"Yeorobun! kita kedatangan Anggota baru!", seru Baekhyun.
Semua mata menoleh ke arah Baekhyun dan Kyungsoo yang sedang memapah Jimin serta yeoja asing yang tak dikenali oleh anak lainnya
"Omona!! Bagaimana keadan Jimin?!", seru Myungeun menghampiri Baekhyun dan Kyungsoo yang sedang membaringkan Jimin di atas kasurnya.
"Sudah lebih baik dari sebelumnya...", Jawab Kyungsoo. Ia kemudian berdiri dan berjalan menjauhi anak-anak lain yang sedang memperhatikan kondisi Jimin.
"Kyungsoo-ya", panggil Jaehee pelan ketika Kyungsoo berjalan melewatinya. Kyungsoo menghentikan langlahnya. "Gomapta", ujar Jaehee.
"Eung", Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Kyungsoo tanpa menoleh sedikitpun kepada Jaehee. Kyungsoo kembali berjalan menjauhi Jaehee dan yang lainnya. Jaehee memperhatikan sosoknya yang kemudian menghilang di balik rak-rak buku yang berjejer.
"Jangan dipikirkan...dia memang selalu seperti itu...mungkin terlalu lama berada di tempat ini, ia jadi sedikit terpengaruh aura suram dari tempat ini kkkkk", canda Baekhyun mengagetkan Jaehee.
"Eung? Eo...ne...haha...aku tidak memikirkannya kok haha", elak Jaehee terbata "Bagaimana keadaan Jimin?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"Lebih baik dari sebelumnya...oh perkenalkan, ini Yoojin noona ia baru saja 'datang'" Baekhyun memperkenalkan Yoojin pada Jahee.
"Annyeonghaseyo Moon Jaehee imnida", Jaehee memperkenalkan diri sambil membungkuk sopan.
"Annyeong...Han Yoojin imnida." Yoojin kemudian terdiam. Ia ingat bahwa Yoonjae pernah bercerita tentang adanya dimensi lain yang hidup di sekitar kehidupan nyata mereka. Saat ia mendengar hal itu, semua hanya seperti lelucon bocah tak sehat yang belum bisa membedakan fantasy dengan kehidupan dalam arti yang sebenarnya. Ia terdiam. Menyadari betapa saat itu ia sangat menentang ucapan Yoonjae. Namun kenyataan berkata lain. Kini ia.. kakinya sendiri memasuki suatu dunia yang tak ia kenali meski tempat didalam dunia itu sangat tak asing baginya. "Goo Yoonjae.. psh pabo" gumam Yoojin.
"Jogiyo?"
"Ah...haha...aniyo...gwenchana", ujar Yoojin canggung.
"Ah..guraeyo", gumam Jaehee.
"Aku ingin berkeliling di tempat ini sejenak", ujar Yoojin bergegas kembali ke luar.
"Ah chakkamanyo! Mereka memberitahuku bahwa kau tidak boleh sembarang keluar dari perpustakaan. Di luar sana banyak yang akan mengintaimu dan berusaha membunuhmu", ujar Jaehee mengingatkan.
"Ah jincha? baiklah...aku akan berkeliling di perpustakaan ini saja ...terima kasih sudah mengingatkanku" Yoojin membungkuk sopan.
***
Yoojin kemudian berkeliling di sekitar perpustakaan yang telah berubah menjadi layaknya sebuah basecamp. "Kehidupan macam apa yang menanti ku ditempat ini?" Gumamnya. Ia kemudian menghampiri beberapa rak buku dan melihat-lihat beberapa judul buku hingga matanya menangkap sebuah benda bersinar yang terletak di antara rak-rak buku tersebut. Yoojin menghampiri sinar itu yang rupanya datang dari sebuah buku. "Ini....", ia kemudian mengambil buku itu dan membuka halamannya. Seketika cahaya silau menerpa wajahnya. Yoojin refleks menutup matanya karena cahaya itu begitu menusuk. Tak lama kemudian sinar itu redup dan sesuatu terjatuh dari dalam buku. Yoojin berjongkok untuk mengambil benda tersebut. Perhatian Yoojin terpatri pada benda yang di lihatnya.
"Akan sangat lucu kalau kau benar-benar memilikinya kkkk"
"Dwesseo..~ Goo Yoonjae"
"Aigooo Uri Yoojinie.. hahaha"
"Yoojinnie noona!", Yoojin mendengar suara Baekhyun sedang mencarinya. Ia segera memasukkan benda itu ke dalam sakunya. "Apa yang kau lakukan di situ?", tanya Baekhyun ketika melihat Yoojin tengah berjongkok sambil memegangi sebuah buku.
"Aniyo....aku sedang baca-baca buku saja kkk~"
"Geuronikkayo....aku sudah menyiapkan kasur lipat untukmu...kau akan tidur di sebelah Taehyung ne?"
"Taehyung? nugu?"
"Ah....kau belum mengenalnya sepertinya. Si anak berambut entah kuning entah orange yang wajahnya menyebalkan...dia adik dari Jaehee", ujar Baekhyun.
Yoojin teringat memang ada satu anak yang berambut cerah yang sebelumnya mengikuti Baekhyun, Kyungsoo dan Jimin ketika mereka menyambangi unit kesehatan untuk mengobati Jimin. "Ah....anak yang tadi mengikutimu itu? yang kau suruh kembali ke perpustakaan untuk mengabari yang lain?"
"Ne noona!"
"Arasseo...gomapta"
"Ne...istirahatlah..hari sudah malam...aku benci sekali jika malam hari tiba kkk~" ujar Baekhyun.
“Wae? Apa akan ada sesuatu yang terjadi jika malam datang?”, Tanya Yoojin hati-hati.
“Karena malam biasanya identic dengan kegelapan………banyak sesuatu yang tak terduga terjadi saat malam hari. Itu sebabnya orangtua selalu mengingatkan anaknya agar tak pulang terlalu larut saat malam hari bukankah begitu? Sama halnya seperti di sini….saat malam datang, ada baiknya kita tetap tinggal di dalam karena sesuatu yang tak terduga bisa saja terjadi”, ujar Baekhyun berputar-putar. Ia kemudian sedikit mendekat pada Yoojin lalu berbisik. “Sebaiknya kau lebih waspada saat malam datang…Noona”
“Ah..g-gurae”, ujar Yoojin.
“Kalau begitu aku tidur dulu! Yang lain sudah tidur…Selamat malam Noona!”, ujar Baekhyun bergegas pergi dari hadapan Yoojin.
"Ne...aku akan segera menyusul" Ujar Yoojin. Baekhyun pun berlalu dari hadapannya. “Apa yang dibicarakannya? Aku tak mengerti”, gumam Yoojin. Ia kemudian merogoh sakunya lagi dan kembali memperhatikan benda tersebut. "Kurasa aku mulai menyesal tak pernah mendengarkan cerita gila Yoonjae.. hhf~~" Gumam Yoojin sekali lagi.
Yoojin berjalan memasuki toilet wanita yang memang kebetulan juga terdapat di dalam perpustakaan. "Ckckck.. Bayangkan kalau di dalam perpustakaan tak ada kamar mandi, dan kami hanya bisa menetap di perpustakaan seperti sekarang?", ujarnya. Ia membuka pintu kamar mandi lalu memasukinya. Terdapat dua pintu lagi di dalam kamar mandi, dan berjejer tiga wastafel di bagian depan. Yoojin berdiri di depan salah satunya, menatap bayangan dirinya dalam cermin. Suara air mengalir terdengar dari salah satu pintu, tanda seseorang ada di dalam sana.
Clekkk tak lama, pintu terbuka. Seorang yeoja lain keluar dari dalam sana. Ia terperangah melihat bayangan Yoojin dari cermin, begitu juga dengan Yoojin. Yoojin menoleh dan mendapati sosok yeoja itu.
Ekspresi teperangah itu hanya sesaat saja. Yeoja yang tak lain adalah Yichan itu kembali ke ekpresi datarnya yang khas. Ia melangkah santai sampai di samping Yoojin. "Hey doctorr~"
Dahi Yoojin mengerut tak percaya. Bahkan cara anak ini memanggil Yoojin sudah tak asing didengarnya. "Kau yakin kalau kau dan Lee Sehun bukan anak kembar?"
"Siapa Lee Sehun?"
"Jangan pura-pura hilang ingatan, nanti kau hilang ingatan sungguhan" Yoojin menepuk pundak YiChan sambil berlalu memasuki pintu kamar mandi yang sebelumnya digunakan Yichan.
Yichan masih bertanya-tanya soal namja yang dimaksud Yoojin. "Siapa Lee Sehun?" Tanya Yichan pada dirinya sendiri. Ia berucap datar setelahnya "Jangan-jangan dokter genit yang selalu bersamanya itu… menyeramkan"
***
NEXT 5 DAYS
Meski telah lima hari berlalu semenjak kedatangannya kesana, Yoojin masih sedikit sulit untuk menyesuaikan diri dengan anak lain. Tak seperti kebayakan anak disana yang dapat akrab dalam waktu cepat. Hal ini membuat anak-anak lain menjadi canggung terhadapnya. Seharian ini Yoojin tak terlihat. Ia menghabiskan waktunya diantara rak-rak buku yang berjejer rapi di perpustakaan. Sementara anak-anak lain berkumpul di sekitar tempat tidur mereka. Berbincang, makan, dan melakukan hal lainnya bersama.
"Ya Moon Taehyung! Panggil Yoojin noona sana!", Perintah Baekhyun pada Taehyung yang belum juga berhenti mengunyah permen jelly. Seakan tak memiliki telinga, Taehyung acuh terhadap perintah Baekhyun. Merespon dengan jawaban pun tidak. "YA!!", Teriak Baekhyun meninggi.
"Isssh.. Hyung panggil saja sendiri sana! Kau menyuruhku terus! Jaehee saja, biarpun ia menyebalkan, tapi ia tak pernah mneyuruh-nyuruhku seperti itu", Respon Taehyun cuek.
"Neo Jincha", Baekhyun mengangkat tangannya seolah ingin memukul Taehyung.
"Aku bukan membelanya, tapi kau kan bisa memanggil Yoojin eonnie sendiri Baekhyun-ah…sejak kemarin kau hanya terus menyuruh orang saja", Tanggap Myungeun dengan tatapan menyelidik kearah Baekhyun. Taehyung mengangguk-angguk mengiyakan ucapan Myungeun.
***
Yeoja itu berjalan dengan posisi berjongkok. Ia memunguti satu persatu buku miliknya. Di sekelilingnya hampir seluruh siswa teman sekelasnya berdiri berjejer, menatap sinis ke arahnya. Yeoja itu sudah berjalan hampir satu meter jauhnya dengan posisi yang sama. Ia mulai lelah dan sedikit menaikkan posisi tubuhnya, tapi.. BRUKKKK... kaki salah seorang siswa mendarat sempurna tepat diatas tubuhnya dan sukses menekannya hingga ia jatuh. "Hikss.." Hanya rintihan pelan yang terdengar darinya.
"SUDAH KAMI KATAKAN KAU TAK BOLEH BERDIRI!", Bentak siswa lain walau sebenarnya yeoja tadi hanya sedikit ingin meluruskan pinggangnya yang sudah lelah, bukan ingin berdiri.
"Cepat kembali berjongkok!! Atau buku-buku mu akan ku bakar!", Bentak anak lain. Beberapa siswi kini menginjak buku milik yeoja tersebut. Yeoja itu terpaksa menurut karena ia tidak ingin kehilangan buku-buku sekolahnya. "Ahahahaha" Tawa puas siswa siswi kelas itu memenuhi ruangan.
"Kau pikir menerima anak narapidana semudah membalik telapak tangan huh!"
"Jangan berlagak menderita begitu.. orang tua mu seorang pembunuh, siapa yang menjamin anaknya tidak menjadi pembunuh juga hahahah"
"Ia bahkan lahir di dalam penjara"
Yeoja itu mengepalkan tangannya, ia ingin melakukan sesuatu, namun apa daya? Ia sendiri dan terdapat lebih dari 20 anak di dalam kelas itu bersatu membully dirinya. "Wae neo... Waee hhh~~ Hiksss.. semua ini karena diri mu! Semua ini karena kesalahan mu.. AARRGGH!!", Erangnya dalam hati.
BRUKKK!! Pintu kelas terbuka paksa. Tiga orang guru segera memasuki kelas tersebut "KALIAN SEMUA IKUT KE RUANG GURU.. SEKARANG!", Perintah tegas salah satu guru yang ditakuti membuat mereka. Satu persatu siswa mengikuti langkah guru mereka. Kaki-kaki mereka sempat menendang yeoja tak berdaya itu sambil melangkah keluar.
Kelas sudah mulai kosong, seorang namja kecil memasuki kelas itu, ia berlari ke arah yeoja yang kini masih berjongkok ketakutan. "Noona!” ,Dipeluknya yeoja yang tak lain adalah kakaknya itu.
Namja lain muncul dari balik pintu. Ia menghampiri kakak beradik itu. Di elusnya pelan kepala sang yeoja. "Gwenchanayo?" Tanya sang namja.
"Hyung.. mengapa mereka selalu melakukan hal ini pada noona? tidak adil.. apa salah noona ku pada mereka hyung?!", Tanya adik dari sang yeoja.
"Aniya.. tak ada yang salah darinya.. Mereka hanya..."
***
Srukk.. srukk! "Hoiii.." Sentuhan-sentuhan jari telunjuk itu terasa semakin kuat menekan pipi seorang yeoja. "HEY DOCTOR~~"
"AAHHHH", Yoojin tersadar. Ia melihat heran Yichan di hadapannya "Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Yoojin.
"Hey doctor ~ Seharusnya aku yang bertanya, untuk apa kau tidur disini?" Tanya Yichan balik. "Kau belum makan sejak pagi tadi. Waktu makan malam hampir tiba sebentar lagi. Anak-anak lain sedang menyiapkan makan malam.. kau harus cepat. Akan ada dua bocah ganas yang akan menghabiskan makanan mu jika kau tidak segera kesana"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 3rd 2014
09.53 AM
"Hyung... Noon pasti akan menyukai bunga yang kita belikan ini ya hyung", Namja berusia 13 tahun itu bertanya pada namja disampingnya. Usia keduanya hanya terpaut 2 tahun saja. Namja berusia lebih tua mengangguk.
Namja berusia lebih muda menyembunyikan bunga ditangannya ketika diseberang jalan sana ia lihat sosok sang noona. Sebuah senyum tergambar di wajahnya.
"Goo Yoonjae", Namja lebih tua bernama Yoonjae menoleh ke belakang. Seorang teman wanitanya memanggilnya.
"Yoojin-ah?", Ia berbalik untuk menyapa Yoojin. "Kau belum pulang juga? kupikir kau sudah pulang sejak tadi" Ujar Yoonjae.
"Psh ~ ", Yoojin menyerahkan buku milik Yoonjae. "Kau berjanji akan menemui ku untuk mengambil buku catatan mu, tapi sepertinya kau melupakannya" Yoojin memperhatikan yeoja yang berdiri diseberang jalan. "Gwenchana aku mengerti" Ujarnya paham betul alasan Yoonjae melupakan janjinya.
Lampu lalu lintas belum berubah warna, namun namja yang tadi berdiri bersama Yoonjae sudah berlari terburu-buru untuk menghampiri sang kakak karena jalanan sudah sepi. Yoojin melihat lebih dulu, karena posisi Yoonjae membelakangi anak itu "YOONJAE ANAK ITU!!!" Pekik Yoojin.
Tepat disaat Yoonjae berbalik, Sebuah mobil melaju kencang dari arah kanan anak itu. Tanpa pikir panjang Yoonjae berlari mengejar adik dari yeoja yang dicintainya itu.
BRRRRUKKKKKKK!!
"YOONJAE ANDWEEE!!!"
***
"Hei doctorrrrr~ !!!!", Sentuhan-sentuhan jari telunjuk itu terasa semakin kuat menekan tangan seorang namja. "HEY DOCTOR~~"
"YOOJIN-AH!"
Sehun menjauh ketika Yoonjae berteriak. Teriakan Yoonjae juga menyita perhatian semua orang yang berada di dalam ruangan tak cukup cahaya berukuran cukup besar itu. Keringat Yoonjae mengucur akibat mimpi buruk yang baru saja di dapatnya. Melihat betapa ia mengganggu ketenangan. Ia segera berdiri lalu membungkuk kepada orang-orang disana "Jwesonghabnida.."
"Kkkkkkk”, Sehun terkekeh. Yoonjae meliriknya gusar. Ia segera duduk kembali dengan wajah tertekuk. "Hey doctor~ kkkk kau tidur disaat penting begini. Kau harus hati-hati, bisa jadi disaat kau tertidur, ajuma itu menculik mu seperti ia menculik anak-anak lain kkkkk"
"Kau tidak bisa berhenti tertawa? Serius lah sedikit hufh~"
Sehun tertawa semakin keras, namun ia segera menutup mulutnya sambil tetap tertawa agar suara tak keluar dari mulutnya terlalu keras. "Kkkkk Aku mengantuk setiap kali aku berusaha serius dokter kkkk"
"Psh~", Pandangan Yoonjae berpendar. Ia bisa gila kalau hanya berhadapan dengan namja macam Sehun. Matanya tertarik pada sosok Yaeji dan Jungkook, yang duduk tak jauh dari mereka.
Jungkook memeluk erat bahu sang noona dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya diletakkan di atas kepala Yaeji sambil terus mengelus kepala Yaeji yang masih ketakutan.
Sekilas Yoonjae merasa tetap ada yang janggal dari keduanya, sejak pertama kali ia bertemu mereka hingga detik ini. Tanpa ia sadari ia mendengarkan pembicaraan kedua kakak beradik itu.
"Noona, kenapa noona diam saja? Noona takut?"
"Aniyo.. aku.. ingin ke kamar kecil" Ujar Yaeji.
"Kenapa noona tidak bilang dari tadi? Cepat sanaa noona ke kamar mandi! jangan sampai noona buang air kecil disini kkkk", Canda Jungkook seraya mengacak-acak rambut noonanya itu.
"Aku takut ajuma itu akan.."
"Wae? Ia sudah terikat sekarang, Minhyuk ssaem berada di depannya bgitu. Ia tidak akan pergi kemana-mana" Jelas Jungkook. Ia lalu tersenyum kecil, "Arasseoyo.. noona ingin ku antar?" Tanya Jungkook dijawab dengan anggukan oleh Yaeji. Mereka berdua pun bangkit, Tangan Yaeji mencengkaram kuat lengan Jungkook seakan tak ingin lepas. "Ssaem.."
Minhyuk menoleh ketika Jungkook memanggilnya, "Ne jungkook-ah?"
"Aku ingin mengantar Yaeji noona ke toilet sebentar, nanti kami akan kembali lagi" Pamit Jungkook.
"Ne.. kalian harus kembali secepatnya ara?"
"Jungkook-ah", Siyou ikut berdiri. Ia meminta izin juga untuk ikut bersama mereka. "Boleh aku.. ikut?", Tanya Siyou pelan. Joonmyeon di sampingnya langsung ikut angkat bicara. "Biar aku mengantar kalian juga" Ujarnya.
"Aniya Oppa.. gwenchanayo. Lagipula jangan sampai terlalu banyak yang pergi. Nanti akan berbahaya...", Pandangan Siyou terpaku pada sosok sang ajuma yang kini terikat pada sebuah kursi tepat di hadapan Minhyuk.
*FLASHBACK*
March, 3rd 2014
09.33 AM
"Bibi.. kumohon jangan melakukan hal ini.. apapun yang mendasari mu melakukannya.. kumohon.." Pinta Yaeji ketakutan. Yeoja itu berbisik sesuatu ditelinga Yaeji. Sesuatu yang hanya Yaeji yang dapat mendengarnya.
Sunyi..
Seorangpun tak ada yang bersuara karena mereka tidak ingin hal buruk terjadi pada Yaeji. Jalanan saat itu juga begitu sepi. Tidak biasanya tak seorangpun berlalu lalang disana. Bahkan yeoja setengah baya itu berdiri di tengah jalanan dan Minhyuk, Jungkook serta Joonmyeon di sisi kirinya.
Tak.... Tak... Tak.... Sebuah gelang tiba tiba terlempar dari sisi kanan sang yeoja setengah baya. Yoonjae muncul dari gerbang Universitas bersama Sehun dan juga Siyou. Sang Yaeoja setengah baya membelalak hebat melihat gelang tersebut.
"Just kill ker... Maka pemilik gelang itu juga akan mati", ujar Yoonjae mengancam. Mendengar ancaman Yoonjae, sang yeoja setengah baya langsung menjatuhkan pisaunya.
Minhyuk melihat celah untuk menyelamatkan Yaeji. Nampak sang yeoja setengah baya dalam keadaan shock. DDDRUUKKK... Ditariknya tangan Yaeji cepat, lalu didorong nya yeoja setengah baya itu. Dari sisi kiri dan kanan, baik Joonmyeon, Jungkook dan juga Sehun segera berlari dan mengepung yeoja setengah baya tersebut.
"Jangan sakiti bibi itu..!", Pekik Yaeji tiba-tiba. "Ia.. sedang sakit", lanjut Yaeji. Yaeji menatap harap Minhyuk. Minhyuk mengerti dan memberikan perintah pada anak lain untuk tak memperlakukan yeoja itu seperti penjahat.
"Jangan sakiti dia yaedeura”
"Ne ssaem", Jawab mereka patuh. Jungkook dan Sehun membantu yeoja itu berdiri perlahan. Sementara Joonmyeon menahan tangan sang yeoja setengah baya.
"Ssaem, lalu harus kita apakan Ajuma ini?", Tanya Joonmyeon. "Kita tidak bisa membiarkannya bebas juga bukan?"
Minhyuk berfikir beberapa saat, lalu menjawab. "Bawa dia ke gudang belakang. Kita memerlukannya. Bagaimana pun ia pasti mengetahui sesuatu", Jawab Minhyuk. Seulas senyum tergambar di wajah yeoja misterius itu.
***
"Eo? Bukankah itu Yaeji eonnie dengan namjachingu nya yang manis?", Ujar Soomin. "Eonnieee!!" Panggilnya, tapi tak didengar oleh Yaeji. "Eum wae?" Tanya Soomin bingung. Ia memutuskan untuk mengejar Yaeji. Ia berlari tak terlalu cepat mengikuti arah Yaeji berjalan dengan banyak orang disekitarnya.
Saat Soomin sedang berlari DDDUUKKKK.. ia bertabrakan dengan seorang namja bertubuh tinggi, mungkin lebih dari 180 cm tingginya. Tubuh Soomin terdorong kebelakang hingga ia terjatuh. Namja itu juga kaget sama hal nya dengan Soomin "Eoh Jweisonghamnida”
Seorang temannya membantu Soomin bangkit. "Ya Chanyeol-ah hati-hati!", Pekik namja itu sambil membantu Soomin. Ia membungkuk sopan saat Soomin telah berhasil berdiri "Annyeonghaseyo.. Kim Jongdae imnida, ini teman ku Park Chanyeol"
"Annyeonghaseyo Chanyeol imnida….aku benar-benar minta maaf"
"A.. aniyo.. gwenchanayo, ini juga salah ku", Soomin menggerak-gerakkan telapak tangannya di depan dada, memberi signal ini bukan kesalahan mereka sepenuhnya. "Aku mengejar teman ku kesana tadi, jadi tidak melihat kalian juga.. Aku juga minta maaf”
"Eo? Kau mengejar teman mu? Chakam.. bukankah kau.."Jongdae menunjuk Soomin, ia ingat pernah bertemu dengan Soomin. "Kau teman sekamarnya Yaeji yang tadi bukan?", tebak Jongdae.
Soomin menepuk keningnya, "Ah.. Oppa yang tadi menarik Yaeji eonnie matchyo?.. ne.. aku teman Yaeji eonnie dan tadi aku ingin mencarinya"
"Kau melihat Yaeji? Dimana dia?" Tanya Jongdae.
"Disana.. tadi aku melihatnya bersama beberapa orang menuju gudang belakang sana" Tunjuk Soomin.
*END FLASHBACK*
"Kau pergilah temani mereka.. Jungkook juga masih kecil, kalau ada apa-apa bagaimana nanti", Seru Yoonjae menyela pembicaraan Siyou dan Joonmyeon. "Disini masih ramai orang", Jongdae dan Chanyeol juga mengangguk mengiyakan ucapan Yoonjae.
Lagi-lagi kejadian kecil semacam ini membuat Sehun terkekeh tak jelas. "Lagipula untuk apa juga ramai-ramai seperti orang arisan begini kkkkk", TAKKK! "Ouch!" Ia mendapat sebuah jitakan dari Yoonjae.
"Bukan waktunya untuk bersenang-senang" Seru Yoonjae.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Jaehee memendam wajahnya pada salah satu kursi perpustakaan didekat toilet, posisi duduknya terlihat tak tenang. “Awwh….Ottokhae?”, rintihnya pelan.
Myungeun menatapnya penuh tanya "Jaehee-ah, kau kenapa?" Tanya Myungeun.
"Mereka lama sekali aish…apha", rintih Jaehee.
"Eum? nugu"
"Pagi-pagi begini kau tahu kan aku harus mengeluarkan ini.. aaahh ~ Baeapha", rintih Jaehee memegangi perutnya. "Sudah satu jam Yichan belum keluar juga dari kamar mandi, jangan-jangan dia tidur disana. Didalam juga ada Yoojin eonnie.. jadi kamar mandi penuh, eottokhe.. aku tidak tahan lagi"
"Gunakan kamar mandi pria saja", Jawab Myungeun enteng.
"Mworago?!", Pekik Jaehee.
"Wae? Jimin dan Taehyung sudah mandi, Kyungsoo juga sudah..dan itu", Clekk! Myungeun menunjuk pintu kamar mandi pria, dimana Baekhyun baru saja keluar dari sana. "Baekhyun juga sudah selesai"
Baekhyun cengar cengir (?) begitu ditunjuk oleh Myungeun. "Wae~~? Kalian para yeoja sedang membicarakan ku? Apa aku kelihatan sexy dengan rambut basah begini?", Ia menyentuh rambutnya lalu bergaya ala photomodel.
"AHH SHIKEUREO!”, Jaehee segera mendorong Baekhyun hingga terjatuh kesamping, ia buru-buru masuk ke kamar mandi pria. Dibantingnya pintu kamar mandi karena ia sudah benar-benar tidak tahan.
"Ya Moon Jaehee! Aish jincha! Ia merusak citraku saja sebagai pria tampan pagi ini...heol", gerutu Baekhyun. Ia kemudian melirik Myungeun yang berdiri tak jauh darinya. "Arghh...tanganku sakit aaww...", ujarnya berakting kesakitan. Baekhyun yang sebelumnya jatuh dengan tragis memasang puppy eyes, menatap Myungeun. "Myungeun-ah bangunkan aku..", Ia mengulurkan tangannya berharap Myungeun akan meraih tangan itu.
Nyatanya Myungeun hanya menjulurkan lidahnya lalu membuang muka sambil tertawa "Shireo Kkkk :p" Ujarnya sambil tertawa.
Baekhyun tersenyum tipis. Ia berdiri sendiri akhirnya dan Melangkah ringan, kemudian duduk di samping Myungeun sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. "Kkkk" Tawanya. "Lucu"
"Apa?"
"Kalau bukan karena kita sama-sama tersesat ditempat ini.. mungkin selamanya kita akan kaku seperti dulu" , ujar Baekhyun. "Aku ingat sekali setiap kali kau bertemu aku ataupun Kyungsoo juga teman sekamar ku yang lain, kau hanya akan diam dan membungkuk kaku ke arah kami, meski Jaehyung hyung sudah mendorong-dorong mu agar kau lebih santai di dekat kami"
Gurat senyum tipis itu juga kini tergambar jelas di wajah Myungeun. "Kau benar.. dulu.. mungkin juga masih hingga saat ini, aku sedikit malu untuk membuka diri pada orang-orang yang baru ku temui. Sejak dulu kau itu.. adalah namja paling sok dekat dengan ku dibandingkan Kyungsoo, Chanyeol ataupun Jongdae.. kau selalu membuat ku merasa risih..kkk Tapi saat ini, sepertinya aku harus berterimakasih pada mu. Karena... kalau bukan karena sikap sok kenal mu itu aku akan tetap sulit membuka diri ku disini, sementara.. aku bisa saja mati jika aku terus seperti itu.. Gomapta."
Tok Tok.. Seseorang mengetok salah satu rak buku, membuat Baekhyun dan Myungeun mengalihkan perhatian mereka padanya. Keduanya melihat Jimin disana "Hyung... noona, apa aku menganggu?" Tanya Jimin sopan.
"He? mwo? aniya! wae Jimin-ah?" Tanya Baekhyun balik.
"Kyungsoo Hyung meminta ku menyampaikan pada kalian untuk mencari makanan. Ia sudah menyuruh Taehyung, tapi Taehyung bilang sedang sibuk.. Aku dan Kyungsoo hyung juga ingin pergi mengambil obat-obatan ke ruang kesehatan..", Jelas Jimin.
"Araseo..", Baekhyun menepuk pundak Myungeun. "Kkaja Myungeun-ah"
"A.. tapi, aku sedang menjaga kamar mandi.. Jaehee ada didalam. Aku takut kalian lupa dan masuk ke dalam", Tunjuk Myungeun ke kamar mandi pria.
"Gwenchanayo noona. Aku dan Kyungsoo hyung juga akan pergi. Kalaupun Taehyung masuk ke sana, mereka kan kakak beradik . Lagipula ada pintu sekat juga di dalam" Ujar Jimin.
***
Yichan berbaring di kasur lipatnya setelah mandi. Yoojin juga berada disana sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Kyungsoo melirik Taehyung yang masih sibuk membaca komik dipojok ruangan. "Kau tidak ingin ikut?" Tanya Kyungsoo.
"No.. Hyung dengan jimin saja" Jawab Taehyung lantang.
"Jimin belum benar-benar sehat.. lebih baik jika kau.."
"Gwenchanayo~ Jimin juga bosan pasti di dalam terus selama ia sakit", ujar Taehyung memotong ucapan Kyungsoo dengan santai. "Biar aku jaga anak-anak wanita saja" Alasannya.
Kyungsoo menghela nafas, mencoba bersabar. Jimin menarik tangan Kyungsoo. "Tak apa hyung, aku sudah baikan.. bertengkar dengan Taehyung tak akan ada habisnya" Bisik Jimin.
"Baiklah.. Tunggu sebentar aku ingin ke kamar kecil sebentar" Ujar Kyungsoo.
Jimin merasa ada sesuatu yang harus ia katakan.. namun sebelum ia mengatakannya.... "Jimin-ah ilowabwa", Ia dipanggil Oleh Taehyung dan begitu saja melupakan apa yang harus ia ucapkan.
"Ne..?" Tanya Jimin seraya menghampiri Taehyung dan membiarkan Kyungsoo melangkah menuju kamar kecil.
***
"Ahh akhirnya" Ungkap Jaehee lega. Karena merasa Myungeun menjaga di luar, Jahee ingin sekaligus mandi agar menyingkat waktu dibanding harus pindah ke kamar mandi sebelahnya lagi. Namun tiba-tiba Jahee mendengar banyak suara di luar.
"Yeoja tadi cantik sekali., caranya berjalan membuat pikiran kotor ku bergrilia"
"Eissshh Bukankah pikiran mu memang kotor terus hahah"
"Hahahah.. Maja.. ia selalu begitu"
" Kalian juga sama saja"
"Hahahaha"
"Hahaha"
"Siapa itu? Seperti bukan suara Taehyung, Jimin, Baekhyun atau Kyungsoo", gumam Jahee. Ia segera memakai lengkap kembali seluruh pakaian. Ia lalu mengintip dari celah sekat ruang kamar mandi tempatnya berada. "Omo!", Ia terkejut ketika matanya melihat sekumpulan namja yang tak dikenalnya berada di sana. Sebagian dari mereka juga sedang buang air kecil. "Eotthokhe? B... bagaimana mereka bisa berada disini?" Ujar Jaehee panik.
"Tenang Moon Jaehee.. tenang..", Jaehee menarik dan membuang nafasnya. Dikenakannya handuk untuk menutupi rambutnya. "Aku harus keluar dari sini", Ia kemudian sadar ia hanya mengenakan T-shirt putih tipis dengan celana tidur pendek diatas lutut. "Chakam.. mereka pasti akan sadar aku yeoja.. awwh~ Eotthokhe"
***
Sepi menyengat di sekitar kamar mandi. Seperti biasa rak-rak serta buku-buku disana hanya membisu seolah tak memberi harapan sedikitpun. Tangan Kyungsoo memegang handle pintu. Entah mengapa pikirannya merasa tak enak. Mendadak terlintas dalam pikirannya: "Kapan aku bisa kembali? Sampai kapan aku akan berada di tempat ini?" Helaan nafasnya terasa begitu berat.
Kyungsoo menggeleng dan menampar-nampar kecil pipinya. Ia tidak bisa kehilangan harapan seperti ini. Ia harus yakin ia bisa keluar dari tempat itu suatu hari nanti, meski sudah hampir delapan bulan ia berada di sana tanpa tanda-tanda adanya perubahan.
Tiba-Tiba...
Pintu kamar mandi terbuka keluar. Kyungsoo refleks melangkah mundur saat pintu itu hampir menyambar wajahnya. Belum cukup waktunya berfikir apa yang terjadi. Sosok Jaehee muncul dari balik pintu dan berlari ke arahnya hingga.. BRUKKKKKKK.....
Jaehee mendarat sempurna di lantai beralaskan tubuh kecil Kyungsoo di bawahnya. "Ughhh!", rintih Kyungsoo. "Bikyeo..", Ucap Kyungsoo pelan menjaga nada bicaranya, meski tangannya sudah mengepal kesal.
Jaehee dalam keadaan panik tidak mendengar suara pelan Kyungsoo itu. "Neo.. Do Kyungsoo? DO Kyungsoo? DO KYUNGSOO!!! AAHHHHHH~~ DDAENGIDA", Seru Jaehee keras sekali. Ia belum bangkit satu cm pun dari atas tubuh Kyungsoo. "Kyungsoo-ya. Kyungsoo apa yang terjadi.. apa yang terjadi?!", Tanya Jaehee tidak jelas.
"Apa yang terjadi? Kau bertanya padaku?", gumamnya. menggerutu menahan remuk tubuhnya yang tertindih Jaehee. "Bikyeo...", Peringatan itu diberikan sekali lagi oleh Kyungsoo. Kyungsoo mulai menyerah.. Jahee terlihat sangat panic. Ia berfikir mungkin Jahee melihat sesuatu. Ia kembali menahan nafas, ia juga harus tenang untuk menenangkan orang lain. "Wae gurae?"
"Kyungsoo-ya.. baru saja aku...", Ucapan Jaehee terhenti. Ia mengangkat wajahnya dan melihat namja itu terbaring di bawahnya. "M-Mwohae?", ia tak menyadari sejak tadi ia menindih tubuh namja itu.
"Mwohae katamu?!", gerutu Kyungsoo. Kyungsoo menyentuh punggung Jaehee dengan tangan kirinya, sementara tangan kananya menyentuh lantai sebagai penopang tubuhnya.
Mendadak sentuhan tangan Kyungsoo membuat blank otak Jaehee. Kyungsoo memberi sedikit dorongan dengan tangan kanannya agar bisa terbangun sekaligus menyingkirkan Jaehee dari tubuhnya. "Ah...apha", rintinhnya sambil menyentuh punggungnya sendiri. "Ya", gerutunya pada Jaehee.
"M-Mwo?", tanya Jaehee yang masih berusaha mencerna apa yang terjadi. Kyungsoo melirik ke arah pundaknya sendiri di mana tangan Jaehee masih menyentuh pundak Kyungsoo. "J-Jweisonghamnida!", serunya sambil segera meyingkirkan tangannya sendiri dari pundak Kyungsoo dan segera bergegas mundur setelahnya.
Kyungsoo berdiri dan berjalan melihat keadaan didalam kamar mandi. "Apa yang terjadi?" Tanya Kyungsoo.
"A.. aku..", Jaehee yang masih terduduk dilantai belum sembuh (?) dari shock yang dialaminya. Kyungsoo bersandar pada dinding disamping kamar mandi, menunggu Jaehee menjawab pertanyaannya. Jaehee membuang muka menghindari tatapan mata langsung dengan Kyungsoo. "Aku.. melihat sekumpulan siswa di dalam kamar mandi tadi. Mereka menyadari aku yeoja dan mengejarku, karena itu aku terburu-buru berlari keluar"
Kyungsoo tak berkata apapun. Ia hanya segera menarik dirinya masuk ke dalam kamar mandi, membuka setiap pintu dan memperhatikan setiap sisi kamar mandi. Namun hasilnya nihil. Kyungsoo kembali keluar setelahnya. "Eobseo" Jawabnya singkat.
"Aku tak berbohong!”, Bantah Jaehee. Kyungsoo kembali menatap tajam Jaehee. Membuat Jaehee merasa terhakimi. "Aku benar-benar tak berboh-“, Ucapan Jaehee kembali terputus saat Kyungsoo mengulurkan tangannya.
"Kau masih betah duduk dilantai seperti itu?", Tanya Kyungsoo datar. "Ireona"
Jaehee menggapai tangan Kyungsoo, lalu bangun dengan bantuan tangan itu. "Aku sungguh tidak berbohong", Bela Jaehee untuk dirinya setelah ia berdiri.
"Aku juga tidak menuduh mu", Jawab Kyungsoo datar. Ia berlalu melewati samping Jaehee. Lalu terhenti saat keduanya sudah saling memunggungi. "Apapun bisa terjadi disini. Jangan lagi gunakan kamar mandi pria. Setidaknya kalau hal semacam tadi terjadi lagi, kau tidak akan ketakutan ..", ucap Kyungsoo menasehati. "Aku dan Jimin akan pergi sebentar. Kau jaga adik mu dan yang lain", Kyungsoo melanjutkan langkahnya setelah mengucapkan hal tersebut.
Jaehee berbalik, ia memperhatikan sosok Kyungsoo yang mulai menjauh "Ne" Jawabnya pelan dan memang juga tak akan didengar oleh Kyungsoo.
☆*:.。. o)o .。.:*☆