March, 3rd 2014
10.10 AM
"Idiot.. ", Gumam sang yeoja setengah baya.
Minhyuk yang mulai mengantuk terbangun karena ucapan yeoja itu. Telinga Minhyuk menajam memerhatikan setiap ucapan-ucapan dari yeoja itu. Dilihat dari perawakannya, Yeoja itu berumur sekitar sekitar 10-15 Tahun lebih tua dari Minhyuk. Yeoja itu memejamkan matanya, tapi bibirnya terus berucap mengatakan banyak hal. Minhyuk merekam setiap ucapannya dengan ponsel. Ia berfikir, mungkin ada sesuatu yang bisa ia dapatkan, mengingat yeoja itu tidak mau menjawab satupun pertanyaannya. Ia tak terlalu mengenal yeoja itu. “Apa mungkin Kyungjae sunbaenim mengenal yeoja ini?”, gumamnya dalam hati.
"Ssaem..", Minhyuk tersentak karena sentuhan seorang anak murid pada pundak Minhyuk. "Ah.. mianhae ssaem"
"Ah Yoonjae-ah wae?"
"Ssaem kelihatannya kau lelah. Ia belum juga mau bicara, sebaiknya ssaem istirahat saja dulu. Aku akan menjaga disini"
Karena Minhyuk memang mulai lelah, ia mengangguk, lalu meninggalkan tempatnya dan digantikan oleh Yoonjae. Ia melihat Chen, Chanyeol dan Soomin beserta Sehun sudah terlelap. Minhyuk melihat jam tangannya. Ia menghawatirkan Siyou, Joonmyeon, Jungkook dan Yaeji yang belum juga kembali.
Yoonjae duduk berhadapan dengan sang yeoja setengah baya. Ia menganggam gelang berwarna putih yang tadi sempat dilemparkannya ke jalanan. Seketika Sang yeoja setengah baya membuka matanya. Matanya tertuju lurus pada gelang ditangan Yoonjae. Tanpa sebab dan alasan yang jelas, matanya berkaca. "Kau bertemu dengan anak itu? Seperti apa rupanya? cantikkah ia.. anak muda.. jawab pertanyaan ku?" Tanya sang yeoja pada Yoonjae.
"Jadi benar... ", gumam Yoonjae.
Ekspresi yeoja itu yang semula menatapnya penuh harap kini berubah gusar."Kau tak pernah melihatnya? Why don’t you answer me?”
"Yoojinnie..", Kini balik tatapan Yoonjae yang menekan yeoja setengah baya itu. "Kemana kau mengirimnya? Dimana ia sekarang?!!", Bentak Yoonjae emosi tapi tidak dengan suara yang keras. Ia hanya memberikan penekanan pada ucapannya.
Yeoja setengah baya itu menyunggingkan bibirnya licik. "Psh~ She still here.. "
"Jadi kau tak peduli dengan pemIlik gelang ini... jadi kau.."
"Hahaha..", Tawa yeoja itu. "Cih.. Bocah seperti mu mencoba mengancam ku? Kau bahkan tak mengEtahui posisi yeoja mu sekarang. kau pikir bagaimana kau bisa mengetahui posisi putriku?!! Kau juga tidak mengetahuinya.. jadi jangan mencoba menipuku"
"Apa yang kau inginkan sebenarnya.. Wae neo.."
"PUTRI KU!! Aku ingin putri ku!", Potong Yeoja setengah baya itu emosi. "Aku tidak memerlukan mu juga.. Aku sudah mengirim orang lain, jadi enyahlah dari hadapan ku.. bocah sok tahu", Usirnya.
"She is a pure, right?"
DEG.. Yeoja setengah baya itu tersentak. Ia mengepalkan tangannya yang terikat di belakang kursi. Ia sadar Yoonjae mengetahui sesuatu, tapi ia tak percaya Yoonjae tahu sampai sejauh ini. “B-Bagaimana kau?”
"Begitupun denganmu………benarkah begitu?", tanya Yoonjae menekan yeoja itu dengan ucapan. "Bawa aku ke sana”, tantang Yoonjae.
"Kau pikir kau bisa memaksaku? Seorang Imaginer sepertimu hanya akan mengacaukan semuanya", Jawab Yeoja itu tenang.
"Guraeyo..", Yoonjae menunjukkan sebuah buku yang ia keluarkan dari dalam jacket yang dikenakannya. "Aku akan memecahkan semuanya tanpa bantuanmu. Karena aku memiliki ini"
"Darimana kau mendapatkan buku itu?! berikan buku itu padaku!!!", Yeoja setengah baya tiba-tiba saja menjadi ganas. Ia berusaha untuk bergerak meski ia terikat pada kursi.
Yoonjae bergegas menjauh. “Sampai matipun tak akan kuberikan pada mu", Ancam Yoonjae. "Kecuali kalau mau membantu kami"
"Aku tak sudi melakukan apapun untuk kalian! KALIAN.. DAN SELURUH MANUSIA DI DUNIA INI ADALAH SAMA!!! MAHLUK TANPA HATI DAN PIKIRAN! TAK ADA BEDANYA DENGAN BINATANG!!", Kemarahan yeoja setengah baya itu telah mencapai puncaknya.
Minhyuk, Sehun, Chanyeol, Jongdae, juga Soomin sampai terbangun akibat suara yeoja itu. Minhyuk langsung menghampiri Yoonjae, untuk memperjelas keadaan macam apa yang sedang terjadi. "Yoonjae-ah, apa yang kau lakukan?"
"Ssaem.. ", Yoonjae membuka sebuah halaman pada buku miliknya. Ia menyerahkan buku tersebut pada Minhyuk. "Kita tidak bisa hanya diam dan membiarkan ajuma ini seperti ini saja. Ia terikat ataupun tidak, ia akan tetap menjalankan tugasnya" Ujar Yoonjae.
Mata Minhyuk membulat sempurna. "Buku ini...", Tangan Minhyuk sampai gemetar membaca buku tua teraebut. Setiap paragraf mengandung makna yang sulit di mengerti. Ia mencari buku itu.. sudah sejak lama. "Aku tak mengerti maksud dari buku ini Yoonjae-ah"
"Geu Ajummaga......ia memiliki sebuah kemampuan khusus yang menyebabkan semua kekacauan ini terjadi. Ia adalah seorang Pure", Jawab Yoonjae. "Atau harus ku sebut sebagai.. seorang.... broken pure? Kekuatanmu tak terlalu sempurna matchyo?", Yoonjae mengajukan pertanyaan pada yeoja setengah baya.
"Kau sungguh mahluk paling menyebalkan diantara mahluk-mahluk lainnya!", Sela Yeoja setengah baya menatap murka Yoonjae. "Aku sungguh membenci seorang imaginer sepertimu!”
Yoonjae mendekatkan wajahnya ke telinga Yeoja setengah baya, ia berbisik kesal "Aku juga membencimu”
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
10.02 AM
Siyou membuka pintu pada ruang ke dua sekat didalam toilet wanita. Ia menggeser pengunci pintu, tapi pintu itu tak kian terbuka. DUKK DUKKK DUKKK. Yeoja itu panic. Air matanya mengalir begitu saja setiap kali ia dalam keadaan takut. "TOLONG... Hiksss. TOLONG... Yaeji eonnie.. Eonnieee!!!", Ia mencoba meneriakkan nama Yaeji, karena Yaeji berada di ruang sampingnya. Sedangkan Joonmyeon dan Jungkook menunggu jauh diluar, kemungkinan mereka tidak akan mendengar.
Yaeji tidak menjawab ataupun merespon. "Andwe.. andwe.. andwe... Oppppaaaa.. Joonmyeon Oppa!!", Teriak Siyou pada akhirnya. Ia berteriak membabi buta agar terdengar sampai keluar. "Jungkoookkkk!! JOONMYEON OPPAA!! HIKKKSS... ANDWE... jebal"
"Siapa di dalam?", Tedengar suara seorang yeoja dari luar pintu. Siyou tak mengenal suara itu, tapi ia terus meminta tolong. "BAEK SIYOU.. TOLONG AKU!!"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
10.11 AM
Miyoung melewati toilet lantai satu Universitas. Ia memicing menemukan Joonmyeon berlalu lalang di depan toilet wanita bersama dengan seorang namja dengan pakaian seragam Highschool. "Sedang apa mereka?"
Karena penasaran, ia menghampiri Joonmyeon dan namja berseragam highschool. "Ya Joonmyeon-ha mwohaneun geoya?"
"Annyeonghaseo noona", Sapa Joonmyeon. "Aku menunggu seorang teman di dalam" Jawabnya singkat.
"Nugu? Jaehee? sejak kapan kau jadi romantis begitu? lalu anak ini.. siapa?", Tanya Miyoung memperhatikan Jungkook dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Kwiyeobta"
"Ya noona, aku bukan sedang menunggu Jaehee.. aku", Miyoung membungkam mulut Joonmyeon dengan tangannya, sementara ia sibuk memperhatikan Jungkook.
Jungkook membungkuk 90 derajat. "Annyeonghaseyo, Jeon jungkook imnida"
"Ah~ Kau siswa highschool?", Tanya Miyoung menelisik. "Sedang apa disini? tidak masuk sekolah?"
"Eum.. eum.. Aku sedang menunggu noona ku, dia ada di toilet..", Jawab Jungkook risih dengan tatapan Miyoung. Ia berjalan sedikit demi sedikit semakin kebelakang Joonmyeon untuk mencari perlindungan.
"Noona atau Noo~~na?"
Suho menyingkirkan tangan Miyoung dari mulutnya. "Ya Miyoung noona! jangan menganggunya! dia masih kecil dan yang ia tunggu benar-benar kakaknya, bukan noo~~na yang kau maksud. Anak ini masih polos. Jangan kau kotori dengan pikiran mu itu"
"Mwo? Ya Kim Joonmyeon Hubungan dengan namja yang lebih muda itu sedang trend belakangan ini! bukan salah ku jika aku mencurigainya wee..", TAKK.. Miyoung menghadiahkan sebuah jitakan untuk kepala Joonmyeon.
"AISSSHHH..."
"Apa! Kau berani padaku?" Tantang Miyoung.
Joonmyeon menggerutu sebal dengan sikap Miyoung. "Neon.. kalau saja kau seusia dengan ku, pasti sudah ku.." Gerutu Joonmyeon.
"Aku dapat mendengar mu Kim JoonMyeon"
"Gurae.. Ku pikir kau tuli" Cibir Suho.
"Aiissshhhh... awas kau Kim Joonmyeon", gerutu Miyoung yang kesal menyenggol namja itu hingga terbentur tembok. Ia lalu masuk ke dalam toilet untuk menghindari Joonmyeon, karena mustahil Joonmyeon masuk ke toilet wanita.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
10.12 AM
Miyoung membasuh sebal wajahnya dengan air. Ia berkaca sambil menggembungkan pipinya. "Kim Junmyeon.. Hufh~Aish jincha kenapa Jaehee harus memiliki kekasih menyebalkan sepertinya?! Apa ia mabuk ketika namja itu menyatakan perasaannya hingga akhirnya ia menerimanya? Psh…jincha" Ia bertelak pinggang, membiarkan pancaran amarah terlihat jelas pada bayangannya dicermin. “Ah…chakkaman…tapi mereka sudah putus”
DUKK DUKKK DUKKK!! Miyoung kaget hingga ia hampir saja terjatuh. "Mwoya!" sentaknya. Ia melihat seseorang mengetuk-ngetuk salah satu pintu ruang sekat kamar mandi.
"TOLONG... Hiksss. TOLONG... Yaeji eonnie.. Eonnieee!!!"
"Andwe.. andwe.. andwe... Oppppaaaa.. Joonmyeon Oppa..", Yeoja didalam berteriak membabi buta. "Jungkoookkkk!! JOONMYEON OPPAA!! HIKKKSS... ANDWE... jebal"
Miyoung mendekati bilik kamar mandi tersebut. "Siapa di dalam?" Tanya Miyoung.
"BAEK SIYOU.. TOLONG AKU!!"
Miyoung mencoba membuka pintu bilik itu, namun sama sekali tidak berhasil "CHAMKAMANYEO" Miyoung teringat yeoja tadi menyebut nama Joonmyeon. Ia segera berlari keluar kamar mandi. "Joonmyeon-ah!!.. Joonmyeon-ah!!" Miyoung menarik tangan Joonmyeon dengan nafas yang terengah.
"Ya! Apa lagi noona?", Gertak Suho menyingkirkan tangan Miyoung dari tangannya.
"Ini penting! ya issh"
"Tidak ada yang penting kalau berhubungan dengan mu" Jawab Joonmyeon.
"Baek siyou.. Kau mengenal Baek siyou? Anak itu meminta pertolongan... Aku sudah mencoba membuka pintu tapi dia...", BRUKK! Miyoung dan Joonmyeon terdiam melihat Jungkook yang tanpa ragu sigap memasuki kamar mandi, sekalipun kamar mandi tersebut adalah kamar mandi wanita. "Kau bahkan kalah dari anak kecil cih.. teruslah menjadi pecundang", Miyoung menyusul Jungkook kembali ke dalam.
"Ya ya ya.. chakaman!", Joonmyeon tak yakin akan masuk ke dalam. Ia melihat sekitarnya, memastikan tak ada seorangpun yang melihatnya masuk ke dalam sana. "Ah~ eotthokhe.. bahaya kalau sampai ada yang lihat.. aiisshh apa yang ku pikirkan.. Siyou dalam bahaya, aku harus menolongnya"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
10.13 AM
"Dimana dia noona?" Tanya Jungkook pada Miyoung. Miyoung menunjuk bilik paling pojok tempat ia mendengar Siyou tadi. Anehnya suara pukulan-pukulan pada sekat bilik sudah tak terdengar lagi. "Siyou!!" teriak Jungkook.
"Hikss.. Hikss.. j.. hhhh~~ ahh"
"Siyou-ya... bertahan lah! menjauh dari depan pintu! aku akan mendobrak pintunya!" Teriak Jungkook.
"Jungkook-ah.. hh~ aku.. hikss.. tidak bisa bernafas.. aku..", Suara Siyou terputus-putus karena nafasnya terus tersela.
Joonmyeon yang akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam tidak mengerti apa yang terjadi. "Mana siyou? dimana dia"
"Hyung.. Siyou masih di dalam, aku ingin mendobrak, tapi ia ada didepan pintu.. ia bilang ia tidak bisa bernafas", Jelas Jungkook cepat.
"Siyou memiliki penyakit asma..”, Jawab Joonmyeon. Ia merogoh-rogoh sakunya, biasanya ia selalu membawa obat semprot milik Siyou. Joonmyeon menemukan obat tersebut di sakunya. "Dapat!", Gumamnya. Joonmyeon melihat celah bawah pintu sekat yang cukup luas. Ia merangkak untuk melihat Siyou. "Siyou-ya!", Pekiknya panik karena ternyata Siyou sudah tergeletak di lantai. Joonmyeon pun terpaksa berbaring dengan posisi menelungkup. Ia menjulurkan lengannya ke dalam, karena Siyou sudah mulai kehilangan kesadaran. Disemprotkannya obat milik Siyou ke arah mulutnya "Jebal.. Jebal.. bertahan lah... Siyou-a.. Oppa disini.. kumohon", Joonmyeon mengajak bicara Siyou agar anak itu tidak kehilangan kesadaran.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Seperti biasa, ketika pagi datang sebagian dari mereka sudah sibuk membuka-buka buku guna mencari informasi untuk memecahkan teka-teki ini.
"Jaehee-ah, apa kau sudah menemukan info baru?" tanya Myungeun.
"Belum...aish ottokhae?", gumam Jaehee mulai frustasi.
"Bersabarlah...kita pasti akan menemukannya!"
"Eung...fighting!", ujar Jaehee. Sementara itu Jimin juga sudah sibuk mencari buku bersama dengan Yoojin. Berbeda sekali dengan Yichan yang masih asyik terlelap sementara Taehyung justru sibuk membaca komik. "Jimin-ah...bagaimana keadaanmu?" tanya Yoojin sambil berjalan menghampiri Jimin. "Lukanya masih terasa sedikit perih, tapi aku sudah lebih baik dari sebelumnya...hehe"
"Syukurlah kalau begitu....nanti akan ku ganti perbannya kalau sudah kering dengan yang baru supaya tidak infeksi"
"Yeokshi....kau benar-benar mahasiswi kedokteran kkk...gomapta noona"
"Neee...aku akan mencari buku lainnya dulu" ujar Yoojin sambil berjalan ke sisi lain perpustakaan.
Sementara Jimin berjalan terus ke pojok perpustakaan yang agak sepi. "Aish....ingatlah sesuatu Park Jimin jebaaall!", gerutunya mencoba mengingat informasi apapun tentang buku yang pernah dibacanya. Usahanya tak juga membuahkan hasil namun.... sebuah keanehan dialaminya....
Jimin melihat salah satu dinding yang bersinar membentuk garis menyerupai sebuah pintu. "I... igo.. mwoya?" Tanya Jimin sambil berjalan menghampiri pintu tersebut. "Sejak kapan ada pintu di sini?" beribu kebingungan melanda Jimin.
Kemudian ia tersentak karena ia teringat sesuatu. "OMO!!! OMO OMO OMO!! aku ingat sekaraangg!!!" Serunya bahagia. "Aku harus memberitahu yang lain sebelum aku melupakannya lagi" Ujarnya sambil bergegas pergi, berniat menemui yang lain.
Namun...seseorang menghadangnya. "Jimin-ah, aku lapar ayo temani aku cari makanan", ujar Taehyung.
"Chakkaman! chakkaman! aku harus memberitahu sesuatu pada yang lain dulu!" Tolak Jimin.
"Mwoyaa? nanti saja!!"
"Nanti aku melupakannya lagi!"
"Jimin-ah tadi aku melihat banyak sekali banana milk di supermarket sana...kita harus segera mengambilnya sebelum monster-monster itu menghabiskannya!", ujar Taehyung memprovokasi Jimin.
"Ah jincha? tapi....eum....nanti dulu sebentar, aku harus mengatakan sesuatu pada yang lain" sekali lagi Jimin menolak panic.
Taehyung segera memeluk Jimin dari belakang. "Jimin-ah..ayolah aku lapar, lagipula hyungdeul juga sedang tidak ada disini, hanya ada para noona saja, kau mau bilang pada siapa? iya kan?"
"Chakkaman!! Sebentar saja!"
"Jimin-ah ayolah…urururururu~" goda Taehyung sambil menggelitiki dagu Jimin. "Bayangkan kau bisa menikmati semua banana milk itu selagi kita di sini…gratis..karena nanti jika malam tiba kau belum tentu bisa menikmatinya" ujar Taehyung.
Jimin berpikir sejenak "Semoga aku masih bisa mengingatnya nanti" gumam Jimin. "Arasseo! Baiklah ayo!" seru Jimin.
***
Hanya berselang beberapa detik saja. Yoojin menghampiri cahaya pada dinding yang membentuk sebuah pintu. "Tidak mungkin.. ", Ujar Yoojin tak percaya. Ia merogoh sakunya mengambil sebuah benda yang ia temukan sebelumnya. "Mungkinkah benda ini.. yang seharusnya..."
Baru saja Yoojin menempelkan benda ditangannya dengan pintu itu.. tiba-tiba saja WUSSSSHHHHHHHHHHH~~ Pintu pada dinding itu bercahaya terang sampai Yoojin menutup matanya.
Begitu ia membuka kembali matanya.. pintu itu telah menghilang. "Arrgh!..." Erangnya kesal. Ia menenangkan dirinya untuk berfikir. Tiba-tiba saja sekelebatan kejadian beberapa saat lalu tergambar dalam pikiran Yoojin. "AH! JIMIN! TAEHYUNG!" Seru Yoojin "Aku harus mengejar mereka"
***
Taehyung dan Jimin berjalan menuju supermarket terdekat. "Tadi kau mau memberitahu apa pada yang lainnya? Sepertinya penting sekali" ujar Taehyung.
"Ah…itu.. Taehyung-ah, aku menermukan.... the third eye" Ujar Jimin.
"Itu apa?" Taehyung mengaruk-garuk kepalanya.
"Tempat dimana kau akan menemukan semua yang orang lain tidak ketahui" Jelas Jimin bersemangat "Kemungkinan salah satu dari kita adalah seorang...." Jimin membisikkan sesuatu ditelinga Taehyung.
"Itu apa lagi? kepala ku mulai sakit kalau dipakai untuk berfikir" ujar Taehyung.
"Nanti saja kujelaskan", Ujar Jimin sambil sesekali berhenti dan menoreh ke belakang.
"Wae?"
"Ani aku hanya merasa seseorang mengikuti kita…", duga Jimin.
Taehyung ikut menoleh ke belakang dan ia tiba-tiba merasa bulu kuduknya berdiri.
WUSSSSHHHHHHHH jalanan di sekitarnya berubah gelap. "Hah? mengapa malam hari sudah tiba?" Seru Taehyung sambil melihat kearah langit yang tiba-tiba beranjak gelap.
Whoossshh~ Taehyung dan Jimin mendengar sesuatu yang melesat cepat di belakang mereka. Taehyung dan Jimin serempak menoleh bersamaan.
"A.. eung.. s..", Jimin terbata dan kini wajahnya berubah pucat.
Whosshhh whooshhh~~~ Suara seperti layaknya hembusan angin itu kembali terdengar seperti seolah-olah sedang terbang mengitari mereka. Taehyung dan Jimin menoleh kearah kiri dan kanan mereka, hingga ketika mereka lengah, mereka tidak menyadari sesuatu bergerak cepat kearah mereka "AAAAAAAAAA"
"JIMINIEEE!!!!!!"
"TAEHYUNG-AH!!!!!!!!!"
***
"Kenapa sudah gelap begini?", ujar Baekhyun sambil memperhatikan suasana di luar sana melalui jendela kaca menuju perpustakaan. Sama seperti Baekhyun, Jaehee juga tak mengerti dengan perubahan cuaca yang begitu tiba-tiba. Ia dan Baekhyun kemudian segera mempercepat langkah mereka menuju perpustakaan. Mereka bertemu dengan Kyungsoo dan Myungeun yang juga baru sampai dari mengambil beberapa keperluan di ruang lain.
Kosong.. tak seorangpun berada disana.
Mereka berkeliling perpustakaan mencari Taehyung, Jimin, Yichan, juga Yoojin yang sedari tadi menghilang dari pandangan mereka.
"Baek", Myungeun menyentuh pundak Baekhyun begitu melihat selembar demi selembar kertas pada buku beterbangan.
Kyungsoo juga melihat hal yang sama, seisi perpustakaan bergetar seperti terjadi gempa bumi dahsyat. Kyungsoo menarik tangan Jahee yang berada di dekatnya "Menjauh dari rak-rak buku!!!", Teriaknya seraya membawa Jaehee pergi bersamanya. Hal serupa juga dilakukan Baekhyun terhadap Myungeun.
Dugaan mereka sama sekali tidak salah. Mulai dari saat itu seluruh buku beterbangan di dalam perpusatakaan. BRUKKKKKKKK BRUKKKKK! beberapa rak buku jatuh dan menindih rak buku lainnya. Kyungsoo, Jaehee, Baekhyun, dan Myungeun merunduk disisi perpustakaan yang jauh dari rak buku.
BRAAKKKKK! BOOOMMMMMMM! terdengar suara dentuman keras dari dalam ruangan besar yang kini porak poranda tersebut.
¢¢¢TBC¢¢¢