Lagi-Lagi Chanyeol tertidur. Ditempat yang tak dikenalinya dengan tak seorangpun juga ia temui. Ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Untung saja kemarin ia bertemu orang yang ia kenali sehingga ia sedikit mengetahui ia berada dimana sebenarnya. Ia melihat secarik kertas ditempelkan dengan isolasi transparan ditangannya. Dahinya berkerut. "Dasar..", Secarik kertas itu berisi sebuah kertas. Chanyeol membacanya perlahan dan kembali mengerutkan dahi. "Ia melarang ku tapi ia sendiri pergi".
Chanyeol memilih keluar sebentar untuk mencari udara segar. Udara di dalam gudang membuatnya sulit bernafas. Di luar sana, kabut cukup tebal. Pemandangan yang tidak biasa dilihat oleh Chanyeol. "Yonghan kenapa jadi begini?", Ujarnya pelan. Ia melihat sekitarnya, hampir seluruh tanaman dan rerumputan telah mati. Miris hatinya melihat semua itu.
"Chanyeol-ah" Panggil seseorang.
"Hyung.. Kau kah itu? Hyung kau dari mana saja..", Chanyeol menghampiri namja yang dikenalnya itu. Namja itu menengak ke atas saat tiba-tiba langit diatas mereka yang sebelumnya cerah mendadak berubah drastis. "L.. langitnya" Ujar Chanyeol terbata.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Tiba-tiba pintu depan toilet terbuka. Baekhyun, Myungeun serta Kyungsoo di belakang Jaehee terlihat di ambang pintu. "Jaehee-ah wae? kenapa kau berteriak-teriak begitu?", tanya Baekhyun.
"Di-Di dalam ada seorang gadis yang terkunci!! Aku harus menolongnya!! Ppali! bantu aku!", seru Jaehee sambil menarik Baekhyun yang kemudian membantu mendobrak pintu tersebut hingga akhirnya berhasil terbuka dan.... kosong.
"Tidak ada apa-apa...", seru Baekhyun menoleh kepada Jaehee yang berdiri di sampingnya yang sedang menatap toilet kosong tersebut tak percaya. Semua mata menatapnya bingung.
"T-Tapi tadi-"
"Kemarin kau bilang kau dikejar oleh segerombolan anak laki-laki di toilet pria dan sekarang kau bilang bahwa kau mendengar suara anak perempuan padahal kenyataannya tak ada apapun di sana...", ujar Kyungsoo dengan nada dingin dan menuduh.
"T-Tapi aku tidak bohong!!", Bela diri Jaehee mencoba meyakinkan yang lainnya.
"Sebenarnya aku tak mau menuduhmu, tapi ini sudah kedua kalinya kau memperlihatkan kejadian yang tak terbukti....mungkin ada yang salah dengan dirimu yang aneh itu" ujar Kyungsoo ketus.
"Kyungsoo-ya...", Myungeun mencoba menenangkan situasi yang mulai terasa memanas.
"Sudahlah Baekhyun-ah, Myungeun-a tinggalkan saja dia", ujar Kyungsoo santai sambil berbalik pergi.
"YAA!!!!" Bentak Jaehee kesal. Tangannya mengepal mencoba mengontrol amarahnya yang memuncak. Sejak tadi ia sudah mencoba bersabar akan sikap Kyungsoo yang selalu saja menyudutkannya. Ia melangkah cepat mendekati namja itu yang masih berdiri memunggunginya. Kyungsoo menghentikan langkahnya tanpa menoleh sedikitpun ke belakang. "Aku tak tahu apa yang ada di pikiranmu sehingga kau terus menerus menyudutkanku!!. Kalau memang aku pernah berbuat salah padamu apa kau tak bisa mengatakannya langsung padaku?!!" bentak Jaehee mencoba meluapkan segala kekesalannya.
"Kau tak akan pernah mengerti apa yang kurasakan", ujar Kyungsoo dingin. "Diam lah karena kau juga membuat ku semakin muak"
"Wae? Apa karena aku terlihat seperti gadis bodoh yang tak tahu apa-apa di matamu?! Aku tahu kau frustasi karena telah terkurung lama di tempat ini! Lalu kau pikir, memangnya hanya kau saja yang frustasi?! Yang lain juga merasakan hal yang sama!!! Apa kau tak bisa sedikit bersabar dan tidak menumpahkan segala kekesalanmu itu pada orang lain?!!", bentak Jaehee.
Kyungsoo pun berbalik dan menatapnya tajam. “Mworago? Bersabar..bersabar…apa itu yang hanya bisa kau katakan?!”, Bentaknya. Jaehee terlonjak karena Kyungsoo yang baru saja membentaknya. “Aku sudah cukup bersabar berada di sini selama beberapa bulan lebih lama darimu dan sekarang kau memintaku untuk lagi-lagi bersabar?!!” tambah Kyungsoo semakin menekan Jaehee dengan kata-katanya. "Dengarkan aku baik-baik Moon Jaehee, bukankah sudah pernah kukatakan sebelumnya padamu untuk jangan mengatakan sesuatu yang bahkan kau sendiri tak mengerti!”, Bentaknya lagi
Jaehee berusaha sekuat tenaga untuk tak menangis. “ARASSEO!!” jawabnya kesal.
"A-Ada apa ini? kenapa ribut-ribut?", tanya Taehyung yang baru saja datang.
“Aku memang hanya gadis bodoh yang tak tahu apa-apa!!. Aku bahkan tak mengerti sekarang aku berada di mana dan aku bahkan tak mengerti apa yang kubicarakan!” serunya mencoba meluapkan segala rasa kesalnya. “Tapi meskipun aku bodoh, tapi aku tak mau jadi manusia pesimis sepertimu!. Ya Do Kyungsoo dengarkan aku baik-baik. KALAU MEMANG KAU MENYERAH, AKU YANG AKAN MENCARI JALAN KELUARNYA SENDIRI!! “ seru Jaehee sambil berbalik pergi.
“Noona kau mau kemana?!”, Tanya Taehyung ketika melihat Jaehee yang bergegas berjalan melewati Kyungsoo lalu bergegas mengambil jaketnya dan bersiap akan pergi.
”Aku akan mencari petunjuk apapun yang bisa membantu kita keluar dari sini. Kau diamlah di sini…paling tidak, jika aku mati, ibu masih mempunyai satu harapan yaitu kau”.
“Mwoyaaa? Kau ini jangan sok pahlawan! Diluar itu berbahaya!”, seru Taehyung.
“Biar saja…Aku mati atau tidak tak akan berpengaruh apapun!”, ujar Jaehee ketus. Ia benar-benar frustasi saat ini.
“Noona, jangan bersikap kekanak-kanakan seperti itu…kumohon!. Kau tak tahu apa yang akan kau hadapi di luar sana!”, Pinta Taehyung
“Seharusnya kau senang jika aku mati dan menghilang bukan? Kau bisa pakai kamarku dan semua komik milikku ku wariskan padamu” Jawab Jaehee.
“NOONA CUKUP!” Taehyung sama sekali tak menyukai ucapan Jaehee barusan. Ia menyayangi Jaehee, ia menyadari ia hanya memiliki Jaehee seorang ditempat itu. "Jebal...aku tak mau kau terluka seperti apa yang terjadi padaku kemarin...jebal...noona", pinta Taehyung.
“Jaehee-ah, Taehyung benar…Kyungsoo hanya sedang emosi. Jangan dipikirkan…kumohon.. diluar berbahaya sekali”, bujuk Baekhyun. Baekhyun menyenggol Kyungsoo agar meminta maaf . "Ya Kyungsoo-ya" bisik Baekhyun.
“Biarkan dia melakukan apa yang dia mau!” jawab Kyungsoo tak peduli.
“YA KYUNGSOO-YA!!” seru Baekhyun. “Aish…jincha ottokhe?”, gumam Baekhyun pusing.
“Gwenchana Baekhyun-ah…aku titip Taehyung”, ujar Jaehee sambil berlalu pergi dari hadapan Taehyung dan Baekhyun.
“YA JAEHEE NOONA!”, seru Taehyung namun Myungeun menahannya. “Sudahlah Taehyung-ah……mungkin Jaehee hanya sedang ingin sendiri….ia tak akan pergi jauh…percayalah padaku”, ujar Myungeun menenangkan Taehyung.
***
NEXT 6 HOURS
Baekhyun berjalan kesana kemari tanpa arah. Ia merasa tak tenang karena sudah enam jam berlalu dan Jaehee belum juga kembali. Awalnya ia berpikir bahwa Jaehee hanya menggertak saja, namun nyatanya yeoja itu tak juga kembali setelah enam jam berlalu.
"Ya Palli... Kita harus mencari Jaehee! Ia tidak main-main. Ia belum kembali sampai sekarang!", Baekhyun mencoba meyakinkan Kyungsoo untuk mencari Jaehee.
"Kalaupun kita menemukannya, ia belum tentu mau kembali, haruskan kita memohon? Dia pikir siapa dia" Jawab Kyungsoo tak mau peduli. Ia masih berpikir bahwa yeoja itu hanya bersembunyi di salah satu sisi gedung dan menolak untuk kembali hingga mereka menjemputnya. Namun sisi hatinya yang lain juga merasa khawatir jika apa yang dikatakan Baekhyun memang benar adanya.
“NEO MICHEOSSO?!”, Seru Baekhyun pada Kyungsoo yang kini berdiri di dekat jendela besar dekat perpustakaan. "Gadis itu bisa mati kalau!......" Baekhyun menghentikan ucapannya. "Chakkaman..." Ia menyentuh wajah Kyungsoo dengan kedua tangannya.
“Wae?” Tanya Kyungsoo datar.
“Wa-wajahmu..”, ujar Baekhyun panic ketika melihat adanya semburat garis-garis kehitaman yang muncul samar-samar kemudian menghilang dan muncul lagi sesaat lalu hilang kembali di wajah Kyungsoo.
“Ada apa dengan wajahku?”, Tanya Kyungsoo bingung. Baekhyun segera menariknya menuju sebuah cermin besar agar ia bisa melihat sendiri apa yang sedang terjadi padanya.
“Baekhyun-ah!, Kyungsoo-ya!”, seru Myungeun tiba-tiba.
“Wae?”
“Taehyung menghilang!”
“MWORAGO?!” seru Baekhyun dan Kyungsoo bersamaan.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
10.17 AM
Minhyuk dan Soomin berhasil kembali dengan capat karena ternyata Jungkook, Siyou dan Suho juga sudah berjalan kembali menuju gudang, mereka juga membawa serta Miyoung yang masih yakin sesuatu yang aneh terjadi pada sahabatnya Jaehee dan Eunhee.
"Noona!", Jungkook berlari sampai ke dekat Yoonjae, Jongdae, Yaeji juga sang yeoja setengah baya. "Bibi.. noona ku.. ada apa dengannya?"
"Angkat tangan kanan mu ke atas", Perintah yeoja setengah baya. "Kalau sampai kita terlihat... matilah.."
"Wae? Dan siapa yang akan melihat kita?", Tanya Jungkook. Ia tidak mendapatkan jawaban apapun. Ia pun terpaksa hanya mengikuti dengan mengangkat tangan kanannya ke atas. Tak lama setelah ia melakukannya ia melihat sang kakak membuka mata.. "Noon.... ANDDDDDWWAAEEEEE!!!!"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Jaehee sudah berjalan menjauh dari perpustakaan sejak tadi, ia tetap tak mau kembali. Ia sudah mencari ke setiap sudut kampus dan kini ia hendak bergegas menuju Yonghan high-school demi mencari Jimin. "Menyebalkan! Aku sudah bicara baik-baik tapi dia justru membentakku seperti itu! Aku ingin sekali menghajarnya!", gumamnya kesal ketika mengingat pertengkarannya dengan Kyungsoo sebelum ia pergi tadi. Jaehee tiba-tiba menghentikan langkahnya. Sejak ia keluar dari perpustakaan tadi, ia merasa seseorang tengah mengikutinya. Ia menoleh ke belakang dan....."kosong?" gumamnya lagi. Ia kemudian kembali berjalan dan mencoba untuk tak mempedulikan hal tersebut.
"Mencari udara segar? Moon Jaehee", ujar seseorang. Jaehee terdiam di tempatnya dan perlahan menoleh ke belakang.
"E-Eunhee?", gumamnya panik.
"Kenapa panik begitu melihatku? Bukankah seharusnya kau senang bisa melihatku lagi?"
"K-Kau mau apa?"
"Kenapa kau berkeliaran sendiri di luar? Bukankah teman-teman baru mu itu selalu mengingatkan bahwa di luar berbahaya? atau...mungkin mereka sudah tak peduli lagi denganmu?" ujarnya sambil tersenyum licik.
Perkataan Eunhee tadi terasa seperti anak panah yang melesat cepat menusuk jantung Jaehee. "Kau mau apa sebenarnya?", tanya Jaehee sekali lagi.
Eunhee berjalan selangkah mendekati Jaehee sementara Jaehee refleks mundur perlahan. "Aku ingin mengajakmu untuk pergi bersamaku, karena aku tahu teman-temanmu sudah tak mempedulikanmu lagi....seharusnya kau sadar bahwa akulah sahabat sejatimu, bukan mereka..", ujar Eunhee memprovokasi Jaehee.
"Shireo....kau bukan Eunhee! kau bukan Eunhee yang kukenal!"
"Jadi kau tak mau ikut denganku? kalau begitu aku tak punya pilihan lain selain.....memaksamu!", serunya. Eunhee kemudian bergerak cepat ke arah Jaehee yang lengah karena pergerakan Eunhee yang lebih cepat darinya. Eunhee mendorongnya ke sisi kanan tembok dan berusaha mencekik leher Jaehee.
Jaehe kemudian mengarahkan lututnya ke perut Eunhee. buukk! "Argh!" Eunhee membungkuk kesakitan sambil memegangi perutnya. Jaehee terlepas dari cengkraman Eunhee dan berlari sekuat tenaga menjauhi Eunhee. Namun karena ia terburu-buru, ia tak melihat adanya beberapa anak tangga pendek hingga ia terpeleset dan terjatuh. Jaehee berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dan berlari kembali namun tak bisa karena kakinya terkilir.
Sementara Eunhee sudah berada di hadapannya mengacungkan sebuah pisau kecil ke arahnya.
"OMMA.." Teriak Jaehee sambil memejamkan matanya pasrah jika ia memang harus mati detik itu juga...
BUKKKK!!, Jaehee membuka matanya ketika ia mendengar suara tersebut dan ia mendapati Eunhee terkapar di hadapannya dan puff! sosoknya kemudian menghilang menjadi kepulan asap hitam dan tergantikan oleh sosok seseorang yang berdiri di belakang sosok Eunhee tadi.
"MOON TAEHYUNG?!", seru Jaehee terkejut ketika mengetahui Taehyunglah yang baru saja menyelamatkannya.
"Apa yang baru saja ku lakukan? aku baru saja membunuh seseorang! Oh My God! bagaimana jika aku dipenjara? andwaaeee", Seru Taehyung histeris sendiri.
"Neo gwenchana?"
"NOONA! AKU BARU SAJA MEMBUNUH SESEORANG DEMI MENYELAMATKAN MU!"
"He? kau lihat sendiri kan dia tidak mati tapi hanya menghilang menjadi kepulan asap hitam"
"Ah jinchayo? ah syukurlah kalau begitu....", Jawab Taehyung lega. "Bukankah sudah kubilang di luar itu berbahaya!! ayo kembali ke perpustakaan!"
"Shireo...argh...", erang Jaehee ketika ia mencoba berdiri.
"Neo gwenchanayo?"
"Ne...kembalilah ke perpustakaan...terima kasih sudah menolongku dan kali ini janganlah mengikutiku lagi", pinta Jaehee sambil berjalan terpincang-pincang.
"Noona, kakimu..."
"Gwenchana! kembalilah ke perpustakaan!", seru Jaehee sambil kembali berjalan terpincang-pincang dan kemudian terjatuh lagi. "Aish....kenapa sakit sekali" gumamnya.
"Aniyooo! Aku tak akan kembali tanpamu!", seru Taehyung tak mau kalah.
"Ya! ppali! Kembalilah sebelum Baekhyun dan Kyungsoo men-"
"SHIREO!!", Bentak Taehyung. Taehyung berjongkok lalu memeluk lengan Jaehee. Ekspresi wajah Taehyung seperti menahan-nahan sesuatu dan itu dapat dilihat dengan jelas oleh Jaehee. Semenjak kejadian hilangnya Jimin, sikap Taehyung memang sedikit berubah. "Ayo pulang", Suara Taehyung juga mulai terdengar sedikit berbeda. "Ayo pulang bersama.. ", ulangnya semakin lirih. "Kita harus pulang menemui Omma.. ia pasti merindukan kita. Ia.. pasti akan memarahi ku kalau aku tidak pulang bersama mu noona"
Jaehee mengusap pipi Taehyung, lagi-lagi ia menemukan air mata disana "Taehyung-ah….”
"Aku tidak mau mati.. hikss.. juga tidak mau kau mati..", Jawab Taehyung memotong ucapan Jaehee. "Aku tidak pernah meminta apapun dari mu.. Apa kau tetap tidak mau mengabulkan permintaan pertama adik mu ini? Hikss.. Aku bahkan sudah memanggil mu noona sesuai keinginan mu Hhh~ ssh Hikss.. Aku ingin pulang.. ingin pulang dengan Jaehee. Aku ingin lebih tenang berkelahi dengan mu lagi Hikss.. Aku takut berada disini.. aku takut mereka akan membunuh kita nanti.. Hikss.. sakit.. mati ditangan mereka akan sangat menyakitkan", Taehyung mengeratkan pelukannya pada tangan Jaehee. Ia mengingat setiap detik rasa sakit yang ia alami saat kemarin seluruh nyawanya seperti ditarik keluar dari dalam tubuhnya. "Hikkss.. Aku akan menurut pada mu.. aku tidak akan nakal lagi hhs.. Ayo kembali noona….aku akan bicara pada Kyungsoo hyung nanti agar ia tak memarahimu lgi…ayo temukan jalan pulang bersama-sama…”
Jaehee sungguh tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Taehyung kemarin. Tapi apapun itu, pasti sesuatu yang sangat tidak ingin Taehyung rasakan lagi sampai-sampai ia seperti itu. Sebagai seorang kakak, Jaehee sangat merasakan sakit bahkan hanya dengan melihat sang adik menangis ia tahu betapa sakit Taehyung saat ini. Ia mengingat ucapan Myungeun dan Yichan bahwa ia juga harus lebih tegar sebagai seorang kaka. "Ya Moon Taehyung, Kau jelek sekali menangis begitu. Eomma dan Appa bisa tertawa melihat kalau mereka melihat mu" ejek Jaehee.
"Hh~ S.. hiks Siapa yang menangis?", Taehyung gengsi atas tuduhan Jaehee. Ia menghapus air matanya dengan lengan baju yang dikanakannya.
"Cih.. jelas-jelas kau memangis.." Ledek Jaehee lagi.
"Aniyaaa.. Moon Jaehee" Bantah Taehyung mulai ngotot.
BLEPAK!! Jaehee memukul kepala Taehyung "Kau sebut apa aku tadi? Kau bilang kau tidak akan menyebut ku Moon Jaehee lagi huh!"
"Ya! aku tidak bilang begitu.. kau bermimpi mungkin", Jawab Taehyung melawan, ia hanya taubat untuk beberapa saat saja.
"TAEHYUNG-AH!!", Taehyung menoleh dan mendapati Baekhyun dan Kyungsoo berjalan ke arah mereka.
"Panjang umur sekali" gumam Jaehee.
"Jaehee-ah! Neo gwenchana?!" Seru Baekhyun menghampiri Jaehee.
"Ya Baekhyun-ah...", ujar Kyungsoo sambil menoleh ke kiri dan kanannya seperti sedang mencari sesuatu. Baekhyun menoreh ke arah Kyungsoo. "Kemana Myungeun? bukankah tadi dia bersama kita?" Tanya Kyungsoo.
"Ah!! Maja! Kau urus mereka biar kucari dia"
"B-Baekhyun-ah chakkaman!", seru Jaehee mencoba mencegah Baekhyun namun Baekhyun sudah terlanjur pergi meninggalkannya bersama Taehyung dan Kyungsoo.
"Noona ppali!", Seru Taehyung sambil menarik tangan Jaehee, mencoba memaksanya untuk berjalan tanpa mengetahui kondisi kakinya yang terkilir.
"A...a...a...Aphaaa!!", rintih Jaehee sambil memukuli tangan Taehyung yang refleks melepaskan pegangannya hingga menyebabkan Jaehee terjatuh kembali. "aaarrgggh!! neo ya!!!" pekik Jaehee pada Taehyung, kesal.
Kyungsoo yang sedari tadi hanya diam memperhatikan pertengkaran mereka akhirnya turun tangan. Ia mendekati Jaehee lalu berjongkok di depannya. "Ya ya ya mwohae?", tanya Jaehee memasang sikap siaga. Ia menarik dirinya mundur namun Kyungsoo memegangi pergelangan kakinya yang terkilir. "AAAA APHAAA! YA!!" Teriak Jaehee karena perbuatan Kyungsoo.
"Kakinya terkilir" ujar Kyungsoo.
"Ne? Jinchayo?", tanya Taehyung. "Kenapa kau tak bilang daritadi ish!!" seru Taehyung pada Jaehee.
"Bukan urusanmu! Lagipula untuk apa kau kemari? Bukankah kau sendiri yang tadi menyuruhku pergi?" Ucap Jaehee kesal.
"Aku tak memintamu pergi", jawab Kyungsoo datar. "Kau sendiri yang ingin pergi...aku hanya tak menahanmu saja"
"Lalu kenapa kau kemari?! Kembalilah ke perpustakaan dan tinggalkan aku sendiri!" bentak Jaehee lagi
"Manja sekali", Gerutu Taehyung "Bilang saja minta dimanja" ejeknya.
"Kau bilang apa? kau juga! kembalilah bersama mereka", Jaehee mencoba berdiri sambil meringis kesakitan namun tidak stabil hingga ia hampir terjatuh, untung terselamatkan oleh Kyungsoo yang menahannya. Begitu Jaehee lengah, Kyungsoo segera membalik tubuhnya dan menggendong piggy back Jaehee. "Ya! turunkan aku!!", seru Jaehee mencoba protes, namun karena kakinya yang terkilir ia tak bisa berbuat banyak.
"Diamlah! Kau pikir badanmu tidak berat?! aish!", Bentak Kyungsoo kesal sambil berjalan menuju perpustakaan dengan membawa Jaehee di punggungnya. Taehyung mengikuti mereka di belakang.
"Aku tak memintamu untuk mempiggy back diriku!", elak Jaehee. "Turunkan aku sekarang juga", ujar Jaehee sekali lagi.
Kyungsoo pun melakukan apa yang diminta Jaehee. "Kau puas?"
Jaehee tak menjawab ucapan Kyungsoo. Ia segera berbalik dan berjalan tertatih-tatih menjauhi Kyungsoo dan Taehyung.
"Yayaya! Moon Jaehee!", seru Taehyung. "Ah...hyung! Kenapa kau menurunkannya?", tanya Taehyung panik.
"Ia sendiri yang memintaku melakukannya", ujar Kyungsoo tenang. Ia tetap terdiam di tempatnya memperhatikan Jaehee yang berjalan dengan susah payah.
"Tapi hyung...kakinya-"
"Ia tak akan bisa berjalan jauh dengan kondisi seperti itu", potong Kyungsoo. Ketika ia menyentuh kaki yeoja itu, kaki Jaehee terlihat sedikit membengkak namun yeoja itu tak menyadarinya. Jadi ia cukup yakin bahwa Jaehee tak akan bisa banyak bergerak. Namun ia juga sedikit khawatir karena yeoja itu cukup keras kepala. Ia tak akan menyerah dengan mudah begitu saja.
Tak lama setelahnya, Taehyung dan Kyungsoo melihat Jaehee menghentikan langkahnya sejenak. Ia terlihat seperti menahan sakit namun ia memaksakan diri untuk berjalan hingga akhirnya ia jatuh terduduk. Kyungsoo, diikuti Taehyung segera menghampirinya setelahnya. "Sudah? Kau sudah tak sanggup lagi?", tanya Kyungsoo.
Jaehee mendongak dan menatap Kyungsoo kesal. Ia mengalihkan wajahnya ke arah lain dan tak menjawab ucapan namja itu.
Kyungsoo menghela nafas. "Arasseo mianhae", gumamnya pelan.
"Ne? Aku tidak dengar.. bisa diulang?", Tantang Jaehee.
"Mianhae! dan jangan membuatku mengatakannya lagi!", seru Kyungsoo. "Aku benar-benar frustasi ketika melihat buku-buku itu hancur...", sambungnya. "Mian"
Jaehee terdiam tanpa menatap Kyungsoo. Ia masih sedikit kesal tapi ia berusaha mengatur emosinya karena paling tidak, Namja itu sudah mengakui kesalahannya. "Eung...gwenchana...", balas Jaehee.
"Kalau begitu kita kembali sekarang...kakimu itu bengkak...kau tak akan bisa berjalan jauh", ujar Kyungsoo. Tanpa menunggu jawaban Jaehee, ia membantu Jaehee berdiri dan segera mempiggy back yeoja itu dan membawanya kembali ke perpustakaan.
"EHEM", Taehyung yang mendengar pembicaraan mereka hanya bisa berdehem. Diam-diam Taehyung mengeluarkan handphonenya dan merekam juga memotret Jaehee juga Kyungsoo dari berbagai arah kecuali depan, karena ia tidak ingin dihajar oleh Jaehee juga Kyungsoo.
"Kau sedang apa?" Tanya Jaehee curiga.
"Eobseoyo" Taehyung memasukkan handphonenya ke saku, lalu bersiul-siul santai seperti tak memiliki dosa.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Dari lantai tiga Universitas tadi, Baekhyun melihat Myungeun di halaman depan. Ia segera menuruni tangga dan menuju keluar dengan berhati-hati untuk menemukan Myungeun. Tapi justru bukan Myungeun yang ia temui. Ia melihat slaah seorang temannya sedang berkelahi dengan anak lain. "Chanyeol-ah?!"
"Baekhyun-ah, tolong aaarrggh", BUKK! Chanyeol mendapat hantaman dari seorang namja. Namja itu cukup tinggi meski Chanyeol tetap terlihat lebih tinggi.
"Jangan mendekat.. ia akan menyerang mu!", Teriak namja itu melarang Baekhyun. BUUKKKKK! Ia menghantam Chanyeol seklai lagi hingga Chanyeol tersungkur.
"Ugh..Baek.. Ia ingin membunuh ku, jebal.. " Pinta Chanyeol memelas.
Baekhyun mengambil apapun yang bisa ia gunakan untuk. Kebetulan disana ada batang kayu yang cukup besar. Baekhyun bergerak dan mengambil keputusan untuk menyelamatkan Chanyeol. BUKKKKKKK! Ia balik menghantam namja yang memukuli Chanyeol hinggga namja itu terjatuh.
"Ashh…padahal sudah kuperingatkan…terserah kau saja!", seru Namja itu lalu segera melarikan diri.
Kabut tebal membuat Baekhyun kesulitan melihat kemana namja itu pergi. "Ahh Kemana dia pergi tadi?"
"Baekhyun-ah.. eungh.. arrgh", Chanyeol merintih meminta tolong Baekhyun. Baekhyun pun segera datang untuk membantu Chanyeol. Ia memapah tubuh Chanyeol sampai berhasil berdiri. "Baekhyun-ah, sebenarnya dimana kita sekarang?"
Baekhyun menggaruk kepala bingung untuk menjelaskan. "Nanti akan ku jelaskan. Sekarang kita harus mencari Myungeun dan segera kembali sebelum gelap"
***
Namja yang tadi berkelahi dengan Chanyeol terus berlari sekuatnya. Ia tidak ingin berurusan dengan orang lain yang tak mengenalnya. Ia memegangi perutnya yang sakit karena dihantam oleh Baekhyun tadi.
"Mau lari kemana?" Tanya seseorang muncul dari kerumunan kabut tebal.
Namja itu mengigit bibirnya kesal. "Aissh sial.. padahal aku belum sempat makan ice cream, belum sempat mengambil laptop di ruang komputer juga cd game.. matilah aku", Gerutu namja itu. Ia memiliki ide dan terkekeh karena idenya sendiri. Ia mengambil coklat dari dalam jaketnya, lalu menyodorkan pada namja tanpa ekspresi yang terlihat seperti robot dihadapannya. "Hey.. kau mau coklat tidak? kalau kau membiarkan aku pergi.. akan kuberikan ini untuk mu"
Namja dihadapannya sama sekali tidak menjawab.
"Aku menemukan seragam high school, lalu mengenakannya.. haha tapi aku sebenarnya mahasiswa. Bagaimana pendapat mu? aku masih cocok memakai seragam kan?", Tanya anak itu santai. "Ya.. tidak lucu juga kalau aku tertangkap. Aku baru sehari disini.. masih baru dan fresh, masih ingin berpetualang", Ia berusaha bernegosiasi. Ia menjulurkan lidahnya seperti tidak ada beban meski terdapat cukup banyak luka ditubuhnya.
***
Chanyeol sudah dapat berjalan sendiri. Ia berjalan di belakang Baekhyun "Baekhyun-a" Panggilnya.
"Mwo?"
"Kau.."
Baekhyun menengok ke belakang untuk melihat Chanyeol. Seketika ekspresi wajahnya berubah. Baekhyun merasa sangat bodoh karena tak mengindahkan ucapan namja yang tadi berkelahi dengan Chanyeol. Ia mundur beberapa langkah setelah menyadari hal itu "C.. Chanyeol-ah"
"Wae? Kau tidak seharusnya menjauh dari sahabat baik mu ini..", WUZZ.. Chanyeol melemparkan api yang ia hasilkan dari tangannya dna hampir saja mengenai Baekhyun. "Ilowaba.. serahkan nyawa mu pada ku.. Byun Baekhyun"
¢¢¢TBC¢¢¢