai Hyerim, karena itu jaket pemberiannya saat ulang tahun Hyerim yang terakhir bersama Dyo. Bahkan jaket itu menjadi jaket kesayangannya sampai sekarang.
“Yya~ Song Hye Rim??” Dyo terlihat sangat kaku dengan hanya berdiri, saat Sehun Luhan dan Chanyeol mencoba membantu Hyerim.
“Hyung kau mengenalnya?” Sehun terkejut
” Kyungsoo ah~ siapa dia?” Hyerim sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi saat Dyo memanggil namanya, Dyo bahkan membuka paksa resleting jaketnya yang menutupi wajah. Hyerim berusaha tersenyum, tapi dia justru terlihat semakin bodoh. Hyerim masih tidak mengerti kenapa dia ingin menghindari Dyo, yang ada dalam hatinya saat itu adalah perasaan sakit dan kecewa saat melihat Dyo.
“Hehehe… Ddodo ah~ annyeong! Lama tidak berjumpa, bagaimana kabarmu? Aku rasa kau baik-baik saja sekarang” mungkin karena mendengar Hyerim memanggil Dyo dengan sebutan ‘Ddodo’, Chanyeol, Sehun dan Luhan langsung tertawa lepas. Apa lagi melihat tingkah polos Hyerim dan Dyo hanya biasa saja tanpa menunjukkan ekspresi apa pun.
“Mwo??! Hyung, sejak kapan kau punya nama...?” melanjutkan tertawa
“Dyo ah~ kau tidak perlu bersikap seperti itu padanya” ujar Luhan sembari tertawa
“Kyungsoo ah~ kau baik-baik saja?” Chanyeol mendekat disamping Dyo dan menepuk pelan pundaknya. Dyo masih bersikap datar-datar saja, dia bahkan tidak menunjukkan senyum sama sekali seperti saat pertama masuk toko tadi.
“Sedang apa kau disini?” tanya Dyo dengan nada rendah
“Hyung, apa maksudmu... dia baru saja ingin membeli album kita” jawab Sehun yang tidak habis pikir dengan sikap Dyo
“Benar~ aku hanya ingin membeli sesuatu” Hyerim tidak bisa menghilangkan rasa gugupkan saat dihadapkan didepan 4 laki-laki dan salah satunya terus menghujam pandangan tajam kearahnya
“Sehun ah~ Luhan hyung dan Chanyeol, jika kalian sudah selesai kita bisa langsung pulang, Suho hyung sudah menunggu kita di dorm” dia mengabaikan Hyerim dan langsung pergi lebih dulu
“Mwo?? Kyungsoo ah~ Kyungsoo…!! Hye Rim ah... aku minta maaf atas sikap Dyo, aku akan mencoba bicara padanya...” membungkuk beberapa kali di depan Hyerim dan menyusul Dyo. Sehun dan Luhan langsung menghampiri Hyerim yang masih berdiri memandangi Dyo yang melangkah pergi.
“Noona~ kau baik-baik saja?” rasanya terlalu sakit melihat sikap Dyo barusan, perhatian Sehun bahkan tak membuat Hyerim merasakan apa-apa lagi selain sedih dan sakit. Hyerim masih terdiam, pandangannya kosong, matanya mulai berkaca-kaca.
“Hye Rim ssi~ kau menangis?” tanya Luhan yang menyadari air mata Hyerim mulai jatuh
“Aniyo oppa, aniyo~ aku tidak menangis, aku tidak menangis, aku bahkan tidak ingin menangis” Hyerim mengatakannya agar lebih tenang tapi air matanya semakin deras, perasaannya benar-benar sangat sakit saat itu. Hyerim tidak pernah tahu dan tidak mengerti kenapa Dyo bersikap seperti itu, bahkan saat pertemuan pertama mereka setelah 5 tahun tidak bertemu.
“Noona~ uljimayeo” Sehun memegang kedua pundak Hyerim. Hyerim memang fans Sehun, tapi Hyerim tidak bisa merasa sangat senang seperti sebelumnya meski Sehun berusaha menenangkannya.
Gantungan ponsel pororo yang dipakai Dyo adalah hadiah terakhir dari Hyerim dan Dyo masih memakainya sampai sekarang. Saat perjalanan pulang, Hyerim bahkan masih menangis. Hyerim masih tidak mengerti kenapa Dyo tiba-tiba menghindarinya, bahkan meski sekarang dia mengingat Hyerim sebagai orang yang dia kenal, tapi Hyerim merasa sangat kehilangan Dyo yang dulu. Dia terlihat seperti membenci Hyerim. Air mata Hyerim terus menggenang, tangisnya bahkan semakin deras saat mengingat kenangan manisnya saat pertama kali mengenal Dyo.
Flash Back in Senior High School “ Welcome to my live my Prince”
“Annyeonghaseyo, Do Kyung Soo imnida…. mohon bimbingannya” saat itu dia masih sangat manis.
Dia bahkan terlihat sangat pendiam, saat beberapa namja teman sekelasnya mencoba berteman dengannya dia terlihat sangat mudah bergaul meski pun awalnya sangat canggung. Di sekolah, dia terkenal sangat cerdas dan tidak sedikit anak perempuan yang ingin berteman dengannya.
Hari dimana Hyerim pertama kali mengenal Dyo adalah hari ketiga disekolah baru, kelas baru dan teman baru. Karena guru mengadakan kerja kelompok untuk praktek mata pelajaran sains dan Hyerim adalah satu kelompok dengannya, setiap kelompok hanya 2 orang. Di green house untuk praktek mencangkok.
Sang guru memberikan pengarahan sebelum praktek “Anak-anak hari ini kita akan praktek bagaimana caranya mencangkok tanaman, sekarang silakan cari jenis tanaman yang bisa di cangkok. Sesuai dengan yang sudah kalian pelajari sebelumnya”
“Yee~ saem…” jawab semua murid serentak
“Ddodo ya~ bisa kita gunakan tanaman ini?”
“…” Hyerim sedikit manyun karena Dyo tidak merespon dan sibuk sendiri mencari tanaman yang cocok untuk dicangkok.
“Ddodo ah~ kau tidak mendengarku? Bisakah kita pakai tanaman ini?”
“…” masih diam dan sibuk mencari tanaman lain
“Yyaaa~ Do Kyungsoo…!!” teriakan kesal Hyerim mengalihkan perhatian semua orang, terutama sang guru dan Dyo
“Wae~??” tanya Dyo sambil mengorek pelan telinga kanannya
“Hye Rim ah~ ada apa? Apa ada masalah?” sang guru menghampiri mereka
“Obseoyeo saesangnim, cheusungaeyeo”
“Kerjakan dengan benar, jangan membuat masalah” lanjut sang guru
“Yyee~” membungkuk
Setelah saem pergi, Hyerim melirik Dyo dengan kesal.
“Mwo??” tanya Dyo lalu dia tersenyum menang
Hyerim sudah sangat kesal dengan kesan pertama Dyo saat harus satu kelompok dengannya.
“Kau benar-benar tidak mendengar apa yang kukatakan tadi?” Dyo langsung berbalik dan menghadap tepat di depan Hyerim, dia mendekatkan wajahnya pada Hyerim. Hyerim hanya bisa sedikit menjaga jarak sambil terus menatap matanya
“Ddodo? Siapa?” Hyerim bahkan menahan nafas dan hanya bisa mengerlipkan mata berkali-kali.
Saat itulah jantung Hyerim benar-benar terasa berdegup lebih cepat dari sebelumnya. Dyo lalu memberinya satu pot kecil sebuah tanaman.
“Lakukan dengan benar, jika kau melakukan kesalahan. Aku tidak akan memaafkanmu” ujar Dyo lalu meninggalkan Hyerim
“Saem bolehkah, saya minta izin ke toilet” dia langsung pergi meninggalkan Hyerim yang masih tertegun.
“Geure, cepat kembali ya?”
“Algaeseumnida saesangnim” pikiran Hyerim masih kosong, rasanya benar-benar aneh. Bahkan saat dia menghela nafas panjang. Dia memukul pelan kepalanya sendiri, mencoba tenang dan tidak berpikir macam-macam tentang kejadian tadi. Setelah dia tersadar, Hyerim segera membuat cangkokan dari dua tanaman yang diberikan Dyo dan tanaman yang dia pilih sendiri. Hyerim sempat memikirkan 2 tanaman itu adalah dia dan Dyo dan suatu saat akan menghasilkan sebuah tanaman indah. Bahkan saat memikirkannya Hyerim tersenyum sendiri, lalu menyadarkan dirinya sendiri bahwa itu tidak mungkin.
Hasil praktek cangkok sudah waktunya di kumpulkan, Hyerim langsung mengumpulkannya tanpa diperiksa Dyo lebih dulu. Saem membagikan nilainya saat akan pulang sekolah, saat itu yang mengambil nilai Dyo.
“Yya~ Song Hye Rim” Dyo menghampiri Hyerim dikelas dan langsung menggebrak meja Hyerim
“Wae~?”
“Aku sudah katakan padamu, untuk melakukannya dengan benar”
“Kau sudah mengambil nilainya? Ottoe?”
“Bagaimana kau terlihat sangat cerdas, tapi sebenarnya tidak” meninggalkan kertas nilai di meja Hyerim dan pergi. Hyerim sangat terkejut melihat kertas nilai itu, ‘B’.
“Nilai ini bagus, kenapa dia harus marah?” Hyerim memeriksa sebentar pekerjaannya, setelah beberapa menit dia berpikir. Hyerim langsung berlari mengejar Dyo yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Hyerim
“Ddodo ah~~ Ddodo…!! Yya Kyungsoo~” nafasnya sudah terengah-engah karena mengejarnya. Dia sudah di parkiran mengambil sepedanya, Hyerim mempercepat larinya dan terus memanggil Dyo. Sampai akhirnya Hyerim bisa menghentikannya, meski kakinya harus terluka karena terkena ban depan sepeda Dyo.
“Mwo?”
“Yya~ Ddodo~ …bukankah ‘B’ itu nilai bagus?” Hyerim hampir tidak bisa berdiri karena lemas, Hyerim bahkan masih bisa menahan sakit di kakinya.
“Anii~ bukankah ‘A’ lebih baik? Dan berhentilah memanggilku Ddodo, kau benar-benar berisik”
Keringat Hyerim sudah deras, kakinya benar-benar tidak bisa menahan tubuhnya lagi. Sampai akhirnya Hyerim terjatuh dan entah bagaimana Dyo langsung merespon, dia langsung menjatuhkan sepedanya dan membantu Hyerim berdiri.
“Gwenchanayeo?” Dyo memeriksa kaki Hyerim, ada sedikit luka gores disana dan darah keluar.
“Gwenchana” Hyerim berusaha berdiri sendiri tapi terjatuh lagi
“Kita harus ke UKS” dia langsung menggendongnya, membawanya ke UKS.
to be continued....