March, 3rd 2014
10.12 AM
Appa, Its me..
Aku bertemu seseorang yang mungkin kau kenali...
Datanglah ke gudang belakang YongHan University
Ia berada disini
Aku tak tahu sampai kapan aku berada disini,
Jika saat kau datang, kau tidak menemui ku..
Mungkin aku sudah berada di tempat lain, entah dimana.
Jangan buat Omma panik, Aku berjanji akan kembali
-Your son-
Seorang namja yang sedang sibuk mengurus pekerjaannya mendapat pesan misterius dari anak laki-lakinya. Ia yang berada di luar kota mencoba tenang karena mungkin pesan itu bisa jadi hanya pesan iseng belaka. Ia pun mencoba menghubungi sang anak. Ia menunggu sekitar dua menit sampai akhirnya sang anak mengangkat telpon darinya. "Neo eodiya?" Tanya namja itu langsung pada to the point. Ia membiarkan sang anak bicara lantang.. namun ia membelalak seketika. Wajahnya telihat sangat kaget, diturunkannya handphone yang tadi ia letakkan ditelinga saat bicara dengan sang anak, karena kini sambungan telpon telah terputus begitu saja.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
10.14 AM
"Ahh himdeuro", keluh seorang yeoja berusia kurang lebih 45 tahun namun masih terlihat cantik dan modis disebuah kawasan gedung perkantoran. Ia adalah salah satu pemilik saham terbesar di perusahaan tempat ia bekerja saat ini. "Apa masih ada schedule setelah ini? Aku berniat makan siang dengan suami ku siang nanti", ujarnya pada seorang sekretaris wanita yang berusia tak terlalu jauh berbeda dengannya.
"Eobseoyo nyonya... Schedule terakhir juga hanya tinggal malam ini saja, besok hari kita sudah harus kembali ke Seoul", ujar sang sekretaris.
"Syukurlah kalau begitu", Jawabnya. Baik dirinya maupun sekertarisnya itu tidak bicara setelahnya. Mereka sama-sama lelah karena belum tidur sejak kemarin. Baru saja keduanya menginjakkan kaki di lantai tiga. Seorang Namja muncul dengan nafas terengah.. "Ada apa dengan mu L-ah?", Tanya yeoja itu heran.
"Sekertaris Park, cepat dapatkan tiket kembali ke seoul untuk tiga orang sekarang juga!" Ujarnya namja itu cepat tak mempedulikan dirinya yang masih terengah.
"Ya! Ia sekertaris ku! Wae neo.."
Sreettt... Namja bernama L kim itu manarik tangan Yeoja dihadapannya juga sekertaris yeoja itu kembali turun ke lantai bawah menggunakan tangga. "Hah.. Hah.. " deruan nafasnya terus terdengar panik.
"Ada apa ini sebenarnya?! Ya! Jangan menarikku seperti ini, kalau sampai suami ku melihat ia bisa salah paham!", Pekik sang yeoja panik.
"Jangan banyak bicara, anak kita sedang dalam bahaya!", Ia sedikitpun tidak mengurangi kecepatan langkahnya.
"Mwo?!"
“Kita harus segera menghubungi Kyungjae secepatnya”, ujar pria itu terburu-buru.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
09.12 AM
Mata Minhyuk membulat sempurna. "Buku ini...", Tangan Minhyuk sampai gemetar membaca buku tua tersebut. Setiap paragraf mengandung makna yang sulit di mengerti. Ia mencari buku itu.. sudah sejak lama. "Aku tak mengerti maksud dari buku ini Yoonjae-ah"
"Geu Ajummaga......ia memiliki sebuah kemampuan khusus yang menyebabkan semua kekacauan ini terjadi. Ia adalah seorang Pure", Jawab Yoonjae. "Atau harus ku sebut sebagai.. seorang.... broken pure? Kekuatanmu tak terlalu sempurna matchyo?", Yoonjae mengajukan pertanyaan pada yeoja setengah baya.
"Kau sungguh mahluk paling menyebalkan diantara mahluk-mahluk lainnya!", Sela Yeoja setengah baya menatap murka Yoonjae. "Aku sungguh membenci seorang imaginer sepertimu!”
Yoonjae mendekatkan wajahnya ke telinga Yeoja setengah baya, ia berbisik kesal "Aku juga membencimu”
"Tsk.. Kau tidak akan dapat melakukan apapun tanpa bantuan ku, anak muda!"
"Lalu.. ", Yoonjae mempertajam pandangannya. "Apa yang bisa kau lakukan tanpa kami? Tanpa diriku.. juga tanpa anak-anak yang telah kau culik ke tempat itu?! apa kau pikir.. kau bisa dengan mudah bertemu dengan putri mu?",Tanya Yoonjae balik. "Kau bahkan tak tahu seperti apa wajahnya"
BUKKK! Suara benda terjatuh memecah konsentrasi Yoonjae. Benda itu adalah buku tua yang sebagian isinya telah dibaca oleh Yoonjae. Kini benda itu terjatuh ke lantai dari tangan Minhyuk.. Lalu.. BOMB! Buku tua tersebut tiba-tiba saja meledak seperti bom. Suara ledakan buku mengagetkan Yoonjae, Minhyuk juga anak-anak lainnya. Bahkan juga mengagetkan Yeoja setengah baya yang kini terlihat pucat.
"S-SIAL!", Gumamnya gusar. "Ini semua karena kau terlalu banyak bicara! Kau seharusnya menghabiskan waktumu untuk membaca isi buku itu?!", Hardik sang Yeoja setengah baya.
"Wae.. Mengapa buku itu hancur?", Sambar Minhyuk tak mengerti.
Hanya sebuah senyum licik yang ditunjukkan oleh yeoja setengah baya tersebut.
Soomin yang tadi sempat tertidur sekarang gemetar karena kejadian tadi. "Oppa, apa yang sedang terjadi disini sebenarnya?" Tanya Soomin pada Jongdae.
"Nado.. Molla", Jawab Jongdae. Ditengah ketegangan yang terjadi, Jongdae merasa Chanyeol yang sebelumnya memang berada disamping Jongdae menyandarkan kepalanya ke bahu Jongdae dengan sedikit hentakan, hal itu membuat Jongdae kesal. "Ya Park Chanyeol semua orang sedang resah begini sempat-sempatnya kau tetap tertid....."
Soomin memperhatikan Jongdae dan Chanyeol, sayangnya.. bukan sosok Chanyeol yang kini dilihat Soomin tengah tertidur di samping Jongdae..
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Suara seperti layaknya hembusan angin itu kembali terdengar seperti seolah-olah sedang terbang mengitari mereka. Taehyung dan Jimin menoleh kearah kiri dan kanan mereka, hingga ketika mereka lengah, mereka tidak menyadari sesuatu bergerak cepat ke arah mereka. "AAAAAAAAAA"
"JIMINIEEE!!!!!!"
"TAEHYUNG-A!!!!!!!!!"
Yichan mendengar lebih dulu suara Jimin dan Taehyung. Ia segera menarik Yoojin ke arah pusat suara berasal. "Dari sana!", Serunya. Yoojin dan Yichan semakin cepat berlari, berharap mereka masih memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan Jimin dan Taehyung.
Tangga menuju lantai dasar Universitas dituruni keduanya untuk mencapai pintu utama. Dari tempat mereka berada gelap jelas mengepung sekitar mereka. Pandangan mereka semakin terhalangi oleh pekatnya kegelapan.
"JIIIIMIIINNIEEEEE.. ANNNDWAAEEE!", Suara Taehyung terdengar satu kali lagi. Yichan dan Yoojin dapat melihat terdapat Cahaya hitam yang lebih pekat di tengah-tengah halaman utama Universitas dan kelihatannya Taehyung juga berada disana.
Yoojin berniat berlari untuk menyelamatkan Taehyung, namun Yichan menahan Tangannya. "Kita terlambat" Ujarnya.
"Mwo?"
Gelap di sekitar mereka mulai memudar.. berkumpul disatu sisi, membuat sebuah gumpalan yang nampak menelan tubuh seseorang di sana. Semacam cahaya berwarna ungu bercampur dengan cahaya hitam tersedot ke arah sana dan sosok Jimin hilang dari pandangan.
"Jimin!", Sebut Yoojin lirih..
YiChan mencoba sebisa mungkin memperjelas pandangannya. "Eonnie.. Ternyata aku salah", ujarnya. "Disana.. Taehyung masih hidup.. ia ada disebelah sana! Terdapat dua orang lainnya!. Sepertinya kedua orang itu teman Jaehee dan Kakak Myungeun yang biasa menyerang", Jelas Yichan.
Yoojin menguatkan dirinya. Meski ia tahu sesuatu yang buruk akan terjadi seiring tertangkapnya Jimin, tapi tak ada waktu untuk bersedih ataupun kehilangan harapan sementara masih ada seseorang yang harus mereka selamatkan. Yoojin pun mengangguk mengiyakan ucapan Yichan.
Mereka hendak bergegas menolong Taehyung namun sesuatu yang mereka saksikan sontak menghentikan langkah mereka…
***
"JIIIIMIIINNIEEEEE.. ANNNDWAEEE!!", Teriak Taehyung. Di hadapan matanya Jimin dikepung cahaya hitam keunguan yang bercampur mengelilingi tubuhnya. Jimin seperti sudah kehilangan kesadaran dan tak lagi dapat mendengar teriakan Taehyung. Namja yang biasanya tak peduli apapun seperti Taehyung meneteskan air matanya melihat teman sebaya satu-satunya yang ia miliki meregang nyawa disana. "Hikkss.. Jiminn-aa..Jimin-a hhhiks"
"Apa yang kau tangisi Moon Taehyung.. tenanglah.. setelah ini giliran mu", Eunhee menyentuh pundak Taehyung dan membuat Taehyung mendadak seperti dikurung dalam sebuah lingkaran gelembung hampa udara besar. Semakin lama, udara di dalam gelembung itu semakin menipis sehingga mengakibatkan siapapun yang terjebak di dalamnya, akan kesulitan bernafas dan mati secara perlahan. "Aku akan menahan mu.. dan memberikan kabar baik ini pada Jaehee kelak, jadi kau tak perlu takut kakak mu tercinta akan mencari mu karena ia tahu pasti bahwa kau akan pergi ke neraka"
"Eungh..ugrh..", Taehyung ingin bicara tapi udara sekelilingnya sudah mulai habis. Ia merasa tercekik dan sulit bernafas.
Cahaya hitam keunguan yang tadi mengelilingi Jimin kini telah menghilang bersama dengan Jimin. Sesosok namja lainnya terlihat disana. Namja tadi itu pula yang membuat kegelapan mengelilingi Jimin. Ia berjalan tenang mendekati Taehyung yang sudah tak bisa lagi berbuat apa-apa akibat ulah EunHee. "Aku sudah menangkapnya untuk mu tuan.. Kau bisa membereskan anak ini sekarang"
"Kau tak pernah mengecewakan ku", Jawab Namja itu. Ia mengulurkan telapak tangannya dan meletakkan kuat diatas kepala Taehyung yang berlutut di hadapannya. Dijambak olehnya kuat-kuat rambut orange Taehyung. "Aku.. sugguh tak sabar ingin mengetahui rupa mu.. keluarkan lah benda itu dari dalam tubuh mu", Ujarnya. Telapak tangan namja itu mengeluarkan cahaya hitam yang sama yang ia gunakan untuk menyerang Jimin sebelumnya.
"URRRGHHH", Rintih Taehyung. Air matanya mengalir sebelum matanya terpejam. Ia memikirkan Jahee, Ibu, juga sang ayah. Memutar semua memory yang ia miliki. Memory-memory itu bagaikan hancur detik demi detik seiring dengan kesadaran Taehyung yang mulai berkurang. "Jaehee Noona... saranghaeyo", ucapnya Lirih. Dari dalam tubuh Taehyung mengeluarkan cahaya sendiri. Kali ini cahaya yang berbeda dengan cahaya yang Jimin miliki.
"Saat dimana matahari mulai tenggelam selalu indah", Ujar Namja di hadapan Taehyung penuh kepuasan melihat Cahaya tubuh Taehyung keluar, bersatu dengan kegelapan miliknya.
Hingga.....
WWWWWWUUUUUUUUUSSSSSHHHHHHHHHHH~~ BBBBBOOOOMB!!
Cahaya lain yang serupa dengan cahaya yang muncul dalam diri Taehyung datang dengan cepat dan bertabrakan dengan tubuh Taehyung. Lalu menimbulkan ledakan hebat yang menyebabkan Namja dihadapan Taehyung beserta kegelapan kekuatan miliknya beserta Eunhee dan Jaehyung terpental Jauh.
Kedua Cahaya itu kini kembali bersinggungan. Bagaikan dua komet yang bertabrakan. Semakin lama kedua cahaya itu semakin besar dan saling menyerang. Tapi.. BOOMMBBBB!!!!!! Ledakan kedua terjadi.. Dari dalam cahaya itu terpental dua tubuh ke arah yang berlawanan.
***
BRUKKKKK.. Namja yang tadi menyerang Jimin dan Taehyung terlempas bahkan sampai keluar wilayah Yong Han. Tubuhnya terpelanting bersamaan dengan Eunhee juga Jaehyung. Ia juga gagal mendapatkan Taehyung karena cahaya yang tiba-tiba datang. "AAARRRHG"
"Cahaya apa tadi?" Tanya Jaehyung.
"Sial.. Aku belum sampai bisa mengeluarkan apa yang ada di tubuh anak itu!", Gumam Namja Mysterius dengan pakaian serba hitam itu.
SLASHH! Sesosok yeoja berada di belakang ketiganya. Ia muncul begitu saja lalu terjatuh di belakang. "Eungh Uhukkk.." Dari mulutnya mengeluarkan darah.
"Apa yang terjadi pada mu?" Tanya Namja berpakaian serba hitam begitu menyadari keberadaan yeoja dibelakangnya. "Dan yang tadi itu.. jawab aku.. ini kesalahan mu atau ibu..."
"DIAM! jangan sebut ia ibuku!", Bentaknya. "Seseorang mengacaukan rencana ku.. dan aku sendiri yang akan menanganinya, aku tak perlu bantuan yeoja tua bangka itu ughhh". Yeoja itu memegangi dadanya yang sesak. Darah dari bibirnya menetes ke pakaian putih yang dikenakannya. Setelah mengatakan hal itu, Yeoja tadi menghilang kembali dari hadapan ketiga rekannya.
"Sial!!!", DUAAAAKKKKKKK.. Namja itu memukul jalanan hingga retak.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
BOMMMMMMMB! terdengar suara dentuman keras memenuhi seisi perpustakaan selama beberapa saat. Kyungsoo dan Baekhyun melindungi Myungeun dan Jaehee dengan menutupi kedua gadis itu dengan tubuh mereka. "Neo gwenchana?", tanya Baekhyun pada Myungeun yang mengangguk pelan. "Bagaimana denganmu Jaehee-ah?" Tanya Baekhyun pada Jaehee.
"Nado gwenchana" jawab Jaehee.
Sementara Kyungsoo berbalik dan terdiam memperhatikan keadaan di sekitarnya yang hancur lebur. "Wae? Lalu sekarang kita harus bagaimana?" gumamnya tak percaya. Tangannya mengepal kesal melihat semua hancur seperti ini.
***
Hampir satu Jam lamanya, Kyungsoo, Baekhyun, Myungeun dan Jaehee mengacak-acak sisa-sisa buku yang hancur. Mungkin saja ada satu dua buku yang dapat mereka temukan. Karena selama ini mereka menggantungkan hidup mereka pada buku-buku itu. Buku-buku yang berada disana adalah satu-satunya tempat mereka mereka mencari Informasi.
"Eobseo!", gerutu Kyungsoo dengan tangan terus mengepal.
"Igeon Eotthokhe? Kyungsoo-ya apa yang akan terjadi kalau sampai seperti ini? apa yang harus kita lakukan?", Tanya Jaehee frustasi melihat semua buku-buku itu telah hancur.
"Molla", Jawab Kyungsoo pelan terkesan mengacuhkan
"Kita juga kehilangan tempat tinggal kita satu-satunya. Bagaimana bisa kita membereskan seluruh tempat ini, perpustakaan ini cukup besar dan semua bagiannya sekarang berantakan.. lalu kita.." Lanjut Jaehee.
"BISAKAH KAU DIAM?!", Bentak Kyungsoo kehabisan kesabaran.
Myungeun dan Baekhyun menoleh ke arah Kyungsoo dan Jaehee. Keduanya beserta Jaehee juga terkejut dengan kemarahan Kyungsoo. Ia tidak biasanya seperti itu. Baekhyun berdiri dan melangkah ke arah Jaehee. Disentuhnya kedua pundak Jaehee, sembari memberi isyarat pada Jaehee untuk mencari bersama Myungeun saja dan biarkan ia disana bersama Kyungsoo. Jaehee mengangguk lesu dan berpindah tempat.
Baekhyun duduk ditumpukan buku-buku yang telah hancur memenuhi seisi perpustakaan. Ia berhenti mencari dan hanya duduk tenang di samping Kyungsoo. "Ini sudah terjadi.. dan tidak seorangpun bisa disalahkan. Aku.. juga takut sama seperti mu.. tapi bukan berarti kau harus melampiaskan rasa frustasimu itu pada orang lain.. kita tidak hidup sendiri Kyungsoo-ya”
Kyungsoo menghela nafasnya. Ia juga berhenti mencari dan mengistirahatkan dirinya seperti Baekhyun. Kedua namja itu memandangi kedua yeoja yang masih mencari. "Bagaimana jika kita terkurung ditempat ini selamanya Baekhyun-ah? sudah lebih dari setengah tahun, bahkan beberapa bulan kedepan akan genap satu tahun kita hidup seperti ini.. aku.."
"Aku bahagia.. Aku.. Akan mencoba hidup bahagia kalau memang selamanya kita akan terkurung disini", Potong Baekhyun.
"Psh~ Aku bukan dirimu, Byun Baekhyun", Jawab Kyungsoo cepat. Ia pergi ke sudut lain untuk meneruskan mencari setelahnya.
***
"A-Apa yang terjadi?!", Yoojin terkejut begitu ia memasuki ruang perpustakaan bersama dengan Yichan, memapah Taehyung yang sudah terlihat tak berdaya.
"Taehyung-ah!", Jaehee segera menghampiri Yoojin dan Yichan untuk melihat keadaan adiknya. Ia memberikan tatapan bingung berharap Yoojin dan Yichan akan menjelaskan sesuatu tentang keadaan sang adik. “E-Eonnie…Yichan-ah…tolong jelaskan apa yang terjadi! K-Kenapa Taehyung seperti ini?”
"Jimin dan Taehyung mendapat serangan.. Mereka pergi begitu saja. Aku dan Yichan mencoba mengejar mereka berdua, tapi kami terlambat menyelamatkan Jimin", Jelas Yoojin. "Mianhae.. semua ini kesalahan ku"
"Hikss.. eung hks~", Rintihan tangis terdengar dari diri Taehyung yang sudah mulai sadar. "Aniyo.. hikss Aku yang bersalah", Jawabnya. Taehyung menatap Jaehee dan untuk pertama kalinya ia memeluk Jaehee lebih dulu dalam keadaan menangis. "Jaehee.. Hikss.. Jaehee" Ucapnya berulang. “Ini semua salahku…hikss…”
"Ya..", Jaehee ingin memarahi Taehyung karena berulang kali anak itu terus memanggilnya Jaehee bukan Jaehee noona atau noona, tapi melihat keadaan sang adik Jaehee justru sedih dan memeluk erat Taehyung. Seumur hidupnya ia tidak pernah melihat sang adik menangis, air mata Jaehee pun jadi ikut mengalir tanpa perintahnya begitu saja.
Baekhyun dan Myungeun menghampiri Jaehee. Myungeun berdiri dibelakang Jaehee, menepuk punggung Jaehee, memintanya untuk kuat, Jaehee mengangguk.
Baekhyun menengok ke belakang dan melihat Kyungsoo semakin kesal mengetahui bahwa Jimin telah tertangkap. Kyungsoo tak bisa membohongi dirinya yang memang kecewa dengan kecerobohan yang dilakukan oleh mereka semua disaat dirinya sedang tak ada ditempat. Baekhyun ingin menghampiri Kyungsoo.
"Biarkan dia sendiri", Sambar Yichan. "Ia mungkin kecewa semua ini terjadi.. mengatakan sesuatu disaat ia seperti itu hanya akan memperburuk keadaan"
"Araseo..", Jawab Baekhyun hanya dapat menurut.
"Baekhyun-ah, bantu aku membujuk Taehyung untuk diobati, lukanya cukup parah" Bisik Yoojin mendekati Baekhyun.
Baekhyun sendiri melangkah beberapa langkah setelah itu. Ia menyentuh tangan Taehyung. "Taehyung-ah, kau berbaring lah dulu.. tubuh mu sedang seperti ini" Bujuk Baekhyun.
"Hikss.. Seharusnya aku yang tertangkap hikss.. aku yang memaksa Jimin pergi.. Jimin juga lebih berguna dariku hikss.. seharusnya aku saja..." Sesal Taehyung terus menangis menyalahkan dirinya.
"Eyy Hajima.. ", Baekhyun mencoba menarik Taehyung dari Jaehee karena melihat air mata Jaehee sudah mulai mengalir. “Baekhyun junior haruslah kuat layaknya seorang namja!”, hibur Baekhyun.
"Kyungsoo hyung pasti akan memarahi ku Hh Hikss.."
"Hajar saja kalau dia berani hehe", Canda Baekhyun seadanya karena Baekhyun fokus melepaskan perlahan tangan Taehyun yang memeluk Jaehee. Setelah lepas ia menatap Jaehee memberikan sebuah senyum bagai mengatakan 'serahkan dia padaku'. Sebelah tangannya memapah Taehyung dan sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk mendorong perlahan tubuh Jaehee agar berbalik. Ia tidak ingin Jaehee dan Taehyung bertatapan disaat keduanya sedang terpuruk begini. Baekhyun juga memberi kode pada Myungeun dan Yichan untuk menenangkan Jaehee.
Saat itu tangan-tangan lembut Yichan dan Myungeun memeluk hangat Jaehee yang mulai terisak sementara Baekhyun dan Yoojin terus membawa Taehyung berjalan agak jauh ke lain sudut perpustakaan. Yichan dan Myungeun juga membimbing Jaehee menjauh, agar ia lebih tenang jika memang ingin menangis.
"Hikss... hikss"
"Gwenchana Jaehee-ah", Peluk Myungeun menenangkan.
"Ia tidak pernah menangis Myungeun-a.. ia.."
"Ia hampir mati", Potong Yichan. "Seorang namja hampir saja menarik nyawanya.. aku tidak bisa melihat jelas wajah namja itu.. juga tidak bisa melihat jelas apa yang terjadi tadi.. kami hanya tahu tubuh adikmu terpelanting jauh, sepertinya ia juga terluka cukup parah, mungkin ia menjadi terpukul karena hal itu.."
"Jaehee-ah, Kau adalah seorang noona. Kau harus kuat demi Taehyung. Ia akan semakin merasa bersalah jika kau menangis terus", Myungeun mengusap pipi Jaehee. "Hwaiting!"
Mata Jaehee menangkap sesuatu ketika Yoojin, Taehyung, dan Yichan berjalan memasuki perpustakaan. "Myungeun-ah, lihat itu!", serunya sambil menunjuk ke arah belakang Yichan. Kyungsoo, Baekhyun, dan Myungeun mengikuti petunjuk dari Jaehee dan mereka melihat serpihan-serpihan buku yang hancur tersebut beterbangan dan kembali ke dalam rak masing-masing. Jaehee terdiam mendadak. Ia menyadari hal yang tidak biasa..
"Wae?" tanya Yichan datar. "Kau sudah tidak sedih lagi? cepat sekali", Ia tak menyadari apa yang terjadi.
Myungeun juga ikut membeku saat ia melihat apa yang dilihat Jaehee. "B-Buku-buku itu....." ucap Myungeun.
Yichan pun akhirnya menoleh dan melihat sekitarnya. Ia mendapati rak-rak buku di belakang, samping dan depannya sudah kembali seperti semula. Bahkan terdapat lembaran-lembaran buku yang dengan jelas kembali menyatu dan kembali ke rak mereka masing-masing. "Kau pasti pesulap", Tanggap Yichan datar menunjuk Myungeun. "Atau kau yang pesulap?", lalu ia menujuk Jaehee. "Atau aku?"
"Ayo kita coba berjalan lagi.. mungkin kita bisa membereskan tempat ini dan mengembalikannya seperti semula", Saran Myungeun bersemangat.
"Semacam vacum cleaner", Jawab Yichan.
Ketiganya menyusuri seisi perpustakaan, hal itu terus berulang hingga mereka berhasil membuat perpustakaan kembali rapih. "Daebak..", Seru Myungeun. "Kita berhasil!"
Jaehee dapat sedikit tersenyum ditengah kesedihannya. Setidaknya malam ini mereka bisa beristirahat dengan tenang. Matanya juga menangkap peralatan dan obat-obatan Yoojin sudah dalam keadaan rapih. "Myungeun-ah, kita harus memberikan itu pada Yoojin eonnie agar ia bisa segera mengobati Taehyung"
"Biar aku saja.. aku bosan kalau tidak ada kerjaan" Ujar Yichan.
"Apanya yang bosan? biasanya juga kau hanya tidur", Ujar Myungeun dan Jaehee bersamaan.
"Style ku memang begitu", Jawab Yichan tenang. Ia membawa barang-barang dan obat-obatan Yoojin. Kemudian mengantarkannya menuju Yoojin dan Baekhyun yang sedang membersihkan luka Taehyung dipojok kiri ruangan.
Myungeun dan Jaehee meneruskan mengecek barang-barang lain. Memastikan semua sudah kembali pada tempatnya.. Hingga mereka dikagetkan dengan sebuah bunyi "BRUKK" tak jauh dari sana, mereka mengintip dari celah-celah rak buku dan menemukan sosok Kyungsoo.
"Percuma saja ....semua buku ini kosong!", gerutu Kyungsoo melempar buku itu kesal.
Jaehee ingin bicara dengannya namun Myungeun menahannya. "Jaehee-ah aniya...biarkan dia sendiri..."
"Ne....", jawab Jaehee menuruti perkataan Myungeun. Ia melirik ke arah Kyungsoo yang berjalan semakin menjauh dan kemudian menghilang di salah satu sudut perpustakaan. Ia kemudian menghela nafas kemudian mengajak Myungeun untuk melihat keadaan Taehyung.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Chanyeol merasa tidurnya amat terjaga. Begitu ia sadar, ia seperti telah tidur lama sekali "Hoahhm", Ia merentangkan tangannya. Ia mulai sadar gudang tempatnya berada dalam keadaan sepi. "Eo?! Eodiya?", Tanya Chanyeol. Tak seorangpun ada di sampingnya. Ia sangat bingung dengan apa yang terjadi.
BRUKKKK.. Ia mendengar suara seperti benda jatuh sangat kencang diluar. "Suara apa itu?" Ujarnya. Ia segera melangkahkan kakinya keluar dan melihat seseorang terjatuh tepat di depan gudang. Chanyeol terkejut seraya keluar dari dalam gudang. "Ya Ya ya.. Neo gwenchanayo?", Chanyeol meletakkan kepala seseorang yang ditemuinya dalam pangkuannya lalu menepuk-nepuk pipinya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
NEXT DAY
Jaehee baru saja menyelesaikan tugasnya mencuci piring dan berbalik sambil membawa beberapa gelas hingga tiba-tiba, PRAAANNGG!! gelas-gelas itu terlepas dari pegangan Jaehee yang terkejut karena Kyungsoo yang berdiri di belakangnya. "Omo! Kau mengagetkanku saja!", serunya.
"Neo paboya? Kalau tidak bisa bekerja tidak usah berlagak ingin membantu! mengacaukan saja", ujarnya dingin.
Perkataan Kyungsoo barusan terasa begitu menusuk hati Jaehee. "Mi-mianhae...", gumamnya sambil menunduk. Jaehee kemudian berjongkok untuk memunguti pecahan gelas tersebut namun Kyungsoo menahannya. "Pergilah", ujarnya dingin.
"Ne? ch-chakkaman aku akan membersih-"
"KUBILANG PERGI!!", bentaknya hingga membuat Jaehee terlonjak kaget.
"A-Arasseo...k-kau tak perlu berteriak seperti itu..", gumam Jaehee ketakutan.
"Cepat pergi sebelum kesabaranku habis", ujar Kyungsoo memperingatkan Jaehee sekali lagi. Jaehee segera berdiri dan pergi meninggalkan dapur. Ia sesekali menoleh ke arah Kyungsoo yang memunggunginya dan menghela nafas. "Apa aku berbuat salah padanya?", gumamnya dalam hati sambil kemudian bergegas pergi.
***
"Ada apa dengan mereka semua?" gumam Baekhyun sambil bersandar malas di kursinya. "Taehyung mendadak menjadi pendiam sementara Kyungsoo jadi sensitif sekali seperti gadis yang sedang datang bulan....aku benar-benar tak mengerti" eluhnya.
"Baekhyun-ah, menurutmu....apa ini ada hubungannya dengan hilangnya informasi di buku-buku itu?", tanya Jaehee yang juga tengah duduk bersandar di sampingnya.
"Menurutmu bagaimana?", Tanya Baekhyun menoleh pada Jaehee.
"Kenapa kau bertanya balik padaku?!"
"Hufh.. Tentu saja", jawab Baekhyun.
Jaehee pun ikut tertunduk lesu karena ia tak tahu harus berbuat apa untuk memperbaiki situasi yang ada sekarang. "Sudahlah, aku ingin ke kamar kecil..." Ujar Jaehee sambil berjalan menuju ke toilet wanita.
***
Jaehee memasuki salah satu toilet wanita dan tak lama kemudian ia mendengar sesuatu. DUKK DUKKK DUKKK., terdengar suara seorang gadis yang berteriak panik dan ketakutan sambil menggedor-gedor pintu toilet di sampingnya. "TOLONG... Hiksss. TOLONG... Yaeji eonnie.. Eonnieee!!!". Ia mencoba meneriakkan nama seseorang. Jaehee terdiam mencoba memahami apa yang sedang terjadi hingga akhirnya ia mendengar gadis itu meneriakkan nama seseorang yang amat dikenalnya. "Andwe.. andwe.. andwe... Oppppaaaa.. Joonmyeon Oppa.." "Jungkoookkkk!! JOONMYEON OPPAA!! HIKKKSS... ANDWE... jebal"
Jaehee terlonjak ketika mendengar gadis itu menyebut nama Joonmyeon. Ia segera bergegas keluar dari ruang sekat toiletnya dan mencoba membuka pintu toilet di sebelahnya. "Si-siapa di sana?! chakkaman!! aku akan menolongmu!", teriak Jaehee namun tak terdengar jawaban apapun dari dalam sana. "YAAA!! NEO GWENCHANA?!", seru Jaehee sambil menggedor-gedor pintu toilet.
Tiba-tiba pintu depan toilet terbuka. Baekhyun, Myungeun serta Kyungsoo di belakangnya terlihat di ambang pintu. "Jaehee-ah wae? kenapa kau berteriak-teriak begitu?" tanya Baekhyun.
"D.. Di dalam ada seorang gadis yang terkunci!! Aku harus menolongnya!! Ppali! bantu aku!", seru Jaehee sambil menarik Baekhyun yang kemudian membantu mendobrak pintu tersebut hingga akhirnya berhasil terbuka dan....
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
10.15 AM
BUKKKKKK!ntu bilik kamar mandi tiba-tiba terbuka sendiri sehingga menghantam kepala Joonmyeon yang sedang telungkup di lantai. "Ouch~~ aissshh..", Ia segera berdiri sambil mengelus kepalanya. Miyoung justru tersenyum puas melihat Suho mengalami kejadian itu.
Disisi lain Jungkook sigap masuk dan memapah Siyou untuk bangun. Disandarkannya kepala Siyou pada pangkuannya. Tangan Jungkook juga menepuk-nepuk pipi Siyou "Siyou-a.. ireona.. Siyou..!"
Siyou membuka matanya, "Jungkook-ah", Panggilnya lirih.
Joonmyeon berjongkok begitu melihat Siyou sadar. Ia menarik dan memeluk Siyou cepat. "Siyou-ya..", Lalu melepaskan pelukannya perlahan, tapi masih menjaga tubuh Siyou agar tidak terjatuh. "Ya kau sungguh membuat ku panik"
Mata Siyou sayu dan lemah. Ia tersenyum seadanya "Gomawoyo Oppa hhh~"
Miyoung masih berdiri memperhatikan sikap Joonmyeon kepada Siyou, "Pantas saja Jaehee dan ajoonmyeon berkelahi terus. Jelas sekali Joonmyeon jauh lebih memperhatikan yeoja ini daripada Jaehee. Atau mungkin ia memang berhubungan dengan yeoja ini dibelakang Jaehee. Kasihan Jaehee.."
Jungkook menyadari ada yang kurang. Ia meminta Joonmyeon untuk memapah Siyou dulu sementara dirinya membuka satu persatu pintu disetiap ruangan sekat pada toilet itu. "Dimana Yaeji noona?" Tanya Jungkook.
"Noona mu tidak ada?!", Tanya Joonmyeon kaget. "Tapi sejak tadi kita berada di depan toilet dan tak ada seorangpun yang keluar kan?"
Kaki Jungkook lemas. Ia bersandar pada sekat antar ruang toilet tersebut, "Yaeji noona" Sebutnya lirih.
"Jebal jelaskan semua ini padaku", Pinta Miyoung. "Maksud kalian tadi ada dua yeoja yang masuk kesini. Kau dan noona mu?", Miyoung menunjuk Siyou lalu Jungkook. "Kalian yakin tidak ada seorangpun yang keluar dan sekarang hanya ada satu orang.. apa maksud kalian seorang lagi... lenyap?"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
10.13 AM
"Nado.. Molla", Jawab jongdae. Ditengah ketegangan, Jongdae merasa Chanyeol yang sebelumnya memang berada di samping Jongdae menyandarkan kepalanya ke bahu Jongdae dengan sedikit hentakan, hal itu membuat Jongdae kesal "Ya Park Chanyeol semua orang sedang resah begini sempat-sempatnya kau tetap tertid....."
Soomin memperhatikan Jongdae dan Chanyeol. Sayangnya.. bukan sosok Chanyeol yang kini dilihat Soomin tengah tertidur disamping Jongdae.. "O..Oppa.. disamping mu" Tunjuk Soomin.
"HYUNG!", Panggil Jongdae panik.
Yoonjae dan Minhyuk yang sebelumnya sedang dibuat pusing dengan hancur nya buku sumber informasi mereka tekejut dengan panggilan Jongdae. Mereka lebih tekejut lagi dengan apa yang mereka lihat.
"Yaeji!", Yoonjae segera mendekat. Dilihatnya sosok Yaeji bersandar pada pundak Jongdae. Yeoja itu sempat terlihat kejang. Dari sudut bibir yeoja itu mengeluarkan darah dan menetes membasahi pakaian putih yang ia kenakan saat itu. "Bukankah tadi Yaeji pergi ke toilet bersama Jungkook, Joonmyeon dan Siyou.? dan sekarang.. mengapa jadi begini?", Tanya Yoonjae sambil memeriksa nadi Yaeji.
"A.. aku juga tidak mengerti. Tadi Chanyeol ada disampingku dan sekarang tiba-tiba saja Yaeji disamping ku dan Chanyeol menghilang entah kemana. Tadi aku juga sempat tertidur sehingga tak mengetahui apa yang terjadi hyung", Jawab Jongdae menjelaskan dengan cepat.
"Apa yang kau lakukan terhadapnya?!!!!", seru Yoonjae berbalik dan menyalahkan Yeoja setengah baya tersebut.
"Diam", Yeoja setengah baya melihat-lihat sekelilingnya seperti merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
"Sampai kapan Kau akan terus begitu?! Kalau sampai gadis ini mati, ku pastikan Kau akan...."
"Shikeureo!! Jangan terus membuat ku kehabisan kesabaran anak muda!", Balas yeoja setengah baya itu masih berkonsentrasi, merasakan sesuatu yang aneh.
Minhyuk menghampirinya. "Nyonya.. murid ku sedang sekarat….beri tahu kami, beri tahu kami apa yang terjadi sesungguhnya" pinta Minhyuk.
Yeoja setengah baya menatap Minhyuk. "Murid mu?" Ia baru tertarik melihat kearah Yoonjae. Dimana Yoonjae sedang mencoba mempertahankan Yaeji agar tetap sadar. Diluar dugaan, sang yeoja setengah baya justru juga sama terkejutnya dengan Minhyuk dan Yoonjae melihat keadaan anak itu. Ia bahkan terlihat sedikit panik tiba-tiba saja. Ia menggeleng tak percaya. "Dekatkan anak itu pada ku" Pintanya.
"Kau pikir aku bodoh.. kau pasti akan.." Ucapan Yoonjae terputus.
"DIA BISA MATI!" Bentak sang Yaeoja setengah baya. "Dekatkan ia padaku" Pinta ia memelan. "Jebal.. "
"Yoonjae.. turuti perintahnya" Ujar Minhyuk.
Meski setengah hati, Yoonjae menggendong tubuh Yaeji, lalu mendekatkannya ke arah Seohyun. Mata Seohyun tak lepas sedikitpun dari tubuh Yaeji. "Geu yeojaga.. " Ia mengalihkan pandangannya kepada Soomin. "Temukan adik dari yeoja ini"
“J-Jeoyo?", Tanya Soomin takut. Ia berpegangan kuat pada Jongdae karena ketakutan. "T..tapi"
"Biar ku antar", Ujar Jongdae menawarkan. Ia manarik Soomin agar bertindak cepat, ini menyangkut nyawa seseorang.
"NO! You.. stay here.. I need your strength", Ujarnya melarang Jongdae.
Jongdae menahan langkahnya. "Ia bilang apa?" Tanya Jongdae sebenarnya pusing sejak tadi mendengarkan Yeoja setengah baya terus bicara bahasa asing. Soomin berbisik pelan. "Ia mengatakan agar kau tetap disini, karena ia butuh kekuatan mu"
"Kekuatan?" Tanya Jongdae bingung.
Minhyuk menepuk pundak Jongdae "Kau tetaplah disini bersama Yoonjae, aku akan menemani Soomin mencari Jungkook"
"Ne ssaem" Jawab Jongdae.
"Soomin-ah, palli" Minhyuk merangkul pundak siswinya itu, lalu dengan cepat melangkah keluar gudang.
Ditengah situasi gawat begini. Yoonjae memperhatikan Sehun dipojok dekat meja pada gudang itu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut yang entah dia temukan dimana. Nampaknya anak itu masih tertidur pulas. Yoonjae tidak mau ambil pusing. Ia fokus dengan apa yang sedang ia kerjakan. Ia berjongkok sambil menyandarkan tubuh Yaeji pada dadanya. "Selanjutnya apa?" Tanya Yoonjae pada Yeoja setengah baya.
"Neo-ya…kemarilah", Pinta yeoja itu pada Jongdae. Jongdae pun datang mendekat, ia menyangga tubuh Yaeji dengan lututnya. "Sentuhkan ibu jari kanan mu dengan ibu jari tangan kiri anak ini"
Jongdae melakukan perintah yeoja setengah baya itu. Baru saja beberapa detik setelah ibu jari tangan Jongdae dan Yaeji menyatu, tubuh Yaeji kembali kejang membuat Jongdae dan Yoonjae panik. "M.. mwoya?!"
"Tetap tempelkan bocah bodoh.. jangan terlepas!", Pekik sang yeoja setengah baya. Jongdae pun memastikan ibu jari tangannya tetap bersentuhan dengan ibu jari Yaeji walaupun ia sendiri tidak mengetahui apa fungsinya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆